Share

Bab 2342

Author: Arif
"Namanya juga kita berada di ibu kota Kerajaan Beluana. Yang bisa mengutus orang untuk mengawasi kita jelas memiliki kekuasaan besar. Sepertinya cuma Ciputra yang bisa melakukannya," sahut Wira sambil tersenyum.

"Kalau dia nggak berniat menghancurkan hubungannya denganku dan cuma bermain tipu muslihat di belakang, kita ikuti saja permainannya. Benar, 'kan?" tanya Wira.

Danu memahaminya. Dia membalas, "Baiklah kalau begitu."

Wira mengangguk, lalu menuju ke penginapan. Sementara itu, Danu dan lainnya terus mengikuti, seolah-olah tidak menyadari apa pun.

Namun, setelah Wira naik ke lantai atas, mereka pun mulai beraksi. Mereka keluar dari jendela dan diam-diam memasuki kegelapan.

Pada saat yang sama, Thalia dan Dewina terus membuntuti Wira. Hanya saja, mereka tidak berani mendekat.

Bagaimanapun, mereka akan dimarahi Wira jika ketahuan. Lagi pula, kedua wanita ini sangat yakin dengan kemampuan mereka. Tidak mungkin Wira bisa menemukan mereka.

Ketika di depan pintu masuk penginapan, mereka
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2343

    "Bhurek? Ini bukan urusanmu," sahut Thalia yang punya kesan buruk terhadap Bhurek. Meskipun tidak terbukti, dia yakin Bhurek berkaitan erat dengan cederanya waktu itu.Hanya saja, mereka tidak bersikeras menuduh Bhurek karena statusnya yang tinggi. Dewina juga memelototi Bhurek dengan murka."Nyonya-nyonya, bahaya kalau kalian berada di luar malam-malam begini. Karena kalian nggak ingin Tuan Wira tahu, biar kubantu mengatur tempat tinggal supaya kalian bisa beristirahat. Setelah Tuan Wira berencana pulang, aku akan mengantar kalian bertemu dengannya," usul Bhurek.Ketika berbicara, Bhurek memberi isyarat tangan kepada orang-orang di belakangnya. Sesudahnya, sekelompok orang itu mulai mendekati kedua wanita itu.Jelas, Bhurek ingin menangkap mereka. Semua orang tahu seperti apa hubungan kedua kerajaan ini. Apalagi Bhurek ingin membawa mereka pergi tanpa sepengetahuan Wira. Dia pasti punya tujuan lain.Jika mengikuti Bhurek begitu saja, Thalia dan Dewina bukan hanya tidak bisa membantu W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2344

    Danu tentu harus memikirkan keselamatan orang-orangnya."Jenderal, apa yang kamu katakan?" Bhurek telah memikirkan pro dan kontranya. Dia meneruskan, "Kamu sudah salah paham. Aku cuma berbaik hati ingin mengundang kedua nyonya ke kediamanku untuk beristirahat. Lagi pula, mereka nggak ingin Tuan Wira tahu kedatangan mereka.""Kediamanku memang nggak termasuk mewah, tapi setidaknya mereka nggak bakal kelaparan atau kedinginan. Karena kamu sudah kemari, aku nggak akan membawa mereka lagi. Tolong jaga mereka. Kalau sesuatu terjadi pada mereka, aku juga nggak tahu harus gimana menjelaskan kepada rajaku."Semua orang pun tersenyum sinis mendengarnya. Bhurek ini memang munafik dan pengecut. Pria ini jelas-jelas ingin menangkap istri tuan mereka, tetapi masih bersikap sok baik sekarang.Kemudian, Bhurek melambaikan tangan dan membawa orang-orangnya pergi. Setelah memastikan sekelompok orang itu sudah pergi, Danu menatap kedua wanita di belakang dan bertanya, "Kenapa kalian ada di sini?"Apa mu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2345

    "Danu benar. Kalian sudah datang ke sini, mau ke mana lagi?" Tiba-tiba, Wira menghampiri dan bertanya dengan nada dingin.Begitu mendengar suara Wira, ekspresi kedua wanita itu sontak berubah drastis dan tanpa sadar memandang ke arah sumber suara.Situasi benar-benar mencanggungkan. Mereka awalnya ingin merahasiakan masalah ini dari Wira, tetapi sekarang Wira sudah mengetahui semuanya. Tidak ada gunanya membujuk Danu lagi.Faktanya, Danu telah menyuruh orang mengabari Wira saat mengetahui jejak Dewina dan Thalia. Ini karena Danu tahu kedua wanita ini tidak mudah untuk ditangani.Apalagi, Dewina dan Thalia adalah istri Wira, orang yang tidak bisa disinggung oleh Danu. Jadi, yang bisa mengatasinya hanya Wira seorang.Saat berikutnya, Dewina dan Thalia hanya bisa menunduk dan mengikuti Wira. Sekitar 30 menit kemudian, semuanya kembali ke kamar.Di kamarnya, Wira mengabaikan kedua wanita itu dan menatap Danu. Dia mengetuk meja sambil bertanya dengan nada dingin, "Kamu melihat Bhurek dan ba

