Share

Bab 1842

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Apa kamu tahu ada berapa banyak kabupaten dan jumlah populasi penduduk di sekitar Provinsi Lowala?"

Perkataan Huben membuat Wira tertegun sejenak. Dia memang tidak jelas dengan apa yang ditanya Huben karena dia menyerahkan semua hal seperti itu pada Osmaro dan Fransco.

Huben melanjutkan, "Jadi, bagaimana kamu bisa menjadi seorang penguasa yang kompeten? Hal pertama yang aku inginkan darimu adalah memahami keadaan rakyatmu. Kamu lihat daerah ini."

Saat mengatakan itu, Huben menunjuk ke salah satu tempat di peta.

"Kota Limaran. Kota ini dinamai demikian karena kota ini dikelilingi lima sungai dan dulu merupakan kota penting di Provinsi Lowala. Tapi, aku menyadari kamu nggak peduli tempat ini dan sekarang perkembangan tempat ini makin tertinggal. Aku sudah menyelidiki hal tentangmu. Aku tahu kamu sangat cerdas dan juga tahu banyak hal yang nggak diketahui orang lain."

"Kamu bahkan mengungkit teori bahwa ada kerajaan lain selain sembilan provinsi ini. Sejujurnya, dulu aku sudah punya kecu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Achram Syah
wira kaya baru ktm orang berbakat yg luarbiasa gmn, klo dibanding wira yg dr masa depan tetep az g dbanding, ini wira udh kaya JONGOS nya az baru ktm! makin parah lu min
goodnovel comment avatar
Harun Fatra Yudistira
siapa lagi ini si fransco min, baru lagi nama ini, sejak kapan dia bergabung untuk di rekrut Wira.... hhhhhh...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1843

    "Jangan khawatir. Saat kamu sudah berhasil, kamu nggak perlu mencariku pun aku akan muncul di depanmu. Kemudian, aku akan memberitahumu syarat kedua," kata Huben sambil tersenyum dengan percaya diri.Wira menganggukkan kepala. Tampaknya pria ini adalah seseorang yang misterius. Jika begitu, dia harus mencari cara untuk merekrut Huben ke pihaknya untuk bekerja untuknya. Jika Huben menjadi musuhnya, kelak pasti akan menjadi masalah yang sangat mengerikan.Dalam sekejap, Wira dan Huben sudah berpisah.Setelah kembali ke rumah, Wira segera mengumpulkan Wulan dan yang lainnya untuk membahas tentang Kota Limaran."Sayang, kamu bersiap-siap menuju Kota Limaran ya? Sekarang kamu sudah menjadi penguasa Provinsi Lowala, ditambah lagi kamu sudah punya begitu banyak bawahan yang luar biasa. Lebih baik serahkan masalah ini pada mereka. Baik Tuan Osmaro atau Tuan Fransco, keduanya adalah ahli!" kata Wulan langsung setelah mengetahui pemikiran Wira.Wulan tentu saja tidak ingin berpisah dengan Wira j

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1844

    "Kalau nggak ada yang bersedia, aku akan memilih secara acak ya?" kata Wira sambil tersenyum. Perkataannya itu membuat para istri merasa cemas.Tepat pada saat itu, Wulan menjadi yang pertama berdiri dan berkata sambil tersenyum, "Sayang, mereka semua memanggilku Kakak dan hubungan kita biasanya juga sudah seperti saudari, jadi aku sebagai Kakak mereka tentu saja harus mengalah. Kalau harus ada yang tinggal di sini, akulah pilihannya."Wulan memang memiliki sikap kepemimpinan yang hebat, sehingga bersedia inisiatif maju di saat seperti ini.Setelah saling memandang sebentar, Dewina dan yang lainnya merasa terharu dan juga bersalah. Selama ini, setiap kali Wira pergi, Wulan selalu ditinggal. Ini memang terasa tidak adil bagi Wulan. Meskipun Wulan adalah kakak mereka, bukan berarti Wulan harus selalu mengalah. Mereka juga harus melakukan sesuatu untuk Wulan. Jika tidak, sama saja mereka menindas Wulan."Kamu benar-benar siap tinggal di sini?" kata Wira sambil menatap Wulan dengan terseny

