"Vila Larimas. Oke, aku akan ingat nama vila ini," ucap Wira.Setelah meninggalkan Penjara Jagat, Wira mengatur bawahannya untuk bersiap-siap ke Vila Larimas. Bukan hanya ada banyak emas dan perak, tetapi di dalam sana juga terdapat banyak dokumen yang diincar oleh Wira.Menurut Bhurek, semua dokumen itu adalah informasi yang dikumpulkan selama bertahun-tahun. Dokumen-dokumen itu jauh lebih berharga daripada harta-harta di dalam sana.Hanya saja, Bhurek telah menjadi tahanan sehingga mungkin terjadi banyak perubahan di vila itu. Sekalipun Bhurek pergi ke sana, belum tentu dia masih diizinkan untuk masuk.Dengan kata lain, jika Wira ingin mendapat barang-barang di dalam sana, dia harus turun tangan.Begitu pulang, Wira langsung memberi tahu para istrinya bahwa dia akan pergi lagi. Hal ini membuat para wanita itu kesal. "Kamu mau pergi lagi?"Wira baru pulang beberapa hari dan sekarang sudah mau pergi lagi? Mereka pun tidak mau bicara, hanya duduk di samping dengan ekspresi masam."Uhuk,
Vion langsung mengangguk menyetujuinya. "Oke. Aku memang bosan sekali belakangan ini. Satu hari seperti berabad-abad! Dulu masih ada Agha yang menemaniku. Sekarang aku sendirian karena kamu menyuruh Agha pulang. Aku cuma bisa minum-minum setiap hari."Vion punya kepribadian yang agak aneh. Dia adalah ahli teknik meringankan tubuh di Gedung Nomor Satu. Banyak orang yang menghormatinya. Namun, semua yang bergabung dengan Gedung Nomor Satu adalah ahli hebat. Siapa yang bersedia mengalah untuk sesama?Hubungan mereka memang tidak terlalu akur. Kalau bukan karena perintah Wira, mungkin Gedung Nomor Satu sudah hancur sejak awal."Tuan, apa kamu masih butuh orang? Aku juga ingin pergi bersamamu!" Ketika Wira asyik mengobrol dengan Vion, seorang pria kekar tiba-tiba menghampiri dan menangkupkan tangan kepadanya.Wira mengamatinya sesaat. Dia tidak punya kesan apa pun terhadap pria ini. Sepertinya, dia anggota baru di sini."Siapa kamu?" tanya Wira.Sebelum Vion memperkenalkan, pria kekar itu s
"Baik!" Keempat orang itu mengiakan secara serempak.Dengan demikian, meskipun jumlah orangnya sedikit, pasukan kali ini justru sangat hebat. Mereka memiliki keahlian masing-masing, apalagi mereka dipimpin oleh Lucy.Setelah mengatur semuanya, Wira dan lainnya pun meninggalkan Gedung Nomor Satu sore itu juga, menuju ke Vila Larimas.Bagaimanapun, mereka belum mengetahui keadaan di Vila Larimas, tidak tahu ada berapa banyak orang di sana. Mereka harus tiba secepat mungkin untuk memastikan semuanya.Di perjalanan, demi mencegah terjadinya masalah, Wira dan lainnya menyamar sebagai rombongan pedagang. Bahkan ketika melewati Provinsi Yonggu, Wira tidak menemui Danu.Belakangan ini, Wira sering mendapat surat dari Danu. Yang terbaru adalah pernyataan terima kasih Danu. Dia benar-benar senang karena Wira menyerahkan Ahmad kepadanya. Dendamnya akhirnya bisa terbalaskan!Danu memang selamat dari pembunuhan waktu itu, tetapi banyak bawahannya yang gugur. Dia ingin membalaskan dendam para bawaha
Jika mendapat data-data itu, itu artinya Alzam berhasil mengendalikan semua menteri di Kerajaan Beluana. Tidak akan ada yang berani melawannya lagi. Semua ada di dalam kendali Alzam.Di luar Provinsi Yonggu, Wira dan lainnya baru keluar dari perbatasan. Mereka melihat sekelompok pengungsi menuju ke arah Provinsi Yonggu."Ada apa ini? Nggak ada perang yang terjadi, 'kan? Kenapa banyak sekali pengungsi?" gumam Wira yang merasa terkejut melihat situasi ini."Kudengar, para penduduk terpaksa mengungsi karena banjir sepanjang tahun. Hasil panen mereka buruk. Mereka nggak bisa cari nafkah. Mereka seharusnya kemari untuk mencari pelindungan, 'kan?"Semua orang tahu kebaikan Wira. Meskipun mengambil alih Provinsi Yonggu, Wira memperlakukan para penduduk dengan sangat baik. Makanya, para pengungsi berbondong-bondong datang kemari."Rupanya begitu ...." Wira menghela napas. Meskipun tidak ada peperangan yang terjadi, bencana alam tidak bisa dihindari. Bagaimanapun, para penduduk ini tidak seberu
