Share

Bab 270

Penulis: Arif
Gubrak! Chandika terjatuh ke lantai dengan sangat ketakutan.

Plakat emas setara dengan bertemu Raja langsung. Dengan adanya plakat ini, seseorang bisa menghukum mati pejabat di bawah tingkat ketiga tanpa harus meminta izin istana terlebih dahulu. Saat belum memiliki otoritas saja, Yudha sudah berniat membunuh Chandika. Dengan adanya plakat emas, Yudha sudah bisa membunuhnya secara sah. Jadi, Yudha tidak akan mungkin mengampuninya.

Memikirkan keluarganya yang masih ditahan di ibu kota, Yudha menekan niat membunuhnya, lalu menerima plakat emas itu sambil berkata, “Pengawal! Saat dihadapkan dengan perang, Komandan Chandika bukan hanya takut untuk berperang, tapi juga hanya tahu bersenang-senang dan meraup keuntungan. Ambil kembali segel resminya, lalu kurung dia di kediaman ini untuk sementara!”

Fiuh! Chandika langsung menghela napas lega. Asalkan dia masih hidup, semuanya masih bisa didapatkannya kembali dengan mengandalkan kemampuan Keluarga Susilo.

Para prajurit langsung tercengang. Ke
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 271

    Berita mengenai Yudha yang diangkat menjadi panglima tertinggi, memiliki plakat emas, dan menjatuhkan Chandika sudah tersebar di seluruh kemah militer.Pada saat ini, ada sebagian jenderal yang merasa gembira, tetapi ada juga sebagian yang terlihat tidak senang. Orang-orang yang merasa tidak senang adalah pejabat militer yang diangkat oleh Keluarga Susilo. Mereka juga termasuk bagian dari keluarga bangsawan.“Kalian nggak perlu begitu sungkan.” Yudha menunjuk ke arah Wira, lalu berkata, “Ini adalah Tuan Wahyudi, penasihat militer yang kuundang. Kelak, apa yang diperintahkannya juga merupakan perintahku!”“Penasihat militer?” Ada banyak orang yang mengamati Wira dengan penasaran. Orang yang diundang Panglima Yudha sebagai penasihat militer pasti memiliki bakat yang luar biasa.“Panglima Yudha, setahuku, Tuan Wahyudi hanyalah seorang pelajar yang belum pernah berperang. Mana mungkin dia bisa memerintah kami? Kalau kami menurutinya dan kalah dalam perang ini, siapa yang akan bertanggung j

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 272

    Wira menunjuk ke arah dua jenderal batalion. Sebab, kedua orang ini tidak mampu menahan kesenangan mereka saat melihat Herdian berlutut dan mendengar tentang penyitaan uang Chandika.“Baik!” Kedua jenderal batalion itu menangkupkan tangan, lalu pergi ke kediaman Chandika bersama dengan Herdian.Pada saat ini, sekelompok jenderal menatap Wira dengan ketakutan. Di sisi lain, Yudha hanya tertawa ringan. Para jenderal militer hanya takut pada otoritas. Jadi, mereka harus diintimidasi supaya bisa diatur dengan mudah.Wira bertanya, “Siapa yang masih punya pertanyaan?”Seorang letnan jenderal bernama Aksa berjalan maju dan berkata sambil menangkupkan tangannya, “Tuan Wahyudi, saat ini, moral prajurit sangat rendah. Mereka merasa Nuala pasti akan kalah dalam pertempuran ini. Meskipun digaji, para prajurit juga nggak akan punya semangat tempur. Kita harus bisa memenangkan peperangan untuk meningkatkan moral mereka. Bagaimana Tuan Wahyudi bisa memimpin kami untuk meraih kemenangan?”Para jender

