Share

Bab 1841

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Huben duduk di depan meja, lalu menuangkan dua gelas arak dan meneguk habis salah satunya. "Kamu nggak perlu merendahkan dirimu di depanku. Aku sudah mendengar semua tentangmu. Kamu memang sangat berbakat, punya ambisi yang besar, dan mampu memenangkan hati para rakyat. Aku juga tertarik padamu, jadi aku datang ke sini. Sebenarnya aku hanya ingin bertemu denganmu, tapi masih nggak punya kesempatan itu. Setelah sekarang bertemu denganmu, kamu memang seperti yang kubayangkan, benar-benar orang berbakat yang langka!"

Wira segera mengambil gelas anggur yang satunya lagi dan meneguknya hingga habis juga. Pria itu sudah begitu sungkan padanya dan memberinya penilaian yang tinggi, dia tidak boleh begitu tidak tahu diri. Dia selalu mengingat perkataan Osmaro bahwa Huben memiliki bakat untuk menstabilkan negara dan pengetahuan tentang strategi militer yang luar biasa. Jika bisa membawa orang seperti ini ke sisi mereka, akan sangat menguntungkan mereka baik dalam masa damai ataupun saat peperang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Harun Fatra Yudistira
ahhh authotnya mulai ngawur nulis nama orang, seharusnya Wira ini malah dibilang luther..... hadeeehhh ngawur coy
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1842

    "Apa kamu tahu ada berapa banyak kabupaten dan jumlah populasi penduduk di sekitar Provinsi Lowala?"Perkataan Huben membuat Wira tertegun sejenak. Dia memang tidak jelas dengan apa yang ditanya Huben karena dia menyerahkan semua hal seperti itu pada Osmaro dan Fransco.Huben melanjutkan, "Jadi, bagaimana kamu bisa menjadi seorang penguasa yang kompeten? Hal pertama yang aku inginkan darimu adalah memahami keadaan rakyatmu. Kamu lihat daerah ini."Saat mengatakan itu, Huben menunjuk ke salah satu tempat di peta."Kota Limaran. Kota ini dinamai demikian karena kota ini dikelilingi lima sungai dan dulu merupakan kota penting di Provinsi Lowala. Tapi, aku menyadari kamu nggak peduli tempat ini dan sekarang perkembangan tempat ini makin tertinggal. Aku sudah menyelidiki hal tentangmu. Aku tahu kamu sangat cerdas dan juga tahu banyak hal yang nggak diketahui orang lain.""Kamu bahkan mengungkit teori bahwa ada kerajaan lain selain sembilan provinsi ini. Sejujurnya, dulu aku sudah punya kecu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1843

    "Jangan khawatir. Saat kamu sudah berhasil, kamu nggak perlu mencariku pun aku akan muncul di depanmu. Kemudian, aku akan memberitahumu syarat kedua," kata Huben sambil tersenyum dengan percaya diri.Wira menganggukkan kepala. Tampaknya pria ini adalah seseorang yang misterius. Jika begitu, dia harus mencari cara untuk merekrut Huben ke pihaknya untuk bekerja untuknya. Jika Huben menjadi musuhnya, kelak pasti akan menjadi masalah yang sangat mengerikan.Dalam sekejap, Wira dan Huben sudah berpisah.Setelah kembali ke rumah, Wira segera mengumpulkan Wulan dan yang lainnya untuk membahas tentang Kota Limaran."Sayang, kamu bersiap-siap menuju Kota Limaran ya? Sekarang kamu sudah menjadi penguasa Provinsi Lowala, ditambah lagi kamu sudah punya begitu banyak bawahan yang luar biasa. Lebih baik serahkan masalah ini pada mereka. Baik Tuan Osmaro atau Tuan Fransco, keduanya adalah ahli!" kata Wulan langsung setelah mengetahui pemikiran Wira.Wulan tentu saja tidak ingin berpisah dengan Wira j

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1844

    "Kalau nggak ada yang bersedia, aku akan memilih secara acak ya?" kata Wira sambil tersenyum. Perkataannya itu membuat para istri merasa cemas.Tepat pada saat itu, Wulan menjadi yang pertama berdiri dan berkata sambil tersenyum, "Sayang, mereka semua memanggilku Kakak dan hubungan kita biasanya juga sudah seperti saudari, jadi aku sebagai Kakak mereka tentu saja harus mengalah. Kalau harus ada yang tinggal di sini, akulah pilihannya."Wulan memang memiliki sikap kepemimpinan yang hebat, sehingga bersedia inisiatif maju di saat seperti ini.Setelah saling memandang sebentar, Dewina dan yang lainnya merasa terharu dan juga bersalah. Selama ini, setiap kali Wira pergi, Wulan selalu ditinggal. Ini memang terasa tidak adil bagi Wulan. Meskipun Wulan adalah kakak mereka, bukan berarti Wulan harus selalu mengalah. Mereka juga harus melakukan sesuatu untuk Wulan. Jika tidak, sama saja mereka menindas Wulan."Kamu benar-benar siap tinggal di sini?" kata Wira sambil menatap Wulan dengan terseny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1845

