"Terima kasih, Tuan Alzam. Aku pasti akan terus meningkatkan kemampuanku agar Tuan nggak kecewa. Semoga Tuan bisa memujiku di hadapan Raja. Apa pun posisiku di masa depan, aku nggak akan pernah melupakan kebaikanmu!" ucap Bakti dengan girang.Bakti tidak pernah menyangka dirinya punya kesempatan menjadi jenderal besar. Posisi ini sangat tinggi dan diincar banyak orang.Setelah Bhurek pergi, posisi jenderal besar kosong. Ada banyak orang yang mencoba merebutnya, tetapi tidak ada yang berhasil. Bakti merasa dirinya sangat beruntung karena menjadi kepercayaan Alzam. Dia punya peluang besar untuk menjadi sukses."Ya sudah, kamu keluar dulu. Utus orang untuk mencari informasi di Dusun Darmadi. Cari tahu Puput benaran dibawa Wira atau bukan. Kalau ada informasi terbaru, langsung kabari aku," pesan Alzam dengan senyuman dingin.Karena Wira merebut wanitanya, Alzam tidak akan sungkan-sungkan padanya. Dia akan menyusun strategi untuk menjatuhkan Wira. Ini akibat dari melawannya!....Tiga hari
"Kamu Tuan Wira? Aku minta maaf atas semua perbuatan suamiku. Suamiku memang salah, jadi aku nggak akan membelanya atau membantunya memohon ampun. Aku merasa sangat berterima kasih padamu. Tanpa bantuanmu, aku nggak mungkin bisa melindungi anak-anakku."Mata Puput berkaca-kaca. Yang membantunya justru adalah musuh suaminya. Bukankah ini sangat konyol?Jika tahu hasilnya akan seperti ini, Puput pasti berusaha keras membujuk suaminya untuk berhenti mengusik Wira. Ternyata, roda tidak selamanya berada di atas. Sayangnya, sudah terlambat untuk menyesal sekarang."Bukan masalah besar. Lagian, ini kesalahan suamimu. Kamu dan anak-anakmu nggak ada kaitannya dengan masalah ini," balas Wira."Kamu benar-benar murah hati," puji Puput dengan kepala tertunduk."Kenapa kamu nggak menanyakanku alasan menolong kalian?" tanya Wira.Puput tersenyum getir dan berkata, "Aku tahu kamu ingin mengorek informasi dari suamiku. Kami adalah kelemahannya. Kalau kamu mempertemukan kami, dia pasti akan memberitahu
Setelah melihat liontin giok itu, Bhurek sontak membelalak. "Kamu benaran membawa istriku kemari? Terima kasih banyak!"Meskipun penampilan Bhurek sangat mengenaskan karena siksaan bertubi-tubi, Wira sama sekali tidak merasa kasihan padanya. Bhurek telah membunuh Biantara. Apa pun penebusan dosa yang dilakukannya, semua itu tidak berguna karena Biantara tidak bisa hidup kembali.Bhurek berkata, "Tanyakan saja semua yang ingin kamu tahu. Aku akan memberitahumu semuanya tanpa merahasiakan apa pun.""Aku nggak punya kekhawatiran apa pun lagi sekarang. Kalau tahu hasilnya akan begini, aku nggak bakal menyerahkan token militer kepada Ciputra. Ciputra memang tercela. Dia nggak menepati janjinya kepadaku."Bhurek tidak menduga majikannya yang dulu akan mengingkari janji seperti ini. Pada akhirnya, yang membantunya justru adalah Wira, yang selalu dianggapnya sebagai musuh. Bagaimana bisa ada hal sekonyol ini di dunia? Namun, semua itu benar-benar terjadi pada Bhurek.Wira tidak berbasa-basi. D
"Vila Larimas. Oke, aku akan ingat nama vila ini," ucap Wira.Setelah meninggalkan Penjara Jagat, Wira mengatur bawahannya untuk bersiap-siap ke Vila Larimas. Bukan hanya ada banyak emas dan perak, tetapi di dalam sana juga terdapat banyak dokumen yang diincar oleh Wira.Menurut Bhurek, semua dokumen itu adalah informasi yang dikumpulkan selama bertahun-tahun. Dokumen-dokumen itu jauh lebih berharga daripada harta-harta di dalam sana.Hanya saja, Bhurek telah menjadi tahanan sehingga mungkin terjadi banyak perubahan di vila itu. Sekalipun Bhurek pergi ke sana, belum tentu dia masih diizinkan untuk masuk.Dengan kata lain, jika Wira ingin mendapat barang-barang di dalam sana, dia harus turun tangan.Begitu pulang, Wira langsung memberi tahu para istrinya bahwa dia akan pergi lagi. Hal ini membuat para wanita itu kesal. "Kamu mau pergi lagi?"Wira baru pulang beberapa hari dan sekarang sudah mau pergi lagi? Mereka pun tidak mau bicara, hanya duduk di samping dengan ekspresi masam."Uhuk,
