Setelah saling memandang sebentar, semua orang akhirnya menatap pada Wira dan menunggunya berbicara. Meskipun mereka semua menggabungkan pemikiran mereka, mereka tetap saja tidak bisa menandingi Wira. Dalam situasi seperti ini, hanya Wira sendiri saja yang bisa menyelesaikan masalahnya.Wira maju sambil tersenyum dan berkata, "Ciputra, nggak perlu terlalu dipikirkan. Aku tahu status dan juga kepribadian Jenderal Bhurek. Hanya saja saudara-saudaraku ini terlalu gegabah, jadi mereka mungkin salah berbicara. Bagaimana mungkin Jenderal Bhurek melakukan hal seperti ini? Tapi, karena saudaraku sudah berkata demikian, mungkin ada perasaan curiga di hati semua orang.""Ini akan memengaruhi reputasi Jenderal Bhurek. Bagaimana kalau sekarang kita pergi ke kediaman Jenderal Bhurek untuk melihat situasinya? Bagaimana menurutmu? Dengan begitu, kita juga bisa membantu membuktikan Jenderal Bhurek nggak bersalah."Setelah mendengar kata-kata itu, semua orang langsung menganggukkan kepala setuju. Ini m
Setelah ragu sejenak, pelayan itu akhirnya menceritakan seluruh kejadiannya pada Bhurek.Mendengar itu, Bhurek pun menyipitkan mata, ternyata kejadiannya begitu."Kalian berpura-pura nggak tahu apa-apa saja, lakukan saja pekerjaan kalian seperti biasa. Kalian juga nggak perlu bangun untuk menyambut mereka. Setelah Raja dan yang lainnya tiba, kamu baru suruh seseorang untuk memanggilku. Bilang aku sedang tidur nyenyak di dalam kamar. Mengerti?" peringatan Bhurek berulang kali.Pelayan itu segera menganggukkan kepala. "Jenderal, tenang saja, kita pasti akan melaksanakan sesuai perintahmu!"Satu jam kemudian, di luar kediaman jenderal besar. Langit sudah terang dan Wira bersama rombongannya juga sudah tiba di luar kediaman jenderal besar.Melihat kediaman jenderal besar yang megah dan luas di depannya, Wira langsung berkomentar, "Nggak disangka, kediaman jenderal besar begitu megah. Sepertinya, kamu memperlakukan Bhurek dengan baik."Ciputra tersenyum dan berkata, "Tentu saja. Jenderal be
"Kamu sudah bisa menebaknya, jadi aku nggak akan bertele-tele lagi."Ciputra yang langsung ke intinya menunjuk ke arah Wira dan berkata, "Tadi penginapan yang ditempati Kak Wira tiba-tiba terbakar dan sebelum itu juga ada orang yang menyerang Kak Wira. Jadi, kamu harus menjawab dengan jujur, apa semua hal ini berhubungan denganmu?"Bhurek tertegun sejenak, lalu terus menggelengkan kepala. "Bagaimana mungkin? Aku memang nggak suka dengan tindakan Tuan Wira, tapi aku nggak akan melakukan tindakan seperti ini. Aku adalah jenderal besar Kerajaan Beluana, bagaimana mungkin aku melakukan tindakan rendahan seperti ini?""Apa Raja mendengar rumor dari seseorang, jadi datang menginterogasiku? Apa Raja nggak percaya padaku?"Mendengar perkataan itu, Agha yang berdiri di samping pun tertawa terbahak-bahak. Bahkan dia pun bisa melihat itu jelas hanya sandiwara. Apakah keduanya menganggap mereka orang bodoh?Mendengar suara tawa itu, ekspresi Bhurek berubah dan secara refleks melirik Agha yang berd
"Ada orang yang mencoba membunuh Raja!" Bhurek adalah orang yang pertama kali bereaksi dan segera melindungi Ciputra. Anak panah itu langsung menembus lengan Bhurek, sehingga keadaan di dalam aula utama menjadi kacau.Para pengawal bersenjata pun segera maju dan mengelilingi Ciputra. Semua orang di dalam kediaman jenderal besar juga mulai muncul dan terus berteriak untuk menangkap pelakunya. Suasananya benar-benar sangat kacau.Wira juga melindungi Thalia dan Dewina di belakangnya, sedangkan Agha, Nafis, dan yang lainnya juga sudah mulai siaga."Ini panahnya Nafis," kata Bhurek setelah menundukkan kepala dan melihat lukanya, lalu menatap ke arah Wira dengan dingin."Bagus sekali! Nggak disangka, kamu ternyata berniat membunuh Raja kami. Aku pikir kamu adalah seorang pria sejati, aku benar-benar sudah salah menilaimu. Pengawal, segera tangkap Wira!"Seiring perintah Bhurek, semua orang langsung bergerak dan segera mendekati Wira dan yang lainnya.Melihat situasinya menjadi buruk, para w
