Hanya saja ....Setelah tertawa dingin dua kali, Kresna duduk di samping dan menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri."Kenapa kamu tertawa? Apa ada masalah dengan rencanaku?" tanya Panji.Kresna langsung berkata, "Tentu saja ada beberapa masalah. Ini adalah kediaman jenderal dan kamu juga tahu ini tempat seperti apa. Bukan hanya Wira saja yang tinggal di sini, tapi pasukan elitenya juga. Karena Wira tinggal di sini, tempat ini sudah dipenuhi dengan jebakan.""Menurutmu, apa kita bisa membunuh seseorang di sini? Kalau kita benar-benar melakukannya, bukankah sama saja kamu terlalu meremehkan Wira?"Melakukan sesuatu di wilayah Wira adalah hal yang mustahil, ini adalah hal yang sama sekali tidak mungkin dilakukan.Mendengar perkataan itu, ekspresi Senia menjadi lebih serius dan jarinya mengetuk pelipisnya. Apa yang dipikirkan Kresna adalah hal yang dikhawatirkannya juga dan kenyataannya memang seperti itu. Tempat ini adalah wilayah Wira dan mereka juga tidak mungkin bisa menggeser
"Kamu nggak keberatan, 'kan?" tanya Panji sambil menyeringai dan menatap Kresna dengan dingin.Apa yang dikatakan Senia tadi memang hanya alasan belaka, dia memang menyandera seluruh keluarga Kresna. Hanya saja, mereka semua sedang dikurung di rumah mereka sendiri, tidak dibawa pergi. Namun, semua gerakan mereka di bawah pengawasan Senia.Jika Kresna menolak, akibatnya sudah bisa ditebak. Kenyataannya sudah jelas di depan mata, keputusan akhirnya tergantung pada pilihan Kresna sendiri."Kamu sedang mengancamku ya?" kata Kresna dengan dingin sambil mendekati Panji.Panji menggelengkan kepala dan tersenyum. Dia sama sekali tidak takut dengan tatapan Kresna yang penuh dengan niat membunuh, malahan berkata dengan santai, "Aku melakukan semua ini untuk meringankan beban Ratu, bukan untuk kepentingan pribadiku. Aku dan Doly nggak dekat, jadi dia nggak berarti apa-apa bagiku.""Meskipun dia benar-benar bergabung dengan kubu Wira, bukan hanya aku seorang saja yang terpengaruh. Ini akan memenga
"Tuan yang sudah menyelamatkan nyawaku dulu. Aku memang harusnya sudah mati, tapi aku bisa bertahan hidup sampai hari ini karena perlindungan Tuan dan bahkan mencapai posisi tinggi seperti ini. Mana mungkin aku melupakan kebaikan Tuan padaku, jadi aku harus melakukan sesuatu untuk Tuan. Keputusan sulit seperti ini, aku tentu saja harus membantu Tuan memutuskannya," kata Gina.Kresna hanya mengepalkan tangannya dan tidak mengatakan apa-apa karena sekarang hatinya terasa sangat sakit.Sementara itu, Senia dan Panji yang berdiri di samping tersenyum puas karena mereka sudah tahu hasilnya akan seperti ini. Benar-benar hubungan tuan dan bawahan yang membuat iri."Harus jaga dirimu baik-baik. Setelah berhasil, segera melarikan diri dan kembali ke wilayah tandus di utara. Selama bisa tiba di wilayah kita dan kekuatan dari Pasukan Bayangan juga, identitasmu nggak akan terungkap," kata Kresna sambil menggenggam tangan Gina.Sekarang Kresna hanya memiliki satu keinginan yaitu memastikan Gina tet
