"Karena Tuan Wira sudah bicara begitu, aku nggak mungkin menolak lagi." Dahlan menyetujui, lalu duduk bersama Wira. Sejak tadi, Danu mengikuti di belakang Wira. Kini, dia adalah pemimpin Provinsi Yonggu. Dia tentu tidak perlu bersikap seperti bawahan biasanya lagi. Danu pun duduk di samping Wira. Tatapannya terus tertuju pada Dahlan.Orang Kerajaan Agrel tiba-tiba datang. Ini jelas agak aneh. Selama bertahun-tahun, kedua belah pihak tidak pernah berkomunikasi. Namun, sekarang tiba-tiba ada yang datang. Pasti ada motif tersembunyi di balik semua ini.Jika tidak, mana mungkin mereka datang jauh-jauh kemari. Hanya saja, Danu tidak berhak untuk bertanya. Karena Wira sudah ada di sini, Wira tentu akan memperjelas semuanya."Apa ada urusan? Kenapa Tuan Dahlan tiba-tiba kemari?" tanya Wira langsung.Hubungan Wira dengan Senia cukup bagus. Namun, dia dan Dahlan baru berkenalan. Meskipun Dahlan dan Osman segenerasi, status keduanya jauh berbeda.Osman telah menjadi Raja Kerajaan Nuala. Meskipun
Bagaimanapun, Dahlan adalah putra Senia. Dari obrolan tadi, Wira bisa melihat ambisi Dahlan. Kelak, Dahlan ingin menjadi penguasa Kerajaan Agrel.Itu sebabnya, Wira harus memastikan keselamatannya. Jika terjadi sesuatu pada Dahlan di wilayahnya, Wira yang akan kesulitan memberi penjelasan kepada Senia."Tuan, apa yang dikatakannya benar? Masa dia kemari cuma untuk jalan-jalan? Dilihat dari penampilannya, aku rasa nggak begitu.""Aku rasa dia menyembunyikan sesuatu dari kita. Firasatku sangat kuat. Hanya saja aku nggak tahu apa yang disembunyikannya," ujar Danu sambil mengernyit. Tatapannya terus tertuju pada Dahlan yang menjauh.Wira menyahut dengan tenang, "Tentu saja nggak sesederhana itu. Tapi, karena dia nggak mau bilang, kita nggak bakal bisa mengorek informasi apa pun. Kita cuma bisa menyuruh orang mengawasinya. Cepat atau lambat, tujuannya pasti akan terungkap.""Aku juga penasaran dengan apa yang ingin dilakukan orang Kerajaan Agrel. Kalau dia ingin bermain dengan kita di saat
Rumah dinas terletak lima kilometer dari luar kota. Meskipun tempatnya agak terpencil dan bukan berada di wilayah Provinsi Yonggu, rumah dinas ini tidak jauh dari Provinsi Yonggu.Tempat ini memang tidak semakmur kota. Namun, dari sini ke kota Provinsi Yonggu, hanya butuh waktu kurang dari sejam. Selain itu, lingkungan di sini sangat tenang.Di sini juga terdapat banyak prajurit yang bertugas. Semuanya adalah prajurit elite. Bagaimanapun, yang bisa tinggal di rumah dinas adalah para pejabat dan para utusan. Identitas mereka tidak biasa, jadi keselamatan mereka harus terjamin.Saat ini, Dahlan berada di sebuah kamar di rumah dinas. Ini adalah tempat yang diatur Wira untuknya. Dahlan berdiri di pinggir jendela sambil membaca sebuah surat.Dahlan baru menerima informasi dari Kasyafa. Kasyafa dan lainnya telah tiba di Provinsi Yonggu. Hanya saja, mereka belum menampakkan diri.Dahlan mengernyit. Tadi Dahlan berinteraksi dengan Wira. Hanya untuk mengujinya. Dia ingin melihat apakah Wira ben