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1845

    Biantara yang terlebih dahulu berbicara. Semua informasi berada di bawah kendalinya dan dia juga sudah mengatur semuanya dengan baik.Wira tersenyum dengan puas. "Ada kamu bersamaku, aku jadi seperti punya sepasang mata tambahan. Aku nggak perlu melihat apa pun, tapi bisa mengetahui semuanya."Tak lama kemudian, mereka tiba di depan gerbang kota. Tak jauh dari sana, semua orang sudah menunggu di depan gerbang kota dan semua mata tertuju pada Wira dan yang lainnya.Biantara menunjuk pada orang yang berdiri di barisan paling depan dan memperkenalkan pada Wira, "Dia adalah Yusup, gubernur Kota Limaran. Orangnya rendah hati, tapi nggak punya prestasi yang besar. Aku sudah menyelidikinya. Orang ini nggak menekan warga dengan kekuasaannya, termasuk seorang penjabat yang bersih."Wira menganggukkan kepala dan sudah memiliki rencana di pikirannya. Jika Yusup ini nggak punya prestasi yang besar, orang ini harus diganti. Dia juga menyadari Kota Limaran ini sangat penting. Sebelumnya dia tidak me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1846

    "Tuan berencana untuk tinggal di sini selama beberapa hari ya?" tanya Yusup secara refleks saat pesta dimulai. Sebenarnya, dia lebih ingin tahu apa tujuan Wira datang ke sini.Wira mengangkat gelas araknya, lalu perlahan-lahan berkata, "Aku setidaknya akan tinggal di sini selama tiga bulan."Mata Yusup membelalak saat mendengar Wira akan tinggal selama tiga bulan, bahkan tidak percaya dengan apa yang sudah didengarnya. Wira malah berencana untuk tinggal di sini begitu lama?"Boleh tahu kenapa Tuan ingin tinggal di sini begitu lama? Apa ada hal penting yang ingin ditangani?" tanya Yusup lagi.Namun kali ini, Wira belum sempat berbicara, Biantara sudah tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Apa maksudmu? Apa kamu sudah melakukan kesalahan, jadi nggak berani membiarkan Tuan tinggal di sini begitu lama dan mengusir kami?"Dalam sekejap, Yusup merasa seluruh tubuhnya merinding. Dia tentu saja mengenali pria yang berbicara itu adalah Biantara, tangan kanan Wira yang memiliki kedudukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1847

    "Nggak bisa dibilang begitu juga. Saat itu kamu yang mereformasi agar semua pejabat bisa selangkah demi selangkah mencapai tahap ini dengan kemampuan mereka sendiri yang sebenarnya. Kalau dilihat dari sisi ilmu, Yusup memang punya kemampuan yang luar biasa. Bukankah kamu menyangkal keputusanmu sendiri?" kata Wulan sambil tersenyum.Wira menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Sebelumnya dia memang mereformasi sistem pemerintahan, tetapi dia melakukan itu agar para warga miskin bisa berguna. Namun, dia mengabaikan satu hal yaitu orang yang cerdas dalam bidang sastra belum tentu berbakat dalam memerintah. Sastra adalah keahlian mereka."Kelak aku harus mereformasi sistem ini lagi agar benar-benar sempurna," kata Wira dengan kesal."Semua orang ingin menjadi seorang penguasa, tapi mereka baru tahu penguasa juga punya penderitaannya sendiri setelah mereka benar-benar menjadi penguasa. Semuanya nggak semudah yang mereka bayangkan. Kalau setiap hari hanya bersenang-senang saja, dia akan men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1848

    Tidak mungkin untuk menarik beberapa orang berbakat dari Provinsi Lowala ke sini lagi. Bagaimanapun juga, Provinsi Lowala juga membutuhkan perkembangan."Untuk saat ini, aku masih nggak punya orang yang bisa direkomendasi. Aku sungguh sudah mengecewakan kepercayaan Tuan," kata Yusup dengan segera."Baiklah, aku akan mempertimbangkannya lagi. Setelah ini, aku pasti akan menemukan seseorang yang cocok untuk posisi ini. Kalau nggak ada masalah lagi, kamu juga boleh pergi dulu," kata Wira.Yusup segera merespons dan langsung pergi. Hatinya akhirnya merasa lega karena kelak tidak perlu berada di dekat Wira lagi. Semua penguasa itu mengerikan, dia hanya ingin hidup lebih lama lagi. Meskipun tidak berprestasi, yang penting dia bisa bertahan hidup saja.....Pada saat yang bersamaan, di dalam Kerajaan Beluana. Selama beberapa saat ini, Wira tetap sibuk untuk mengembangkan provinsinya, tetapi Ciputra malah terus mempelajari Meriam Darmadi dan juga senjata tersembunyi yang Wira taruh di dalam ko