"Danu sudah mengirim orang untuk melindunginya, jadi kita nggak perlu khawatir," kata wira yang sudah menyerahkan urusan ini pada Danu. Ditambah lagi, ini adalah kediaman jenderal, semuanya sudah diatur oleh Danu. Melindungi seseorang di sini sebenarnya bukan hal yang sulit untuk dilakukan.Pada saat itu, pintu kamar tiba-tiba dibuka dan Danu masuk dengan ekspresi cemas. "Tuan, ada masalah ....""Apa maksudmu?" tanya Wira segera dengan ekspresi dingin.Danu mengernyitkan alis dan berkata, "Aku baru saja mendapat kabar bahwa terjadi sesuatu pada Doly. Tadi ada seseorang yang mencoba membunuhnya, tapi untung saja dia nggak terluka dan orang-orangku juga sudah mengejar si pembunuh itu."Swish!Ekspresi Wira langsung berubah. "Di mana Doly sekarang?""Dia masih tinggal di kamar yang sama, tapi aku sudah menempatkan penjaga di sekitarnya. Kali ini nggak akan ada masalah lagi," jawab Danu dengan segera. Tidak ada yang ingin melihat kejadian yang mendadak seperti ini."Bagaimanapun caranya, k
"Kalau Gina tertangkap Wira, keadaannya mungkin akan lebih menderita sepuluh atau bahkan seratus kali lipat dari sekarang. Aku juga nggak ingin orang yang berbakat seperti itu mati di tangan Wira, tapi sekarang kita hanya bisa terlepas dari kecurigaan dengan kematiannya. Meskipun tahu kita yang mengirimnya, Wira juga nggak akan berani datang menginterogasi tanpa bukti," kata Panji.Apa yang dikatakan Panji memang benar, Wira tidak akan berani datang menginterogasi mereka sebelum mendapatkan buktinya. Jika tidak, itu hanya akan memperburuk hubungan Wira dan Senia yang sudah canggung. Wira bukan orang bodoh dan selalu mempertimbangkan semua tindakannya dengan hati-hati, tentu saja tidak akan bertindak begitu nekat.Ini membuktikan bahwa Gina sudah terpojok karena Wira tidak akan melewatkan kesempatan yang begitu baik ini. Dia pasti akan menggunakan segala cara untuk menemukan Gina dan tidak akan membiarkannya melarikan diri. Pada akhirnya, hasilnya sudah bisa dipastikan."Sialan! Kalau b
"Memang Tuan Panji lebih cerdik. Bagaimana kalau Gina nggak bunuh diri dan inisiatif bernegosiasi dengan Wira? Kalau itu terjadi, posisi kita tetap akan buruk," kata Senia setelah merenungkannya."Nggak akan."Panji kembali menjelaskan, "Hubungan antara tuan dan bawahan ini jauh melampaui bayangan kita, jadi Gina nggak akan mengkhianati tuannya. Meskipun harus mempertaruhkan nyawanya, dia juga nggak akan membiarkan tuannya jatuh dalam situasi sulit. Kalau nggak, saat itu dia nggak akan menawarkan dirinya. Sekarang kita hanya perlu fokus bagaimana membunuh Doly, ini lebih penting."Jika tidak dimusnahkan, kelak Doly ini akan menjadi ancaman yang siap membahayakan mereka kapan pun. Dia pasti akan mengancam mereka karena dia memiliki peran yang sangat penting dalam rencana mereka dan dia juga tahu seluk-beluk tentang semua hal.Jika Doly membocorkan rahasia Panji dan Senia, mungkin seluruh dunia akan membenci Senia. Rencana mereka pun akan gagal dan bahkan menjadi musuh dari semua orang d
Sebelum bertindak, Panji masih perlu mempersiapkan beberapa hal agar bisa diam-diam membunuh Doly tanpa perlu muncul di kediaman jenderal. Ini adalah keahliannya juga.Senia yang berada di dalam kamar meregangkan pinggangnya, lalu tersenyum dengan puas dan berkata, "Kalau nggak ada Gurun Agung ini di sisiku, semuanya nggak mungkin akan selesai dengan begitu lancar. Dia benar-benar tangan kananku. Bisa mendapatkan bantuannya, benar-benar berkat dari leluhurku."Di sisi lain. Saat ini, Lucy dan yang lainnya sudah mulai bergerak dan sedang terus mencari jejak Gina. Tidak sampai dua jam, mereka sudah menemukan posisi Gina dan segera mengejarnya. Meskipun sudah melarikan diri dari kota Provinsi Yonggu, Gina tetap belum lolos dari pengawasan mereka.Saat terus berlari ke sebuah kuil rusak di luar kota, Gina sudah menghabiskan sebagian besar tenaganya. Untungnya, tidak ada yang mengejarnya sampai di sana. Begitu masuk ke dalam kuil itu, dia mengeluarkan makanan kering yang dibawanya dan seger