"Semuanya, berdirilah. Nggak perlu sesungkan ini. Tuanku nggak suka disujud seperti ini. Setelah selesai makan, kalian langsung ke Provinsi Yonggu saja. Nggak jauh lagi kok. Kalian akan segera tiba," ucap Lucy.Setelah mengucapkan terima kasih, orang-orang bergegas menuju ke Provinsi Yonggu. Sementara itu, Wira dan lainnya melanjutkan perjalanan."Tuan, apa untung yang kamu dapat setelah membantu mereka? Bukannya kamu bakal terbebani? Soalnya kita harus membangun rumah untuk mereka lagi, 'kan?" tanya Mahart. Dia tidak suka melakukan sesuatu yang tidak menguntungkan baginya.Wira menyahut sambil tersenyum, "Kamu nggak ngerti. Ini bukan cuma soal reputasi. Aku nggak ingin melihat mereka menderita. Ada banyak anak kecil yang mengungsi. Kita nggak mungkin membiarkan mereka mati kelaparan, 'kan?""Kalau aku menerima mereka, mereka akan tinggal di wilayahku. Setelah kondisi membaik dan aku butuh bantuan mereka, mereka pasti akan membantuku. Sebaliknya, kalau kita mengabaikan mereka, mana mun
Wajah Jazali terlihat sangat muram. Para bawahan bergantung hidup padanya dan dia juga tidak pernah melakukan hal yang melanggar aturan.Terutama setelah insiden Bhurek, dia selalu berdiam diri di Vila Larimas dan jarang keluar. Orang-orang di sana juga sangat rendah hati.Mereka melakukan ini untuk menghindari masalah yang tak perlu. Sayangnya meski mereka tidak mencari masalah, masalah tetap datang menghampiri.Seseorang berucap, "Ketua, orang-orang ini sepertinya datang untuk mencari harta karun yang ditinggalkan Jenderal Bhurek dulu, 'kan? Semua harta dan sumber daya Jenderal Bhurek ada di tangan kita sekarang."Orang yang berbicara terlihat cemas. Dia menjelaskan dengan nada tergesa-gesa, "Meski ini adalah rahasia, bagaimanapun ini masih berada di wilayah Kerajaan Beluana. Nggak ada rahasia yang benar-benar nggak bocor. Mungkin karena hal ini, mereka mengetahui keberadaan kita ...."Semua orang di sana juga terlihat sangat khawatir. Vila Larimas hanya memiliki puluhan orang saja.
Jazali membalas, "Aku juga nggak sangka ternyata yang datang kamu. Sepertinya sekarang kamu sudah menemukan majikan baru ya?"Wajah Jazali memerah karena marah. Sebagai seorang pria sejati, dia tak akan tunduk pada dua majikan. Kalau tidak, dulu dia pasti sudah bergabung dengan Alzam.Dengan kemampuannya, tidak sulit baginya untuk mendapatkan posisi penting di bawah Alzam. Namun sebagai pria sejati, mana mungkin dia rela hidup di bawah bayang-bayang orang lain? Dia berbeda dari Bakti, dirinya bukanlah seorang pengecut!"Jazali, nggak perlu kamu pikirkan situasiku saat ini. Aku datang ke sini cuma untuk mendapatkan sesuatu dari Vila Larimas. Aku tahu kamu sekarang sudah jadi ketua sendiri. Aku nggak mau mempersulitmu. Bagaimanapun, kita dulu pernah menjadi saudara seperjuangan," ujar Bakti.Bakti menambahkan, "Kalau kamu bersedia menyerahkan harta di Vila Larimas, aku nggak akan mengusikmu. Bahkan, aku akan memujimu di hadapan Pak Alzam.""Mungkin kamu akan mendapatkan jalan kembali unt
Demi bertahan hidup, Jazali juga tidak akan hidup dengan memalukan. Dia justru merupakan seseorang yang pantas dikagumi.Lucy segera menjelaskan, "Dia adalah Ketua Vila Larimas, Jazali. Dia dulu adalah bawahan Bhurek. Tapi hubungannya dengan Bhurek nggak terlalu baik, jadi nggak mendapatkan kepercayaan penuh dari Bhurek."Wira mengangguk. Meski ini pertama kalinya dia bertemu Jazali, dari cara Jazali berbicara, dia bisa melihat bahwa Jazali memang bukanlah orang yang sejalan dengan Bhurek. Mungkin demi kejayaan Kerajaan Beluana, dia terpaksa harus mengikuti Bhurek.Lucy berbicara dengan nada penuh kebencian, "Pak, aku sudah mengutus orang untuk menyelidiki. Ada ribuan prajurit di sekitar sini, semuanya dari Kerajaan Beluana.""Pemimpin mereka adalah Bakti, antek Alzam. Orang ini memang punya kemampuan. Sebelumnya, dia yang memandu Alzam masuk ke rumah jenderal agung. Yang paling menjijikkan, dia juga pernah menjadi bawahan Bhurek," jelas Lucy.Sebagai wanita, Lucy tak suka dengan pengk