"Wira, kamu ini benar-benar berani sekali sampai berani bertingkah di sini," kata Bhurek dengan nada dingin setelah sudut mulutnya berkedut.Alzam begitu terkenal, bagaimana mungkin Wira tidak mengenali Alzam. Apalagi, kali ini Wira datang untuk menuntut penjelasan mereka, Wira pasti sudah menyelidiki para pejabat Kerajaan Beluana. Wira jelas sedang berpura-pura dan ini yang membuat Bhurek marah.Ekspresi Alzam malah tetap tenang, lalu tersenyum dan berkata sambil melambaikan tangan, "Jenderal Bhurek nggak mengerti, Tuan Wira berbeda denganku. Aku ini hanya salah seorang pejabat di bawah kepemimpinan Raja, tapi posisi Tuan Wira setara dengan Raja. Dia punya banyak urusan yang harus ditangani, mana mungkin mengingat pejabat kecil sepertiku.""Apalagi aku nggak pernah bertemu dengan Tuan Wira. Tapi, Tuan Wira bisa mendengar namaku saja, aku sudah merasa sangat terhormat."Alzam sangat pandai berbicara. Hanya dengan beberapa kata saja, dia sudah bisa mengalihkan topik pembicaraannya dan m
Para prajurit yang mengikuti di belakang Bhurek memandang Wira dan yang lainnya dengan marah. Ini benar-benar keterlaluan. Tidak masalah jika dibunuh, tetapi mereka tidak akan terima jika dihina.Kini hanya dengan satu perintah dari Bhurek, mereka akan segera mengejar Wira tanpa ragu dan memastikan dia tidak bisa meninggalkan Kerajaan Beluana."Uhuk, uhuk." Melihat situasi yang makin tegang dan suasana makin panas, Alzam segera berdeham dan mencoba mencairkan suasana.Alzam berucap, "Memang bagus kalau mau uji kemampuan. Tapi Pak Wira baru saja menempuh perjalanan jauh, sebaiknya kita cari tempat agar mereka bisa beristirahat dulu. Nanti kalau ada waktu, kalian bisa beradu lagi. Nggak ada salahnya menunggu.""Selain itu, bertarung di depan umum bisa merusak reputasi Bhurek sebagai Jenderal Agung Kerajaan Beluana. Gimana dia bisa mempertahankan kehormatannya di masa depan?" tambah Alzam.Perlu diakui, Alzam bisa sejajar dengan Harraz bukan hanya karena kemampuannya dalam membaca situasi
Wira berujar, "Semuanya, kali ini aku datang dari jauh dan mungkin akan tinggal di sini untuk sementara. Ke depannya, kita bakal punya kesempatan untuk bertemu lagi. Silakan lanjutkan dulu pekerjaan kalian. Aku akan menemui Yang Mulia untuk membicarakan beberapa hal."Wira berdiri di atas kereta kuda sambil melambaikan tangan kepada orang-orang di sekitarnya. Sikapnya seolah-olah dia sedang berada di wilayahnya sendiri.Warga setempat segera menurutinya. Mereka kembali melanjutkan kesibukan masing-masing. Alzam yang melihat situasi ini tak kuasa menjadi serius.Sebelumnya, Alzam hanya pernah mendengar bahwa Wira sangat dicintai oleh rakyat. Bahkan, banyak orang dari seluruh negeri yang ingin berada di bawah kepemimpinannya di Provinsi Lowala.Namun, Alzam mengira itu hanya rumor belaka dan tipu muslihat Wira untuk mendapatkan pengaruh. Mana mungkin semua warga di sembilan provinsi ingin mengikuti Wira?Akan tetapi setelah melihat reaksi rakyat di Kerajaan Beluana, Alzam mulai yakin bah
"Kak Wira, kenapa tiba-tiba datang kemari? Nggak mungkin cuma untuk melihatku, 'kan?" tanya Ciputra dengan sopan di hadapan para menteri.Ciputra bisa mencapai posisinya yang sekarang berkat Wira. Waktu itu, Wira juga menjadi penengah demi Jihan. Hanya saja, Ciputra tidak menghargai kedatangannya saat itu.Bagaimanapun, Ciputra juga harus mempertimbangkan keuntungannya sendiri. Jika menaklukkan Kerajaan Nuala, Kerajaan Beluana pasti akan berkembang makin pesat dan mendominasi seluruh dunia.Adapun Kerajaan Agrel, Ciputra tidak perlu mencemaskannya karena Senia yang ambisius bukanlah rakyat dari sembilan provinsi dan termasuk orang asing.Selain itu, kekuasaan Senia di sembilan provinsi juga tidak besar, jadi tidak ada yang perlu ditakuti darinya. Itu sebabnya, Wira dan Osman barulah musuh terbesar Ciputra.Wira menatap Bhurek, lalu tersenyum sambil membalas, "Kedatanganku ini karena Jenderal Bhurek. Kalau dia nggak diam-diam menyuruh orang menyerang saudaraku dan mencoba merebut harta
