Wira terus mengingatkan berulang-ulang kali untuk memastikan tidak terus terjadi masalah. Semua orang sudah tahu fakta bahwa Bhurek yang membunuh Biantara, sekarang dia malah tiba-tiba mencari keluarga Bhurek dan melindungi mereka. Siapa pun yang mendengar hal ini mungkin tidak akan bisa menerimanya.Namun, Lucy memahami keseluruhan situasinya, tentu saja mengerti niat baik Wira. Oleh karena itu, Lucy adalah pilihan terbaik untuk menangani urusan ini."Tuan, tenang saja. Beri aku waktu setengah bulan, aku pasti akan memberikan penjelasan yang memuaskan pada Tuan," kata Lucy sambil memberi hormat."Baiklah, kamu bisa pergi sekarang," kata Wira sambil melambaikan tangan pada Lucy, lalu tetap tinggal di jembatan batu sendirian dan melihat aliran sungai di depannya dengan tenang.Saat ini, Wira merasa sangat menderita. Dia bertanya-tanya apakah tindakannya ini akan mengecewakan Biantara. Dia dan Biantara memiliki ikatan persaudaraan, tetapi sekarang keadaannya mendesak. Dia harus menemukan
"Mana mungkin aku bisa tidur sekarang?" kata Alzam dengan kesal sambil mengelus keningnya."Suamiku, ada masalah apa yang mengganggu pikiranmu?" kata istri Alzam yang segera mendekati Alzam dan meletakkan perhiasan di tangannya, lalu menatap Alzam dengan bingung.Bagi istrinya, Alzam adalah sumber kekayaannya. Alzam hanya seorang sarjana biasa saat dahulu dia mengikutinya, tetapi sekarang Alzam benar-benar jauh berbeda dari sebelumnya. Sepertinya, pilihannya memang tepat.Selain itu, Alzam juga tidak tertarik pada wanita dan hanya ada satu istri saja selama bertahun-tahun ini. Alzam tidak berniat mencari selir, padahal para pejabat tinggi biasanya memiliki banyak istri. Apalagi usia istri Alzam sudah tidak muda lagi, sehingga Alzam tidak tertarik padanya lagi. Jika memiliki selir, istrinya ini pasti akan kehilangan kedudukannya.Untungnya, Alzam tidak melakukan semua itu."Kamu ini seorang wanita, tentu saja nggak mengerti apa yang kupikirkan. Meskipun aku memberitahumu kegelisahanku,
Salah seorang pengawal bertanya, "Sudah larut malam, apa Pak Alzam masih ada urusan penting?""Ikuti saja aku, jangan banyak omong!" jawab Alzam dengan tidak sabar. Pikirannya sudah tidak bisa tenang. Dia terus membayangkan sosok istri Bhurek.Istri Bhurek bernama Puput. Meski berasal dari keluarga sederhana, dia dikenal sebagai wanita berbudi dan berpendidikan. Keluarganya mengelola usaha kecil.Sayangnya setelah kejatuhan Bhurek, keluarganya mulai mengalami kemerosotan. Banyak orang di rumah itu mulai pergi satu per satu.Kini, rumah jenderal agung terasa sangat sepi. Hanya Puput yang masih bertahan dan menjaga keluarga itu tetap utuh.Meski begitu, Puput masih mampu merawat kedua anaknya dan menjaga martabat keluarga. Rumah besar itu tetap terlihat terhormat berkat usaha keras Puput.Siapa yang tak tertarik pada wanita seperti itu? Tak lama kemudian, mereka tiba di rumah jenderal agung."Kalian semua ikut denganku. Aku ada urusan, kalian cuma perlu mendampingiku. Kalau ada yang meng
Seorang pengawal segera maju dan menampar Aldi, lalu memaki, "Berani sekali! Siapa kalian sampai berani menyuruh Pak Alzam menunggu di ruang tamu? Kalian jelas-jelas nggak menghormati Pak Alzam!" Semua orang di sekitar hanya bisa menahan amarah mereka dan tak berani membalas."Aku bersalah .... Aku akan segera membawa Pak Alzam pergi menemui Nyonya," ucap Aldi segera. Dia tidak berani ragu lagi dan segera membawa Alzam menuju kamar Puput.Dalam sekejap, mereka sudah tiba di depan pintu kamar Puput. Ketika Aldi hendak mengetuk pintu untuk melapor, Alzam langsung menarik kerah bajunya dan melemparnya ke belakang.Pengawal yang mengikuti di belakang Alzam juga maju, lalu mengawasi semua orang yang ada di sekitar dengan tatapan dingin. Aldi dan yang lainnya terlihat bingung.Alzam pun memperjelas, "Kalian tunggu saja di sini. Aku akan masuk sendiri untuk menemui Nyonya. Urusan kami nggak boleh didengar orang lain. Ini semua rahasia. Kalau ada yang berani mendekati kamar ini, bunuh saja di
