Share

Bab 2800

Penulis: Arif
"Tapi, harus diakui kalau kita untung besar hari ini. Uang 5 miliar gabak ini bisa digunakan untuk memulihkan reputasimu!" ujar Lucy.

Danu termangu sejenak sebelum berkata, "Sekarang bencana alam sedang melanda. Uang ini tentu harus kita simpan untuk diri sendiri. Masa harus dibagikan kepada para korban bencana?"

Banjir merusak hasil panen. Takutnya, pada musim semi mendatang, mereka belum tentu bisa panen. Sudah seharusnya mereka mengutamakan kelangsungan hidup diri sendiri terlebih dahulu.

Wira melambaikan tangan dan berkata, "Kamu ini nggak berpikir panjang. Aku rasa yang dibilang Lucy masuk akal. Uang ini harus digunakan untuk menolong korban bencana. Kalau kita simpan semuanya, takutnya orang lain akan iri."

"Jangan lupa, yang ditimpa musibah bukan cuma kita, tapi juga dua kerajaan lainnya. Hubunganku dengan Osman memang cukup baik, tapi yang namanya manusia pasti bisa iri. Di dunia ini, nggak ada yang namanya teman sejati. Yang ada hanya keuntungan sejati."

"Kita harus realistis.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2801

    Kresna berpikir kata-kata Senia ini hanya alasan indah yang penuh kepalsuan saja. Trik ini mungkin bisa menipu orang lain, tetapi tidak akan bisa menipunya. Dia sudah mengenal Senia begitu lama, tentu saja sudah tahu Senia adalah orang yang seperti apa. Saat ini, apa yang dilakukan Senia ini semua hanya untuk memengaruhi hati orang lain saja.Namun, meskipun memahami alasan di balik semua ini, Kresna juga tidak ingin mengungkapkan kebohongan Senia ini."Jadi, di mana keluargaku sekarang?" tanya Kresna."Mereka tentu saja ada di rumah. Kalau nggak, kamu pikir mereka ada di mana?" kata Senia sambil tersenyum.Dilihat dari senyumannya yang polos, orang yang tidak mengenal Senia mungkin akan mengira apa yang dikatakannya itu nyata.Kresna mengepalkan tangannya dengan erat, mencoba untuk menenangkan amarah dalam hatinya karena melihat Senia yang terus berpura-pura.Namun, dalam situasi seperti ini, Kresna tidak memiliki pilihan lain selain menundukkan kepalanya. Meskipun tahu Senia sengaja

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2802

    Hanya saja ....Setelah tertawa dingin dua kali, Kresna duduk di samping dan menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri."Kenapa kamu tertawa? Apa ada masalah dengan rencanaku?" tanya Panji.Kresna langsung berkata, "Tentu saja ada beberapa masalah. Ini adalah kediaman jenderal dan kamu juga tahu ini tempat seperti apa. Bukan hanya Wira saja yang tinggal di sini, tapi pasukan elitenya juga. Karena Wira tinggal di sini, tempat ini sudah dipenuhi dengan jebakan.""Menurutmu, apa kita bisa membunuh seseorang di sini? Kalau kita benar-benar melakukannya, bukankah sama saja kamu terlalu meremehkan Wira?"Melakukan sesuatu di wilayah Wira adalah hal yang mustahil, ini adalah hal yang sama sekali tidak mungkin dilakukan.Mendengar perkataan itu, ekspresi Senia menjadi lebih serius dan jarinya mengetuk pelipisnya. Apa yang dipikirkan Kresna adalah hal yang dikhawatirkannya juga dan kenyataannya memang seperti itu. Tempat ini adalah wilayah Wira dan mereka juga tidak mungkin bisa menggeser

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2803

    "Kamu nggak keberatan, 'kan?" tanya Panji sambil menyeringai dan menatap Kresna dengan dingin.Apa yang dikatakan Senia tadi memang hanya alasan belaka, dia memang menyandera seluruh keluarga Kresna. Hanya saja, mereka semua sedang dikurung di rumah mereka sendiri, tidak dibawa pergi. Namun, semua gerakan mereka di bawah pengawasan Senia.Jika Kresna menolak, akibatnya sudah bisa ditebak. Kenyataannya sudah jelas di depan mata, keputusan akhirnya tergantung pada pilihan Kresna sendiri."Kamu sedang mengancamku ya?" kata Kresna dengan dingin sambil mendekati Panji.Panji menggelengkan kepala dan tersenyum. Dia sama sekali tidak takut dengan tatapan Kresna yang penuh dengan niat membunuh, malahan berkata dengan santai, "Aku melakukan semua ini untuk meringankan beban Ratu, bukan untuk kepentingan pribadiku. Aku dan Doly nggak dekat, jadi dia nggak berarti apa-apa bagiku.""Meskipun dia benar-benar bergabung dengan kubu Wira, bukan hanya aku seorang saja yang terpengaruh. Ini akan memenga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2804

