Share

Bab 748

Penulis: Arif
Biantara tampak kebingungan, dia melirik Wira sekilas dan berujar, "Dari dulu, wanita nggak pernah memegang kekuasaan. Ini aturan yang diturunkan oleh leluhur. Wira, kamu begitu pintar. Apa kamu nggak tahu masalah akan timbul kalau wanita yang memegang kekuasaan?"

Wira langsung tertawa setelah mendengar perkataan Biantara. Sebenarnya, hal ini tidak bisa disamaratakan. Selain para pria yang memang tidak berkompeten, belum tentu pria bisa mengendalikan kekuasaan lebih baik daripada wanita.

Wira yang berasal dari kehidupan modern tentu tahu bahwa pria dan wanita itu setara. Bukan hanya itu, bahkan posisi wanita lebih tinggi dari pria. Umumnya, para wanita yang mengelola keuangan di dalam keluarga. Jika ingin menjalani kehidupan yang baik, seorang pria harus menuruti kehendak istrinya.

Hal seperti ini menjadi pilihan sebagian besar pria. Mereka menyerahkan gaji dan keuangan mereka kepada sang istri. Kehidupan mereka mungkin tidak sempurna, tapi yang pasti tidak buruk. Tentu saja, itu masih
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 749

    Biantara tidak ingin pergi karena Wira. "Apa kamu masih ingat saat kamu datang mengunjungi makamku?" tanya Biantara dengan tiba-tiba. Wira tertegun, lalu menimpali, "Hah? Bagaimana kamu tahu? Jangan-jangan ... kamu juga ada di sana?" Wira tidak menyangka dia bisa bertemu dengan Biantara secara kebetulan.Biantara mengangguk sambil tersenyum, lalu berucap, "Benar. Aku ada di sana. Aku juga sudah mendengar semua yang kamu ucapkan. Jujur saja, aku nggak pernah menyangka kamu akan datang ke makamku. Orang lain pasti senang karena sudah menyingkirkan lawannya, tapi aku malah melihat kamu merasa kehilangan!"Biantara menatap Wira dan mengungkapkan seluruh isi hatinya di bawah pengaruh bir.Wira mengangguk sembari menyahut, "Aku memang merasa kehilangan. Biantara, aku ingin mengatakan ini lagi. Aku menang karena posisi yang menguntungkan! Bisa dibilang situasi dan kondisi mendukung. Dengan bantuan Giandra dan Raja Kresna, kami baru bisa mengalahkanmu dan Raja Ararya. Meskipun aku menang, ak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 750

    Biantara berlutut di tanah dengan bersungguh-sungguh. Melihat ini, Wira langsung tertawa, lalu berkata, "Cepat berdiri. Kamu nggak perlu begini."Wira paling membenci melihat orang berlutut padanya. Dia berpikir bahwa semua manusia itu setara, tidak ada perbedaan antara orang yang berkedudukan tinggi dan rendah. Oleh sebab itu, orang lain tidak perlu berlutut padanya. Terlebih lagi, ada beberapa hal yang hanya perlu diketahui saja. Cukup dengan memahami tanpa harus mengatakannya. Setelah itu, Wira membantu Biantara berdiri dengan senang dan berucap, "Ingat, aku bukan tuanmu. Aku adalah temanmu dan rekan seperjuanganmu. Nggak ada seorang pun di dunia ini yang menjadi tuanmu. Mulai sekarang, kamu cukup panggil aku Wira saja. Mengerti?"Ucapan Wira membuat Biantara makin takjub. "Itu nggak cukup sopan. Aku akan memanggilmu Tuan Wahyudi saja!" timpal Biantara sembari tersenyum. Wira sama sekali tidak keberatan. Dia pun mengangguk seraya berkata, "Biantara, sekarang sudah nggak ada yang h

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 751

    Wira berkata sambil terkekeh-kekeh, "Begitu datang, kamu sudah memberiku hadiah pertemuan. Ini benar-benar mengejutkan. Coba katakan, apa rencanamu?"Biantara memikirkannya sejenak sebelum berkata, "Wira, apa kamu tahu siapa orang dengan keterampilan bela diri terhebat di Kerajaan Agrel?""Nggak tahu," sahut Wira sambil menggeleng.Biantara berujar perlahan, "Di istana Kerajaan Agrel, ada orang misterius yang sangat kuat. Bisa dibilang, dia itu orang dengan kekuatan tempur terhebat di kerajaan ini. Tentu saja, yang ingin aku kubahas bukan dia, tapi orang lain.""Selain orang itu, ada seseorang bernama Gideon yang merupakan pengikut Raja Byakta. Kudengar pria ini direkrut dari luar oleh Raja Byakta dan identitasnya masih menjadi misteri. Nggak ada yang tahu dari mana asalnya, tapi teknik pedangnya adalah yang terbaik kedua di Kerajaan Agrel.""Yang ketiga itu Dwipangga, pengikut Raja Ararya. Tempo hari, orang-orang yang kalian kirim bisa ditanganinya sendirian. Tujuh orang itu berhasil