Puput sudah lama ingin meninggalkan Kerajaan Beluana. Sayangnya jika dia benar-benar melakukannya, anak-anaknya mungkin tidak akan selamat.Puput harus memikirkan anak-anaknya, karena itu adalah satu-satunya cara untuk menjaga garis keturunan Bhurek tetap hidup. Itu juga sebagai penghormatan terakhir atas hubungan mereka."Sudah larut malam, tapi aku datang ke sini. Apa Bu Puput masih belum mengerti maksudku?" Saat berbicara, Alzam sudah berada tepat di depan Puput.Pria itu melanjutkan, "Sejak pertama kali melihatmu, aku sudah terpikat. Kalau kamu bersedia bersamaku, aku akan melindungimu dengan baik."Alzam berjanji, "Aku bisa menjadi pelindungmu. Kamu pasti tahu kedudukanku sekarang. Di ibu kota ini, nggak ada yang berani menentangku. Kamu adalah orang yang cerdas, pasti tahu apa yang harus dilakukan, 'kan?"Alzam menjilat bibirnya, lalu segera mendekati Puput. Sebelum wanita itu bisa bereaksi, Alzam sudah meraih tangannya dan mendekatkan hidungnya untuk menghirup aroma tubuhnya.It
Puput terus memohon dengan penuh kesedihan, "Pak Alzam, kumohon lepaskan aku ...."Namun, Alzam sudah melepaskan pakaiannya dan segera mendekat. Pria itu menarik tangan Puput sambil berucap, "Kesempatan ada di depanmu. Kalau kamu nurut dan melayaniku dengan baik, aku akan menjadi pelindungmu setelah malam ini.""Aku akan menjaga anak-anak dan keluargamu. Di Kerajaan Beluana ini, nggak ada seorang pun yang berani mengganggu mereka. Mereka bakal hidup dengan kemewahan. Tapi kalau menolak, kamu sudah tahu apa akibatnya, 'kan?" tanya Alzam.Setelah mendengar kata-kata itu, Puput hanya bisa menggertakkan giginya dan mengangguk. Dia tak berani berkata lebih. Dia merasa semua ini adalah takdirnya.Alzam menghabiskan sepanjang malam di kamar Puput dan baru meninggalkan rumah jenderal agung saat fajar.Sementara itu, Puput terbaring di ranjang. Matanya kosong, rambutnya berantakan, dan air mata mengalir di wajahnya. Dia merasa ada beban berat mengimpit dadanya dan membuatnya sulit bernapas.Tak
"Uhuk, uhuk ...." Wira berdeham dengan canggung. Setelah memastikan tak ada orang di sekitarnya, dia menarik Wulan lebih dekat.Wira berbicara pelan, "Ini cuma taktik sementara. Bhurek menyimpan banyak rahasia yang berguna bagi kita. Sekarang, Doddy menghukumnya setiap hari. Itu sudah cukup untuk membuat Biantara puas, 'kan?""Tapi, aku juga melakukannya diam-diam agar nggak memancing masalah lain. Lagi pula meski Bhurek bersalah, keluarganya nggak sepenuhnya salah. Kita nggak bisa membiarkan mereka dihina dan diperlakukan buruk oleh Alzam," lanjut Wira.Wira merasa bahwa apa yang dilakukan Alzam sungguh menjijikkan. Tindakannya begitu kejam dan membuatnya makin kesal. Tampaknya semua pengetahuan yang Alzam pelajari selama ini sia-sia!Wulan berucap sambil mengangguk. "Sayang, aku mengerti maksudmu. Aku nggak akan membicarakan hal ini pada siapa pun. Tenang saja.""Oke. Aku percaya padamu. Sudah kuduga, kamu selalu bijaksana dan peduli padaku," balas Wira sambil tersenyum.Wulan hanya
Fajar perlahan menyingsing di Kerajaan Beluana. Alzam sudah pulang ke rumahnya sendiri. Dia duduk di ruang tamu, memutar kembali apa yang terjadi barusan. Eloknya tubuh Puput terus membayang di kepalanya."Dia benar-benar cantik!" gumam Alzam yang sudah lama mengincar Puput. Kali ini, dia akhirnya bisa memanfaatkan kesempatan langka itu.Mendadak terdengar suara langkah kaki. Istri Alzam berjalan mendekat. Dia merapikan rambutnya sambil bertanya, "Sayang, kamu ke mana pagi-pagi begini? Biarpun kamu sibuk dengan urusan pemerintahan, kamu harus istirahat yang cukup. Kamu membuatku khawatir."Lamunan Alzam buyar. Dia menatap wajah istrinya dengan sedikit jengkel. Keduanya sama-sama wanita, tetapi mengapa istrinya begitu berbeda dengan Puput?"Bukan urusanmu. Memangnya aku perlu melaporkan semua kegiatanku padamu? Kalau nggak ada kerjaan, lebih baik siapkan sarapan. Aku mau makan dan segera pergi rapat. Jangan buang-buang waktuku," ucap Alzam dengan sebal.Istri Alzam mengeluh, "Aku hanya