Para pemuda kaya itu berpikir bisa menyelamatkan nyawa mereka saja sudah beruntung.Wira mendengus dan berkata sambil menunjuk para pemuda itu, "Kalian segera pergi ke pengadilan dan laporkan kejadian malam ini dengan rinci pada mereka. Kalau kalian nggak mengikuti perintahku, nanti aku sendiri yang akan mencari kalian. Pada saat itu, keluarga kalian juga akan terkena dampak dari perbuatan kalian."Para pemuda itu terus menganggukkan kepala. Tanpa berani ragu sedikit pun, mereka langsung menuju pengadilan.Setelah situasinya mereda, Wira melambaikan tangannya pada semua orang di sana dan berkata, "Semuanya sudah selesai, jadi kita akhiri saja di sini. Silakan kalian semua pergi berkeliling lagi. Jangan terus berkerumun di sini lagi agar nggak menghambat lalu lintas."Semua orang pun setuju dan mulai pergi satu per satu."Kamu hebat sekali sampai orang-orang mengenalimu. Aku masih ingin memberi pelajaran pada mereka," kata Dewina sambil mengelus tinjunya, jelas belum puas. Jika tadi Wir
Di sebuah rumah di Kerajaan Beluana. Bhurek dan Alzam sedang duduk di satu sisi dengan ekspresi yang muram. Wira terlihat sangat santai selama beberapa hari ini, tetapi Kerajaan Beluana sedang kacau.Seorang pria berpakaian hitam yang seolah-olah ingin menutupi wajahnya sendiri sedang berdiri di depan keduanya. Pria ini berusia tiga puluhan tahun, tetapi kesannya sangat menakutkan. Ditambah lagi, suasana ruangan itu suram, orang yang tidak tahu mungkin akan mengira dia adalah hantu.Jika Thalia berada di sana, Thalia akan segera mengenali identitas pria ini karena dahulu dia adalah salah satu dari empat pelindung di bawah kepemimpinan Fathir, Ahmad. Dia ahli dalam bersembunyi. Saat Wira bertarung dengan Fathir, dia sudah menjaga jarak. Meskipun terjadi pertarungan, dia juga tidak menunjukkan dirinya. Oleh karena itu, dia bisa bertahan hidup sampai sekarang."Apa yang kamu katakan ini nyata?" tanya Bhurek dengan nada dan ekspresi yang muram, lalu menatap Ahmad di depannya dengan dingin.
Ternyata begitu, Bhurek langsung memahami situasinya. Sepertinya, Harraz ini memang licik, semua pergerakannya sudah direncanakan dengan matang."Jadi, apa yang harus kita lakukan? Kita nggak bisa membiarkan Harraz begitu saja, 'kan?" tanya Bhurek sambil menggertakkan gigi. Ini adalah kepentingan pribadinya dan juga untuk kepentingan Kerajaan Beluana. Harraz memiliki kemampuan dan pengetahuan yang luar biasa, serta memiliki banyak rencana. Harus diakui, Harras adalah bakat penting untuk menstabilkan kerajaan.Jika orang seperti Harraz diserahkan begitu saja pada Wira, berarti sama saja dengan mendorong Kerajaan Beluana ke dalam bencana. Perlu diketahui, Harraz pernah menjadi perdana menteri di Kerajaan Beluana dan sangat memahami urusan kerajaan ini. Meskipun Wira juga memiliki mata-mata seperti Biantara, situasi yang diketahui Biantara tidak sebanding dengan Harraz.Alzam tersenyum dingin dan berkata, "Jadi, harus bagaimana lagi? Meskipun sekarang kamu pergi melawan Harraz, kamu juga
Keesokan paginya, Wira dan yang lainnya sudah selesai berkemas dan menuju Dusun Darmadi.Harraz sudah mengatur orang-orangnya untuk melanjutkan pembangunan Kota Goma ini. Sebenarnya, ini hanya kota kecil di perbatasan yang tidak memiliki banyak penduduk dan tanahnya terbatas. Meskipun terus berkembang, pada akhirnya pun hanya akan mencapai keadaan seperti ini. Namun, itu sudah cukup baik karena Wira terlihat jelas sangat puas dengan perkembangan ini.Harraz juga orang yang cerdas. Selama bisa mempertahankan situasi sekarang, dia sudah tidak mengecewakan kepercayaan dan jasa dari Wira.Pada siang harinya, Wira dan yang lainnya sudah kembali ke Dusun Darmadi. Setelah berjalan-jalan, suasana hati Wulan dan yang lainnya menjadi lebih baik. Setelah pulang ke rumah, mereka juga tidak mencari masalah dengan Wira lagi.Sementara itu, Wira dan Thalia langsung menuju ke penjara bawah tanah. Sebelum berangkat saat itu, masih ada satu hal yang belum diurus. Sekarang mereka sudah kembali, mereka me
