Wira menggelengkan kepala dan tersenyum melihat Thalia yang berbicara dengan sangat terus terang."Cepat katakan. Kamu mengikutiku ke sini pasti bukan hanya untuk membantu mereka melihat keadaanku, 'kan? Ada hal apa lagi? Nggak perlu menyembunyikannya dariku, kamu juga nggak akan bisa menyembunyikannya," kata Wira yang langsung mengetahui niat Thalia.Thalia langsung menundukkan kepala. Setelah terdiam sejenak, dia baru berbisik, "Memang nggak ada yang bisa disembunyikan dari mata suamiku. Sayang, kali ini aku datang sebenarnya karena masalah jaringan mata-mata."Wira mengernyitkan alis dan menatap Thalia dengan ekspresi bingung. "Jaringan mata-mata? Apa maksudmu ini? Jangan-jangan, kamu juga ingin mengurus jaringan mata-mata?"Tanpa berpikir panjang, Thalia berkata, "Benar, aku juga ingin menjadi penanggung jawab jaringan mata-mata dan juga matamu. Aku tahu kamu sekarang butuh seseorang yang bisa dipercayai untuk mengurus jaringan mata-mata dan justru karena inilah kamu menyetujui per
Saat Wira dan Thalia kembali ke ruangan itu, semua orang juga telah selesai minum-minum. Setelah berpamitan dengan Wira, mereka pun bubar. Dia dan Thalia juga ke kamar mereka dan saling berpelukan untuk beristirahat.Saat Wira dan Thalia masih belum bangun keesokan paginya, terdengar ketukan pintu yang tergesa-gesa dari luar dan seseorang berkata, "Tuan, tolong cepat keluar, ada masalah di luar!"Setelah mendengar perkataan itu, ekspresi Wira berubah. Dia bertanya-tanya apakah Ciputra melanggar janji dan mencoba melakukan serangan mendadak.Namun, Wira terpikir orang-orang dari suku utara baru saja pergi dan Trenggi beserta rombongannya juga belum pergi terlalu jauh. Jika terjadi perang, keduanya akan segera kembali dan akhirnya Kerajaan Beluana yang pasti dirugikan. Ciputra adalah orang yang tidak kompeten dalam hal strategi, tetapi masih ada Alzam di sampingnya sebagai penasihat.Perlu diketahui, Alzam adalah orang yang berbakat. Saat ini, Bhurek sudah menjadi tahanan Wira, Ciputra s
Lucy duduk di salah satu sudut dengan wajah pucat dan ada beberapa wanita yang berdiri di belakangnya. Para wanita itu adalah pengawal pribadinya dan ahli yang telah dilatihnya selama bertahun-tahun. Dia adalah seorang wanita, tentu saja nyaman jika ada beberapa wanita yang mengikutinya.Sementara itu, orang yang berdiri di depannya adalah Jonathan dan Klause. Meskipun jaringan mata-mata terbagi menjadi delapan tim, hanya anggota dari tim langit dan tim bumi adalah anggota inti. Jonathan adalah kapten tim bumi, sedangkan Klause berasal dari tim angin. Keduanya pernah menjadi orang kepercayaan Biantara dan orang berbakat yang sangat dihargai Biantara.Selain itu, kedua orang itu juga pernah bertemu dengan Wira. Saat berada di pinggiran hutan di wilayah suku utara, Jonathan yang memimpin jalannya. Oleh karena itu, Jonathan cukup familier dengannya.Jonathan berkata dengan marah, "Lucy, tugas tim langit dan tim bumi hampir sama. Semua orang juga tahu kedua tim ini nggak punya perbedaan ya
"Baiklah, ayo kita pergi!" Setelah merespons, Jonathan bersiap untuk memimpin rombongannya pergi.Uhuk uhuk.Saat semua orang baru saja berbalik, terdengar suara yang familier dan mereka semua pun melihat ke arah suara itu. Dalam sekejap, mereka semua tercengang, lalu langsung memberi hormat dan berkata secara serentak, "Tuan!"Bahkan Lucy pun berdiri dan tidak duduk di tempatnya lagi.Wira pun melambaikan tangan pada semua orang dan memasuki kuil itu. Setelah berdiri di depan semua orang, dia tersenyum dan berkata, "Tadi aku sudah dengar apa yang kalian bicarakan, tapi aku nggak menyalahkan kalian. Aku juga sudah memperkirakan perasaan kalian."Setelah mengatakan itu, Wira menatap Lucy. "Setelah semalam bertemu denganmu, aku tahu situasinya akan seperti ini. Kalian semua adalah orang yang memiliki kebanggaan tersendiri dan juga kemampuan untuk menanggungnya. Tapi, justru karena inilah, kalian nggak akan tunduk pada siapa pun. Jadi, bagaimana mungkin akan ada orang yang bisa menggantik