Setelah naik ke lantai atas, mereka tidak bisa menemukan sosok Dahlan. Keduanya bertatapan. Salah satunya bertanya, "Di mana dia? Bukannya dia di depan tadi? Kenapa tiba-tiba hilang? Apa kita perlu menunggu di luar saja? Cuma ada satu pintu keluar di sini. Dia nggak mungkin lewat pintu lain, 'kan?""Nggak bisa. Kita datang untuk mencari tahu dia bertemu siapa. Kita harus mencari tahu apa yang dilakukannya di belakang kita. Kalau pergi begitu saja, kita nggak bisa melapor kepada Kapten Lucy," tolak prajurit yang satu lagi sambil mengernyit.Dengan demikian, mereka hanya bisa memeriksa satu per satu ruang privat untuk menemukan Dahlan.Ketika keduanya hendak mengambil tindakan, tiba-tiba Dahlan berjalan keluar dari sebuah belokan. Dia bersandar di dinding sambil melipat lengan dan menatap keduanya dengan tersenyum tipis."Kenapa kalian membuntutiku?" Begitu ucapan ini dilontarkan, kedua prajurit itu sontak terkesiap. Sorot mata mereka dipenuhi ketakutan. Siapa sangka, mereka ketahuan!"H
Plak! Plak! Sebelum Kasyafa menyelesaikan ucapannya, Dahlan sudah mengangkat tangannya untuk menampar Kasyafa.Wajah Kasyafa terasa perih, tetapi dia tidak berani berbicara. Dahlan menghardik, "Dasar bodoh! Jangan membuat keputusan sendiri! Kamu kira aku nggak tahu apa yang ada di pikiranmu?""Aku tahu kamu ingin membuktikan kemampuanmu dengan menyelinap masuk ke Penjara Jagat dan menemukan Ahmad. Kamu kira bajingan itu tahu apa?""Sudah kubilang, jangan ikut campur lagi! Kamu berani menentang perintahku? Kamu rasa kamu sudah cukup hebat ya?"Kasyafa tidak berani bersuara. Dia membuat keputusan sendiri karena merasa enggan atas kegagalannya. Dia baru mengikuti Dahlan dan dipercayakan misi penting, tetapi malah berakhir dengan kegagalan. Hal ini membuat Kasyafa sangat frustrasi.Itu sebabnya, dia hanya bisa membuktikan kemampuannya untuk memenangkan kepercayaan Dahlan kembali. Kelak, dia akan menjadi tangan kanan Dahlan. Jika menyerah begitu saja, takutnya posisinya akan digantikan oleh
Asalkan menutup mulutnya rapat-rapat, Wira tidak akan menemukan petunjuk apa pun. Dahlan dan Kerajaan Agrel pun tidak akan terlibat dalam masalah ini.Semuanya dirahasiakan dengan sangat baik. Kasyafa telah memperhitungkan dan merencanakan semuanya matang-matang sebelum mengambil tindakan.Dahlan sontak meraih kerah baju Kasyafa, lalu berkata dengan dingin, "Pemikiranmu terlalu sederhana. Kamu kira dengan beberapa patah kata darimu, Wira bakal percaya?""Kamu bilang kamu nggak punya hubungan apa pun dengan Kerajaan Agrel, tapi kamu rasa kamu bisa menyembunyikan fakta dari Lucy? Jangan lupa, jaringan mata-mata milik Wira adalah jaringan intelijen terhebat di dunia. Nggak ada yang bisa disembunyikan dari mereka.""Selain itu, penanggung jawabnya sekarang adalah Lucy. Bisa dibilang kemampuan Lucy lebih hebat sedikit daripada Biantara. Aku jadi nyesal karena menyuruhmu membentuk organisasi yang setara dengan jaringan mata-mata. Bukan cuma rugi sumber daya, aku juga harus kecewa. Kamu ini b
Di dalam Restoran Hangkra."Kenapa kamu kembali lagi? Bukannya aku sudah menyuruhmu pergi?" tanya Dahlan yang mengernyit saat melihat Kasyafa yang kembali lagi.Jika Kasyafa berlama-lama di sini, situasi Dahlan akan menjadi makin rumit. Dahlan harus segera mengusir Kasyafa agar posisinya aman.Kasyafa berjalan ke arah jendela. Dia menunjuk ke lantai bawah sambil berujar, "Tuan, lihat lantai bawah. Semuanya bawahan Wira. Kita sudah dikepung. Aku nggak bisa keluar lagi."Hanya ada satu pintu masuk di Restoran Hangkra. Jika ingin pergi, mereka hanya bisa melewati pintu itu. Tidak mudah bagi Kasyafa untuk pergi.Begitu menampakkan diri, wajahnya yang memiliki bekas luka pisau akan langsung dikenali. Lucy pasti bisa mengenalinya hanya dengan melihat sekilas. Situasi akan makin merepotkan. Kasyafa pun tidak mungkin bisa kabur lagi."Bawahan Wira tiba secepat ini? Jangan-jangan ...." Wajah Dahlan tampak pucat. Sepertinya dia sudah bertindak gegabah. Mungkin, tindakannya tadi telah membuat Wir
