Share

Bab 2097

Penulis: Arif
Karena semuanya sudah jelas, Wira dan Biantara tidak memiliki kecemasan apa pun lagi. Mereka kembali ke kamar masing-masing untuk tidur. Malam ini, mereka akhirnya bisa tidur nyenyak.

Setelah langit terang, Wira, Bobby, dan lainnya berpisah. "Tuan, kami akan kembali ke suku dulu dan menunggu kabar darimu. Kelak asalkan pembangunan suku makin bagus, kami pasti akan menepati janji dan selalu mengikutimu."

Bobby menangkupkan tangan dengan penuh semangat. Setelah berita ini disampaikan, semua orang tentu akan menuruti perintah mereka. Bagaimanapun, ini adalah hal yang sangat bermanfaat bagi semua orang.

Meskipun menjadi pisau orang lain, mereka harus memenuhi syarat untuk itu. Kalau tidak memiliki nilai di mata orang lain, mereka baru termasuk benar-benar menyedihkan.

"Oke, tapi kamu harus memberiku peta. Kemudian, beri tahu aku jumlah dan data penduduk," ucap Wira sambil menepuk bahu Bobby.

Bobby tertegun. Wira terkekeh-kekeh dan meneruskan, "Kenapa? Kalian takut aku mencelakai kalian ya?
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Abdul Rahman
keren thor lanjut lanjut terus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2098

    "Kamu bawa anggota jaringan mata-mata melakukan penyelidikan menyeluruh di sini. Kalau ada perubahan mendadak, langsung kabari aku. Ingat, jangan terlalu jauh dariku. Kalau terjadi sesuatu, takutnya aku nggak sempat menolongmu," pesan Wira.Biantara mengiakan, lalu pergi ke seberang. Sementara itu, Wira mengganti pakaian sederhana dan sengaja mengotori wajahnya. Kemudian, dia menghampiri Leli dan bertanya sembari tersenyum, "Coba lihat penampilanku, sudah mirip pelayanmu belum?""Eee ...." Leli menggeleng dengan tidak berdaya. Dia menatap wajah Wira yang kotor, lalu berkata, "Nggak ada pelayanku yang sekotor ini.""Aku memang sengaja." Wira tertawa dan tidak mengatakan apa pun lagi. Bagaimanapun, dia harus menyamar supaya tidak ada yang mengenalinya.Kalau Sucipto dan Izhar tahu Wira masih berada di ibu kota Kerajaan Nuala, keduanya pasti akan mencurigainya. Wira hanya akan repot nantinya.Sambil mengobrol, mereka menuju ke arah gerbang kota. Begitu sampai di gerbang kota, mereka melih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2099

    Ketika Wira dan Leli masih takjub dengan kemampuan pemuda itu, terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru dari kejauhan. Sesaat kemudian, seorang prajurit maju untuk mengadang pemuda itu.Prajurit itu mengangkat tombaknya sambil membentak dengan galak, "Bocah! Berani sekali kamu menyerang penjaga kota! Kamu cari mati ya! Menyerah dan ikut kami ke penjara! Asalkan bersikap baik, nyawamu mungkin bisa diselamatkan! Tapi kalau terus bersikap keras kepala, jangan salahkan kami membunuhmu di sini!"Pemuda itu menepuk-nepuk debu di tangannya dengan ekspresi tidak acuh. Kemudian, dia tergelak sebelum menyahut, "Berhenti menakut-nakutiku. Aku cuma mau beli obat untuk kakekku. Kakekku memang menyuruhku menahan diri dan jangan membuat masalah di kota, tapi kalian semua terlalu mendesakku. Jadi, jangan salahkan aku bertindak lancang."Pemuda itu memutar lehernya dengan santai. Ketika melihat sikapnya yang begitu angkuh, penjaga kota sontak maju untuk menyerang. Pemuda itu sama sekali tidak men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2100

    Wira terkekeh-kekeh dan berkata lagi, "Kalau aku nggak pantas bicara di sini, biar majikanku saja yang bicara dengan kalian."Wira tentu tidak boleh mengungkapkan identitasnya agar tidak terjadi masalah. Namun, dia punya seseorang yang bisa membantunya membereskan masalah ini.Saat berikutnya, terlihat Leli berjalan keluar dari kerumunan. Hanya dengan melihat sekilas, mereka sudah tahu identitas Leli. Semua orang mundur, bahkan prajurit yang memimpin itu membungkuk memberi hormat sambil menyapa, "Nona Leli."Rakyat di sekitar turut memberi salam. Wira membatin, 'Ternyata Leli punya prestise sebesar ini. Luar biasa.'Setelah maju, Leli menunjuk pemuda itu sambil berkata, "Dia memang orangku. Tolong maafkan dia dan lupakan masalah hari ini ya?"Para prajurit bergegas mengangguk. Mana mungkin mereka berani membantah ucapan Leli? Patut diketahui bahwa Leli memiliki status tinggi, bahkan merupakan orang kepercayaan Kaisar.Apabila menyinggung Leli, mereka sama saja dengan mencari mati. Mere

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2101

    Setelah membeli beberapa bahan obat, Wira dan lainnya menuju ke luar kota. Dalam sekejap, mereka sudah memasuki sebuah hutan.Dari kejauhan, terlihat sebuah gubuk. Gubuk ini terlihat agak bobrok, tetapi termasuk bersih dan rapi. Di luarnya terdapat halaman yang dikelilingi papan kayu kecil dan barang-barang tertata rapi di halaman itu. Sepertinya, orang yang tinggal di dalam sangat disiplin."Ini rumahmu?" tanya Wira sambil menatap pemuda itu.Pemuda itu mengangguk, lalu terkekeh-kekeh dan menyahut, "Benar. Ini tempat tinggalku dengan kakekku. Meskipun kecil, di dalamnya sangat keren lho!"Wira mengangkat alisnya, lalu tersenyum sambil bertatapan dengan Leli dan Thalia. Kemudian, mereka sama-sama masuk. Dia ingin melihat apa kehebatan gubuk ini.Begitu masuk, mereka mendapati bagian dalamnya sangat rapi, bahkan dilengkapi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, kedua sisi dinding dipenuhi banyak kulit binatang."Ini semua hasil buruanmu dengan kakekmu?" tanya Wira. Sebelumnya, pemuda ini me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2102