Namun, Fathir tiba-tiba tertawa terbahak-bahak dan menyemburkan darah, lalu berkata, "Wira, kamu nggak perlu menakut-nakutiku. Kamu pikir aku adalah pengecut yang takut mati? Meskipun kamu menyiksaku setiap hari, apa yang akan terjadi? Aku nggak akan pernah memberikan apa yang kamu inginkan.""Nggak perlu membuang-buang waktu berbicara denganku lagi. Cepat biarkan aku kembali tidur, bukankah malam ini ada acara? Suruh mereka datang, aku bisa menahannya. Kalau aku sampai mengernyitkan kening, berarti aku bukan pria sejati."Fathir benar-benar keras kepala.Plak plak plak.Wira bertepuk tangan. Jika Fathir tidak melakukan tindakan-tindakan itu sebelumnya, dia dan Fathir mungkin bisa menjadi saudara. Sayangnya, menyesal tidak ada gunanya dan jalan untuk bertobat juga sangat sulit.Meskipun Wira bersedia melepaskan Fathir, orang-orang biasa yang sudah dicelakai Fathir juga tidak akan melepaskannya begitu saja. Dia tidak ingin menyinggung semua orang di seluruh dunia ini demi seorang Fathir
Wira memelototi Agha dan berkata dengan kesal, "Kamu ini sudah terlalu lama bersama dengan Vion, sekarang jadi pandai berbicara seperti dia. Dulu aku nggak menyadari ternyata kamu begitu pandai berbicara.""Sudahlah. Kamu harus tinggal di sampingku, ini perintah. Kalau kamu nggak tahu harus menjelaskannya pada Vion, aku saja yang berbicara dengannya. Selain itu, kalau kamu berani jauh dari pengawasanku, kelak kita bukan saudara lagi."Melihat Wira yang marah, Agha tidak berani berbicara lebih lanjut.Semua orang tahu jelas Agha merasa tidak nyaman, tetapi mereka tidak bisa ikut campur karena ini masalah antara Wira dan Agha.Dalam sekejap, Wira sudah menjelaskan situasinya pada Arifin dengan singkat.Arifin langsung mengerti maksud Wira dan segera membuat sebuah obat yang aneh, lalu pergi ke penjara bawah tanah bersama Wira.Melihat Wira dari balik sel, ekspresi Fathir tetap datar dan berkata dengan tenang, "Bukankah kita baru saja bertemu? Kamu sudah begitu cepat merindukanku lagi? At
"Wira! Kumohon, lepaskan aku atau bunuh saja aku! Jangan menyiksaku begini!" pinta Fathir."Kamu tahu tujuanku. Aku juga nggak suka menyulitkan orang. Asalkan kamu memberitahuku informasi yang kuinginkan, aku akan menyuruh Tuan Arifin berhenti dan nggak akan menyiksamu lagi. Ini bisnis yang menguntungkan, 'kan?" timpal Wira dengan santai.Thalia berkata, "Nggak boleh! Dia harus tersiksa! Dia pembunuh ayahku dan telah menipuku selama ini. Dia bahkan menjadikanku mesin pembunuhnya. Orang sejahat ini harus disiksa mati-matian! Kalau nggak, dendamku nggak bakal terlampiaskan!"Thalia geram hingga menggertakkan giginya. Setiap kali teringat pada kejahatan Fathir, kebencian akan menyelimuti seluruh hatinya.Jika Wira tidak membantunya mencari kerabatnya, mungkin Thalia masih ditipu oleh Fathir sampai sekarang. Dia lebih memilih untuk mati daripada hidup dalam kebohongan!Wira melambaikan tangan dan berujar, "Kamu harus belajar cara memaafkan orang. Dia sudah disiksa selama setengah tahun di
Kini, Nafis ditugaskan di Kota Limaran. Sementara itu, Danu punya pekerjaan yang tidak ada habis-habisnya.Doddy juga memikul tanggung jawab besar, yaitu keamanan Provinsi Lowala. Dia memiliki kekuatan militer, tetapi merasa bosan.Wira terkekeh-kekeh dan berujar, "Sepertinya nggak bisa. Kamu harus menjamin keselamatan semua orang di sini. Kamu punya tanggung jawab besar. Mana mungkin aku membawamu pergi?"Doddy masih ingin berbicara, tetapi Wira bisa menebak isi pikirannya. Dia melambaikan tangan dan berkata, "Sudahlah, jangan menolak lagi. Aku sudah tahu harus membawa siapa.""Lagian, aku cuma bisa tenang kalau kekuasaan militer ada di tanganmu. Makanya, kamu tetap harus di sini, kecuali terjadi perang besar."Doddy hanya bisa menghela napas. Meskipun tahu hubungannya dengan Wira dekat dan tahu Wira memercayainya, dia tetap ingin pergi. Hanya saja, dia terpaksa mengalah karena tidak ada alasan sekarang."Gimana kalau aku membantu Kak Doddy menjaga Provinsi Lowala? Biar dia bisa ikut