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 752

    Ibu kota Kerajaan Agrel ini cukup makmur. Wira belum pernah ke ibu kota Kerajaan Nuala, tetapi keadaannya seharusnya tidak jauh berbeda. Wira, Danu, dan Mandra mulai berkeliling. Biarpun menyebutnya jalan-jalan, nyatanya Wira bukan berkeliling tanpa tujuan. Dia pergi ke beberapa tempat-tempat bagus, bertemu banyak tuan muda dan sesekali mengobrol ringan dengan mereka.Sudah hampir tengah hari saat mereka pulang ke penginapan. Biantara yang menghilang sepanjang pagi pun telah kembali. Keduanya saling menyapa dengan senyuman. Kemudian, Wira berkata, "Sini kuperkenalkan, ini Mandra dan Danu. Mereka berdua adalah orang-orang kepercayaanku."Mendengar itu, Biantara buru-buru mengepalkan tinju tanda hormat seraya berujar, "Aku sudah lama dengar kalau ada banyak master di sisi Wira. Benar saja, kalian tampak luar biasa."Biantara pada dasarnya adalah orang yang mahir bergaul, meskipun terkadang kejam, dia juga berhati tulus. Danu dan Mandra tidak berani mengabaikannya. Bagaimanapun, orang itu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 753

    Mendengar itu, Danu dan Mandra hanya bisa mengangguk. Ucapan Biantara memang masuk akal."Tapi, Kak Wira sudah punya dua istri!" ujar Danu sambil mengerjap.Biantara segera mengibaskan tangannya dan berkata, "Wajar saja seorang pria memiliki beberapa istri. Apalagi, kalau orangnya itu Wira. Memangnya kalian nggak tahu ambisi Wira? Dewina juga wanita yang berpendidikan tinggi dan sangat cerdas. Dinilai dari kualifikasinya, dia bisa menjadi istri yang baik untuk Wira! Apa kalian tega menghalangi cinta mereka?"Begitu kata-kata ini terlontar, Danu dan Mandra akhirnya mengangguk paham."Biantara, kata-katamu ada benarnya!" ujar Danu buru-buru."Iya, untung kamu bilang. Kalau nggak, kami nggak akan menyadarinya!" timpal Mandra."Yah, wajar kalau kalian berdua nggak kepikiran hal ini. Ke depannya, kalian harus lebih memperhatikannya. Oke, kita bicarakan masalah lainnya. Danu, Mandra, siapa di antara kalian berdua yang paling jago dalam berpedang? Fisik siapa yang lebih kuat?" tanya Biantara.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 754

    Sementara Biantara menceritakan rencananya pada Danu dan Mandra, Dewina dan Wira juga sedang berbincang di ruang kerja."Wira, boleh aku tahu alasanmu mencariku? Jangan-jangan kamu mau menyatakan cinta, ya?" kata Dewina sambil tersenyum. Dia mengerucutkan bibirnya, lalu mulai terkekeh-kekeh."Bukan, ada masalah serius yang ingin kudiskusikan denganmu," sahut Wira buru-buru."Masalah serius? Ngomong-ngomong, kenapa hanya kita berdua di sini? Dulu, selalu ada dua penjaga di depan pintumu," balas Dewina.Mendengar itu, Wira sontak tertegun. Dia bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Danu dan Mandra. Namun, setelah memikirkannya, dia langsung paham. Biantara seharusnya sudah bertindak sesuai rencana."Mereka sedang ada urusan. Aku memintamu ke sini karena aku ingin meminta bantuanmu," ungkap Wira tanpa basa-basi.Dewina seketika mengulum senyum dan berkata, "Wira, katakan saja langsung kalau kamu punya perintah. Kurang pantas kalau kamu terlalu formal begitu. Bagaimanapun, kita berdua su