"Tuan, maafkan aku!"Segera, Dahlan dan Kasyafa menuruni tangga. Di bawah sana, suasana sudah sangat ramai. Wira berdiri di garis paling depan. Di sisi kiri dan kanannya adalah Agha dan Danu. Tidak terlihat Lucy di depan sana."Siapa kamu? Kenapa menyandera Dahlan?" tanya Wira dengan dingin sambil menatap Kasyafa.Dahlan punya status yang tinggi, apalagi dia datang dari Kerajaan Agrel. Wira tidak bisa menyebutkan status Dahlan di depan umum. Selain itu, ada banyak orang di sini karena kedatangan Wira. Jika orang-orang tahu status Dahlan, mungkin akan terjadi konflik."Kamu nggak perlu tahu siapa aku. Cepat minggir atau kubunuh Dahlan. Aku sudah tahu identitasnya. Latar belakangnya jelas nggak biasa. Kalau dia mati begitu saja, takutnya kamu bakal kerepotan, 'kan? Cepat minggir!" sergah Kasyafa. Dahlan tidak melontar sepatah kata pun sejak tadi."Boleh saja." Wira langsung menyetujuinya. Tindakannya ini bukan hanya membuat Dahlan dan Kasyafa termangu, tetapi Agha dan Danu juga sama. Tid
Wira memang berkemampuan! Pantas saja, ada begitu banyak orang yang ingin mengikutinya dan begitu setia padanya. Hal ini tentu berlalu juga untuk Lucy."Tapi, terus bersembunyi juga bukan cara yang tepat. Begini saja, kamu cepat cari Huben. Minta pendapat darinya. Setidaknya, kita harus menstabilkan para rakyat dulu," ujar Wira sambil memijat pelipisnya. Senyumannya berangsur hilang.Tadi, yang bekerumun bukan hanya pria paruh baya, tetapi juga ada anak kecil yang bertubuh lemah. Dia merasa tidak tega melihatnya. Apa pun alasannya, Wira tidak ingin melihat mereka menderita.Lucy mengangguk dan menyahut, "Tenang saja, Tuan. Aku pasti akan mengatasi masalah ini dengan baik. Sekarang kamu mau ke mana?"Mereka baru keluar untuk mengadakan inspeksi, tetapi hasilnya sudah seperti ini. Takutnya, ke mana pun Wira pergi, dia akan dikeremuni para rakyat.Lucy tidak ingin melihat situasi seperti itu lagi. Namun, Raja Kresna sedang berada di kediaman jenderal. Jika mereka pulang, hasilnya akan leb
Pria yang menghasut tadi pun maju dan tersenyum dingin. "Kalau kami membiarkanmu pergi begitu saja, bukankah semua ucapanmu tadi akan menjadi janji kosong?""Kamu kira kami bodoh? Pemimpin seperti kalian ini cuma bisa bermain tipu muslihat! Kami nggak mungkin percaya begitu saja! Kamu harus memperlihatkan ketulusanmu!"Banyak orang bersorak untuk menyetujui ucapan pria itu. Meskipun beberapa orang memilih untuk memercayai Wira dan memberi Wira sedikit waktu, orang-orang itu tidak berniat untuk pergi dan ingin menonton keseruan yang ada.Bagaimanapun, mereka mungkin bisa mendapat keuntungan, meskipun hasilnya agak buruk. Namun, ini adalah cara terbaik untuk bertahan hidup.Saat ini, seseorang tiba-tiba menerobos dari kerumunan. Orang itu memegang sebilah belati dan hendak menikam perut Wira!Kecepatannya sangat tinggi! Sebelum orang-orang bereaksi, belati itu sudah menikam perut Wira!Seketika, darah menodai baju Wira. Pemandangan ini membuat semua orang tercengang. Siapa yang berani me