"Siapa?" Mendengar suara yang mendadak itu, Gina langsung mengangkat kepalanya dan segera bertanya ke arah luar. Setelah itu, terlihat seseorang yang perlahan-lahan masuk dan itu adalah Lucy. Ada banyak orang yang mengikut di belakang Lucy juga, semuanya itu adalah elite dari jaringan mata-mata.Jika hanya mengandalkan Danu, tentu saja agak sulit untuk segera menemukan Gina. Namun, jika menggunakan jaringan mata-mata, keberadaan Gina bisa dilacak dengan mudah meskipun Gina bersembunyi di ujung dunia. Inilah hal yang menakutkan dari jaringan mata-mata."Apa aku perlu memperkenalkan diri?" kata Lucy dengan tenang."Aku tahu siapa kamu. Kamu adalah wanita yang menggantikan Biantara, Lucy, 'kan? Sekarang kamu adalah tangan kanan Wira dan juga penanggung jawab dari jaringan mata-mata. Aku nggak salah, 'kan?" kata Gina sambil memegang belatinya, lalu langsung menendang meja yang menghalangi di depannya dan mulai perlahan-lahan mendekati Lucy.Pada saat seperti ini, Gina tidak mungkin untuk m
Hal ini membuat Wira merasa agak bingung. Namun, jika dipikirkan lagi, hal ini wajar juga. Lembah Duka mampu bertahan di wilayah barat tentu saja memiliki misterinya tersendiri.Selain itu, para penduduk biasa di wilayah barat sepertinya juga tidak begitu menyukai orang-orang dari Lembah Duka itu. Ini yang membuat tempat itu makin tertutup untuk menghindari masalah yang tidak diperlukan.Setelah mencari beberapa hari, Wira tetap saja tidak mendapatkan hasilnya.Di penginapan, Wira dan yang lainnya sedang duduk dan makan di lantai bawah."Kak Wira, masih belum ada kabar tentang Lembah Duka ya? Kita nggak bisa terus menunda waktu di sini saja, 'kan?" kata Agha sambil mengernyitkan alis. Tempat ini benar-benar sangat panas. Jika bukan karena ada urusan penting, dia tidak ingin tinggal lebih lama lagi di sini.Wira menyipitkan matanya dan perlahan-lahan berkata, "Kita bukan penduduk lokal, jadi memang nggak mudah untuk bergerak di sini. Aku sudah menghabiskan cukup banyak uang selama dua h
"Apa maksud dari perkataanmu ini? Apa Ratu berniat untuk merebut kekuasaan militerku? Selama ini, aku selalu menjaga wilayah timur dan nggak pernah ikut campur dalam urusan pemerintahan. Aku juga bukan musuhnya. Apa melaksanakan tugas dengan setia pun nggak cukup? Kenapa Ratu ingin merebut kekuasaan militerku?" kata Ararya.Begitu membahas tentang kekuasaan militer, Ararya langsung merasa cemas. Selama ada kekuasaan di tangannya, dia baru bisa melindungi dirinya. Jika dia benar-benar kehilangan kekuasaan militernya, mungkin kedudukannya di wilayah tandus di utara juga akan hilang. Dengan begitu, situasinya juga akan memburuk.Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan Senia. Begitu wanita itu menggila, tidak ada yang bisa menebak apa yang ada di dalam pikirannya.Melihat Ararya mulai cemas, Kresna melanjutkan, "Kamu pikir Senia adalah orang baik ya? Kita sama-sama tahu seperti apa wanita itu. Saat aku berada di Provinsi Yonggu, dia bahkan tega memanfaatkan keluargaku demi mengancamku.