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 755

    Di sisi lain, Dewina menawan sekaligus sedikit ceria. Kedua kualitas yang saling bertentangan ini dimiliki Dewina, membuatnya sangat menggoda.Wira menarik napas dalam-dalam, lalu buru-buru berkata, "Nona Dewina, sebaiknya kamu nggak melakukan ini di depanku. Pengendalian diriku nggak sebagus itu."Dewina sontak terkekeh-kekeh sambil menutupi bibirnya. Kemudian, dia berkata, "Sudah, aku pergi dulu. Sampai jumpa besok."Dewina keluar dari pintu bertepatan dengan Biantara dan yang lainnya masuk. Melihat penampilan berantakan wanita itu, Danu dan Mandra langsung tercengang. Sebaliknya, Biantara hanya tersenyum tipis.Setelah Dewina pergi, Danu berseru, "Astaga, ternyata benar! Biantara, ucapanmu sama sekali nggak salah!"Biantara berkata bangga, "Sudah pasti. Penilaianku ini akurat lho!"Saat ini, Wira yang keluar dari ruang kerja langsung melihat ekspresi aneh ketiga orang itu.Wira tertegun sejenak, tetapi sebelum dia sempat bicara, Biantara sudah menangkupkan tinjunya dan berujar, "Wir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 756

    Segala sesuatu sudah diatur dengan baik. Keesokan malam, Wira muncul di Restoran Sentosa. Selain Wira, ada pula Dewina, Mandra, dan pelayan pribadi Dewina. Orang-orang ini memesan semeja berisi hidangan lezat di Restoran Sentosa."Makan dulu, setelah itu baru bertindak," ujar Wira sambil terkekeh-kekeh. Dia pun mulai makan.Restoran Sentosa ini layak menyandang reputasi sebagai restoran terbaik di Kerajaan Agrel. Semua hidangannya benar-benar enak."Oke," sahut Dewina sambil tersenyum. Dia juga menyantap makanan dengan hati gembira.Pada saat itu, seseorang mengetuk pintu dua kali dengan pelan. Wira tersenyum, lalu menatap Dewina seraya berkata, "Orangnya sudah datang, sekarang semua tergantung padamu."Dewina segera mengangguk, lalu melangkah keluar.Saat ini, Gilang datang bersama dua anak buahnya untuk makan. Beberapa hari terakhir, dia selalu datang ke sini. Bukan karena dia sangat menyukai makanan di Restoran Sentosa, tetapi karena dia tengah gundah. Ayahnya ingin memberontak, tet

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2962

    "Terima kasih, Nona Wendi. Kamu ini memang sangat hebat. Kalau obat penyembuh luka ini dijual, pasti akan ada banyak orang dari wilayah barat sampai ke Provinsi Yonggu yang ingin membelinya," kata Dwija dengan segera.Sebelum bergabung dengan Gedung Nomor Satu, Dwija selalu berkelana di dunia persilatan dan sudah melihat banyak obat yang luar biasa. Namun, ini pertama kalinya dia merasakan obat yang memiliki efek yang begitu luar biasa. Sungguh luar biasa!Namun, Wendi tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya mengiakan perkataan Dwija dengan tenang dan terus mengamati Agha yang sedang bertarung.Saat Wira dan yang lainnya sedang berbicara, Agha tetap terus bertarung dengan Saka. Mereka saling menyerang dan bertahan dengan sengit. Untungnya, dia juga bukan orang biasa, kekuatannya tentu saja tidak boleh diremehkan. Meskipun senjatanya tidak begitu cocok, dia tetap melawan musuhnya dengan luar biasa.Sebaliknya, Saka memang masih bisa menahan serangan Agha, tetapi dia tahu jelas kekuatannya m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2961

    "Kita tetap harus membuat mereka tunduk dulu. Lagi pula, aku juga sudah lama nggak berduel dengan orang lain. Hari ini adalah kesempatan yang baik untuk meregangkan otot-ototku," jawab Saka sambil tersenyum sinis dan langsung berada di hadapan Agha.Tak lama kemudian, dia menarik pedangnya dan langsung menyerang kepala Agha. Jika terkena serangan itu, Agha pasti akan mati atau terluka parah.Agha segera mengangkat kedua paling ke atas kepala dan bersiap menahan serangan Saka.Terdengar suara yang nyaring saat kedua senjata berbenturan dan keduanya juga langsung mundur dua langkah."Jenderal Saka ini memang hebat, bahkan Agha pun terpaksa mundur beberapa langkah. Sepertinya, gelar orang terkuat di wilayah barat ini memang bukan omong kosong. Kalau dia nggak kuat, mungkin sekarang tubuhnya sudah hancur berkeping-keping," kata Wira dengan tenang.Wira tadi terus mengamati pertarungan kedua pria itu, sehingga dia tahu Agha tidak menahan dirinya dan langsung mengeluarkan serangan mematikan.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2960