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2346

    Wira teringat pada saat dirinya baru tiba di Dusun Darmadi. Ketika saat itu, semua orang di dusun membencinya dan tidak memercayainya. Hanya Danu dan Doddy yang bersedia menjadi temannya.Wira memulai semuanya dari bisnis kecil-kecilan untuk mengembangkan Dusun Darmadi. Akhirnya, dia menjadi pemimpin Dusun Darmadi dan kini Dusun Darmadi pun menjadi fondasi mereka."Kamu pasti sudah lelah hari ini. Istirahatlah," ujar Wira sambil tersenyum.Danu melirik Dewina dan Thalia sekilas, lalu berpamitan. Seketika, suasana di dalam kamar menjadi sangat hening. Hanya tersisa Wira dan kedua wanita itu.Dewina dan Thalia bertatapan sesaat. Kemudian, mereka mendekati Wira. Thalia bahkan langsung duduk di pangkuan Wira dan merangkul lehernya. Dia mengecup kening Wira dan berujar lirih, "Kami sudah tahu salah ....""Kami khawatir kamu bertemu bahaya di luar, makanya diam-diam ikut. Lagi pula, kami menguasai sedikit ilmu bela diri. Kalau terjadi sesuatu, kami bisa membantumu. Intinya, kami melakukan se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2347

    "Kalian sudah datang, mana bisa pulang lagi? Bawahanku nggak cukup. Nggak ada yang bisa mengawal kalian pulang. Tinggal saja di sini," timpal Wira dengan jengkel.Sebenarnya Wira merasa cukup senang. Dia merasa bosan jika sendirian. Dengan kehadiran kedua wanita ini, suasana hatinya pun membaik. Wira tidak akan merasa kesepian lagi.Begitu mendengarnya, Dewina dan Thalia tentu merasa senang. "Ya! Kami pasti akan melayanimu dengan baik!"Selesai berbicara, kedua wanita itu langsung melemparkan diri ke pelukan Wira. Situasi di kamar menjadi kacau untuk sesaat.Pada saat yang sama, di kediaman jenderal, Bhurek terpaksa kembali ke kediamannya dulu karena gagal menemukan sandera.Alzam yang mendapat kabar langsung mendatanginya. Begitu masuk, dia buru-buru bertanya, "Apa yang terjadi? Kudengar kamu berselisih dengan Wira? Apa benar?"Bhurek mengernyit dan menyahut, "Jangan dibahas lagi. Aku awalnya melihat kedua istri Wira mengawasi di kegelapan. Mereka diam-diam datang ke Kerajaan Beluana,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2348

    Saat ini, Bhurek merasa sangat gelisah karena tidak punya cara untuk mengatasi masalah ini.Alzam menggeleng dan berujar, "Justru karena ada begitu banyak masalah yang terjadi hari ini, Wira mungkin sudah melonggarkan kewaspadaannya. Selain itu, bawahan Wira nggak banyak. Kita pasti bisa menang."Bhurek memicingkan matanya. Apakah dirinya masih punya kesempatan untuk membalikkan situasi?Alzam berucap, "Aku sudah menyuap orang-orang di penginapan itu. Kita bisa masuk tanpa diketahui oleh siapa pun. Lagian, ini wilayah kekuasaan Kerajaan Beluana. Mereka semua rakyat kita.""Mungkin ada mata-mata Wira di sini, tapi Wira nggak bodoh. Wira nggak mungkin menyuruh orang-orangnya menampakkan diri begitu saja. Kalau dia mencari mereka, bukankah sama saja dengan membunuh mereka?"Alzam jauh lebih cerdas daripada Bhurek. Bhurek mengangguk, lalu berkata, "Karena kamu sudah mengatur semuanya, aku akan menuruti perintahmu. Aku akan memeriksa situasi di penginapan itu. Kita lihat, sehebat apa Wira i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2349

    Semua orang mengangguk. Mereka tentu mengerti bahwa Bhurek sedang mengancam mereka. Namun, apa yang bisa mereka lakukan? Mereka memang harus menuruti perintah atasan. Demi sesuap nasi, mereka tidak keberatan untuk mati asalkan bisa melindungi keluarga mereka.Setelah Bhurek memberi isyarat tangan, sekelompok orang itu pun mulai beraksi. Mereka menuju ke 2 kamar di samping, sedangkan Bhurek bergegas meninggalkan penginapan.Semua prajurit yang terpilih kali ini menyembunyikan racun di mulut mereka. Asalkan Bhurek tidak menampakkan diri, Wira tidak mungkin tahu siapa biang keroknya.Begitu Bhurek menuruni tangga, suara pertarungan yang sengit pun terdengar. Di dalam kamar, Agha dan Nafis melawan puluhan orang tanpa rasa takut sedikit pun.Terutama Agha, dia langsung meraih kaki kedua lawannya, lalu menjadikan mereka sebagai senjata. Siapa pun yang mendekatinya akan terluka parah.Hanya dalam beberapa saat, 20-an orang itu tergeletak di tanah dan memuntahkan darah. Tidak ada seorang pun y

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2350

    "Gimana dengan yang lainnya?" tanya Wira lagi.Danu tertawa dan membalas, "Tentu saja kami yang menang. Yang lainnya sedang berjaga di dalam. Aku terus berwaspada sejak tadi. Mana mungkin mereka bisa melukai kami?"Wira membawa semua bawahannya yang jago bertarung. Prajurit biasa sekalipun sanggup melawan beberapa orang sendirian. Wajar kalau orang-orang ini bukan tandingan mereka. Tindakan musuh ini hanya mempermalukan diri sendiri.Wira mengangguk sambil tersenyum, lalu berkata, "Bagus, kalian memang hebat. Tapi, aku rasa kita harus pindah. Bau amis darahnya terlalu menusuk."Orang-orang mengangguk menyetujui. Bagaimanapun, ada banyak yang mati.Dewina dan Thalia berjalan keluar dari kamar. Mereka telah berkemas dan bersiap-siap untuk pindah.Tiba-tiba, terlihat asap dari lantai bawah. Api mulai menjalar ke sekeliling."Gawat! Kebakaran!" Setelah terdengar teriakan ini, semua tamu di penginapan pun bergegas kabur untuk menyelamatkan diri.Ekspresi Wira dan lainnya tampak masam. Merek

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status