Wira berujar, "Semuanya, kali ini aku datang dari jauh dan mungkin akan tinggal di sini untuk sementara. Ke depannya, kita bakal punya kesempatan untuk bertemu lagi. Silakan lanjutkan dulu pekerjaan kalian. Aku akan menemui Yang Mulia untuk membicarakan beberapa hal."Wira berdiri di atas kereta kuda sambil melambaikan tangan kepada orang-orang di sekitarnya. Sikapnya seolah-olah dia sedang berada di wilayahnya sendiri.Warga setempat segera menurutinya. Mereka kembali melanjutkan kesibukan masing-masing. Alzam yang melihat situasi ini tak kuasa menjadi serius.Sebelumnya, Alzam hanya pernah mendengar bahwa Wira sangat dicintai oleh rakyat. Bahkan, banyak orang dari seluruh negeri yang ingin berada di bawah kepemimpinannya di Provinsi Lowala.Namun, Alzam mengira itu hanya rumor belaka dan tipu muslihat Wira untuk mendapatkan pengaruh. Mana mungkin semua warga di sembilan provinsi ingin mengikuti Wira?Akan tetapi setelah melihat reaksi rakyat di Kerajaan Beluana, Alzam mulai yakin bah
"Kak Wira, kenapa tiba-tiba datang kemari? Nggak mungkin cuma untuk melihatku, 'kan?" tanya Ciputra dengan sopan di hadapan para menteri.Ciputra bisa mencapai posisinya yang sekarang berkat Wira. Waktu itu, Wira juga menjadi penengah demi Jihan. Hanya saja, Ciputra tidak menghargai kedatangannya saat itu.Bagaimanapun, Ciputra juga harus mempertimbangkan keuntungannya sendiri. Jika menaklukkan Kerajaan Nuala, Kerajaan Beluana pasti akan berkembang makin pesat dan mendominasi seluruh dunia.Adapun Kerajaan Agrel, Ciputra tidak perlu mencemaskannya karena Senia yang ambisius bukanlah rakyat dari sembilan provinsi dan termasuk orang asing.Selain itu, kekuasaan Senia di sembilan provinsi juga tidak besar, jadi tidak ada yang perlu ditakuti darinya. Itu sebabnya, Wira dan Osman barulah musuh terbesar Ciputra.Wira menatap Bhurek, lalu tersenyum sambil membalas, "Kedatanganku ini karena Jenderal Bhurek. Kalau dia nggak diam-diam menyuruh orang menyerang saudaraku dan mencoba merebut harta
Ternyata Wira datang dengan persiapan matang!Ciputra telah mengetahui seluk-beluk masalah ini, ditambah lagi Wira berinisiatif datang untuk meminta keadilan. Sepertinya, Wira benar-benar berhasil menginterogasi kaki tangan Bhurek.Di sini ada banyak pejabat. Ciputra tentu harus menjaga harga dirinya. Jika Wira menekannya, bagaimana Ciputra bisa memiliki pijakan kokoh di istana? Masa dia harus membiarkan orang-orang tahu dirinya takut pada Wira?Jika Wira bertindak semena-mena di sini, Ciputra dan Bhurek pasti akan merasa sangat canggung. Setelah merenung sesaat, Ciputra melambaikan tangan dan berkata, "Ini pesta penyambutanmu. Setelah pesta selesai, kita baru bahas masalah lain. Gimana, Kak?""Boleh saja." Wira mengangguk sambil tersenyum.Ciputra merasa lega. Dengan demikian, semua orang mulai meminum anggur.Nafis yang duduk di sebelah Wira berbisik, "Tuan, mereka jelas-jelas merasa takut karena membuat kesalahan. Kenapa kamu nggak langsung terus terang saja tadi?""Terutama Ciputra
Perjamuan berlangsung sekitar 4 jam. Orang-orang mulai mabuk sehingga mulai bubar. Namun, Wira dan orang-orangnya justru tidak pergi.Ketika melihat Wira dan rombongannya, Ciputra berinisiatif menghampiri dan bertanya sambil tersenyum, "Kalian seharusnya belum mengatur tempat tinggal, 'kan? Gimana kalau menginap di istana malam ini?""Ada banyak pengawal di istana. Kalian nggak perlu mencemaskan keselamatan kalian. Kalau kamu nggak suka diganggu, aku akan mengatur tempat yang lebih tenang untukmu. Gimana?"Wira melambaikan tangannya sambil menyahut, "Kami sudah mengatur tempat tinggal. Tuan Alzam awalnya menyuruhku menginap di istana, tapi aku sudah terbiasa hidup bebas. Jadi sebaiknya aku menginap di penginapan saja.""Aku belum pergi karena ingin membahas masalah Jenderal Bhurek denganmu. Kamu nggak lupa dengan perkataanmu tadi kan?"Bagi Wira, dia hanya minum dengan dua macam orang. Yang pertama adalah sahabatnya, yang kedua adalah orang yang ingin diajaknya berunding. Jelas, Ciputr
