Malam itu, Lucy dan yang lainnya sudah sepenuhnya pergi dari Kerajaan Beluana.Selesai bekerja, Alzam pergi menuju rumah jenderal agung. Namun, begitu memasuki gerbang, dia menyadari rumah jenderal agung sudah kosong melompong. Ekspresinya berubah muram.Alzam menarik seorang pengawal di sebelahnya dan bertanya dengan dingin, "Mana orang-orang di sini? Ke mana mereka pergi?"Pengawal itu menggeleng dengan kaku dan menjawab, "Kami juga nggak tahu. Tapi, kami sudah mengatur orang untuk mengawasi tempat ini. Seharusnya nggak ada yang bisa lolos dari pengawasan."Mendadak, para pengawal lain membawa beberapa orang yang tak sadarkan diri ke hadapan Alzam. Alzam tiba-tiba mendapat firasat buruk.Alzam bertanya-tanya dalam hati. Bagaimana Puput yang hanya seorang wanita lemah bisa kabur tanpa ketahuan?"Bangunkan para pecundang nggak berguna ini! Tugas kecil begini saja gagal. Apa gunanya aku mempekerjakan kalian!" bentak Alzam.Alzam yang sekarang mirip seperti Bhurek dahulu, kasar dan tempe
Mereka sudah menata ulang ibu kota dan menyelidiki struktur personel di sini. Beberapa yang identitasnya tidak jelas pun diusir dan sebagian dibunuh, tanpa peduli mereka punya hubungan dengan Wira atau tidak. Yang jelas, mereka tidak akan membiarkan jaringan mata-mata punya kesempatan masuk ke ibu kota lagi.Alzam tidak akan tahu bahwa bawahan Lucy telah tersebar di setiap sudut Kerajaan Beluana. Tidak akan ada yang bisa menemukan mereka. Ini adalah kehebatan Lucy. Alzam bukan lawannya."Jangan menyebarkan masalah ini. Anggap saja kalian nggak tahu," ucap Alzam sambil mengernyit. Untuk sekarang, dia hanya bisa menahan emosinya.Jika masalah ini tersebar, Alzam akan terpengaruh. Bagaimanapun, dulu Bhurek adalah mitranya. Setelah Bhurek dibawa pergi oleh Wira, Alzam seharusnya melindungi keluarganya, meskipun hanya untuk pencitraan.Pengawal itu mengernyit dan berkata, "Semua yang ada di sini adalah orang kepercayaan. Mereka nggak mungkin bicara sembarangan. Tapi, ada banyak pelayan di k
"Kerja bagus. Aku sangat puas. Siapa namamu? Mulai sekarang, kamu akan menjadi orang kepercayaanku," tanya Alzam sambil menatap pria di depannya dengan ekspresi puas.Alzam baru saja memperoleh kekuasaan. Banyak orang yang menyanjungnya, tetapi Alzam bisa menilai bahwa orang-orang itu tidaklah kompeten. Ketika bertemu masalah nanti, mereka akan mencampakkannya dan mengutamakan keselamatan sendiri.Itu sebabnya, Alzam ingin segera merekrut bawahan pribadi. Jika terjadi sesuatu di kemudian hari, Alzam baru punya cara untuk menggunakan mereka.Pengawal itu sontak menangkupkan tangannya dan menyahut, "Namaku Bakti. Suatu kehormatan bagiku bisa menjadi bawahan Tuan Alzam. Aku akan setia dan menuruti semua perintahmu, tanpa membuatmu kecewa!"Bakti mengungkapkan ketulusan dan kesetiaannya. Asalkan punya hubungan dekat dengan orang seperti Alzam, statusnya akan meningkat pesat dalam waktu singkat. Masa depannya tak terbatas!"Bakti," gumam Alzam. Kemudian, dia berucap dengan puas, "Bagus. Mul
"Terima kasih, Tuan Alzam. Aku pasti akan terus meningkatkan kemampuanku agar Tuan nggak kecewa. Semoga Tuan bisa memujiku di hadapan Raja. Apa pun posisiku di masa depan, aku nggak akan pernah melupakan kebaikanmu!" ucap Bakti dengan girang.Bakti tidak pernah menyangka dirinya punya kesempatan menjadi jenderal besar. Posisi ini sangat tinggi dan diincar banyak orang.Setelah Bhurek pergi, posisi jenderal besar kosong. Ada banyak orang yang mencoba merebutnya, tetapi tidak ada yang berhasil. Bakti merasa dirinya sangat beruntung karena menjadi kepercayaan Alzam. Dia punya peluang besar untuk menjadi sukses."Ya sudah, kamu keluar dulu. Utus orang untuk mencari informasi di Dusun Darmadi. Cari tahu Puput benaran dibawa Wira atau bukan. Kalau ada informasi terbaru, langsung kabari aku," pesan Alzam dengan senyuman dingin.Karena Wira merebut wanitanya, Alzam tidak akan sungkan-sungkan padanya. Dia akan menyusun strategi untuk menjatuhkan Wira. Ini akibat dari melawannya!....Tiga hari