    Jika terkena serangan itu, Dwija pasti akan langsung mati. Namun, karena pertarungan sebelumnya, lengannya sudah tidak bisa diangkat lagi dan kecepatannya juga berkurang banyak. Selain itu, pedangnya juga terlempar agak jauh, mustahil baginya untuk menahan serangan ini.Saat pedangnya hampir mengenai tenggorokan Dwija, Saka malah menghentikan langkahnya. Dia menatap Wira dengan dingin dan berkata dengan tenang, "Kemampuan anak buahmu ternyata hanya begitu. Awalnya aku pikir dia sangat hebat. Ternyata sudah menyergap pun, dia tetap nggak bisa melukaiku.""Sepertinya, kalian hanya bisa menindas orang seperti kakakku saja. Kalau melawan kami, hasil akhirnya kalian juga tetap sama."Melihat ekspresi Saka yang meremehkan, Wira sangat ingin mengeluarkan pistolnya dan langsung menembak Saka. Saka sudah bersekongkol dengan orang seperti Yasa, berarti Saka ini juga bukan orang baik dan tentu saja tidak boleh dibiarkan hidup lebih lama. Namun, jika dia membunuh Saka, mereka akan kehilangan pelin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2959

    "Bagus sekali. Sepertinya kamu cukup hebat. Kalau begitu, biar aku lihat seberapa hebat kemampuanmu," kata Saka yang tertawa, bukannya marah. Dia menghunus pedangnya dan segera bertarung dengan Dwija."Aku juga ingin melihat seberapa hebat kemampuan kalian," kata Dwija.Para prajurit tetap mengelilingi Wira dan kelompoknya, sama sekali tidak memedulikan Dwija. Bahkan para wakil jenderal yang berdiri di belakang Dwija juga tidak bergerak. Terdengar beberapa komentar dari kerumunan itu."Anak ini ternyata ingin menantang Jenderal. Kalau tahu begitu, kita nggak perlu repot-repot menggunakan begitu banyak trik.""Jenderal tentu saja akan memberinya kesempatan itu.""Kekuatan Jenderal nggak tertandingi. Bahkan di seluruh wilayah barat ini, nggak ada yang bisa menandinginya.""Orang ini benar-benar nggak tahu diri. Cari masalah sendiri.""Mereka sudah menyakiti kakaknya, mana mungkin Jenderal akan melepaskan mereka begitu saja. Sekarang kebetulan dia bisa memberi mereka pelajaran."Namun, Wi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2958

    Sejak Wira membawa mereka ke wilayah barat, Agha dan Dwija sudah tahu perjalanan ini akan sangat berbahaya. Jika tidak memiliki tekad yang kuat, mereka tidak mungkin mengikuti Wira sampai sejauh ini. Begitu juga dengan Wendi."Kamu memang berani dan cerdik, hampir saja berhasil menipuku. Tapi, apa benar kita nggak punya dendam? Kamu mungkin nggak mengenalku, tapi aku kenal kamu. Kamu nggak mungkin sudah melupakan Tuan Yasa yang baru saja mati di tanganmu secepat ini, 'kan? Kelihatannya kamu masih muda, harusnya ingatanmu nggak seburuk itu," kata Saka sambil perlahan-lahan mendekati Wira.Sementara itu, wakil jenderal itu juga sudah kembali berdiri di belakang Saka.Wira akhirnya mengerti apa yang sudah terjadi, ternyata semua ini karena dia sudah menyinggung Yasa. Sebelumnya, dia masih tidak mengerti mengapa Yasa yang begitu tidak berlogika itu bisa berkuasa di tempat itu begitu lama. Apakah tidak ada orang di Provinsi Tengah yang sanggup melawan Yasa? Mengapa pejabat di sana juga tida