    "Tuan yang sudah menyelamatkan nyawaku dulu. Aku memang harusnya sudah mati, tapi aku bisa bertahan hidup sampai hari ini karena perlindungan Tuan dan bahkan mencapai posisi tinggi seperti ini. Mana mungkin aku melupakan kebaikan Tuan padaku, jadi aku harus melakukan sesuatu untuk Tuan. Keputusan sulit seperti ini, aku tentu saja harus membantu Tuan memutuskannya," kata Gina.Kresna hanya mengepalkan tangannya dan tidak mengatakan apa-apa karena sekarang hatinya terasa sangat sakit.Sementara itu, Senia dan Panji yang berdiri di samping tersenyum puas karena mereka sudah tahu hasilnya akan seperti ini. Benar-benar hubungan tuan dan bawahan yang membuat iri."Harus jaga dirimu baik-baik. Setelah berhasil, segera melarikan diri dan kembali ke wilayah tandus di utara. Selama bisa tiba di wilayah kita dan kekuatan dari Pasukan Bayangan juga, identitasmu nggak akan terungkap," kata Kresna sambil menggenggam tangan Gina.Sekarang Kresna hanya memiliki satu keinginan yaitu memastikan Gina tet

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2805

    "Danu sudah mengirim orang untuk melindunginya, jadi kita nggak perlu khawatir," kata wira yang sudah menyerahkan urusan ini pada Danu. Ditambah lagi, ini adalah kediaman jenderal, semuanya sudah diatur oleh Danu. Melindungi seseorang di sini sebenarnya bukan hal yang sulit untuk dilakukan.Pada saat itu, pintu kamar tiba-tiba dibuka dan Danu masuk dengan ekspresi cemas. "Tuan, ada masalah ....""Apa maksudmu?" tanya Wira segera dengan ekspresi dingin.Danu mengernyitkan alis dan berkata, "Aku baru saja mendapat kabar bahwa terjadi sesuatu pada Doly. Tadi ada seseorang yang mencoba membunuhnya, tapi untung saja dia nggak terluka dan orang-orangku juga sudah mengejar si pembunuh itu."Swish!Ekspresi Wira langsung berubah. "Di mana Doly sekarang?""Dia masih tinggal di kamar yang sama, tapi aku sudah menempatkan penjaga di sekitarnya. Kali ini nggak akan ada masalah lagi," jawab Danu dengan segera. Tidak ada yang ingin melihat kejadian yang mendadak seperti ini."Bagaimanapun caranya, k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2806

    "Kalau Gina tertangkap Wira, keadaannya mungkin akan lebih menderita sepuluh atau bahkan seratus kali lipat dari sekarang. Aku juga nggak ingin orang yang berbakat seperti itu mati di tangan Wira, tapi sekarang kita hanya bisa terlepas dari kecurigaan dengan kematiannya. Meskipun tahu kita yang mengirimnya, Wira juga nggak akan berani datang menginterogasi tanpa bukti," kata Panji.Apa yang dikatakan Panji memang benar, Wira tidak akan berani datang menginterogasi mereka sebelum mendapatkan buktinya. Jika tidak, itu hanya akan memperburuk hubungan Wira dan Senia yang sudah canggung. Wira bukan orang bodoh dan selalu mempertimbangkan semua tindakannya dengan hati-hati, tentu saja tidak akan bertindak begitu nekat.Ini membuktikan bahwa Gina sudah terpojok karena Wira tidak akan melewatkan kesempatan yang begitu baik ini. Dia pasti akan menggunakan segala cara untuk menemukan Gina dan tidak akan membiarkannya melarikan diri. Pada akhirnya, hasilnya sudah bisa dipastikan."Sialan! Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2807

