Kepala Keluarga Wilianto memang ingin menekan Wira. Namun, dia meminta orang untuk mencari tahu tentang situasi militer terlebih dahulu karena takut menyinggung Panglima Yudha.Panglima Yudha sangat menghormati Wira. Jadi, Kepala Keluarga Wilianto tidak berani mengambil risiko. Bagaimanapun, Yudha adalah perwira garang yang telah membunuh banyak prajurit bangsa Agrel. Entah apa yang bisa dilakukan Yudha jika membuatnya kesal.Kepala Keluarga Cipto, Jambali, dan Suwanto mengernyit. Mereka juga mengkhawatirkan hal ini. Akan tetapi, keluarga mereka sudah bekerja sama sejak lama. Mereka baru datang bersama-sama hari ini karena dipanggil Banyu.Banyu mendengkus, lalu berkata, "Aku tahu kalian semua mengkhawatirkan Panglima Yudha, tapi apa kalian tahu tentang posisi Panglima Yudha yang canggung di pemerintahan?"Keempat kepala keluarga mendesak, "Banyu, nggak perlu bertele-tele lagi!"Banyu berujar dengan sinis, "Terakhir kali, setelah Yudha membunuh Raja Tanuwi dan mengalahkan bangsa Agrel,
Dian mengerutkan dahi. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa keluarga bangsawan ini begitu sombong."Aku mau lihat kalian berani berbuat apa padaku!" kata Wira. Dia berjalan masuk ke ruang tamu, lalu melirik kelima kepala keluarga bangsawan itu. Wajahnya tampak garang.Pada saat berperang, pemerintah mengeluarkan uang. Para pria dari kalangan rakyat biasa mengorbankan dirinya untuk berpartisipasi dalam perang. Sementara itu, keluarga bangsawan ini kabur pada saat-saat genting.Setelah perbatasan tenang, keluarga-keluarga bangsawan ini ingin kembali berbisnis. Namun, mereka tidak bersedia mengeluarkan uang.Keluarga bangsawan ini ingin menguasai semua keuntungan, tetapi tidak mau berkorban. Ini adalah sifat para pebisnis. Mereka hanya mementingkan keuntungan dan tidak peduli dengan keadilan.Keempat kepala keluarga menatap Wira. Pandangan mereka penuh dengan amarah dan penghinaan. Seorang pecundang seperti Wira berani mempermainkan lima keluarga bangsawan. Wira sama sekali tidak menghar
Alhasil, sekarang sepertinya ada yang tidak beres. Wira menyipitkan matanya seraya berkata dengan dingin, "Kalau sudah selesai, cepat pulang. Kalian harus makan dan minum sepuasnya!"Raut wajah Banyu tampak muram. Dia berujar, "Apa maksudmu? Kamu jangan nggak tahu diri! Asalkan kami mengeluarkan uang, Panglima Yudha dan Farhan akan dipindahtugaskan.""Semua pejabat di kota sudah kamu singgung karena masalah properti. Kamu nggak bisa tinggal di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu lagi. Asalkan kami memberi perintah, kamu pasti akan diusir," lanjut Banyu.Keempat kepala keluarga tampak galak. Kenapa Wira masih belum menyetujuinya padahal Banyu sudah mengatakannya dengan sangat jelas?Wira membalas dengan ekspresi muram, "Mengusirku? Sepertinya, kalian belum tahu situasinya. Pengawal, tangkap mereka semua dan serahkan pada Letnan Jenderal Herdian di markas militer."Sekelompok tentara senior Pasukan Zirah Hitam bergegas masuk, lalu memelintir lengan kelima orang itu dan hendak membawa mereka k
Pemerintahan bukanlah tempat untuk menentukan mana yang benar dan salah. Raja tidak mungkin melepaskan mereka jika terbukti ada sejumlah uang perak yang mereka terima dan alasan yang valid.Takutnya, Raja akan langsung memberi perintah untuk memusnahkan 9 generasi keluarga mereka, lalu kekayaan mereka akan disita dan dikirim ke ibu kota kerajaan.Wajah Banyu pucat pasi, tetapi dia berteriak seraya menggeleng, "Aku nggak percaya jenderal di markas militer mau mendengar perintahmu dan membantumu melawan kami!"Keempat kepala keluarga mengangguk, ini adalah harapan terakhir mereka. Kemudian, Rudi yang menahan Banyu menampar Banyu 2 kali sambil memarahi, "Dasar berengsek! Nanti kamu akan tahu. Kamu pikir siapa yang memenangkan peperangan ini?""Tuan Wahyudi mendesain misil tiga busur yang menembak mati Raja Tanuwi. Dia juga mengadakan pertemuan propaganda untuk membujuk puluhan ribu pasukan pembelot. Dia membakar 30.000 pasukan infanteri bangsa Agrel dan membentuk formasi kerbau api. Tanpa