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2957

    "Api unggun ini masih hangat, berarti mereka masih belum pergi terlalu lama. Kita juga datang dengan menunggang kuda, mereka mungkin sudah menyadari kedatangan kita. Tapi, meskipun mereka hebat, mereka juga nggak mungkin bisa berlari secepat itu. Mana mungkin nggak ada jejak mereka di sekitar sini," kata pria itu.Pria itu terus berjalan mondar-mandir dan sesekali mengetuk kepalanya sendiri, entah apa yang sedang dipikirkannya.Semua orang berdiri dengan rapi di belakang pria itu. Kelihatan jelas, mereka sudah dilatih secara profesional dan pasti adalah pasukan elite di wilayah barat. Namun, alasan mereka tiba-tiba datang ke sini masih menjadi misteri dan ini juga yang masih dipikirkan Wira.Namun, Wira merasa sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal ini. Prioritas mereka sekarang adalah mencari cara untuk melarikan diri dari sana secepat mungkin. Ini adalah keputusan terbaik."Jenderal, kami menemukan beberapa mayat di sini dan pakaian mereka sudah dilepas. Sepertinya mereka adalah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2956

    Sementara itu, Dwija yang berdiri di samping menyilangkan tangannya dan berkata, "Masih perlu dipikirkan lagi? Ini pasti ulah guru agung di samping Senia itu. Sekarang kita sudah datang ke wilayah barat ini, ini adalah wilayah kekuasaannya. Setelah tiba di sini, kita tentu saja selalu berada di bawah kendalinya. Kalau benar-benar dia yang bersembunyi di balik ini, situasi kita benar-benar buruk."Wira tidak mengatakan apa-apa, tetapi apa yang dikatakan Dwija memang benar. Jika keadaannya memang demikian, situasi mereka benar-benar buruk. Setiap langkah mereka selanjutnya akan penuh dengan hambatan dan berada di bawah kendali Panji.Agha tiba-tiba berkata, "Kak Wira, sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal itu. Bukankah kita sebaiknya memikirkan cara untuk keluar dari situasi ini? Orang-orang ini dilengkapi dengan senjata dan mengenakan zirah juga. Kalau kita melawan mereka, takutnya ...."Meskipun biasanya Agha adalah pria tangguh yang suka langsung berkelahi dengan orang lain, buk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2955

    "Kak Wira, sepertinya ada orang yang datang," kata Agha yang berdiri terlebih dahulu dan menatap ke kejauhan."Kenapa tiba-tiba ada begitu banyak orang yang datang ke tempat terpencil seperti ini? Dilihat dari cara mereka, sepertinya mereka mau berkelahi. Jangan-jangan di wilayah barat ini juga sering terjadi perang?" kata Wira dengan ekspresi serius, lalu segera bangkit dan menatap orang-orang yang terus mendekat itu.Sulit untuk melihat dengan jelas berapa banyak orang yang datang karena jaraknya masih cukup jauh. Namun, didengar dari suara langkah kuda, bisa ditebak jumlah orang yang datang pasti banyak.Melihat semua itu, ekspresi Wira langsung berubah dan secara refleks mundur beberapa langkah. Dia melihat orang-orang di sampingnya dan segera berkata, "Sekarang kita masih nggak tahu maksud kedatangan mereka, sebaiknya kita sembunyi dulu. Mungkin saja mereka bukan datang untuk mencari kita."Semua orang langsung menganggukkan kepala. Menghadapi kerumunan seperti itu, mereka tentu s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2954

    Menjelang fajar, Wira dan yang lainnya baru berhenti untuk beristirahat. Mereka membuat api unggun dan memanggang hasil buruan."Kak Wira, orang-orang ini benar-benar misterius. Mereka sampai tinggal di tempat terpencil seperti ini. Apa mereka sama sekali nggak berhubungan dengan orang luar? Bagaimana mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari?" tanya Agha sambil menikmati daging buruannya.Setahu Agha, orang yang biasanya memiliki kemampuan luar biasa tidak akan memilih tinggal di tempat seperti ini, orang itu pasti akan menunjukkan kehebatannya. Bukan hanya untuk membuktikan kemampuannya, tetapi untuk meningkatkan kualitas hidupnya juga.Agha tidak mengerti mengapa orang-orang dari Lembah Duka ini memilih untuk tinggal di sini. Dengan kemampuan mereka, mereka bisa berkuasa ke mana pun mereka pergi.Wira malah tersenyum dan berkata, "Orang yang benar-benar bijak biasanya memilih untuk tinggal di tempat terpencil seperti ini dan menenangkan diri. Reputasi dan kekayaan sudah nggak berarti ba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status