"Kamu Tuan Wira? Aku minta maaf atas semua perbuatan suamiku. Suamiku memang salah, jadi aku nggak akan membelanya atau membantunya memohon ampun. Aku merasa sangat berterima kasih padamu. Tanpa bantuanmu, aku nggak mungkin bisa melindungi anak-anakku."Mata Puput berkaca-kaca. Yang membantunya justru adalah musuh suaminya. Bukankah ini sangat konyol?Jika tahu hasilnya akan seperti ini, Puput pasti berusaha keras membujuk suaminya untuk berhenti mengusik Wira. Ternyata, roda tidak selamanya berada di atas. Sayangnya, sudah terlambat untuk menyesal sekarang."Bukan masalah besar. Lagian, ini kesalahan suamimu. Kamu dan anak-anakmu nggak ada kaitannya dengan masalah ini," balas Wira."Kamu benar-benar murah hati," puji Puput dengan kepala tertunduk."Kenapa kamu nggak menanyakanku alasan menolong kalian?" tanya Wira.Puput tersenyum getir dan berkata, "Aku tahu kamu ingin mengorek informasi dari suamiku. Kami adalah kelemahannya. Kalau kamu mempertemukan kami, dia pasti akan memberitahu
Setelah melihat liontin giok itu, Bhurek sontak membelalak. "Kamu benaran membawa istriku kemari? Terima kasih banyak!"Meskipun penampilan Bhurek sangat mengenaskan karena siksaan bertubi-tubi, Wira sama sekali tidak merasa kasihan padanya. Bhurek telah membunuh Biantara. Apa pun penebusan dosa yang dilakukannya, semua itu tidak berguna karena Biantara tidak bisa hidup kembali.Bhurek berkata, "Tanyakan saja semua yang ingin kamu tahu. Aku akan memberitahumu semuanya tanpa merahasiakan apa pun.""Aku nggak punya kekhawatiran apa pun lagi sekarang. Kalau tahu hasilnya akan begini, aku nggak bakal menyerahkan token militer kepada Ciputra. Ciputra memang tercela. Dia nggak menepati janjinya kepadaku."Bhurek tidak menduga majikannya yang dulu akan mengingkari janji seperti ini. Pada akhirnya, yang membantunya justru adalah Wira, yang selalu dianggapnya sebagai musuh. Bagaimana bisa ada hal sekonyol ini di dunia? Namun, semua itu benar-benar terjadi pada Bhurek.Wira tidak berbasa-basi. D
"Vila Larimas. Oke, aku akan ingat nama vila ini," ucap Wira.Setelah meninggalkan Penjara Jagat, Wira mengatur bawahannya untuk bersiap-siap ke Vila Larimas. Bukan hanya ada banyak emas dan perak, tetapi di dalam sana juga terdapat banyak dokumen yang diincar oleh Wira.Menurut Bhurek, semua dokumen itu adalah informasi yang dikumpulkan selama bertahun-tahun. Dokumen-dokumen itu jauh lebih berharga daripada harta-harta di dalam sana.Hanya saja, Bhurek telah menjadi tahanan sehingga mungkin terjadi banyak perubahan di vila itu. Sekalipun Bhurek pergi ke sana, belum tentu dia masih diizinkan untuk masuk.Dengan kata lain, jika Wira ingin mendapat barang-barang di dalam sana, dia harus turun tangan.Begitu pulang, Wira langsung memberi tahu para istrinya bahwa dia akan pergi lagi. Hal ini membuat para wanita itu kesal. "Kamu mau pergi lagi?"Wira baru pulang beberapa hari dan sekarang sudah mau pergi lagi? Mereka pun tidak mau bicara, hanya duduk di samping dengan ekspresi masam."Uhuk,
Vion langsung mengangguk menyetujuinya. "Oke. Aku memang bosan sekali belakangan ini. Satu hari seperti berabad-abad! Dulu masih ada Agha yang menemaniku. Sekarang aku sendirian karena kamu menyuruh Agha pulang. Aku cuma bisa minum-minum setiap hari."Vion punya kepribadian yang agak aneh. Dia adalah ahli teknik meringankan tubuh di Gedung Nomor Satu. Banyak orang yang menghormatinya. Namun, semua yang bergabung dengan Gedung Nomor Satu adalah ahli hebat. Siapa yang bersedia mengalah untuk sesama?Hubungan mereka memang tidak terlalu akur. Kalau bukan karena perintah Wira, mungkin Gedung Nomor Satu sudah hancur sejak awal."Tuan, apa kamu masih butuh orang? Aku juga ingin pergi bersamamu!" Ketika Wira asyik mengobrol dengan Vion, seorang pria kekar tiba-tiba menghampiri dan menangkupkan tangan kepadanya.Wira mengamatinya sesaat. Dia tidak punya kesan apa pun terhadap pria ini. Sepertinya, dia anggota baru di sini."Siapa kamu?" tanya Wira.Sebelum Vion memperkenalkan, pria kekar itu s