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 273

    Di Kediaman Gumilar. “Haha! Wira benar-benar bernyali dan selalu melakukan hal-hal yang berada di luar dugaan!” Setelah mendapat kabar dari kemah militer, Putro pun tertawa terbahak-bahak.Fabrian bertanya dengan heran, “Paman, bukannya Paman Wira hanya menyuruh orang untuk menyampaikan pesan? Apanya yang istimewa?”Putro berdesah pelan, “Di dunia ini, sebagian besar orang itu bodoh dan akan percaya pada apa saja yang dikatakan orang lain. Kali ini, pesan yang disampaikan Wira ada yang benar dan ada juga yang palsu. Tapi, nggak peduli benar atau palsu, asalkan diucapkan berulang kali, semua penduduk dan prajurit akan percaya. Begitu percaya, mereka akan punya semangat juang. Dengan begitu, melindungi kota nggak akan jadi masalah lagi.”Fabrian bertanya dengan khawatir, “Paman, apa menurutmu Paman Wira bisa membantu Yudha memenangkan perang ini?”Putro tersenyum pelan, lalu menjawab, “Awalnya, aku sedikit khawatir. Tapi setelah melihat tindakannya yang berani ini, aku rasa dia bersedia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 274

    Pasokan militer yang sebelumnya sangat sedikit pun langsung menjadi melimpah. Setelah menukar uang emas menjadi uang perak dan koin tembaga, Wira dan Yudha pun pergi ke perkemahan militer.Para prajurit berbaris menurut tingkatan dari tinggi, menengah hingga rendah. Kemudian, Wira dan Yudha membagikan gaji mereka satu per satu.Gaji prajurit sangat sedikit, prajurit tingkat tinggi hanya mendapat gaji 1.000 gabak per bulan, sedangkan prajurit tingkat menengah mendapatkan 700 gabak per bulan dan prajurit tingkat rendah mendapatkan 500 gabak per bulan.Proses pembagian gaji ini sangat merepotkan. Yudha awalnya ingin menugaskan pejabat militer untuk melakukannya, tetapi malah dicegah Wira. Saat membagi gaji, mereka berdua memanggil nama prajurit, lalu menyemangati mereka. Meskipun melakukannya berdua, seluruh proses pembagian gaji berlangsung selama delapan jam. Saat semuanya selesai, langit sudah gelap.Para prajurit yang sudah mendapatkan gaji merasa sangat terharu dan berterima kasih ke

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 275

    “Pasukan Zirah Hitam dibimbing ayahku sendiri. Para prajurit sangat terampil dalam seni bela diri, juga dilengkapi baju zirah hitam dan golok hitam. Moral prajurit sangat tinggi dan mereka bisa mengendalikan berbagai formasi militer dengan sangat mudah. Jadi, nggak ada orang yang takut pada pasukan berkuda bangsa Agrel.”Yudha tersenyum getir dan melanjutkan, “Tapi, prajurit di Jagabu memiliki keterampilan yang biasa-biasa saja. Meskipun moral prajurit sudah meningkat, mereka juga hanya bisa melindungi kota. Begitu diharuskan untuk berperang melawan pasukan besar bangsa Agrel, semangat mereka pasti akan langsung padam.”Wira bertanya dengan penuh harapan, “Apa ada kemungkinan untuk mengumpulkan kembali Pasukan Zirah Hitam?”“Ayah menghabiskan upaya selama 10 tahun untuk menghasilkan Pasukan Zirah Hitam yang terdiri dari 10 ribu pasukan. Dalam pertarungan membela seluruh negeri selama 10 tahun, sebagian besar prajurit sudah gugur. Dalam insiden lima tahun lalu, ada lagi 2.000 prajurit y

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 276

    Begitu Wira kembali ke rumah, para penduduk Dusun Darmadi dan Dusun Lofita langsung mengelilinginya.Awalnya, Wisnu sudah membawa para penduduk Dusun Lofita untuk bersembunyi di sebuah kuil bobrok di kota. Namun, Sony malah menemukan mereka dan membawa mereka kembali ke rumah Wira. Rumah ini sangat besar dan mampu menampung semua orang. Bahan pangan juga sudah disediakan sehingga mereka tidak kekurangan makanan. Kehidupan mereka di sini malah lebih bagus daripada saat masih tinggal di Dusun Lofita.“Kak Wira, apa menjadi penasihat militer sangat bergengsi? Apa semua prajurit mematuhi perintahmu?”“Kak Wira, apa jabatan penasihat militer lebih tinggi dari jenderal?”“Tentu saja, penasihat militer itu guru yang memimpin militer. Posisinya tentu saja lebih tinggi!”“Selamat, Tuan Wira!”“Tuan Wira, apa Panglima Yudha benar-benar begitu hebat? Kita benar-benar mampu mengalahkan bangsa Agrel?”“Kak Wira, bagaimana bentuk plakat emas? Boleh tunjukkan kepadaku nggak?”Para pemuda dari Dusun D