    Lantas, bagaimana mungkin pemuda itu tega melihat sang kakek berbaring tidak berdaya di atas ranjang?Sayangnya, tidak banyak yang bisa dilakukan. Pemuda itu tidak bisa membuat sang kakek pulih total. Meskipun begitu, dia tidak akan diam begitu saja."Ganoderma Milenium? Itu mahal sekali. Dari mana kamu mendapatkannya? Kamu mencuri ya?" Ekspresi pria itu sontak berubah, bahkan suaranya menjadi agak dingin."Sejak kamu kecil, aku sudah bilang manusia boleh miskin, tapi nggak boleh melakukan perbuatan tercela. Kita nggak boleh menjadi pencuri meski hidup kita susah. Pria sejati harus punya hati yang baik," nasihat pria itu.Wira yang berdiri di luar pintu tak kuasa mengangguk mendengarnya. Banyak orang yang mengerti ucapan ini, tetapi sulit untuk mempraktikkannya. Pantas saja, pemuda ini terlihat agak kekanak-kanakan. Sepertinya, ada kaitannya dengan ajaran pria itu."Kakek, kamu sudah salah paham. Aku nggak mencuri. Kakak-kakak itu yang membantuku membeli Ganoderma Milenium. Aku nggak a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2103

    "Jangan salah paham, Tuan. Aku bukan ingin berterima kasih, tapi ingin memohon sesuatu. Ini tentang Agha," jelas pria itu segera.Wira tidak berbicara, hanya menunggu pria itu melanjutkan ucapannya. Sesaat kemudian, pria itu meneruskan, "Namaku Najib, usiaku 50-an tahun. Aku menyinggung seseorang bertahun-tahun lalu dan terluka parah sehingga mengasingkan diri di tempat seperti ini.""Usiaku belum terlalu tua, tapi kondisiku terus memburuk karena cedera yang tak kunjung pulih. Makanya, penampilanku terlihat seperti orang tua."Wira mengangguk dan merasa kasihan padanya. Dia sempat mengira Najib ini sudah berusia 70-an tahun, tetapi ternyata penampilannya seperti ini karena cedera dalam. Sungguh disayangkan!"Tuan, aku nggak takut mati. Semua ini sudah akibat dari perbuatanku di masa muda yang terlalu kompetitif. Tapi, Agha anak yang baik. Aku khawatir dia melakukan kejahatan setelah aku mati. Dia baru 15 tahun, bisa dibilang belum dewasa.""Aku harap setelah aku mati, Tuan bisa membawa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2104

    Apalagi, Agha adalah anak yang begitu berbakti. Jika tidak, mana mungkin Wira repot-repot membayar Ganoderma Milenium itu?Najib mencengkeram dadanya sambil tertawa terbahak-bahak. Akan tetapi, dia tiba-tiba terbatuk hebat.Wira segera maju untuk menepuk punggungnya. Sesaat kemudian, Najib yang merasa lebih baik berujar sambil tersenyum, "Nggak apa-apa, hidupku sudah nggak lama lagi. Penderitaanku jauh lebih besar dari yang terlihat. Setiap kali penyakitku kambuh, tubuhku akan kesakitan. Jangankan beraktivitas seperti orang biasa, tidurku saja nggak pernah nyenyak.""Aku sudah muak dengan hidupku ini. Aku masih berusaha bertahan karena mencemaskan Agha. Sekarang aku sudah tenang karena bertemu Tuan. Malam ini, aku akan memberi Agha penjelasan."Wira bukan orang bodoh. Dia tentu memahami maksud Najib. Seketika, Wira membelalakkan mata, lalu memapah Najib dan berkata, "Bukan begitu maksudku.""Kalau kamu percaya padaku, ikut kami. Aku bisa mengatur tempat tinggal untukmu. Kami akan menca

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2105

    "Ya!" Najib tertawa, lalu meneguk obat itu hingga habis. Sayangnya, dia tahu bahwa kondisinya sudah sekarat. Tidak peduli sehebat apa Ganoderma Milenium, semua khasiatnya mungkin akan menjadi sia-sia."Kalau begitu, kami pamit dulu." Wira berpamitan, lalu membawa kedua wanita menuju ke ibu kota kembali. Agha mengantar mereka keluar, lalu kembali ke sisi kakeknya.Di perjalanan, Leli melirik Wira dan bertanya dengan heran, "Bukannya kamu datang kemari untuk membawa pemuda misterius itu? Aku tahu kamu ingin merekrutnya. Dia sangat kuat, jadi pasti bisa membantu pasukan. Kesempatan sudah di depan mata, kenapa kamu malah pergi?"Wira ragu-ragu sejenak, lalu menggeleng dan membalas, "Jujur saja, aku dan Najib sudah membuat kesepakatan. Malam ini, dia seharusnya akan mengakhiri hidupnya. Dia akan menjelaskan semuanya kepada Agha, jadi aku hanya perlu menjemputnya besok pagi. Kelak, dia akan menjadi adikku."Leli akhirnya memahaminya. Ternyata begitu. Pantas saja, ekspresi Wira menjadi agak s

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status