Di markas militer, meja sudah disiapkan. Yudha, Herdian, Basuki, dan Chandra sudah menunggu sambil melihat ke pintu markas. Ekspresi mereka terlihat cemas.Dekret kerajaan sudah sampai di luar kota. Sebentar lagi, dekret itu akan sampai di markas militer. Setelah mendapat kabar, mereka segera mengabari Wira, tetapi dia tidak kunjung datang. Mereka semua terus berkomentar."Sudah 2 jam, kenapa Tuan Wahyudi belum datang? Kasim yang menyampaikan dekret hampir sampai!""Gawat kalau Tuan Wahyudi melewatkan dekret pemberian gelar!""Menurutmu, kali ini pemerintah akan memberi Tuan Wahyudi gelar dan jabatan apa?""Setelah menembak mati Raja Tanuwi dan mengalahkan 100.000 kavaleri bangsa Agrel, setidaknya dia akan mendapatkan gelar Amangkurat."Tiba-tiba, terdengar suara yang nyaring. "Dekret kerajaan sampai!"Sekelompok kuda bergegas masuk ke markas militer. Orang yang memimpin adalah kasim yang menyampaikan dekret. Ekspresi pengawal kerajaan tampak serius."Siap!" seru Yudha yang gembira dan
Seluruh prajurit pembelot berdiri dengan ketakutan!Kasim pengirim pesan melanjutkan, "Untungnya, ada Amangkurat Yudha yang memohon belas kasihan untuk kalian. Kalian juga berjasa dalam pertempuran besar. Jadi, aku akan memberikan pengampunan untuk kesalahan kalian. Untuk sementara waktu, kalian tetap bertugaslah dalam militer. Jenderal akan menentukan tanggal pembebasan pakaian militer dan mengembalikan kalian ke tempat asal.""Terima kasih atas pengampunan Raja!" Semua prajurit pembelot tampak menangis. Wira ternyata tidak berbohong. Setelah memenangkan pertempuran besar, Raja memang akan mengampuni mereka.Usai menyimpan dekret kerajaan, kasim pengirim pesan tampak mengepalkan tangannya. Dia berkata sambil tersenyum, "Selamat, Amangkurat Yudha. Kamu dianugerahi gelar kebangsawanan Amangkurat!""Terima kasih, Kasim!" ucap Yudha. Kemudian, dia mengernyit seraya berkata, "Apakah isi dekret sudah selesai dibacakan?" Kasim pengirim pesan mengulurkan tangannya sambil menjawab, "Sudah."La
Koin perunggu, uang perak, uang emas, dan uang kertas langsung diangkut dalam jumlah besar ke rumah Wira menggunakan gerobak!Dengan modal rendah 3 miliar gabak, Wira telah menjual sebagian besar dari asetnya dengan keuntungan 40 hingga 50 kali lipat, yang melebihi ratusan miliar gabak. Masih ada banyak aset yang tersisa.Wira bisa dikatakan kaya mendadak. Kekayaan ini menjadikan Wira sebagai orang terkaya di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu, bahkan bisa masuk dalam peringkat 100 teratas di Kerajaan Nuala.Selain itu, Wira telah menguasai seluruh kupon garam dan kutipan garam di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu untuk tahun depan. Wira meminjamkan uang kepada pekerja di Tambak Garam Fica agar mereka dapat kembali memproduksi garam.Wira juga telah membuat peralatan yang dapat digunakan untuk menggali sumur sedalam 1.000 meter, lalu diam-diam memberikannya kepada Wisnu dan adik-adiknya! Kini, Tambak Garam Fica telah sepenuhnya berada di bawah kendali Wira!Target Wira datang ke Kota Pusat Pe
Farhan, sang prefektur baru dari Kota Pusat Pemerintahan Jagabu, telah tiba di Kediaman Darmadi. Dia langsung memberikan penghormatan besar kepada Wira seraya berkata, "Tuan Wahyudi, terima kasih banyak telah mengalahkan bangsa Agrel. Berkatmu, aku juga diangkat menjadi prefektur di sini."Wakil prefektur Kota Pusat Pemerintahan Jagabu memiliki peringkat resmi sebagai pejabat tingkat kelima, sementara prefektur adalah pejabat tingkat keempat. Farhan mengalami kenaikan satu tingkat!Meskipun hanya berbeda satu tingkat, kebanyakan pejabat butuh menghabiskan waktu 10 hingga 20 tahun untuk mencapainya! Saat ini, Farhan masih belum berusia 30 tahun, tetapi dia sudah mencapai posisi prefektur tingkat keempat.Setelah menunggu 10 atau 20 tahun lagi, atau mungkin memiliki prestasi politik, Farhan pasti akan naik ke tingkat ketiga. Naik ke tingkat tiga akan membawa perubahan besar dalam kehidupan seorang pejabat. Itu akan membawa mereka lebih dekat ke pusat kekuasaan.Wira memapah Farhan untuk
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m