    "Memang Tuan Panji lebih cerdik. Bagaimana kalau Gina nggak bunuh diri dan inisiatif bernegosiasi dengan Wira? Kalau itu terjadi, posisi kita tetap akan buruk," kata Senia setelah merenungkannya."Nggak akan."Panji kembali menjelaskan, "Hubungan antara tuan dan bawahan ini jauh melampaui bayangan kita, jadi Gina nggak akan mengkhianati tuannya. Meskipun harus mempertaruhkan nyawanya, dia juga nggak akan membiarkan tuannya jatuh dalam situasi sulit. Kalau nggak, saat itu dia nggak akan menawarkan dirinya. Sekarang kita hanya perlu fokus bagaimana membunuh Doly, ini lebih penting."Jika tidak dimusnahkan, kelak Doly ini akan menjadi ancaman yang siap membahayakan mereka kapan pun. Dia pasti akan mengancam mereka karena dia memiliki peran yang sangat penting dalam rencana mereka dan dia juga tahu seluk-beluk tentang semua hal.Jika Doly membocorkan rahasia Panji dan Senia, mungkin seluruh dunia akan membenci Senia. Rencana mereka pun akan gagal dan bahkan menjadi musuh dari semua orang d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2808

    Sebelum bertindak, Panji masih perlu mempersiapkan beberapa hal agar bisa diam-diam membunuh Doly tanpa perlu muncul di kediaman jenderal. Ini adalah keahliannya juga.Senia yang berada di dalam kamar meregangkan pinggangnya, lalu tersenyum dengan puas dan berkata, "Kalau nggak ada Gurun Agung ini di sisiku, semuanya nggak mungkin akan selesai dengan begitu lancar. Dia benar-benar tangan kananku. Bisa mendapatkan bantuannya, benar-benar berkat dari leluhurku."Di sisi lain. Saat ini, Lucy dan yang lainnya sudah mulai bergerak dan sedang terus mencari jejak Gina. Tidak sampai dua jam, mereka sudah menemukan posisi Gina dan segera mengejarnya. Meskipun sudah melarikan diri dari kota Provinsi Yonggu, Gina tetap belum lolos dari pengawasan mereka.Saat terus berlari ke sebuah kuil rusak di luar kota, Gina sudah menghabiskan sebagian besar tenaganya. Untungnya, tidak ada yang mengejarnya sampai di sana. Begitu masuk ke dalam kuil itu, dia mengeluarkan makanan kering yang dibawanya dan seger

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3144

    Mendengar perkataan itu, semua orang tertegun sejenak. Mereka benar-benar tidak tahu masalah apa yang dimaksud Enji.Pada saat itu, Guntur yang duduk di bawah berkata, "Bos, langsung katakan saja."Melihat Guntur berkata seperti itu, Enji tersenyum. Dia menunjuk ke arah Adjie dan berkata sambil tersenyum, "Semuanya, mulai sekarang Adjie ini akan menjadi wakil pertama kita. Jadi, kalau kelak kalian bertemu dengannya, jangan lupa memberi hormat."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang yang duduk di bawah langsung mulai berdiskusi. Mereka benar-benar tidak menyangka Adjie akan menjadi wakil pertama.Namun, dua anak buah yang sebelumnya membawa Adjie ke sini, saling memandang dengan ekspresi gembira. Menurut mereka, kesempatan mereka akhirnya datang juga. Saat ini, mereka berada di posisi terbawah di Desa Riwut ini. Oleh karena itu, mereka merasa sangat senang karena merasa mulai sekarang kehidupan mereka akan menjadi lebih baik.Pada saat itu, salah seorang di antara kerumunan tiba-t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3143

    Adjie langsung tertawa dan berkata, "Haha. Kalau kamu begitu suka posisi wakil kedua ini, kamu saja yang ambil. Tapi, aku jelas nggak akan menerimanya."Enji hanya tersenyum melihat pemandangan itu, terlihat jelas dia merasa Adjie adalah sosok yang menarik. Pada saat itu juga, dia maju dan berkata sambil tersenyum, "Saudara, begini saja. Kamu yang jadi wakil pertama, biar dia yang jadi wakil kedua saja. Bagaimana?"Wakil pertama itu hendak membantah saat melihat posisinya tiba-tiba turun menjadi wakil kedua, tetapi Enji langsung membentak, "Tutup mulutmu!"Ekspresi wakil pertama itu langsung berubah dan menjadi diam saat dimarahi kepala itu.Adjie langsung tersenyum dan berkata, "Kamu serius?"Enji menganggukkan kepala dan berkata, "Aku ini bos di sini, mana mungkin bermain-main dengan ucapanku."Adjie langsung menoleh ke arah wakil pertama itu dan mendengus. "Kalau Bos sudah berkata begitu, aku akan mengikuti perintahnya. Bocah, kamu sudah mengerti, 'kan?"Ekspresi wakil pertama itu l