"Jadi, untuk mengatasi masalah ini hingga ke akarnya, aku butuh sedikit waktu untuk memikirkan strategi yang sempurna." Tirta melambaikan tangannya kepada semua orang.Suara rakyat sangat mengerikan. Para rakyat ini bisa mendukung Wira, juga bisa menjatuhkannya. Kini, jika Wira tidak punya cara untuk mengatasi masalah, para rakyat hanya akan murka.Ketika saat itu tiba, semua usaha Wira akan sia-sia. Ini adalah hasil yang tidak ingin dilihat Wira.Para rakyat berbicara."Tuan Wira, kami juga nggak ingin menyulitkanmu. Tapi, sekarang kami mau makan saja susah. Kami bisa tinggal di mana saja. Nggak masalah kalau nggak punya rumah. Tapi, gimana dengan anak-anak kami?""Sekarang masalah pangan sudah teratasi. Tapi, kita masih nggak punya tempat untuk tinggal. Kami benaran nggak berniat memaksamu. Tapi, kami juga nggak punya pilihan lain karena situasi sudah begini.""Sekarang kami cuma bisa menaruh harapan padamu. Dulu kamu yang memberi kedamaian pada dunia dan membuat kami semua berkemban
"Pangeran, aku tahu kamu nggak takut pada apa pun, termasuk Wira juga. Tapi, jangan lupa, dia punya seorang adik yang nggak bisa dikendalikan siapa pun. Bahkan Wira pun sangat memanjakan adiknya ini. Aku baru tahu ternyata dia adalah orang yang dikenal sebagai pria terkuat di dunia. Apa kamu masih ini melawannya?" kata Raja Kresna.Dalam sekejap, Delon langsung duduk diam di samping dan tidak melanjutkan perkataannya lagi. Wajahnya sampai sekarang pun masih sakit, dia tentu saja tidak ingin mencari masalah lagi. Jika dia dihajar lagi, situasinya akan sangat buruk. Bisa dibilang, ini sungguh tidak menguntungkan.Raja Kresna kembali berkata, "Untuk selanjutnya, Pangeran cukup ikuti rencanaku saja. Sekarang kamu kembali ke kamar dan istirahat dengan baik. Kalau nggak ada urusan, kamu bisa jalan-jalan melihat pemandangan di Kota Yonggu ini.""Meskipun tempat ini nggak begitu makmur, pemandangannya nggak akan terlalu buruk karena ini adalah salah satu kota utama juga. Kalau dibandingkan den
"Tapi, tenang saja, Pangeran Dahlan pasti baik-baik saja. Wira nggak akan melakukan hal seperti itu. Pangeran Dahlan adalah anak yang paling berharga bagi Ratu. Kalau terjadi sesuatu padanya, Wira juga nggak akan bisa menjelaskannya pada Ratu. Pada saat itu, ini bukan hanya masalah Desa Damaro saja, mungkin akan memicu perang antara dua kerajaan," kata Raja Kresna yang duduk di samping.Raja Kresna sudah terkenal selama bertahun-tahun, dia tentu saja mengerti bagaimana mengamati situasi dengan bijaksana. Dia juga paham betul dengan semua keuntungan di masalah ini.Dia tahu masalah di Desa Damaro hanya sebuah alasan saja, Wira ingin memanfaatkan hal ini untuk menahan dan tidak membebaskan Umar untuk sementara ini. Trik kecil ini bisa menipu orang lain, tetapi tidak bisa menipu matanya yang tajam. Namun, ada beberapa hal yang tidak bisa diungkapkan begitu saja."Sialan! Di mana Wira itu? Bukankah kalian sudah berjanji hari ini akan bertemu dengan orang dari Desa Damaro itu? Kalau nggak a
"Raja Kresna, sepertinya kamu nggak akan bisa menemukan tuan kami. Bahkan aku sendiri pun nggak tahu di mana dia berada, bagaimana kami bisa memberitahumu lokasinya?" jawab pengawal itu.Saat Raja Kresna sedang berbicara dengan pengawal itu, terlihat Danu yang masih mengenakan zirah mendekat dari belakang mereka."Jenderal Danu?" panggil Raja Kresna yang menoleh dan langsung menatap Danu.Orang-orang yang mengenal Wira tahu ada dua saudara yang bernama Danu dan Doddy di sisi Wira. Meskipun namanya terdengar agak aneh, mereka sebenarnya berbakat dan merupakan tangan kanan Wira juga. Di seluruh dunia ini, hanya Wira yang boleh memerintah mereka dengan tanpa syarat.Meskipun selalu berada di bangsa Agrel, Raja Kresna juga pernah berhubungan dengan Danu. Oleh karena itu, dia bisa langsung mengenali Danu."Kamu adalah sahabat baik wira dan juga penanggung jawab Provinsi Yonggu. Apa kamu juga nggak tahu di mana Tuan Wira?" tanya Raja Kresna dengan segera.Danu menghela napas dengan tak berda