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 277

    Melihat gadis cantik yang begitu berani itu, Wira pun terkejut. Setelah merenung sejenak, dia berkata, “Oke! Mari kita bertaruh!”Dian menggenggam tiga lembar uang kertas dengan hati yang terasa hangat. Wira bukan hanya bernyali, tetapi juga memercayainya. Perasaan ini membuatnya sangat gembira....“Tuan Wahyudi, gawat! Sudah terjadi masalah besar! Panglima Yudha menyuruhmu untuk menemuinya!”Keesokan paginya, Wira sedang berlatih Wing Chun ketika seorang prajurit pengirim kabar berlari menghampirinya. Wira pun bergegas ke tembok kota dengan membawa Doddy dan yang lain.Saat ini, Yudha, empat letnan jenderal yang bernama Herdian, Aksa, Basuki, dan Chandra sedang berkumpul di atas tembok kota bersama sekelompok jenderal pendamping dan jenderal batalion. Mereka semua terlihat khawatir. Di sisi lain, para prajurit yang kemarin sudah bersemangat pun menunduk dengan putus asa. Pandangan semua orang tertuju pada Wira, tetapi tatapan penuh kekaguman kemarin sudah digantikan dengan keluhan.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 278

    Para prajurit yang mendengar ucapan itu merasa sangat tergoda. Sementara itu, Yudha, sekelompok letnan jenderal, jenderal pendamping, dan jenderal batalion hanya bisa memandang tanpa daya.Pasukan bangsa Agrel itu berdiri sejauh 550 meter dan juga memegang perisai raksasa. Meskipun menggunakan misil tiga busur untuk menyerang mereka, mereka juga tidak akan terluka.Herdian mendengus, “Tuan Wahyudi, apa yang harus kita lakukan sekarang? Raja Tanuwi sudah menggunakan taktikmu untuk menghadapi kita. Sekarang, moral prajurit malah lebih rendah lagi dari kemarin!”Aksa berkata dengan sombong, “Kalau bukan karena Tuan Wahyudi menggunakan taktik ini, belum tentu Raja Tanuwi bisa terpikirkan untuk menggunakan cara ini. Bagaimana ini? Moral prajurit sudah menjadi semakin rendah. Kalau mereka lanjut berteriak selama beberapa hari lagi, para prajurit mungkin akan langsung menyerah tanpa perlu berperang lagi!”Sekelompok jenderal menatap Wira. Saat ini, kekaguman yang mereka rasakan untuk Wira sud

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3191

    Adegan ini benar-benar sama dengan situasi saat pasukan utara disergap sebelumnya, bahkan Zaki sendiri pun tidak menyangka hal ini akan menjadi seperti ini. Setelah terdiam beberapa saat, dia langsung berteriak agar semuanya mundur. Namun, para prajurit di bagian belakang tidak bisa mendengar suaranya, sehingga para kavaleri pun bertabrakan.Melihat adegan itu, Darsa yang merupakan komandan pasukan utara juga tercengang. Dia tidak menyangka para kavaleri yang tiba-tiba muncul ini begitu ganas, pasukan utara jelas tidak bisa menandingi kekuatan mereka. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, cepat pergi bantu Zaki, jangan biarkan dia jatuh ke tangan musuh."Joko yang terus mengamati situasi di medan perang pun langsung menyadari ada yang tidak beres dan segera maju ke depan.Melihat pasukan utara dikepung pasukan besar, Wira tersenyum dan langsung berteriak, "Semuanya, cepat serang mereka sekarang juga dan pastikan untuk menghabisi mereka semuanya."Semua orang merasa sangat berse