    Biantara yang terlebih dahulu berbicara. Semua informasi berada di bawah kendalinya dan dia juga sudah mengatur semuanya dengan baik.Wira tersenyum dengan puas. "Ada kamu bersamaku, aku jadi seperti punya sepasang mata tambahan. Aku nggak perlu melihat apa pun, tapi bisa mengetahui semuanya."Tak lama kemudian, mereka tiba di depan gerbang kota. Tak jauh dari sana, semua orang sudah menunggu di depan gerbang kota dan semua mata tertuju pada Wira dan yang lainnya.Biantara menunjuk pada orang yang berdiri di barisan paling depan dan memperkenalkan pada Wira, "Dia adalah Yusup, gubernur Kota Limaran. Orangnya rendah hati, tapi nggak punya prestasi yang besar. Aku sudah menyelidikinya. Orang ini nggak menekan warga dengan kekuasaannya, termasuk seorang penjabat yang bersih."Wira menganggukkan kepala dan sudah memiliki rencana di pikirannya. Jika Yusup ini nggak punya prestasi yang besar, orang ini harus diganti. Dia juga menyadari Kota Limaran ini sangat penting. Sebelumnya dia tidak me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1846

    "Tuan berencana untuk tinggal di sini selama beberapa hari ya?" tanya Yusup secara refleks saat pesta dimulai. Sebenarnya, dia lebih ingin tahu apa tujuan Wira datang ke sini.Wira mengangkat gelas araknya, lalu perlahan-lahan berkata, "Aku setidaknya akan tinggal di sini selama tiga bulan."Mata Yusup membelalak saat mendengar Wira akan tinggal selama tiga bulan, bahkan tidak percaya dengan apa yang sudah didengarnya. Wira malah berencana untuk tinggal di sini begitu lama?"Boleh tahu kenapa Tuan ingin tinggal di sini begitu lama? Apa ada hal penting yang ingin ditangani?" tanya Yusup lagi.Namun kali ini, Wira belum sempat berbicara, Biantara sudah tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Apa maksudmu? Apa kamu sudah melakukan kesalahan, jadi nggak berani membiarkan Tuan tinggal di sini begitu lama dan mengusir kami?"Dalam sekejap, Yusup merasa seluruh tubuhnya merinding. Dia tentu saja mengenali pria yang berbicara itu adalah Biantara, tangan kanan Wira yang memiliki kedudukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1847

    "Nggak bisa dibilang begitu juga. Saat itu kamu yang mereformasi agar semua pejabat bisa selangkah demi selangkah mencapai tahap ini dengan kemampuan mereka sendiri yang sebenarnya. Kalau dilihat dari sisi ilmu, Yusup memang punya kemampuan yang luar biasa. Bukankah kamu menyangkal keputusanmu sendiri?" kata Wulan sambil tersenyum.Wira menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Sebelumnya dia memang mereformasi sistem pemerintahan, tetapi dia melakukan itu agar para warga miskin bisa berguna. Namun, dia mengabaikan satu hal yaitu orang yang cerdas dalam bidang sastra belum tentu berbakat dalam memerintah. Sastra adalah keahlian mereka."Kelak aku harus mereformasi sistem ini lagi agar benar-benar sempurna," kata Wira dengan kesal."Semua orang ingin menjadi seorang penguasa, tapi mereka baru tahu penguasa juga punya penderitaannya sendiri setelah mereka benar-benar menjadi penguasa. Semuanya nggak semudah yang mereka bayangkan. Kalau setiap hari hanya bersenang-senang saja, dia akan men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1848

    Tidak mungkin untuk menarik beberapa orang berbakat dari Provinsi Lowala ke sini lagi. Bagaimanapun juga, Provinsi Lowala juga membutuhkan perkembangan."Untuk saat ini, aku masih nggak punya orang yang bisa direkomendasi. Aku sungguh sudah mengecewakan kepercayaan Tuan," kata Yusup dengan segera."Baiklah, aku akan mempertimbangkannya lagi. Setelah ini, aku pasti akan menemukan seseorang yang cocok untuk posisi ini. Kalau nggak ada masalah lagi, kamu juga boleh pergi dulu," kata Wira.Yusup segera merespons dan langsung pergi. Hatinya akhirnya merasa lega karena kelak tidak perlu berada di dekat Wira lagi. Semua penguasa itu mengerikan, dia hanya ingin hidup lebih lama lagi. Meskipun tidak berprestasi, yang penting dia bisa bertahan hidup saja.....Pada saat yang bersamaan, di dalam Kerajaan Beluana. Selama beberapa saat ini, Wira tetap sibuk untuk mengembangkan provinsinya, tetapi Ciputra malah terus mempelajari Meriam Darmadi dan juga senjata tersembunyi yang Wira taruh di dalam ko

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1849

    Di sisi Kota Limaran. Sejak Wira tiba di sana, ada banyak perwakilan rakyat yang inisiatif datang mencarinya dan berharap bisa menjalin hubungan yang lebih dekat dengannya. Namun, dia selalu menolak untuk bertemu dengan mereka. Dia memiliki urusan yang lebih penting yaitu segera mengembangkan Kota Limaran. Huben adalah bakat yang langka dan dia harus bisa merekrutnya agar dia bisa tenang.Dua hari berlalu, Wira terus mengurung dirinya di dalam kamar. Selama itu, hanya Wulan yang terus mengantarkan makanannya, sedangkan yang lainnya sulit untuk bertemu dengannya. Begitu juga dengan Biantara.Hingga pada petang ini, Wira baru keluar dari kamarnya dan berteriak dengan keras, "Akhirnya berhasil!""Sayang, apa yang kamu lakukan selama beberapa hari ini? Aku lihat kamu terus mengurung diri di dalam kamar, bahkan aku pun nggak berani mengganggumu. Cepat ceritakan padaku, apa ada rencana besar lagi?" Setelah mendengar suara itu, Wulan adalah orang pertama yang berlari keluar dari kamar sebelah

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

DMCA.com Protection Status