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3142

    Pada saat itu, wakil pertama pun tersenyum dan berkata, "Nggak disangka, ternyata anak ini bukan orang biasa."Ekspresi wakil kedua langsung berubah saat mendengar perkataan itu, lalu bangkit dengan marah dan menerjang ke arah Adjie.Meskipun gerakan wakil kedua itu cepat, ternyata Adjie lebih cepat lagi. Dalam sekejap, dia sudah berada tepat di depan wakil kedua. Dia langsung mencengkeram leher wakil kedua dan memutarnya dengan kekuatan penuh.Saat mendengar suara patah tulang yang nyaring, ekspresi wakil pertama dan Enji langsung berubah. Mereka benar-benar tidak menyangka pemuda yang baru datang ini begitu ganas.Kedua anak buah yang berdiri di bawah langsung bengong. Mereka juga tidak menyangka pemuda ini begitu masuk langsung membunuh wakil kedua. Setelah tersadar kembali, mereka langsung berlutut dan memohon ampun, "Bos, kami pantas mati. Kami nggak tahu kemampuan orang ini begitu hebat."Ekspresi wakil pertama menjadi sangat muram, lalu langsung menunjuk kedua orang itu dan bert

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3141

    Melihat pria yang duduk di tengah itu, Adjie tertegun sejenak. Kedua pria yang duduk di sebelah kiri dan kanan juga terlihat sangat garang, sepertinya kedudukan mereka tinggi.Pria yang mengajak Adjie masuk segera maju dan berkata, "Ini adalah Bos Enji kami. Yang di sebelah ini adalah wakil pertama dan ini wakil kedua."Setelah memperkenalkan ketiga pria di bawah patung, pria itu menoleh pada Enji dan berkata, "Bos, aku menemukan orang ini di luar. Dia mengaku dia adalah pengungsi yang melarikan diri dari utara, jadi aku langsung membawanya menghadapmu."Mendengar perkataan itu, Enji tertegun sejenak. Beberapa saat kemudian, dia baru berkata, "Pengungsi? Mendekatlah, biar aku lihat dulu."Adjie menganggukkan kepala dan melangkah maju. Saat melihat wajah Enji dengan jelas, dia sempat terkejut. Ternyata Enji memiliki bekas luka yang panjang dari kening sampai ke sudut mata. Dilihat dari bekas luka yang mengerikan ini, jelas bos ini adalah orang yang sangat garang.Meskipun awalnya sempat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3140

    Adjie menyipitkan matanya saat melihat nyala obor itu, lalu melangkah maju. "Siapa kalian?"Salah satu pria itu tiba-tiba mencabut goloknya dan meletakkannya di leher Adjie, lalu tersenyum sinis dan berkata, "Hehe. Kamu sedang bercanda ya? Pengungsi? Mana mungkin seorang pengungsi bisa berlari sampai ke sini. Kamu pikir aku bodoh ya? Semua pengungsi berada di selatan."Ternyata situasinya memang seperti dugaan Adjie. Dia langsung tersenyum sinis dan berkata, "Hehe. Siapa yang bilang semua pengungsi ada di selatan? Dasar bodoh!"Melihat Adjie masih berani membantahnya, ekspresi pria itu menjadi panik dan langsung mengayunkan goloknya.Namun, Adjie langsung menghindari serangan itu dan merebut golok dari tangan pria itu, lalu langsung mengarahkannya ke leher pria itu. "Hehe. Maaf, ternyata kemampuanmu hanya begitu saja. Kalau bukan karena aku sudah membunuh seseorang dan dikejar orang-orang itu, aku juga nggak sudi datang ke tempat ini."Mendengar perkataan itu, pria lainnya di samping y