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1849

    Di sisi Kota Limaran. Sejak Wira tiba di sana, ada banyak perwakilan rakyat yang inisiatif datang mencarinya dan berharap bisa menjalin hubungan yang lebih dekat dengannya. Namun, dia selalu menolak untuk bertemu dengan mereka. Dia memiliki urusan yang lebih penting yaitu segera mengembangkan Kota Limaran. Huben adalah bakat yang langka dan dia harus bisa merekrutnya agar dia bisa tenang.Dua hari berlalu, Wira terus mengurung dirinya di dalam kamar. Selama itu, hanya Wulan yang terus mengantarkan makanannya, sedangkan yang lainnya sulit untuk bertemu dengannya. Begitu juga dengan Biantara.Hingga pada petang ini, Wira baru keluar dari kamarnya dan berteriak dengan keras, "Akhirnya berhasil!""Sayang, apa yang kamu lakukan selama beberapa hari ini? Aku lihat kamu terus mengurung diri di dalam kamar, bahkan aku pun nggak berani mengganggumu. Cepat ceritakan padaku, apa ada rencana besar lagi?" Setelah mendengar suara itu, Wulan adalah orang pertama yang berlari keluar dari kamar sebelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1850

    "Hal yang kuserahkan padamu sudah selesai?" tanya Wira sambil mengangkat cangkir teh dan menatap Biantara.Biantara menggelengkan kepala dan berkata, "Aku terus mencari orang yang kompeten, tapi hal ini nggak semulus yang kita pikirkan. Ada yang berbakat, tapi sulit untuk mengerti pemikirannya. Intinya, nggak ada yang benar-benar cocok ...."Wira juga menganggukkan kepala. Setelah dipikirkan lagi, sebenarnya memang benar juga. Bukan hal yang mudah untuk menemukan seseorang yang andal dan berpengetahuan. Waktu dua hari sangat tidak cukup."Begini saja, kamu terus mencari orang yang tepat. Lagi pula, aku akan tetap di Kota Limaran ini selama beberapa hari ke depan ini. Aku akan menangani urusan di sini untuk sementara. Tapi sebelum itu, aku masih ada satu hal yang perlu bantuanmu. Bantu aku untuk mencari beberapa pekerja untuk membantuku membuat jalur sungai," perintah Wira.Biantara menyetujuinya dan langsung pergi ke luar ruangan.Setelah menghabiskan dua hari di dalam kamar dan sekara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2726

    Shafa juga buru-buru menyatakan sikapnya. Dia memang cerdas. Di zaman sekarang, jika ingin memiliki pijakan yang kokoh, seseorang tentu harus memiliki nilai pada diri sendiri. Mereka tidak mungkin terus mengandalkan Wira seumur hidup.Pada akhirnya, orang yang paling bisa diandalkan hanya diri sendiri. Jika terus mengandalkan Wira, mungkin suatu saat Wira akan merasa illfeel pada mereka. Hasilnya pun akan menjadi sangat buruk.Wira tidak melontarkan sepatah kata pun sejak tadi. Jika ingin membujuk Doddy, semua tergantung kemampuan Shafa.Doddy menggosok telapak tangannya sambil tertawa dengan canggung. Kemudian, dia menggeleng dan berkata, "Kamu mungkin nggak tahu aku nggak tertarik pada wanita. Orang-orang yang mengurusku juga para prajuritku. Aku nggak suka wanita masuk ke kamarku. Aku nggak suka aroma di tubuh mereka."Shafa tak kuasa termangu. Dia tahu Wira punya beberapa istri. Wajar juga jika pria punya banyak istri. Sementara itu, Doddy yang terkenal dan memegang kekuasaan milit

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2725

    Di dalam kereta kuda. Melihat ekspresi Kaffa dan Shafa yang sangat waspada, Wira tersenyum dan bertanya, "Kenapa kalian berdua nggak berbicara?"Setelah ragu sejenak, Kaffa berkata dengan pelan, "Kak Wira, aku baru tahu identitasmu, aku tentu saja nggak berani berbicara sembarangan di depanmu. Kalau aku salah bicara, kemungkinan besar akan ...."Sebelum Kaffa selesai berbicara, Shafa segera mendorong lengannya. Mendapat isyarat itu, dia pun segera menghentikan kata-katanya.Wira menggelengkan kepala dan berkata sambil tersenyum, "Shafa, aku tahu kepribadian kakakmu, jadi aku nggak akan menyalahkan kalian. Meskipun dia salah bicara, apa masalahnya? Bukankah aku tetap menganggap kalian sebagai teman? Kalau nggak, aku nggak akan membiarkan kalian duduk di kereta kudaku."Danu berkata dengan nada ramah, "Benar. Kakakku sudah menganggap kalian berdua sebagai teman, jadi kalian perlu begitu formal di depan kakakku. Kalau nggak, berarti kalian meremehkan kakakku dan kakakku akan marah."Setel

