Share

Bab 2353

Penulis: Arif
Setelah saling memandang sebentar, semua orang akhirnya menatap pada Wira dan menunggunya berbicara. Meskipun mereka semua menggabungkan pemikiran mereka, mereka tetap saja tidak bisa menandingi Wira. Dalam situasi seperti ini, hanya Wira sendiri saja yang bisa menyelesaikan masalahnya.

Wira maju sambil tersenyum dan berkata, "Ciputra, nggak perlu terlalu dipikirkan. Aku tahu status dan juga kepribadian Jenderal Bhurek. Hanya saja saudara-saudaraku ini terlalu gegabah, jadi mereka mungkin salah berbicara. Bagaimana mungkin Jenderal Bhurek melakukan hal seperti ini? Tapi, karena saudaraku sudah berkata demikian, mungkin ada perasaan curiga di hati semua orang."

"Ini akan memengaruhi reputasi Jenderal Bhurek. Bagaimana kalau sekarang kita pergi ke kediaman Jenderal Bhurek untuk melihat situasinya? Bagaimana menurutmu? Dengan begitu, kita juga bisa membantu membuktikan Jenderal Bhurek nggak bersalah."

Setelah mendengar kata-kata itu, semua orang langsung menganggukkan kepala setuju. Ini m
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2354

    Setelah ragu sejenak, pelayan itu akhirnya menceritakan seluruh kejadiannya pada Bhurek.Mendengar itu, Bhurek pun menyipitkan mata, ternyata kejadiannya begitu."Kalian berpura-pura nggak tahu apa-apa saja, lakukan saja pekerjaan kalian seperti biasa. Kalian juga nggak perlu bangun untuk menyambut mereka. Setelah Raja dan yang lainnya tiba, kamu baru suruh seseorang untuk memanggilku. Bilang aku sedang tidur nyenyak di dalam kamar. Mengerti?" peringatan Bhurek berulang kali.Pelayan itu segera menganggukkan kepala. "Jenderal, tenang saja, kita pasti akan melaksanakan sesuai perintahmu!"Satu jam kemudian, di luar kediaman jenderal besar. Langit sudah terang dan Wira bersama rombongannya juga sudah tiba di luar kediaman jenderal besar.Melihat kediaman jenderal besar yang megah dan luas di depannya, Wira langsung berkomentar, "Nggak disangka, kediaman jenderal besar begitu megah. Sepertinya, kamu memperlakukan Bhurek dengan baik."Ciputra tersenyum dan berkata, "Tentu saja. Jenderal be

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2355

    "Kamu sudah bisa menebaknya, jadi aku nggak akan bertele-tele lagi."Ciputra yang langsung ke intinya menunjuk ke arah Wira dan berkata, "Tadi penginapan yang ditempati Kak Wira tiba-tiba terbakar dan sebelum itu juga ada orang yang menyerang Kak Wira. Jadi, kamu harus menjawab dengan jujur, apa semua hal ini berhubungan denganmu?"Bhurek tertegun sejenak, lalu terus menggelengkan kepala. "Bagaimana mungkin? Aku memang nggak suka dengan tindakan Tuan Wira, tapi aku nggak akan melakukan tindakan seperti ini. Aku adalah jenderal besar Kerajaan Beluana, bagaimana mungkin aku melakukan tindakan rendahan seperti ini?""Apa Raja mendengar rumor dari seseorang, jadi datang menginterogasiku? Apa Raja nggak percaya padaku?"Mendengar perkataan itu, Agha yang berdiri di samping pun tertawa terbahak-bahak. Bahkan dia pun bisa melihat itu jelas hanya sandiwara. Apakah keduanya menganggap mereka orang bodoh?Mendengar suara tawa itu, ekspresi Bhurek berubah dan secara refleks melirik Agha yang berd

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2356

    "Ada orang yang mencoba membunuh Raja!" Bhurek adalah orang yang pertama kali bereaksi dan segera melindungi Ciputra. Anak panah itu langsung menembus lengan Bhurek, sehingga keadaan di dalam aula utama menjadi kacau.Para pengawal bersenjata pun segera maju dan mengelilingi Ciputra. Semua orang di dalam kediaman jenderal besar juga mulai muncul dan terus berteriak untuk menangkap pelakunya. Suasananya benar-benar sangat kacau.Wira juga melindungi Thalia dan Dewina di belakangnya, sedangkan Agha, Nafis, dan yang lainnya juga sudah mulai siaga."Ini panahnya Nafis," kata Bhurek setelah menundukkan kepala dan melihat lukanya, lalu menatap ke arah Wira dengan dingin."Bagus sekali! Nggak disangka, kamu ternyata berniat membunuh Raja kami. Aku pikir kamu adalah seorang pria sejati, aku benar-benar sudah salah menilaimu. Pengawal, segera tangkap Wira!"Seiring perintah Bhurek, semua orang langsung bergerak dan segera mendekati Wira dan yang lainnya.Melihat situasinya menjadi buruk, para w