"Aku ...." Wira tidak bisa berkata apa-apa.Wira dan yang lainnya tahu ini adalah jebakan, Ciputra juga seharusnya menyadarinya. Namun, sekarang anak panah itu memang milik Nafis, inilah yang paling merepotkan. Meskipun dia pandai berbicara, penjelasannya akhirnya hanya akan sia-sia saja selama Ciputra bersikeras menyalahkannya. Ini benar-benar masalah yang merepotkan.Setelah merenungkannya, Wira mengernyitkan alis dan berkata, "Aku harap kamu bisa menyelidiki masalah ini dengan baik. Kalau kamu nggak menyambutku, kami akan pergi sekarang. Tapi, suatu hari nanti aku akan kembali menuntut penjelasan, insiden penyergapan Danu nggak akan berakhir begitu saja. Aku juga berharap kamu bisa menyelidiki siapa pelaku yang mencoba membunuhmu kalo ini."Setelah mengatakan itu, Wira memimpin semua orang di belakangnya untuk pergi.Bhurek langsung memerintah, "Jangan biarkan mereka pergi. Tangkap semua orang yang telah mencoba membunuh Raja!"Sekarang, kendali atas situasinya sudah kembali ke tang
Ciputra yang berdiri di samping segera mendekat, lalu mengusir para pengawal bersenjata di sampingnya dan berkata sambil mengernyitkan alis, "Apa yang sebenarnya telah terjadi?"Bukan hanya Wira yang kebingungan, begitu juga dengan Ciputra. Saat ini, hanya tersisa Ciputra, Bhurek, dan Alzam di aula utama itu.Bhurek segera bangkit dan langsung berlutut di depan Ciputra tanpa memedulikan luka di lengannya yang masih berdarah. Dia pun segera berkata, "Raja, maafkan aku, semua ini adalah inisiatifku sendiri untuk membunuh Wira. Orang-orangku sudah jatuh ke tangan Wira, dia pasti akan datang menuntut penjelasanku begitu matahari terbit."Meskipun aku sudah melakukan penyerangan tadi malam dengan sangat rapi, aku takut nggak bisa menipu mata Wira dengan mudah. Kalau begitu, lebih baik kita yang bergerak lebih dulu agar semua orang berpikir Wira yang menyerangmu. Dengar begitu, Wira juga nggak akan bisa melawan kita. Kita juga nggak perlu khawatir orang-orang Wira akan balas dendam lagi kela
Pada saat yang bersamaan, Wira dan yang lainnya sedang berlari di jalanan."Semua gerbang kota sudah ditutup rapat, sekarang kita nggak bisa keluar dari sini. Apa yang harus kita lakukan? Kak Wira, kalau nggak bisa keluar, kita lawan saja mereka. Lagi pula, sekarang Ciputra juga belum kembali ke istana. Dengan kekuatan kita, bukan hal yang sulit untuk membunuh Ciputra," kata Agha dengan ekspresi ganas.Siapa pun yang berani menantang Wira, semuanya adalah musuh Agha. Tidak peduli apa pun status musuhnya, dia pasti akan memastikan orang itu tidak akan kembali hidup-hidup jika berani mengganggu Wira.Wira mengernyitkan alis dan berkata, "Nggak boleh. Sekarang situasinya nggak menguntungkan, kita nggak boleh bertindak gegabah. Kita semua harus berhati-hati dan jangan sekali-kali berpikir untuk menyerang Ciputra. Sekarang kita hanya difitnah, suatu hari nanti kebenarannya pasti akan terungkap.""Tapi, kalau kita benar-benar membunuh Ciputra, mungkin peperangan akan dimulai dan nggak ada ke
Gadis kecil itu ketakutan sampai terisak-isak dan terus mundur sampai menabrak dinding di sampingnya.Melihat pemandangan itu, Thalia segera maju dan melindungi gadis kecil itu di sisinya. Setelah melirik Danu, dia berkata dengan kesal, "Lihatlah dirimu, kenapa menakut-nakuti anak kecil? Kamu sudah membuatnya ketakutan. Sudahlah, biar aku yang berbicara dengannya."Setelah menegur Danu, Thalia berbalik dan melihat gadis kecil itu, lalu bertanya, "Adik kecil, di mana ibumu sekarang? Kenapa ibumu menyuruhmu untuk mencari kami dan mengantar kami keluar kota?"Setelah menatap Thalia sejenak dan kembali diam-diam melirik Danu, gadis kecil baru berbisik, "Ibuku bilang Tuan Wira adalah orang yang sangat baik. Ayahku dulu mati karena perang. Kalau bukan karena Tuan Wira, perang mungkin masih belum berakhir dan pada akhirnya akan makin banyak rakyat yang mati.""Tuan Wira yang memberikan kami kedamaian. Meskipun banyak orang yang bilang Tuan Wira sudah melukai raja kami, ibu yakin Tuan Wira ngg