Mendengar Wira berbicara, semua orang tertegun sejenak, lalu menatap Wira dengan terkejut. Status Wira mulia dan memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Meskipun tidak dipanggil raja, mereka semua sudah menganggap Wira sebagai raja yang sebenarnya.Semua orang tidak menyangka sekarang Wira akan mengorbankan diri untuk mencoba racun. Ini jelas sedang bercanda. Jika benar-benar terjadi sesuatu pada Wira, mungkin Dusun Darmadi akan lenyap."Nggak boleh!""Kamu ini tulang punggung kami, nggak boleh terjadi sesuatu padamu.""Serahkan masalah ini pada orang lain saja karena ini terlalu berbahaya."Semua orang yang berada di tempat itu mulai bersuara untuk mencegah Wira, kecuali Arifin yang tetap berdiri di tempatnya dengan ekspresi penuh percaya diri.Wira melirik Arifin yang tidak berbicara dan terlihat begitu percaya diri, ini membuktikan benda-benda ini pasti sudah tidak beracun. Jika tidak, Arifin akan merusak reputasinya sendiri. Arifin pun baru saja mendapatkan reputasinya, bagaimana mu
"Sepertinya, penilaianku memang benar, Dokter Arifin benar-benar hebat," kata Wira sambil tersenyum dan ekspresinya tetap santai, seolah-olah tidak terjadi apa pun.Semua orang yang berada di tempat itu kembali mengagumi Wira dan merasa inilah sikap seorang pemimpin yang sejati.Pemimpin lainnya biasanya hanya memikirkan kepentingan sendiri dan kebanyakan dari mereka tidak akan inisiatif menawarkan diri mereka pada situasi seperti ini. Kebanyakan pemimpin akan menyerahkan tugas berbahaya ini pada orang di sekitarnya. Wira bisa mendapatkan pujian dari para rakyat di sembilan provinsi, ini sudah membuktikan kelebihan Wira."Kamu memang benar-benar percaya padaku sepenuhnya. Sejujurnya, bahkan aku sendiri juga merasa agak cemas tadi. Kalau benar-benar terjadi sesuatu padamu, mereka pasti akan memotongku sampai berkeping-keping, 'kan?" canda Arifin sambil tersenyum.Wira melambaikan tangannya dan berkata, "Mana mungkin. Kali ini kamu juga nggak memaksaku, tapi aku melakukannya karena aku p
"Baik!" Setelah merespons, Danu langsung pergi.Melihat punggung Danu yang pergi, Wira merasa agak khawatir. Perjalanan kali ini berbahaya dan jauh. Dia juga tidak tahu apa yang mungkin terjadi di perjalanan. Jika hanya urusan biasa, dia tidak akan begitu khawatir, Namun, harta-harta ini sangat berharga, ini adalah seluruh tabungan Fathir yang bisa menarik perhatian banyak orang. Inilah hal yang paling dikhawatirkannya.Melihat harta yang begitu banyak, pasti akan ada orang yang berani bertindak. Siapa tahu akan ada orang yang bersikeras menyerang meskipun tahu barang-barang ini milik Wira.Saat terpikir hal ini, Wira memanggil Biantara juga dan memberikan Biantara beberapa instruksi singkat untuk mengawasi Danu di perjalanan.Keesokan harinya, Danu sudah memimpin pasukan dan berangkat menuju utara."Tuan, ada satu berita yang harus kulapor padamu, mayat Ahmad menghilang," kata Doddy dengan segera pada Wira yang baru saja bangun."Kenapa mayatnya bisa menghilang? Apa mungkin mayatnya d
Thalia kembali berkata, "Dia pasti melakukan ini agar kita percaya dia sudah bunuh diri dan menurunkan kewaspadaan terhadapnya. Dengan begitu, dia bisa mencari kesempatan untuk diam-diam melarikan diri. Orang ini benar-benar licik.""Inilah alasannya kenapa mayat Fathir masih ada, tapi mayat Ahmad menghilang. Bukan bawahannya yang membawa pergi mayatnya, tapi dia yang diam-diam melarikan diri. Sepertinya kelak kita harus lebih waspada. Dia pasti nggak akan menyerah begitu saja karena kali ini dia terluka begitu parah, kelak dia pasti akan datang mencari masalah dengan kita lagi."Ekspresi Wira dan Doddy juga menjadi muram. Ini pertama kalinya mereka mendengar ada orang yang letak jantungnya berada di sebelah kanan. Bahkan Wira juga belum pernah bertemu dengan situasi seperti ini. Ini benar-benar kelalaian besar.Pada saat itu, Thalia yang berada di samping kembali melanjutkan, "Tapi, meskipun yang ditusuknya adalah dadanya bagian kiri, dia juga pasti terluka parah. Kalau kita terus men
