"Gimana dengan yang lainnya?" tanya Wira lagi.Danu tertawa dan membalas, "Tentu saja kami yang menang. Yang lainnya sedang berjaga di dalam. Aku terus berwaspada sejak tadi. Mana mungkin mereka bisa melukai kami?"Wira membawa semua bawahannya yang jago bertarung. Prajurit biasa sekalipun sanggup melawan beberapa orang sendirian. Wajar kalau orang-orang ini bukan tandingan mereka. Tindakan musuh ini hanya mempermalukan diri sendiri.Wira mengangguk sambil tersenyum, lalu berkata, "Bagus, kalian memang hebat. Tapi, aku rasa kita harus pindah. Bau amis darahnya terlalu menusuk."Orang-orang mengangguk menyetujui. Bagaimanapun, ada banyak yang mati.Dewina dan Thalia berjalan keluar dari kamar. Mereka telah berkemas dan bersiap-siap untuk pindah.Tiba-tiba, terlihat asap dari lantai bawah. Api mulai menjalar ke sekeliling."Gawat! Kebakaran!" Setelah terdengar teriakan ini, semua tamu di penginapan pun bergegas kabur untuk menyelamatkan diri.Ekspresi Wira dan lainnya tampak masam. Merek
"Satu gelombang belum reda, gelombang baru datang lagi. Baru saja membunuh orang yang berusaha membunuh kita, nggak disangka terjadi kebakaran besar seperti ini. Apa kalian percaya kalau semua ini nggak ada hubungannya?" kata Wira sambil tersenyum dingin.Hal ini sungguh terlalu kebetulan. Kebakaran ini bukan hanya ingin membunuh Wira dan yang lainnya, melainkan untuk menghilangkan semua jejak. Meskipun sekarang mereka berhasil melarikan diri, semua pembunuh di dalam telah tewas. Jangankan untuk mengetahui identitas mereka, menemukan mayat para pembunuh itu pun mungkin akan sulit. Bhurek benar-benar kejam.Wira sudah menganggap semua ini sebagai perbuatan Bhurek karena semua kejadian ini tidak mungkin kebetulan. Jika bukan Bhurek yang tiba-tiba melakukan ini, tidak mungkin ada orang lain yang memiliki dendam sebesar ini terhadap mereka."Saat itu aku sudah bilang kita harusnya membunuh Bhurek, jadi nggak akan ada begitu banyak hal seperti ini. Tapi, sekarang juga masih belum terlambat.
"Bukankah kita harus segera menangkap Bhurek? Ini juga untuk memberi sebuah penjelasan pada Kak Wira, 'kan?"Begitu mendengar nama Bhurek, semua orang yang berada di sana tertegun dan menatap Wira dan yang lainnya dengan bingung.Bhurek adalah jenderal besar Kerajaan Beluana, orang kedua setelah raja, dan berkuasa di seluruh kerajaan. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang berani melawannya. Terutama orang-orang di Kerajaan Beluana yang langsung menghindar sejauh mungkin saat melihatnya. Orang-orang pun bertanya-tanya apakah mungkin semua ini ada hubungannya dengan dia.Ekspresi Ciputra pun perlahan-lahan menjadi muram, lalu mengernyitkan alis dan berkata, "Apa maksud kata-kata Agha ini? Apa kamu mencurigai seluruh masalah ini berhubungan dengan Jenderal Bhurek?""Kalah nggak? Aku benar-benar nggak bisa memikirkan orang lain yang begitu menginginkan nyawa kakakku ini, selain Bhurek. Lagi pula, ini adalah wilayah ibu kota yang penuh dengan begitu banyak orang, tapi lawan bisa mengi
Setelah saling memandang sebentar, semua orang akhirnya menatap pada Wira dan menunggunya berbicara. Meskipun mereka semua menggabungkan pemikiran mereka, mereka tetap saja tidak bisa menandingi Wira. Dalam situasi seperti ini, hanya Wira sendiri saja yang bisa menyelesaikan masalahnya.Wira maju sambil tersenyum dan berkata, "Ciputra, nggak perlu terlalu dipikirkan. Aku tahu status dan juga kepribadian Jenderal Bhurek. Hanya saja saudara-saudaraku ini terlalu gegabah, jadi mereka mungkin salah berbicara. Bagaimana mungkin Jenderal Bhurek melakukan hal seperti ini? Tapi, karena saudaraku sudah berkata demikian, mungkin ada perasaan curiga di hati semua orang.""Ini akan memengaruhi reputasi Jenderal Bhurek. Bagaimana kalau sekarang kita pergi ke kediaman Jenderal Bhurek untuk melihat situasinya? Bagaimana menurutmu? Dengan begitu, kita juga bisa membantu membuktikan Jenderal Bhurek nggak bersalah."Setelah mendengar kata-kata itu, semua orang langsung menganggukkan kepala setuju. Ini m