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3190

    Begitu para pemanah menghentikan serangan mereka, banyak orang yang terkejut. Beberapa saat kemudian, seseorang berkata, "Jenderal, waktunya sudah hampir tiba."Mendengar ini, Zaki mengangguk dan berseru dengan penuh antusiasme, "Kavaleri, serbu!"Gelombang besar pasukan berkuda langsung melesat ke depan, menyerbu dengan kekuatan penuh. Melihat ini, Wira tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Di sisinya, Nafis dan Arhan tampak agak heran. Menurut mereka, jika kavaleri musuh sudah mulai menyerang, ini adalah waktu terbaik untuk menumpas mereka.Namun, ketika melihat Wira tetap tenang dan tidak segera menurunkan perintah, keduanya sempat tertegun.Beberapa saat kemudian, seolah-olah telah memperhitungkan sesuatu, Wira tersenyum tipis dan berkata dengan suara pelan, "Kalian berdua jangan terburu-buru. Tunggu sebentar lagi. Biarkan mereka mencapai puncak semangat mereka terlebih dahulu."Awalnya, Nafis dan Arhan masih kebingungan. Namun, mereka segera memahami maksud Wira. Tidak heran W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3189

    Tak jauh dari Pulau Hulu, Wira bersama pasukannya menunggu dengan sabar. Saat ini, seorang mata-mata yang dikirim sebelumnya berlari kembali dan melaporkan dengan hormat, "Tuan, pasukan utara sedang berkumpul. Sepertinya kali ini mereka akan melakukan serangan kavaleri."Mendengar laporan itu, wajah Wira langsung berseri-seri. Dia mengangguk paham. Akhirnya kavaleri pasukan utara mulai bergerak. Jika mereka sudah mengambil langkah ini, sisanya akan lebih mudah ditangani.Segera, dia melambaikan tangannya dan berseru, "Kavaleri, bersiap!"Di barisan belakang, Arhan dan Nafis langsung mengepalkan tangan mereka sebagai tanda hormat dan merespons dengan lantang.Meskipun Wira membawa pasukan dalam jumlah besar, kavaleri yang dimilikinya sebenarnya tidak terlalu banyak. Selain 3.000 kavaleri dari Pasukan Harimau, dia hanya memiliki 5.000 kavaleri di bawah komando Nafis, sementara sebagian besar adalah pasukan infanteri.Itu sebabnya, Wira begitu menantikan pertempuran ini.Setelah beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3188

    Bahkan, ada yang begitu bersemangat hingga berkata, "Kita sendiri pun nggak nyangka kekuatan kita kali ini akan begitu luar biasa. Kalau kita bisa menyelesaikan ini, yang lainnya pun pasti bisa kita atasi juga."Mendengar itu, para prajurit pasukan utara mengangguk setuju. Setelah berhasil menumpas musuh, wajah para bandit yang masih bertahan di garis depan pun berubah drastis, menjadi pucat.Beberapa dari mereka pun mulai bersuara, "Ini benar-benar di luar dugaan! Ternyata pasukan utara sekuat ini!"Ada yang tetap tenang, tetapi ada yang sangat bersemangat. Mereka merasa bahwa kemenangan sudah pasti di tangan pasukan utara.Melihat situasi ini, para prajurit tersenyum. Setelah menyelesaikan gelombang serangan ini, mereka mengangguk puas. Seseorang bahkan berkata dengan penuh semangat, "Ternyata para bandit ini nggak sekuat yang kita kira. Mereka bisa dilenyapkan secepat ini? Lemah sekali!"Di sisi pasukan utara, sorak-sorai kemenangan bergema. Menurut mereka, kekuatan mereka kali ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3187

    Setelah Hayam tiba di bawah, dia segera melihat Adjie yang tengah bertempur sengit. Tanpa ragu, Hayam langsung mendekat.Saat itu, Adjie baru saja menebas seorang lawan, lalu menoleh ke arah Hayam. Karena situasi yang kacau, dia tidak langsung mengenali siapa yang datang. Mengira itu adalah musuh, Adjie pun mengayunkan pedangnya ke arah leher Hayam.Melihat itu, ekspresi Hayam langsung berubah. Dia buru-buru berteriak, "Ini aku! Kawan sendiri!"Mendengar suara itu, Adjie langsung tersadar. Setelah beberapa saat, dia terpikir akan sesuatu dan berkata, "Kenapa kamu kemari? Kalau sampai mereka mengetahui identitas kita, semua usaha yang telah dilakukan oleh Tuan Wira akan sia-sia!"Hayam hanya tersenyum dan berucap, "Tenang saja, situasi sekarang sudah kacau balau. Nggak akan ada yang menyadari apa pun. Lagi pula, lihatlah. Mereka bahkan nggak punya waktu untuk memikirkan hal lain."Setelah bersama-sama menebas beberapa prajurit pasukan utara, Hayam yang berada di samping berkata, "Tuan W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3186