Ternyata Wira datang dengan persiapan matang!Ciputra telah mengetahui seluk-beluk masalah ini, ditambah lagi Wira berinisiatif datang untuk meminta keadilan. Sepertinya, Wira benar-benar berhasil menginterogasi kaki tangan Bhurek.Di sini ada banyak pejabat. Ciputra tentu harus menjaga harga dirinya. Jika Wira menekannya, bagaimana Ciputra bisa memiliki pijakan kokoh di istana? Masa dia harus membiarkan orang-orang tahu dirinya takut pada Wira?Jika Wira bertindak semena-mena di sini, Ciputra dan Bhurek pasti akan merasa sangat canggung. Setelah merenung sesaat, Ciputra melambaikan tangan dan berkata, "Ini pesta penyambutanmu. Setelah pesta selesai, kita baru bahas masalah lain. Gimana, Kak?""Boleh saja." Wira mengangguk sambil tersenyum.Ciputra merasa lega. Dengan demikian, semua orang mulai meminum anggur.Nafis yang duduk di sebelah Wira berbisik, "Tuan, mereka jelas-jelas merasa takut karena membuat kesalahan. Kenapa kamu nggak langsung terus terang saja tadi?""Terutama Ciputra
Perjamuan berlangsung sekitar 4 jam. Orang-orang mulai mabuk sehingga mulai bubar. Namun, Wira dan orang-orangnya justru tidak pergi.Ketika melihat Wira dan rombongannya, Ciputra berinisiatif menghampiri dan bertanya sambil tersenyum, "Kalian seharusnya belum mengatur tempat tinggal, 'kan? Gimana kalau menginap di istana malam ini?""Ada banyak pengawal di istana. Kalian nggak perlu mencemaskan keselamatan kalian. Kalau kamu nggak suka diganggu, aku akan mengatur tempat yang lebih tenang untukmu. Gimana?"Wira melambaikan tangannya sambil menyahut, "Kami sudah mengatur tempat tinggal. Tuan Alzam awalnya menyuruhku menginap di istana, tapi aku sudah terbiasa hidup bebas. Jadi sebaiknya aku menginap di penginapan saja.""Aku belum pergi karena ingin membahas masalah Jenderal Bhurek denganmu. Kamu nggak lupa dengan perkataanmu tadi kan?"Bagi Wira, dia hanya minum dengan dua macam orang. Yang pertama adalah sahabatnya, yang kedua adalah orang yang ingin diajaknya berunding. Jelas, Ciputr
Ketika di perjamuan tadi, Bhurek tidak minum terlalu banyak. Itu sebabnya, dia langsung bertindak setelah mendapat perintah dari Ciputra.Pada saat yang sama, Wira dan lainnya sedang dalam perjalanan ke penginapan.Wira tentu tahu apa yang ada di pikiran Ciputra. Mereka semua tahu bahwa Ciputra sengaja ingin mengulur waktu.Namun, cepat atau lambat, kebenaran akan terungkap, kecuali Ciputra berani membunuh Wira.Hanya saja, Wira tentu sudah membuat persiapan matang jika berani datang kemari. Sekalipun langit runtuh, Wira tetap punya cara untuk mengatasinya. Selain itu, Wira tahu Ciputra bukan orang yang sembrono. Dia tidak mungkin berani menyerang Wira di saat seperti ini.Apabila perang terjadi, Ciputra hanya akan menjadi pendosa besar. Ketika saat itu tiba, bagaimana Ciputra bisa memenangkan hati rakyat dan menguasai dunia?"Ciputra ini memang berengsek! Dia sengaja ingin membuang-buang waktu kita! Tuan, aku rasa besok kita datang pagi-pagi saja. Kemudian, kita juga bawa tahanan itu
"Namanya juga kita berada di ibu kota Kerajaan Beluana. Yang bisa mengutus orang untuk mengawasi kita jelas memiliki kekuasaan besar. Sepertinya cuma Ciputra yang bisa melakukannya," sahut Wira sambil tersenyum."Kalau dia nggak berniat menghancurkan hubungannya denganku dan cuma bermain tipu muslihat di belakang, kita ikuti saja permainannya. Benar, 'kan?" tanya Wira.Danu memahaminya. Dia membalas, "Baiklah kalau begitu."Wira mengangguk, lalu menuju ke penginapan. Sementara itu, Danu dan lainnya terus mengikuti, seolah-olah tidak menyadari apa pun.Namun, setelah Wira naik ke lantai atas, mereka pun mulai beraksi. Mereka keluar dari jendela dan diam-diam memasuki kegelapan.Pada saat yang sama, Thalia dan Dewina terus membuntuti Wira. Hanya saja, mereka tidak berani mendekat.Bagaimanapun, mereka akan dimarahi Wira jika ketahuan. Lagi pula, kedua wanita ini sangat yakin dengan kemampuan mereka. Tidak mungkin Wira bisa menemukan mereka.Ketika di depan pintu masuk penginapan, mereka
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m