Vion langsung mengangguk menyetujuinya. "Oke. Aku memang bosan sekali belakangan ini. Satu hari seperti berabad-abad! Dulu masih ada Agha yang menemaniku. Sekarang aku sendirian karena kamu menyuruh Agha pulang. Aku cuma bisa minum-minum setiap hari."Vion punya kepribadian yang agak aneh. Dia adalah ahli teknik meringankan tubuh di Gedung Nomor Satu. Banyak orang yang menghormatinya. Namun, semua yang bergabung dengan Gedung Nomor Satu adalah ahli hebat. Siapa yang bersedia mengalah untuk sesama?Hubungan mereka memang tidak terlalu akur. Kalau bukan karena perintah Wira, mungkin Gedung Nomor Satu sudah hancur sejak awal."Tuan, apa kamu masih butuh orang? Aku juga ingin pergi bersamamu!" Ketika Wira asyik mengobrol dengan Vion, seorang pria kekar tiba-tiba menghampiri dan menangkupkan tangan kepadanya.Wira mengamatinya sesaat. Dia tidak punya kesan apa pun terhadap pria ini. Sepertinya, dia anggota baru di sini."Siapa kamu?" tanya Wira.Sebelum Vion memperkenalkan, pria kekar itu s
"Baik!" Keempat orang itu mengiakan secara serempak.Dengan demikian, meskipun jumlah orangnya sedikit, pasukan kali ini justru sangat hebat. Mereka memiliki keahlian masing-masing, apalagi mereka dipimpin oleh Lucy.Setelah mengatur semuanya, Wira dan lainnya pun meninggalkan Gedung Nomor Satu sore itu juga, menuju ke Vila Larimas.Bagaimanapun, mereka belum mengetahui keadaan di Vila Larimas, tidak tahu ada berapa banyak orang di sana. Mereka harus tiba secepat mungkin untuk memastikan semuanya.Di perjalanan, demi mencegah terjadinya masalah, Wira dan lainnya menyamar sebagai rombongan pedagang. Bahkan ketika melewati Provinsi Yonggu, Wira tidak menemui Danu.Belakangan ini, Wira sering mendapat surat dari Danu. Yang terbaru adalah pernyataan terima kasih Danu. Dia benar-benar senang karena Wira menyerahkan Ahmad kepadanya. Dendamnya akhirnya bisa terbalaskan!Danu memang selamat dari pembunuhan waktu itu, tetapi banyak bawahannya yang gugur. Dia ingin membalaskan dendam para bawaha
Jika mendapat data-data itu, itu artinya Alzam berhasil mengendalikan semua menteri di Kerajaan Beluana. Tidak akan ada yang berani melawannya lagi. Semua ada di dalam kendali Alzam.Di luar Provinsi Yonggu, Wira dan lainnya baru keluar dari perbatasan. Mereka melihat sekelompok pengungsi menuju ke arah Provinsi Yonggu."Ada apa ini? Nggak ada perang yang terjadi, 'kan? Kenapa banyak sekali pengungsi?" gumam Wira yang merasa terkejut melihat situasi ini."Kudengar, para penduduk terpaksa mengungsi karena banjir sepanjang tahun. Hasil panen mereka buruk. Mereka nggak bisa cari nafkah. Mereka seharusnya kemari untuk mencari pelindungan, 'kan?"Semua orang tahu kebaikan Wira. Meskipun mengambil alih Provinsi Yonggu, Wira memperlakukan para penduduk dengan sangat baik. Makanya, para pengungsi berbondong-bondong datang kemari."Rupanya begitu ...." Wira menghela napas. Meskipun tidak ada peperangan yang terjadi, bencana alam tidak bisa dihindari. Bagaimanapun, para penduduk ini tidak seberu
"Semuanya, berdirilah. Nggak perlu sesungkan ini. Tuanku nggak suka disujud seperti ini. Setelah selesai makan, kalian langsung ke Provinsi Yonggu saja. Nggak jauh lagi kok. Kalian akan segera tiba," ucap Lucy.Setelah mengucapkan terima kasih, orang-orang bergegas menuju ke Provinsi Yonggu. Sementara itu, Wira dan lainnya melanjutkan perjalanan."Tuan, apa untung yang kamu dapat setelah membantu mereka? Bukannya kamu bakal terbebani? Soalnya kita harus membangun rumah untuk mereka lagi, 'kan?" tanya Mahart. Dia tidak suka melakukan sesuatu yang tidak menguntungkan baginya.Wira menyahut sambil tersenyum, "Kamu nggak ngerti. Ini bukan cuma soal reputasi. Aku nggak ingin melihat mereka menderita. Ada banyak anak kecil yang mengungsi. Kita nggak mungkin membiarkan mereka mati kelaparan, 'kan?""Kalau aku menerima mereka, mereka akan tinggal di wilayahku. Setelah kondisi membaik dan aku butuh bantuan mereka, mereka pasti akan membantuku. Sebaliknya, kalau kita mengabaikan mereka, mana mun