Wira berkata, "Kalau ingin menjadi penerus Biantara, kalian tentu harus punya kemampuan. Begini saja, kebetulan aku punya tugas untuk kalian. Anggap ini ujian untuk kalian. Siapa pun yang bisa melacak lokasi Ahmad dalam 3 hari akan menjadi penerus Biantara. Gimana?"Semua orang bertatapan sesaat, lalu mengangguk. Pengaturan seperti ini termasuk adil.Wira tersenyum puas dan berujar, "Karena kalian semua setuju, kita jalankan sesuai rencanaku. Aku nggak akan ingkar janji. Semua tergantung pada kemampuan kalian. Setelah hasilnya keluar, kuharap kalian bisa mendengar instruksi orang yang terpilih. Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak lancang."Orang-orang mengangguk mengiakan. Setelah mengatur semuanya, Wira berpamitan dan pergi ke Kota Besira.Sementara itu, orang lainnya juga mulai bergerak. Tugas semacam ini sangat sulit bagi orang biasa. Bagaimana mungkin mereka bisa menemukan seseorang di dunia yang begitu luas?Namun, orang-orang ini adalah bawahan elite Biantara. Bawahan mere
Wira belum sempat menikmati pemandangan di Provinsi Yonggu, tetapi sudah mau pergi? Setelah Wira dan lainnya pergi, Danu akan sendirian ....Danu tidak peduli pada gaji ataupun reputasi. Dia lebih mementingkan persahabatannya. Jika bukan karena Wira begitu memercayainya, mana mungkin dia bersedia tinggal di tempat ini? Lebih baik dia pulang ke Dusun Darmadi dan bersenang-senang.Wira mengangguk sambil berkata, "Ya, aku masih punya urusan lain. Jangan lupa, aku bukan cuma ingin membalaskan dendam Biantara, tapi juga memberimu keadilan. Bhurek sudah ditangkap, tapi biang keroknya masih berkeliaran di luar sana."Danu segera memahaminya. Dia bertanya, "Maksudmu Ahmad?""Benar." Ekspresi Wira langsung menjadi dingin membahas tentang Ahmad. Dia meneruskan, "Yang menyerangmu waktu itu adalah Ahmad. Pria ini sangat kejam dan ambisius.""Kita sudah membunuh majikannya, juga sudah menghancurkan jalan mundurnya. Dia pasti sangat terdesak sekarang. Kalau nggak segera ditemukan, dia bisa menjadi b
"Takutnya akan terjadi banyak hal di luar dugaan kalau masuk secara gegabah. Bukan cuma para bawahan yang bakal mati, tapi musuh juga akan menjadi waspada.""Ahmad ini seperti ular beracun yang sembunyi di kegelapan. Begitu menyadari keanehan, dia pasti akan langsung kabur. Kemudian, kita harus mencarinya lagi," jelas Lucy yang terdengar sangat percaya diri.Faktanya, Lucy bisa menemukan Ahmad tidak peduli dia bersembunyi di mana. Yang merepotkan adalah Ahmad menguasai banyak metode licik.Wira berpikir sejenak, lalu membalas, "Kalau begitu, aku bakal ikut dengan kalian. Aku ingin lihat, seperti apa tempat tinggal Ahmad."Tentunya, Wira juga memiliki tujuan lain. Ahmad menguasai ilmu sihir dan racun. Orang-orang di sekitarnya pasti sama dengannya. Jika bisa direkrut, orang-orang itu akan berguna untuk Wira.Namun, jika orang-orang itu sama busuknya dengan Ahmad yang mengganggu ketentraman dunia, Wira akan menghabisi mereka semua agar tidak terjadi masalah di kemudian hari."Tuan, statu
Lucy tidak mengatakan apa pun. Dia lebih memilih untuk diam.Wira berkata, "Kalau begitu, kamu sudah boleh pulang. Titip salam untuk yang lainnya. Beri tahu mereka, aku ada urusan, jadi nggak bisa pulang untuk sementara waktu. Suruh mereka istirahat di rumah dulu. Jangan ada yang berkeliaran."Kemudian, Wira mengelus kepala Thalia seperti sedang membujuk anak kecil. Wajah Thalia sontak memerah. Tidak masalah kalau bermesra-mesraan di kamar, tetapi mereka sedang di depan publik. Wira malah memperlakukannya seperti anak kecil. Memalukan sekali!"Nggak boleh! Aku mau ikut denganmu! Kamu selalu bertemu bahaya setiap kali keluar! Aku bisa membantumu kalau ikut! Aku nggak peduli kamu setuju atau nggak! Pokoknya aku harus ikut!" seru Thalia."Kali ini nggak boleh. Pulang sana atau aku bakal marah," timpal Wira. Ketika melihat Wira seperti serius dengan ucapannya, Thalia tidak berani membantah lagi dan hanya bisa pulang. Segera, Wira dan Lucy pun berangkat.Di perjalanan, Jonathan dan Klause