Ketika di perjamuan tadi, Bhurek tidak minum terlalu banyak. Itu sebabnya, dia langsung bertindak setelah mendapat perintah dari Ciputra.Pada saat yang sama, Wira dan lainnya sedang dalam perjalanan ke penginapan.Wira tentu tahu apa yang ada di pikiran Ciputra. Mereka semua tahu bahwa Ciputra sengaja ingin mengulur waktu.Namun, cepat atau lambat, kebenaran akan terungkap, kecuali Ciputra berani membunuh Wira.Hanya saja, Wira tentu sudah membuat persiapan matang jika berani datang kemari. Sekalipun langit runtuh, Wira tetap punya cara untuk mengatasinya. Selain itu, Wira tahu Ciputra bukan orang yang sembrono. Dia tidak mungkin berani menyerang Wira di saat seperti ini.Apabila perang terjadi, Ciputra hanya akan menjadi pendosa besar. Ketika saat itu tiba, bagaimana Ciputra bisa memenangkan hati rakyat dan menguasai dunia?"Ciputra ini memang berengsek! Dia sengaja ingin membuang-buang waktu kita! Tuan, aku rasa besok kita datang pagi-pagi saja. Kemudian, kita juga bawa tahanan itu
"Namanya juga kita berada di ibu kota Kerajaan Beluana. Yang bisa mengutus orang untuk mengawasi kita jelas memiliki kekuasaan besar. Sepertinya cuma Ciputra yang bisa melakukannya," sahut Wira sambil tersenyum."Kalau dia nggak berniat menghancurkan hubungannya denganku dan cuma bermain tipu muslihat di belakang, kita ikuti saja permainannya. Benar, 'kan?" tanya Wira.Danu memahaminya. Dia membalas, "Baiklah kalau begitu."Wira mengangguk, lalu menuju ke penginapan. Sementara itu, Danu dan lainnya terus mengikuti, seolah-olah tidak menyadari apa pun.Namun, setelah Wira naik ke lantai atas, mereka pun mulai beraksi. Mereka keluar dari jendela dan diam-diam memasuki kegelapan.Pada saat yang sama, Thalia dan Dewina terus membuntuti Wira. Hanya saja, mereka tidak berani mendekat.Bagaimanapun, mereka akan dimarahi Wira jika ketahuan. Lagi pula, kedua wanita ini sangat yakin dengan kemampuan mereka. Tidak mungkin Wira bisa menemukan mereka.Ketika di depan pintu masuk penginapan, mereka
"Bhurek? Ini bukan urusanmu," sahut Thalia yang punya kesan buruk terhadap Bhurek. Meskipun tidak terbukti, dia yakin Bhurek berkaitan erat dengan cederanya waktu itu.Hanya saja, mereka tidak bersikeras menuduh Bhurek karena statusnya yang tinggi. Dewina juga memelototi Bhurek dengan murka."Nyonya-nyonya, bahaya kalau kalian berada di luar malam-malam begini. Karena kalian nggak ingin Tuan Wira tahu, biar kubantu mengatur tempat tinggal supaya kalian bisa beristirahat. Setelah Tuan Wira berencana pulang, aku akan mengantar kalian bertemu dengannya," usul Bhurek.Ketika berbicara, Bhurek memberi isyarat tangan kepada orang-orang di belakangnya. Sesudahnya, sekelompok orang itu mulai mendekati kedua wanita itu.Jelas, Bhurek ingin menangkap mereka. Semua orang tahu seperti apa hubungan kedua kerajaan ini. Apalagi Bhurek ingin membawa mereka pergi tanpa sepengetahuan Wira. Dia pasti punya tujuan lain.Jika mengikuti Bhurek begitu saja, Thalia dan Dewina bukan hanya tidak bisa membantu W
Danu tentu harus memikirkan keselamatan orang-orangnya."Jenderal, apa yang kamu katakan?" Bhurek telah memikirkan pro dan kontranya. Dia meneruskan, "Kamu sudah salah paham. Aku cuma berbaik hati ingin mengundang kedua nyonya ke kediamanku untuk beristirahat. Lagi pula, mereka nggak ingin Tuan Wira tahu kedatangan mereka.""Kediamanku memang nggak termasuk mewah, tapi setidaknya mereka nggak bakal kelaparan atau kedinginan. Karena kamu sudah kemari, aku nggak akan membawa mereka lagi. Tolong jaga mereka. Kalau sesuatu terjadi pada mereka, aku juga nggak tahu harus gimana menjelaskan kepada rajaku."Semua orang pun tersenyum sinis mendengarnya. Bhurek ini memang munafik dan pengecut. Pria ini jelas-jelas ingin menangkap istri tuan mereka, tetapi masih bersikap sok baik sekarang.Kemudian, Bhurek melambaikan tangan dan membawa orang-orangnya pergi. Setelah memastikan sekelompok orang itu sudah pergi, Danu menatap kedua wanita di belakang dan bertanya, "Kenapa kalian ada di sini?"Apa mu