Keesokan paginya, Danu sudah memimpin para pasukannya untuk berangkat menuju utara. Biantara juga sudah mengirim orang-orang untuk diam-diam melindungi dan membuka jalan untuk Danu dan rombongannya di sepanjang perjalanan. Bagaimanapun juga, kereta itu dipenuhi dengan emas dan perhiasan, keamanannya harus terjamin karena pasti akan menarik perhatian orang.Bagi Wira, kehilangan emas dan perhiasan itu bukan masalah besar karena uang hanya harta duniawi saja. Nyawa Danu lebih penting daripada semua harta itu.Di sisi lain. Bhurek sudah meninggalkan Kerajaan Beluana dan saat ini sedang menuju ke perbatasan Kerajaan Nuala. Mereka harus melewati Kerajaan Nuala terlebih dahulu untuk menuju wilayah suku utara.Wilayah utara adalah daerah untuk suku pengembara yang dijaga oleh Bobby dan yang lainnya, musuh luar bukan tandingan mereka. Saat ini, Wira juga mengeluarkan begitu banyak harta untuk mendukung mereka. Jika diberi sedikit waktu lagi, wilayah ini akan berkembang dengan pesat dan menjadi
Jika tidak, dengan kedudukannya, Ahmad akan hidup nyaman ke mana pun dia pergi."Tuan Ahmad, lihatlah peta ini dulu. Meskipun kita sudah mempersiapkan segalanya, pasti akan terjadi konflik juga kalau kita berhadapan langsung dengan Danu. Kalau Danu berusaha memberontak, situasi kita mungkin tidak menguntungkan."Bagaimanapun juga, ini adalah wilayah Kerajaan Nuala dan hubungan Wira dengan Osman juga cukup dekat. Osman bisa mencapai posisi saat ini berkat bantuan Wira. Jika tahu orang-orang Wira dijebak di sini, Osman pasti akan segera mengirimkan bantuan. Mereka hanya membawa seribu pasukan saja, mungkin bukan tandingan Osman."Kalau begitu, kita harus menyelesaikan ini secepat mungkin," kata Ahmad sambil tersenyum dingin."Aku memang menunggu kata-kata ini dari Tuan. Sepertinya Tuan punya rencana lain, kan?" kata Bhurek sambil menatap Ahmad dengan menyipitkan mata.Sebelumnya, Ahmad baru saja turun tangan sudah berhasil membuat banyak orang di Dusun Darmadi kehilangan nyawa mereka dan
"Sutomo?"Setelah melihat pria yang datang itu, Danu berkata sambil tersenyum, "Bukankah kamu seharusnya membuka jalan di depan untuk kami? Kenapa kamu tiba-tiba balik ke sini? Apa ada musuh di depan?"Biantara memiliki urusan penting yang harus diurus dan Danu sendiri yang memimpin pasukan di sini, tentu saja tidak perlu Biantara yang turun tangan lagi. Mereka berdua adalah tokoh elite di bawah komando Wira, salah satunya dari mereka yang berada di sana saja sudah cukup.Sutomo adalah orang Biantara. Kali ini, dia yang bertanggung jawab atas semua intelijen untuk mendukung Danu di sepanjang perjalanan ini."Jenderal Danu, ada yang nggak beres di depan. Ada sebuah hutan lebat beberapa mil dari sini, kita harus melewati area ini dulu untuk masuk ke Kota Safara. Kami sudah coba masuk untuk memeriksa area itu, tapi mereka mengalami gejala muntah ringan setelah keluar dari sana. Sepertinya mereka keracunan.""Mungkin kami perlu sedikit waktu lagi untuk coba masuk memeriksanya sebentar. Set
Salah seorang anggota jaringan mata-mata menatap Sutomo."Jadi menurutmu, kita harus bagaimana? Kamu nggak lihat sikapnya tadi? Dia begitu keras kepala, kita sama sekali nggak bisa mengubah pemikirannya. Kalau kita terlalu memaksanya, keadaannya hanya akan menjadi makin buruk.""Kalian terus memantau sepanjang perjalanan dan jaga komunikasi dengan Jenderal Danu. Aku akan pergi menemui Tuan Biantara dan melaporkan situasi di sini agar dia bisa memutuskan langkah selanjutnya."Setelah memberikan instruksi, Sutomo berpisah dengan bawahannya dan menuju Kota Limaran.Pada saat yang bersamaan, Danu dan rombongannya sudah memasuki hutan. Hutan itu lebat dan gelap membuat orang tidak bisa melihat ke ujung. Meskipun masih siang, keadaan di sana tetap gelap dan suram."Tempat ini benar-benar mengerikan. Kalau sudah malam hari, mungkin seorang pria dewasa pun akan merasa sangat ketakutan, 'kan?" kata Danu yang menunggang kuda dengan ekspresi yang tetap santai.Mendengar perkataan itu, para pengaw
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m