Setelah ragu sejenak, pelayan itu akhirnya menceritakan seluruh kejadiannya pada Bhurek.Mendengar itu, Bhurek pun menyipitkan mata, ternyata kejadiannya begitu."Kalian berpura-pura nggak tahu apa-apa saja, lakukan saja pekerjaan kalian seperti biasa. Kalian juga nggak perlu bangun untuk menyambut mereka. Setelah Raja dan yang lainnya tiba, kamu baru suruh seseorang untuk memanggilku. Bilang aku sedang tidur nyenyak di dalam kamar. Mengerti?" peringatan Bhurek berulang kali.Pelayan itu segera menganggukkan kepala. "Jenderal, tenang saja, kita pasti akan melaksanakan sesuai perintahmu!"Satu jam kemudian, di luar kediaman jenderal besar. Langit sudah terang dan Wira bersama rombongannya juga sudah tiba di luar kediaman jenderal besar.Melihat kediaman jenderal besar yang megah dan luas di depannya, Wira langsung berkomentar, "Nggak disangka, kediaman jenderal besar begitu megah. Sepertinya, kamu memperlakukan Bhurek dengan baik."Ciputra tersenyum dan berkata, "Tentu saja. Jenderal be
"Kamu sudah bisa menebaknya, jadi aku nggak akan bertele-tele lagi."Ciputra yang langsung ke intinya menunjuk ke arah Wira dan berkata, "Tadi penginapan yang ditempati Kak Wira tiba-tiba terbakar dan sebelum itu juga ada orang yang menyerang Kak Wira. Jadi, kamu harus menjawab dengan jujur, apa semua hal ini berhubungan denganmu?"Bhurek tertegun sejenak, lalu terus menggelengkan kepala. "Bagaimana mungkin? Aku memang nggak suka dengan tindakan Tuan Wira, tapi aku nggak akan melakukan tindakan seperti ini. Aku adalah jenderal besar Kerajaan Beluana, bagaimana mungkin aku melakukan tindakan rendahan seperti ini?""Apa Raja mendengar rumor dari seseorang, jadi datang menginterogasiku? Apa Raja nggak percaya padaku?"Mendengar perkataan itu, Agha yang berdiri di samping pun tertawa terbahak-bahak. Bahkan dia pun bisa melihat itu jelas hanya sandiwara. Apakah keduanya menganggap mereka orang bodoh?Mendengar suara tawa itu, ekspresi Bhurek berubah dan secara refleks melirik Agha yang berd
"Ada orang yang mencoba membunuh Raja!" Bhurek adalah orang yang pertama kali bereaksi dan segera melindungi Ciputra. Anak panah itu langsung menembus lengan Bhurek, sehingga keadaan di dalam aula utama menjadi kacau.Para pengawal bersenjata pun segera maju dan mengelilingi Ciputra. Semua orang di dalam kediaman jenderal besar juga mulai muncul dan terus berteriak untuk menangkap pelakunya. Suasananya benar-benar sangat kacau.Wira juga melindungi Thalia dan Dewina di belakangnya, sedangkan Agha, Nafis, dan yang lainnya juga sudah mulai siaga."Ini panahnya Nafis," kata Bhurek setelah menundukkan kepala dan melihat lukanya, lalu menatap ke arah Wira dengan dingin."Bagus sekali! Nggak disangka, kamu ternyata berniat membunuh Raja kami. Aku pikir kamu adalah seorang pria sejati, aku benar-benar sudah salah menilaimu. Pengawal, segera tangkap Wira!"Seiring perintah Bhurek, semua orang langsung bergerak dan segera mendekati Wira dan yang lainnya.Melihat situasinya menjadi buruk, para w
"Aku ...." Wira tidak bisa berkata apa-apa.Wira dan yang lainnya tahu ini adalah jebakan, Ciputra juga seharusnya menyadarinya. Namun, sekarang anak panah itu memang milik Nafis, inilah yang paling merepotkan. Meskipun dia pandai berbicara, penjelasannya akhirnya hanya akan sia-sia saja selama Ciputra bersikeras menyalahkannya. Ini benar-benar masalah yang merepotkan.Setelah merenungkannya, Wira mengernyitkan alis dan berkata, "Aku harap kamu bisa menyelidiki masalah ini dengan baik. Kalau kamu nggak menyambutku, kami akan pergi sekarang. Tapi, suatu hari nanti aku akan kembali menuntut penjelasan, insiden penyergapan Danu nggak akan berakhir begitu saja. Aku juga berharap kamu bisa menyelidiki siapa pelaku yang mencoba membunuhmu kalo ini."Setelah mengatakan itu, Wira memimpin semua orang di belakangnya untuk pergi.Bhurek langsung memerintah, "Jangan biarkan mereka pergi. Tangkap semua orang yang telah mencoba membunuh Raja!"Sekarang, kendali atas situasinya sudah kembali ke tang
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m