"Sepertinya, penilaianku memang benar, Dokter Arifin benar-benar hebat," kata Wira sambil tersenyum dan ekspresinya tetap santai, seolah-olah tidak terjadi apa pun.Semua orang yang berada di tempat itu kembali mengagumi Wira dan merasa inilah sikap seorang pemimpin yang sejati.Pemimpin lainnya biasanya hanya memikirkan kepentingan sendiri dan kebanyakan dari mereka tidak akan inisiatif menawarkan diri mereka pada situasi seperti ini. Kebanyakan pemimpin akan menyerahkan tugas berbahaya ini pada orang di sekitarnya. Wira bisa mendapatkan pujian dari para rakyat di sembilan provinsi, ini sudah membuktikan kelebihan Wira."Kamu memang benar-benar percaya padaku sepenuhnya. Sejujurnya, bahkan aku sendiri juga merasa agak cemas tadi. Kalau benar-benar terjadi sesuatu padamu, mereka pasti akan memotongku sampai berkeping-keping, 'kan?" canda Arifin sambil tersenyum.Wira melambaikan tangannya dan berkata, "Mana mungkin. Kali ini kamu juga nggak memaksaku, tapi aku melakukannya karena aku p
"Baik!" Setelah merespons, Danu langsung pergi.Melihat punggung Danu yang pergi, Wira merasa agak khawatir. Perjalanan kali ini berbahaya dan jauh. Dia juga tidak tahu apa yang mungkin terjadi di perjalanan. Jika hanya urusan biasa, dia tidak akan begitu khawatir, Namun, harta-harta ini sangat berharga, ini adalah seluruh tabungan Fathir yang bisa menarik perhatian banyak orang. Inilah hal yang paling dikhawatirkannya.Melihat harta yang begitu banyak, pasti akan ada orang yang berani bertindak. Siapa tahu akan ada orang yang bersikeras menyerang meskipun tahu barang-barang ini milik Wira.Saat terpikir hal ini, Wira memanggil Biantara juga dan memberikan Biantara beberapa instruksi singkat untuk mengawasi Danu di perjalanan.Keesokan harinya, Danu sudah memimpin pasukan dan berangkat menuju utara."Tuan, ada satu berita yang harus kulapor padamu, mayat Ahmad menghilang," kata Doddy dengan segera pada Wira yang baru saja bangun."Kenapa mayatnya bisa menghilang? Apa mungkin mayatnya d
Thalia kembali berkata, "Dia pasti melakukan ini agar kita percaya dia sudah bunuh diri dan menurunkan kewaspadaan terhadapnya. Dengan begitu, dia bisa mencari kesempatan untuk diam-diam melarikan diri. Orang ini benar-benar licik.""Inilah alasannya kenapa mayat Fathir masih ada, tapi mayat Ahmad menghilang. Bukan bawahannya yang membawa pergi mayatnya, tapi dia yang diam-diam melarikan diri. Sepertinya kelak kita harus lebih waspada. Dia pasti nggak akan menyerah begitu saja karena kali ini dia terluka begitu parah, kelak dia pasti akan datang mencari masalah dengan kita lagi."Ekspresi Wira dan Doddy juga menjadi muram. Ini pertama kalinya mereka mendengar ada orang yang letak jantungnya berada di sebelah kanan. Bahkan Wira juga belum pernah bertemu dengan situasi seperti ini. Ini benar-benar kelalaian besar.Pada saat itu, Thalia yang berada di samping kembali melanjutkan, "Tapi, meskipun yang ditusuknya adalah dadanya bagian kiri, dia juga pasti terluka parah. Kalau kita terus men
Keesokan paginya, Danu sudah memimpin para pasukannya untuk berangkat menuju utara. Biantara juga sudah mengirim orang-orang untuk diam-diam melindungi dan membuka jalan untuk Danu dan rombongannya di sepanjang perjalanan. Bagaimanapun juga, kereta itu dipenuhi dengan emas dan perhiasan, keamanannya harus terjamin karena pasti akan menarik perhatian orang.Bagi Wira, kehilangan emas dan perhiasan itu bukan masalah besar karena uang hanya harta duniawi saja. Nyawa Danu lebih penting daripada semua harta itu.Di sisi lain. Bhurek sudah meninggalkan Kerajaan Beluana dan saat ini sedang menuju ke perbatasan Kerajaan Nuala. Mereka harus melewati Kerajaan Nuala terlebih dahulu untuk menuju wilayah suku utara.Wilayah utara adalah daerah untuk suku pengembara yang dijaga oleh Bobby dan yang lainnya, musuh luar bukan tandingan mereka. Saat ini, Wira juga mengeluarkan begitu banyak harta untuk mendukung mereka. Jika diberi sedikit waktu lagi, wilayah ini akan berkembang dengan pesat dan menjadi