Wira menyilangkan tangannya di depan dada dan berkata, "Selain kamu, nggak ada yang tahu apa yang ada di pikiranku. Aku sudah berjanji pada Raja Kresna, jadi aku tentu saja harus mengatur pertemuannya dengan Nayara.""Meskipun aku sudah mengatur semuanya dengan Nayara, banyak hal yang sulit untuk dijelaskan setelah mereka bertemu. Pada saat itu, aku nggak punya alasan untuk terus menahan Dahlan lagi dan pada akhirnya hanya bisa membiarkan Raja Kresna membawanya pergi. Kalau begitu, semua usaha kita sebelumnya akan sia-sia."Saat ini, Wira sudah yakin Kerajaan Agrel pasti menyimpan beberapa rahasia, tetapi dia masih belum jelas apa rahasianya. Semua ini masih memerlukan waktu untuk menyelidikinya.Namun, selama Dahlan berada di tangannya, Wira merasa dia masih memiliki kartu truf. Dia baru mengetahui sebuah rahasia besar di perjamuan tadi, ternyata Dahlan adalah orang yang sangat penting bagi Senia. Dengan kata lain, kelak Dahlan akan memimpin Kerajaan Agrel. Jika begitu, berarti nyawa
"Tuan Wira, bagaimana dengan usulku ini?" tanya Raja Kresna yang tidak sabar menunggu karena Wira masih tidak menjawabnya. Bagaimanapun juga, masalah ini harus diselesaikan dan tidak bisa dibiarkan tetap berlarut-larut.Wira mengangkat bahunya dan berkata dengan ekspresi cuek, "Kamu sudah berkata seperti ini dan mengingat hubungan kita juga, aku tentu saja harus menghargaimu. Aku akan menghubungi Nayara agar dia bisa datang menemuimu. Kalau Nayara setuju untuk nggak mempermasalahkan hal ini lagi, masalah di Desa Damaro akan dianggap selesai dan kelak aku nggak akan membahasnya lagi.""Lagi pula, aku masih punya banyak urusan yang harus diselesaikan, nggak punya waktu untuk mencampuri urusan orang lain.""Lebih cepat lebih baik. Bagaimana kalau Tuan Wira memanggil orang yang bernama Nayara itu untuk datang sekarang?" kata Raja Kresna dengan segera, mencoba untuk memanfaatkan situasinya. Asalkan bisa segera menyelesaikan masalah ini, dia baru bisa tenang."Ini sudah larut malam. Lagi pul
Apa yang dikatakan Raja Kresna memang benar, situasinya memang seperti itu. Saat ini, keadaannya di Kerajaan Agrela makin mengkhawatirkan. Dahulu, dia memang memiliki kekuatan dan dihormati, tetapi sekarang keadaannya sudah jauh berbeda. Bahkan banyak orang yang sudah meremehkannya, mungkin sebentar lagi dia akan benar-benar kehilangan segala kekuasaannya.Wira melanjutkan, "Nggak bisa dibilang seperti itu juga. Aku percaya dengan kemampuanmu, kamu pasti bisa menjaga dirimu dengan baik di mana pun kamu berada. Meskipun kamu nggak bisa bertahan dia bangsa Agrel lagi, setidaknya kamu bisa datang ke kubuku. Pintuku selalu terbuka untukmu. Aku akan selalu menganggapmu sebagai temanku."Melihat Wira yang sengaja mengalihkan pembicaraan, Raja Kresna juga tidak berpura-pura tidak mengerti lagi dan langsung berkata, "Tuan Wira, sebaiknya kamu langsung jelaskan saja padaku, apa yang harus kulakukan agar bisa membawa Dahlan pergi? Hanya ini satu-satunya permintaanku.""Sebelum datang ke sini, Ra