    Prajurit yang sebelumnya melaporkan berita itu segera berkata, "Jumlah mereka nggak banyak, kira-kira hanya sekitar 1.000 orang. Mereka datang dari arah timur, selatan, dan utara. Tapi yang aneh, pakaian mereka bukan seperti pasukan kavaleri biasa!"Mendengar hal itu, Zaki tertegun sejenak, lalu langsung berjalan keluar. Begitu melihat pasukan yang menyerbu masuk, dia tertawa dingin dan berkata, "Sungguh di luar dugaan! Aku nggak nyangka mereka akan seberani ini.""Sialan, segerombolan bandit saja berani menyerang kita pada saat seperti ini? Mereka memang sudah bosan hidup!"Joko dan Darsa yang berdiri di sebelahnya juga tampak terkejut. Bahkan, beberapa orang di belakang mereka tampak tertegun. Mereka tidak menyangka bahwa hanya dengan 1.000 orang, para bandit itu berani menyerang pasukan utara yang jumlahnya jauh lebih besar.Saat ini, Darsa segera memberi perintah, "Joko, bawa pasukanmu dan hadapi mereka di garis depan! Jangan biarkan mereka bergerak lebih jauh!"Mendengar perintah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3185

    Saat ini, pasukan utara belum menyadari bahwa para bandit dari Desa Riwut telah mengepung mereka. Setelah mengatur semuanya, Adjie segera memimpin anak buahnya untuk menyerbu ke depan. Dalam pandangan mereka, kali ini benar-benar adalah kesempatan emas.Saat ini, seseorang berujar, "Sebelumnya aku nggak nyangka melawan pasukan utara bisa semudah ini!"Begitu ucapan itu dilontarkan, suara sorakan dari belakang semakin menggema. Detik berikutnya, pasukan utara yang berada di bawah langsung tersapu oleh arus air yang deras. Melihat kejadian ini, banyak orang tersenyum puas, merasa bahwa serangan ini telah melampaui ekspektasi mereka.Para prajurit yang berjaga di kamp pasukan utara terkejut bukan main. Mereka sama sekali tidak menyangka situasi bisa berubah secepat ini.Ketika mereka melihat air bah tiba-tiba menerjang, salah satu penjaga berseru panik, "Banjir! Banjir datang!"Teriakan itu segera membangkitkan kepanikan di seluruh kamp. Banyak orang tidak bisa memahami bagaimana hal ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3184

    Semua orang mengangguk setuju. Setelah urusan ini diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menghadapi pasukan utara.....Di sisi lain, Adjie masih menunggu kabar dari Wira. Setelah beberapa kali menenangkan bawahannya agar tetap bersabar, tiba-tiba terdengar suara kucing mengeong dari luar. Itu adalah tanda yang telah disepakati sebelumnya.Mendengar suara itu, Adjie langsung bersemangat. Dia segera keluar dari tenda karena tahu bahwa utusannya pasti telah kembali, yang berarti perintah dari Wira juga sudah sampai.Saat melihat sosok yang berdiri di luar, Adjie langsung maju dan bertanya dengan penuh antusiasme, "Bagaimana? Apakah semuanya sudah beres?"Orang yang datang itu bergegas memberi hormat dan menjawab, "Jenderal Adjie, perintah dari Tuan sudah datang. Kita bisa mulai menyerang!""Apa?" Adjie menyeringai mendengar kabar itu. Tanpa membuang waktu, dia langsung berjalan ke arah saluran air di mana para anak buahnya sudah menunggu dengan gelisah. Mereka sudah lama menunggu perin

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status