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2357

    "Aku ...." Wira tidak bisa berkata apa-apa.Wira dan yang lainnya tahu ini adalah jebakan, Ciputra juga seharusnya menyadarinya. Namun, sekarang anak panah itu memang milik Nafis, inilah yang paling merepotkan. Meskipun dia pandai berbicara, penjelasannya akhirnya hanya akan sia-sia saja selama Ciputra bersikeras menyalahkannya. Ini benar-benar masalah yang merepotkan.Setelah merenungkannya, Wira mengernyitkan alis dan berkata, "Aku harap kamu bisa menyelidiki masalah ini dengan baik. Kalau kamu nggak menyambutku, kami akan pergi sekarang. Tapi, suatu hari nanti aku akan kembali menuntut penjelasan, insiden penyergapan Danu nggak akan berakhir begitu saja. Aku juga berharap kamu bisa menyelidiki siapa pelaku yang mencoba membunuhmu kalo ini."Setelah mengatakan itu, Wira memimpin semua orang di belakangnya untuk pergi.Bhurek langsung memerintah, "Jangan biarkan mereka pergi. Tangkap semua orang yang telah mencoba membunuh Raja!"Sekarang, kendali atas situasinya sudah kembali ke tang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2358

    Ciputra yang berdiri di samping segera mendekat, lalu mengusir para pengawal bersenjata di sampingnya dan berkata sambil mengernyitkan alis, "Apa yang sebenarnya telah terjadi?"Bukan hanya Wira yang kebingungan, begitu juga dengan Ciputra. Saat ini, hanya tersisa Ciputra, Bhurek, dan Alzam di aula utama itu.Bhurek segera bangkit dan langsung berlutut di depan Ciputra tanpa memedulikan luka di lengannya yang masih berdarah. Dia pun segera berkata, "Raja, maafkan aku, semua ini adalah inisiatifku sendiri untuk membunuh Wira. Orang-orangku sudah jatuh ke tangan Wira, dia pasti akan datang menuntut penjelasanku begitu matahari terbit."Meskipun aku sudah melakukan penyerangan tadi malam dengan sangat rapi, aku takut nggak bisa menipu mata Wira dengan mudah. Kalau begitu, lebih baik kita yang bergerak lebih dulu agar semua orang berpikir Wira yang menyerangmu. Dengar begitu, Wira juga nggak akan bisa melawan kita. Kita juga nggak perlu khawatir orang-orang Wira akan balas dendam lagi kela

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2359

    Pada saat yang bersamaan, Wira dan yang lainnya sedang berlari di jalanan."Semua gerbang kota sudah ditutup rapat, sekarang kita nggak bisa keluar dari sini. Apa yang harus kita lakukan? Kak Wira, kalau nggak bisa keluar, kita lawan saja mereka. Lagi pula, sekarang Ciputra juga belum kembali ke istana. Dengan kekuatan kita, bukan hal yang sulit untuk membunuh Ciputra," kata Agha dengan ekspresi ganas.Siapa pun yang berani menantang Wira, semuanya adalah musuh Agha. Tidak peduli apa pun status musuhnya, dia pasti akan memastikan orang itu tidak akan kembali hidup-hidup jika berani mengganggu Wira.Wira mengernyitkan alis dan berkata, "Nggak boleh. Sekarang situasinya nggak menguntungkan, kita nggak boleh bertindak gegabah. Kita semua harus berhati-hati dan jangan sekali-kali berpikir untuk menyerang Ciputra. Sekarang kita hanya difitnah, suatu hari nanti kebenarannya pasti akan terungkap.""Tapi, kalau kita benar-benar membunuh Ciputra, mungkin peperangan akan dimulai dan nggak ada ke

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2360

    Gadis kecil itu ketakutan sampai terisak-isak dan terus mundur sampai menabrak dinding di sampingnya.Melihat pemandangan itu, Thalia segera maju dan melindungi gadis kecil itu di sisinya. Setelah melirik Danu, dia berkata dengan kesal, "Lihatlah dirimu, kenapa menakut-nakuti anak kecil? Kamu sudah membuatnya ketakutan. Sudahlah, biar aku yang berbicara dengannya."Setelah menegur Danu, Thalia berbalik dan melihat gadis kecil itu, lalu bertanya, "Adik kecil, di mana ibumu sekarang? Kenapa ibumu menyuruhmu untuk mencari kami dan mengantar kami keluar kota?"Setelah menatap Thalia sejenak dan kembali diam-diam melirik Danu, gadis kecil baru berbisik, "Ibuku bilang Tuan Wira adalah orang yang sangat baik. Ayahku dulu mati karena perang. Kalau bukan karena Tuan Wira, perang mungkin masih belum berakhir dan pada akhirnya akan makin banyak rakyat yang mati.""Tuan Wira yang memberikan kami kedamaian. Meskipun banyak orang yang bilang Tuan Wira sudah melukai raja kami, ibu yakin Tuan Wira ngg

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2361

    "Namaku Tiara, Tuan Wira nggak perlu sungkan. Aku sudah lama mendengar reputasi Tuan Wira, jadi aku menyuruh putriku untuk mencari Tuan Wira dan membantumu keluar dari kesulitan ini."Saat mengatakan itu, Tiara membawa Wira dan yang lainnya menuju halaman belakang rumahnya. Semua orang tetap waspada dan bersiap untuk menghadapi kemungkinan buruk.Setelah sampai di halaman belakang, Tiara berjalan ke samping dan segera membuka tutup sumur di sana, Dia pun menunjuk ke bawah dan berkata, "Tuan Wira, sumur ini terhubung ke luar kota. Sumur ini sudah lama kering, jadi kamu bisa berjalan dengan aman. Nggak sampai satu jam, kalian sudah mencapai luar kota."Wira menganggukkan kepala dan bersiap untuk turun ke sumur tanpa ragu-ragu.Namun, Danu yang berdiri di samping berkata dengan ekspresi hati-hati, "Sebaiknya aku yang turun dulu untuk memeriksa situasinya, lalu Tuan menyusul turun."Danu melakukan itu juga demi memastikan keamanan Wira. Tiba-tiba ada seseorang yang menunjukkan jalan keluar

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status