Jika tidak, dengan kedudukannya, Ahmad akan hidup nyaman ke mana pun dia pergi."Tuan Ahmad, lihatlah peta ini dulu. Meskipun kita sudah mempersiapkan segalanya, pasti akan terjadi konflik juga kalau kita berhadapan langsung dengan Danu. Kalau Danu berusaha memberontak, situasi kita mungkin tidak menguntungkan."Bagaimanapun juga, ini adalah wilayah Kerajaan Nuala dan hubungan Wira dengan Osman juga cukup dekat. Osman bisa mencapai posisi saat ini berkat bantuan Wira. Jika tahu orang-orang Wira dijebak di sini, Osman pasti akan segera mengirimkan bantuan. Mereka hanya membawa seribu pasukan saja, mungkin bukan tandingan Osman."Kalau begitu, kita harus menyelesaikan ini secepat mungkin," kata Ahmad sambil tersenyum dingin."Aku memang menunggu kata-kata ini dari Tuan. Sepertinya Tuan punya rencana lain, kan?" kata Bhurek sambil menatap Ahmad dengan menyipitkan mata.Sebelumnya, Ahmad baru saja turun tangan sudah berhasil membuat banyak orang di Dusun Darmadi kehilangan nyawa mereka dan
"Sutomo?"Setelah melihat pria yang datang itu, Danu berkata sambil tersenyum, "Bukankah kamu seharusnya membuka jalan di depan untuk kami? Kenapa kamu tiba-tiba balik ke sini? Apa ada musuh di depan?"Biantara memiliki urusan penting yang harus diurus dan Danu sendiri yang memimpin pasukan di sini, tentu saja tidak perlu Biantara yang turun tangan lagi. Mereka berdua adalah tokoh elite di bawah komando Wira, salah satunya dari mereka yang berada di sana saja sudah cukup.Sutomo adalah orang Biantara. Kali ini, dia yang bertanggung jawab atas semua intelijen untuk mendukung Danu di sepanjang perjalanan ini."Jenderal Danu, ada yang nggak beres di depan. Ada sebuah hutan lebat beberapa mil dari sini, kita harus melewati area ini dulu untuk masuk ke Kota Safara. Kami sudah coba masuk untuk memeriksa area itu, tapi mereka mengalami gejala muntah ringan setelah keluar dari sana. Sepertinya mereka keracunan.""Mungkin kami perlu sedikit waktu lagi untuk coba masuk memeriksanya sebentar. Set
Salah seorang anggota jaringan mata-mata menatap Sutomo."Jadi menurutmu, kita harus bagaimana? Kamu nggak lihat sikapnya tadi? Dia begitu keras kepala, kita sama sekali nggak bisa mengubah pemikirannya. Kalau kita terlalu memaksanya, keadaannya hanya akan menjadi makin buruk.""Kalian terus memantau sepanjang perjalanan dan jaga komunikasi dengan Jenderal Danu. Aku akan pergi menemui Tuan Biantara dan melaporkan situasi di sini agar dia bisa memutuskan langkah selanjutnya."Setelah memberikan instruksi, Sutomo berpisah dengan bawahannya dan menuju Kota Limaran.Pada saat yang bersamaan, Danu dan rombongannya sudah memasuki hutan. Hutan itu lebat dan gelap membuat orang tidak bisa melihat ke ujung. Meskipun masih siang, keadaan di sana tetap gelap dan suram."Tempat ini benar-benar mengerikan. Kalau sudah malam hari, mungkin seorang pria dewasa pun akan merasa sangat ketakutan, 'kan?" kata Danu yang menunggang kuda dengan ekspresi yang tetap santai.Mendengar perkataan itu, para pengaw
"Sepertinya, kemampuan intelijen di bawah komando Wira juga hanya begitu saja. Mereka bahkan nggak menyadari ada yang aneh di dalam hutan, aku sudah menilai Wira terlalu tinggi," kata Bhurek dengan nada dan ekspresinya yang sangat dingin, lalu melambaikan tangan pada orang di sekitarnya.Target sudah masuk ke perangkap, sekarang saatnya untuk bergerak. Dalam sekejap, orang-orang yang berdiri di belakang Bhurek pun mulai bergerak."Jenderal Bhurek, kamu nggak perlu turun tangan untuk hal sekecil ini. Setelah kejadian terakhir, aku mendapat pengalaman baru. Dalam hal apa pun, kita lebih baik tetap berada di balik layar saja. Kita bisa menunggu berita kemenangan dengan tenang dan juga menjaga diri kita sendiri. Bukankah ini lebih baik?" Saat Bhurek hendak memimpin pasukan untuk menyerang, Ahmad menghentikannya.Saat di Dusun Darmadi, Ahmad hampir saja kehilangan nyawanya karena terlalu percaya diri. Dia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama lagi. Dia bukan hanya bisa menyerang dan mu