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2724

    Orang lain mungkin tidak akan berani mendambakan hal ini seumur hidupnya."Oh ya. Sejak kapan kamu tahu identitas Kak Wira?" tanya Kaffa lagi karena dia sama sekali tidak mendapatkan petunjuk apa pun. Bahkan saat menerima liontin giok dan melihat ekspresi Danu, dia juga tidak berani membayangkan Kak Wira di depannya adalah Wira yang terkenal itu. Ini benar-benar seperti dongeng yang tidak mungkin terjadi, tetapi kenyataannya memang begitu.Shafa perlahan-lahan berkata, "Sebenarnya aku juga baru mengetahui semuanya beberapa waktu yang lalu. Dia meminta kita memanggilnya Kak Wira, ditambah lagi senjata rahasianya itu, dan sikapnya dalam bertindak, semua itu sudah cukup bagiku untuk menebak identitasnya.""Lagi pula, senjata rahasia yang bernama pistol itu hanya Kak Wira yang punya di seluruh dunia ini, orang lain nggak punya senjata rahasia seperti itu. Kalau dia bisa membawa pistol itu, mana mungkin dia orang lain lagi."Shafa termasuk orang yang berpengetahuan luas, dia tentu saja bisa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2723

    Setelah semuanya sudah diatur dengan baik dan hampir sampai di depan pintu penjara bawah tanah, Wira memberikan instruksi pada Danu, "Oh ya. Jangan memberi tahu terlalu banyak orang tentang kepulanganku kali ini, terutama Tuan Osmaro."Jika ingin kembali secara terang-terangan, Wira tentu saja tidak akan menggunakan cara seperti ini. Dia juga akan membiarkan anggota jaringan mata-mata melindunginya di sepanjang perjalanan, sehingga tidak akan terjadi begitu banyak kejadian seperti ini. Namun, dia memiliki pertimbangannya sendiri dan memilih lebih baik tidak mengungkapkan kepulangannya agar tidak memicu masalah."Semuanya sesuai dengan pengaturan Kakak," jawab Danu sambil menganggukkan kepala dengan tegas. Selama ini, dia selalu memegang prinsip yaitu selalu patuh pada Wira tanpa syarat. Meskipun Wira memerintahnya untuk mati, dia juga tidak akan ragu sedikit pun. Beginilah ikatan persaudaraan mereka."Aku nggak menyangka orang yang membantu kita adalah Wira yang terkenal itu. Pantas sa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2722

    Setelah melihat Wira yang duduk di dalam sel, Danu merasa hatinya sakit dan berteriak, "Cepat buka pintu sel ini! Kalian benar-benar berani sekali. Bahkan kakakku juga kalian berani tangkap?"Bukan hanya Adianto yang langsung tercengang begitu mendengar perkataan itu, semua orang yang berada di sana juga begitu. Danu adalah jenderal yang terkenal dan berkuasa. Di seluruh Provinsi Lowala, tidak ada yang bisa menandinginya dan bahkan tidak ada yang berani mengganggunya. Orang yang dipanggilnya kakak tentu saja adalah Wira.Adianto tidak berani percaya dengan apa yang didengarnya, tetapi kenyataannya sudah ada di depan matanya. Setelah menelan ludah, dia segera membuka pintu sel dan inisiatif masuk ke dalamnya. Dia hanya menundukkan kepala karena tidak berani menatap Wira dan berkata, "Tuan, sebelumnya aku nggak tahu apa-apa dan sudah menyinggungmu.""Aku mohon Tuan bisa memaafkanku, jangan menghukumku. Aku nggak akan mengulanginya lagi kelak."Pada saat ini, Adianto benar-benar ketakutan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2721