Dulu, Ararya bisa dibilang penuh dengan ambisi. Dia sangat ingin menguasai seluruh wilayah utara, bahkan sempat melawan mereka.Hal ini juga membuat Senia terus memantaunya, merasa dia adalah sebuah ancaman yang harus diperhatikan.Namun, sekarang Ararya sudah menyadari bahwa Senia memiliki cara yang sangat kejam. Dia tidak bisa mengalahkan wanita itu.Ditambah lagi, kekuasaan yang dimiliki Senia jauh lebih besar dari miliknya. Sekalipun perang benar-benar terjadi, yang akan kalah sudah pasti dia.Oleh karena itu, kenapa dia harus melibatkan diri dalam kekacauan ini jika keadaan sudah kembali damai?"Kamu benaran berpikir begitu? Kamu nggak takut suatu hari nanti dia menyerangmu?" tanya Kresna langsung tanpa basa-basi."Jangan pernah lupa, Ratu memang masih sama seperti yang dulu. Untuk sementara waktu ini, dia nggak akan melawan kita.""Tapi, kamu nggak merasa Panji punya pengaruh besar di hadapan dia? Karena satu perkataan dari Panji, aku hampir kehilangan nyawaku di Provinsi Yonggu.
Jelas-jelas mereka melarikan diri dengan tergesa-gesa dan hampir mati, tetapi Panji masih bisa berbicara sesantai ini? Entah dari mana datangnya kepercayaan dirinya ini."Apa rencana selanjutnya?" Caraka tidak mengenal tempat ini. Sejak datang ke wilayah barat, dia hanya mengikuti perintah Panji. Tentu saja, ini juga berdasarkan perintah Senia. Dalam aksi kali ini, Panji yang memegang semua kendali!"Tentu saja ada rencana. Kita cari tempat untuk menginap. Wira dan lainnya mau ke Lembah Duka, 'kan? Kalau begitu, biar Wira mati di sana saja. Hanya saja, kali ini kita nggak perlu turun tangan ...."Sudut bibir Panji membentuk senyuman dingin. Dia menunjuk ke penginapan yang tidak jauh dari situ dan mengajak Caraka ke sana.Caraka tidak bertanya lebih lanjut. Dia semakin merasakan kelicikan Panji. Itu artinya, dia harus berhati-hati dalam bertindak.....Di wilayah utara, di istana Kresna.Saat ini, Kresna dan Ararya sedang duduk di paviliun sambil menyeduh teh. Pelayan di sekitar mundur
Saat ini, para prajurit baru tersadar kembali dan menyerbu ke arah Wira dan lainnya.Sayangnya, meskipun mereka adalah prajurit elite pilihan Caraka, mereka tidak mungkin bisa menghentikan kecepatan Agha dan Dwija.Agha adalah orang terkuat, sedangkan Dwija adalah pendekar terhebat. Ini adalah kombinasi yang tak terkalahkan.Sesaat kemudian, para prajurit pun tumbang. Semuanya terbunuh dengan satu serangan.Tentunya, orang-orang seperti ini tidak perlu dikasihani. Mereka telah lama mengikuti Caraka dan tangan mereka telah ternodai oleh darah. Sayangnya, selagi mereka bertarung, Panji dan Caraka berhasil melarikan diri."Kak, mereka berhasil lolos," ujar Agha yang berdiri di samping Wira dengan kesal.Wira menepuk bahunya sambil tersenyum. "Nggak apa-apa, semuanya sesuai dugaanku. Biarkan saja mereka. Kalau Panji bisa ditangkap semudah itu, justru aku bakal curiga."Agha menghela napas. "Padahal kita sudah hampir berhasil. Sayang sekali!"Wira menggeleng. "Kamu sudah lupa pada kemampuan
Sejak tadi, Wendi terus mengamati mereka. Segala sesuatu tidak luput dari pandangannya. Karena makhluk beracun itu terus melindungi matanya, Itu berarti kelemahannya terletak di mata. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk mengalahkan musuh!Wira mengangguk, lalu memasukkan tangannya ke saku untuk mengambil pistol.Hanya saja, sekarang Wira masih harus menunggu. Dia tidak boleh bertindak gegabah supaya musuh tidak berwaspada padanya. Serangan ini harus diam-diam dan mendadak!Sesaat kemudian, makhluk beracun itu meninju dada Agha, membuat Agha terpental. Saat berikutnya, Dwija langsung mengambil kesempatan untuk menyerang mata monster itu.Ketika Dwija hendak mengambil tindakan, Wira sontak berseru, "Minggir!"Dwija buru-buru menarik pedangnya dan mundur sepuluh langkah. Dia tiba di hadapan Agha dan memapahnya.Dor! Terdengar suara tembakan. Wira telah menarik pelatuknya dan pelurunya mengenai mata monster itu secara akurat!Seketika, makhluk beracun itu berhenti bergerak dan berlutut