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3139

    Adjie tertegun sejenak saat mendengar pertanyaan itu, lalu tersenyum dan berkata, "Hehe. Tuan, ini nggak perlu. Kalau aku membawa orang lain, justru akan lebih merepotkan. Lagi pula, kalau hanya aku sendirian saja, aku bisa bergerak dengan lebih fleksibel."Wira pun menganggukkan kepala. Setelah selesai mengatur semuanya, dia menepuk bahu Adjie dan berkata, "Baiklah, sekarang kamu pergi bersiap-siap dulu. Nanti baru temui aku lagi.""Baik," jawab Adjie, lalu segera keluar.Setelah Adjie pergi, Wira menatap peta di depannya dan menghela napas. Ini mungkin bisa berhasil jika semuanya berjalan sesuai rencananya, tetapi dia masih ragu apakah Adjie bisa merebut Desa Riwut ini. Meskipun dia tidak begitu paham dengan situasi di sana, kabarnya para perampok di sana sangat kejam. Dia juga tidak yakin apakah para perampok itu berani menghadapi pasukan utara.Saat Wira masih tenggelam dalam pemikirannya, waktu sudah berlalu sekitar setengah jam. Saat tirai tenda kembali terbuka, dia langsung terk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3138

    Mendengar hal itu, Adjie menganggukkan kepala. Setelah semuanya sudah diputuskan, langkah selanjutnya akan lebih mudah. Namun, sekarang mereka tetap harus menyusun rencananya secara menyeluruh sebelum menjalankannya.Pada saat itu, Adjie yang masih menatap lokasi Desa Riwut pun berkata, "Sebelumnya aku nggak memperhatikan tempat ini. Tapi, setelah melihatnya lagi, tempat ini memang cukup strategis."Keduanya pun menganggukkan kepala karena lokasi Desa Riwut ini menang strategis. Jika mereka bisa menguasai tempat ini, berarti mereka sudah menguasai jalur utama musuh. Selain itu, jika musuh ingin menguasai kota-kota di sekitar, musuh mereka juga harus melewati Desa Riwut ini terlebih dahulu.Setelah berpikir sejenak, Adjie memberi hormat dan berkata, "Kalau ini perintah Tuan, aku akan mengikutinya. Tapi, kapan aku harus berangkat?"Wira langsung menjawab, "Malam ini adalah waktu terbaik dan menguntungkan kalian juga. Tapi, sebelum pergi, kamu harus mengubah identitasmu dulu."Adjie yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3137

    Setelah berpikir sejenak, Adjie berkata dengan pelan, "Kalau begitu, aku rasa boleh mencobanya. Tempat ini punya celah yang begitu besar, jadi ini benar-benar peluang yang bagus."Wira menganggukkan kepala karena dia juga merasa strategi ini cukup bagus karena Pulau Hulu ini memiliki tiga celah yang terbuka. Jika bisa menguasai celah ini, mereka bisa menjebak musuh di dalamnya. Meskipun pasukan utara bisa memiliki kemampuan untuk bergerak cepat, mereka tetap akan kesulitan untuk melarikan diri.Setelah mengamati jalur di sekitar Pulau Hulu, Wira menggerakkan jarinya ke atas peta dan berkata sambil menunjuk pada sebuah lokasi di bagian selatan Pulau Hulu, "Kamu lihat tempat ini."Adjie tertegun sejenak. Setelah melihat lokasi yang ditunjukkan Wira, dia berkata dengan pelan, "Tempat ini adalah Desa Riwut, markas besar sekelompok perampok besar. Tapi, apa hubungannya tempat ini dengan pasukan utara?"Wira tersenyum. Desa Riwut ini memang tidak memiliki hubungan dengan pasukan utara. Namun

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3136

    Setelah memikirkannya, Wira berkata dengan pelan, "Soal urusan ini, nggak ada yang perlu dikatakan lagi. Kali ini kalian sudah menyelesaikan tugas dengan sangat baik, kamu ingin hadiah apa?"Mendengar pertanyaan itu, Latif segera berkata, "Semuanya terserah Tuan saja."Setelah berpikir, Wira perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, aku akan mengangkatmu sebagai letnan jenderal dari ketiga tim pasukan itu. Mulai sekarang, kamu akan selalu berada di sisiku. Bagaimana?"Begitu mendengar perkataan itu, Adjie merasa sangat gembira. Dia tahu masa depannya lebih prospektif jika mengikuti Wira daripada memimpin pasukan di medan perang. Lagi pula, jika saat ini mereka bisa menangani situasi ini dengan baik, pasti akan mendapatkan pencapaian yang besar. Menurutnya, berada di sisi Wira adalah pilihan terbaik.Tanpa ragu, Adjie langsung memberi hormat dan berkata, "Terima kasih, Tuan."Wira langsung tersenyum dan berkata, "Hehe. Baiklah. Kalau begitu, sekarang kamu bisa langsung membuktikan dirimu.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status