    "Menurutku, ini ide yang bagus. Kalau begitu, kita lakukan sesuai keinginanmu. Aku akan pergi memberi tahu rekan-rekanku di luar biar mereka membantuku memberi pelajaran pada anak ini. Sejujurnya, aku juga kesal dengan anak ini," kata Adianto sambil tersenyum sinis, lalu bersiap pergi bersama Ruben.Adianto memang tidak bisa langsung memutuskan semua hal yang ada di penjara bawah tanah, dia tetap harus melaporkannya pada atasannya. Namun, jabatannya lebih tinggi daripada orang-orang yang ada di sana. Jika kerabatnya ingin masuk ke kota, semua juga pasti akan melewatinya. Oleh karena itu, dia tentu saja memiliki pengaruh tertentu.Namun, saat baru saja berbalik, Adianto dan Ruben melihat ada sekelompok orang mendekat. Terutama saat melihat orang yang berdiri di paling depan, Adianto langsung tertegun dan tidak tahu harus berbuat apa."Saudaraku, ada apa?" tanya Ruben dengan ekspresi bingung."Aku nggak salah lihat, 'kan? Kenapa Jenderal Danu tiba-tiba datang ke penjara bawah tanah? Buka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2720

    "Aku mengerti. Melihat situasinya nggak beres, jadi kakakmu langsung pergi, 'kan? Orang bilang suami istri yang selalu bersama pun akan berpisah saat menghadapi bahaya, ternyata kakak adik pun seperti ini," sindir Sahim.Shafa malah tidak berbicara dan menjelaskan apa pun juga. Dia sebenarnya sudah menyadarinya saat tadi Wira berbicara dengan Kaffa. Wira bisa duduk di sini dengan begitu tenang pasti karena sudah memberikan tugas pada Kaffa. Kalau begitu, mengapa dia harus khawatir?Selain itu, Shafa tahu betul kebaikan kakaknya terhadapnya melebihi siapa pun. Oleh karena itu, dia merasa tidak perlu menjelaskan apa pun pada orang lain."Tutup mulutmu," kata Wira dengan kesal.Sahim langsung tidak berani berbicara lagi.Tepat pada saat itu, Ruben dan Adianto datang dan langsung berdiri di depan pintu sel."Sekarang kamu sudah tahu kekuatanku, 'kan? Tadi aku sebenarnya nggak ingin menyusahkan kalian dan menyuruh kalian cepat pergi, tapi kalian nggak mau dengar. Kalian malah mengusir para

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2719

    Kaffa menyadari liontin giok ini memang berguna. Setelah mendengar perkataan Danu, dia tidak ragu-ragu dan langsung berkata, "Tuan Wira yang memberiku liontin giok ini sudah ditangkap kepala penjaga gerbang kota ke penjara bawah tanah. Jenderal Danu, cepat selamatkan dia."Kepala penjaga gerbang kota memang memiliki kekuasaan, tetapi kekuasaan itu masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Danu. Kaffa merasa lebih yakin lagi, kali ini Wira dan adiknya pasti akan selamat.Swish.Mendengar perkataan Kaffa, ekspresi Danu langsung menjadi sangat muram dan napasnya pun menjadi terengah-engah. "Mereka berani menangkap kakakku? Benar-benar nggak tahu diri!"Setelah memaki sebentar, Danu langsung melambaikan tangan pada kedua penjaga di belakangnya. "Segera kumpulkan orang dan ikut aku ke penjara bawah tanah!"Tak lama kemudian, semua orang sudah siap dan berangkat menuju penjara bawah tanah.Kaffa juga segera mengikuti mereka. Dia ingin menyelamatkan adiknya dengan tangannya sendiri dan berter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2718

    Selama tetap mengikuti Wira, Kaffa yakin kehidupannya dan adiknya akan terjamin."Kenapa masih belum pergi? Kamu kira kami sedang bercanda denganmu?" kata penjaga yang tadi berbicara itu dengan kesal. Jika bukan karena Danu sudah memerintahkan untuk harus bersikap rendah hati dan sopan pada orang-orang, mereka sudah memukul Kaffa dengan tongkat. Jelas Kaffa ini hanya seorang pengemis pun berani datang menemui Danu, sungguh tidak tahu diri.Kaffa kembali berkata, "Kalau kalian nggak mengizinkan aku bertemu dengan Jenderal Danu, nggak masalah. Tapi, tolong serahkan benda ini pada Jenderal Danu. Kalau Jenderal Danu ingin bertemu denganku setelah melihat benda ini, kalian baru bawa aku masuk. Bagaimana? Tapi, kalau Jenderal Danu nggak ingin bertemu denganku, aku nggak akan tinggal di sini lagi. Bagaimana menurut kalian?"Meskipun para penjaga itu tidak mengizinkannya masuk, Kaffa merasa dia tetap harus menunjukkan benda ini pada Danu. Dia juga tidak tahu apakah benda ini berguna atau tidak

DMCA.com Protection Status