"Aku rasa matanya terlihat sangat lemah. Kalian boleh coba serang matanya. Mungkin itu kelemahannya," ujar Wendi yang tatapannya tertuju pada mata makhluk beracun itu.Tubuh makhluk beracun itu dilapisi oleh zirah, ditambah lagi kekuatan fisiknya sangat mengerikan. Tentu sulit untuk menghancurkan pertahanannya. Jadi, kelemahannya mungkin bukan di tubuhnya. Matanya adalah kemungkinan terbesar.Hanya saja, Wendi tidak dapat memastikan spekulasinya untuk sekarang. Mereka harus bertarung untuk membuktikannya.Saat Agha dan Dwija hendak menyerang, Wendi berpesan, "Kalian harus akhiri pertempuran ini secepat mungkin. Kalau dia membuang-buang waktu kalian, kalian sebaiknya mundur.""Tubuh manusia punya batasan, sedangkan tubuh monster ini sudah melampaui manusia. Di beberapa aspek, dia nggak tergolong manusia lagi.""Kalau kalian nggak mengakhiri pertempuran dengan cepat, kalian sendiri yang bakal rugi."Agha dan Dwija bertatapan sesaat, lalu sama-sama mengangguk. Saat berikutnya, keduanya sa
Sebelumnya Agha menggunakan senjata, tetapi masih tidak bisa mengalahkan monster di depannya ini. Kini, dia harus bertarung dengan tangan kosong. Agha tidak punya keyakinan untuk menang.Namun, Wira berdiri tepat di belakangnya. Meskipun tidak bisa bertahan, Agha tetap harus melindungi Wira.Agha telah berjanji kepada Danu dan lainnya, sekalipun harus mengorbankan nyawanya, keselamatan Wira tetap harus terjamin. Dia tidak bisa membiarkan Wira berada dalam bahaya atau dirinya akan menjadi pendosa!"Kak, Kamu dan Wendi pergi saja dulu. Serahkan semuanya kepadaku dan Dwija. Kami pasti bisa melawan mereka. Setelah membereskan mereka, kami akan menyusul kalian," ucap Agha dengan tegas.Dwija menggenggam pedangnya dengan erat sambil mengangguk dengan tegas."Sebelumnya aku sudah dengar tentang kehebatan monster ini. Senjata sekalipun nggak bisa melukainya. Aku nggak percaya ada monster sehebat itu di dunia.""Sekarang, aku akhirnya punya kesempatan untuk melihatnya. Aku tentu harus bekerja s
"Selain kabut yang agak tebal, sepertinya nggak ada apa-apa di sini," ujar Agha sambil menggaruk kepalanya."Justru kabut di depan ini yang membuatku merasa ada yang nggak beres." Wendi mengernyit, lalu mengeluarkan sebuah botol porselen dari sakunya.Kemudian, dia segera mengeluarkan empat butir pil dari dalam. Setelah memakan sebutir, dia membagikan sisanya kepada mereka."Kabut ini beracun. Kalian cepat makan pil ini." ucap Wendi untuk memperingatkan.Tanpa ragu sedikit pun, Wira dan lainnya segera menelan pil itu.Wendi ahli dalam racun. Dia tentu bisa mendeteksi jika ada racun di kabut ini. Trik licik seperti ini tidak ada apa-apanya di hadapan Wendi.Ekspresi Wira menjadi sangat suram. "Ternyata ada orang yang ingin menghalangi jalan kita. Sepertinya jejak kita terdeteksi musuh."Saat berikutnya, terdengar tawa yang keras. Yang muncul di depan mereka tidak lain adalah Panji dan Caraka. Di belakang mereka terdapat banyak orang.Seiring dengan kemunculan mereka, kabut beracun itu p