Share

Bab 1587

Penulis: Arif
"Sepertinya, ada sesuatu di balik semua ini. Ishan nggak mungkin menerima kekalahan semudah itu. Apalagi, dia tidak membawa pasukannya kembali. Ini artinya, dia masih berniat untuk melawan! Kita harus terus berwaspada," ucap Prabu sambil melemparkan gelas di tangannya ke samping dan mengernyit.

Prabu bukan orang yang suka minum-minum, semua ini hanya bagian dari rencananya. Sayangnya, Ishan malah tidak terjebak, membuatnya tidak tahu harus bagaimana untuk sesaat.

"Bagaimana kalau kita langsung memimpin pasukan ke tempat Ishan? Sekarang dia bersembunyi di gunung, ada banyak pasukannya di sekitar sana. Tapi, jumlah kita lebih banyak, pasti bisa menang!" usul wakil jenderal.

Mendengar ini, jenderal lainnya sontak mengangguk setuju. Pemikiran mereka sama, yaitu segera membunuh Ishan atau mengusir pasukan Kerajaan Nuala secepat mungkin agar tidak terjadi hal-hal tak diinginkan. Selain itu, mereka juga bisa membalas penghinaan sebelumnya!

Bagaimanapun, Ishan terlalu sombong saat posisinya un
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1588

    Ishan tidak berbasa-basi dengan pria itu. Lagi pula, mereka tidak saling mengenal, untuk apa berpura-pura akrab?Jika Ciputra memang berniat untuk melengserkannya, Ishan akan pergi secepat mungkin dan pulang untuk bersantai."Jenderal pasti sudah salah paham, makanya memusuhiku seperti ini. Tenang saja, Raja nggak marah karena kamu kalah. Dia justru mengutusku untuk menghiburmu. Tentunya, aku datang kemari untuk membantumu mengalahkan Prabu!" jelas pria itu.Ishan awalnya tertegun, lalu segera bertanya, "Kamu serius?"Ketika jenderal memimpin pasukan untuk berperang, mereka tentu ingin menang dan mendapatkan wilayah baru untuk negaranya. Dengan demikian, mereka baru memiliki prestasi! Meskipun gugur dalam peperangan, hal ini lebih bermartabat daripada dilengserkan dari jabatan."Tentu saja serius! Semua ini pesan dari Raja. Seperti yang kukatakan, aku bisa membantumu meraih kemenangan. Jadi, apa kamu bersedia mengobrol denganku sekarang?" Ketika berbicara, pria itu pun melirik beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1589

    "Mudah saja, aku akan membantumu membunuh Prabu dulu. Dengan demikian, pasukan mereka akan goyah. Ketika saat itu tiba, kamu hanya perlu membawa pasukanmu menyerang dan meraih kemenangan!""Tanpa pimpinan dari jenderal, mereka nggak akan bisa apa-apa, meskipun menang jumlah. Kamu seharusnya sudah mengerti maksudku, 'kan?" tanya Antares sembari memicingkan mata. Ekspresi seperti itu tampak sangat licik, juga tidak seperti orang yang bercanda.Hanya saja, Ishan seketika merasa agak kecewa. Dia semula mengira Antares adalah ahli perang dan bisa membantunya mengalahkan Prabu, tetapi ternyata malah mengusulkan strategi tercela begini?Selain itu, ada banyak celah dari ide ini! Bagaimana mungkin pasti bisa menang? Di medan tempur, yang berhasil membunuh jenderal pihak lawan tentu akan unggul. Bukan hanya Ishan, tetapi Prabu juga memahami hal ini. Jika tidak, mereka tidak mungkin memimpin puluhan ribu pasukan untuk bertarung waktu itu."Sepertinya Jenderal kurang menyukai usulku ini? Apa yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1590

    Ishan sungguh tidak menduga bahwa ada ahli bela diri seperti itu di dunia ini. Dia pun berkata, "Setelah melihat kemampuan Tuan ini, aku sudah percaya sekarang. Maafkan ketidaktahuanku yang sebelumnya.""Tuan tenang saja. Asalkan Prabu mati, aku akan langsung membawa pasukan menyerang kota dan menghabisi seluruh pasukan Kerajaan Nuala! Selain itu, wilayah Kerajaan Nuala akan menjadi milik kita! Aku akan melaporkan semua jasa Tuan agar Raja memberimu hadiah!"Ishan berkata demikian untuk mengungkapkan rasa hormatnya. Kali ini, dia tidak berani bersikap lalai lagi. Bagaimanapun, kesenjangan kedua belah pihak sangat besar. Jika dia melakukan sesuatu yang berlebihan, mungkin nyawanya akan melayang kapan saja. Selain itu, Ishan ingin membuat prestasi baru sehingga tidak boleh mati."Baik, aku sudah mengerti. Aku nggak akan membuang-buang waktu lagi. Bagaimanapun, sebelum kemari, aku sudah berjanji pada Raja, nggak akan membuatnya kecewa. Aku akan pergi ke markas Kerajaan Nuala dan membunuh

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1591

    "Benar sekali!"Biantara bergegas melaporkan semua yang dilihatnya."Orang itu berjalan dengan langkah yang ringan, jelas orang yang pernah kultivasi kekuatan internal. Selain itu, sebelumnya nggak pernah melihat orang ini di tenda Kerajaan Beluana. Lagi pula, kalau benar-benar ada ahli seperti ini, bagaimana mungkin Kerajaan Beluana akan kalah seperti ini sebelumnya?" Perkataan Biantara memang masuk akal.Jari Wira mengetuk keningnya sendiri dengan lembut dan pikirannya mencoba menghubungkan petunjuk dari semua kejadian itu."Pantas saja Ciputra bisa begitu cepat menyatukan seluruh Kerajaan Beluana dan berhasil naik pangkat. Ternyata, dia memang dibantu oleh Sekte Gunung. Hanya saja, orang-orang dari dunia persilatan ini biasanya nggak peduli dengan urusan kerajaan, kenapa kali ini mereka bisa tiba-tiba ikut campur?"Hal ini juga yang membuat Wira merasa agak bingung. Namun, dia selalu yakin orang-orang dari Sekte Gunung ini adalah orang yang cerdas, mereka tidak akan melakukan hal ya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1592

    Saat ini sudah malam dan memang ada orang yang berjaga. Namun, gerakan beberapa orang ini sangat cepat sehingga dalam sekejap saja mereka sudah tiba di depan tenda besar. Antares membuat sebuah lubang di tenda besar itu menggunakan pisau. Setelah memastikan Prabu memang ada di dalam tenda besar itu, dia melambaikan tangannya kepada beberapa orang di belakangnya dan berbisik, "Ayo mulai!"Tanpa ragu-ragu, semuanya langsung memasuki tenda besar itu.Sementara itu, Prabu yang sedang duduk di dalam tenda besar tiba-tiba membuka matanya, lalu secara refleks mengeluarkan sebuah pedang dari belakangnya dan bangkit berdiri sambil menatap beberapa orang yang masuk itu. "Siapa kalian? Berani-beraninya menyelinap masuk ke dalam tendaku! Kalian cari mati ya?"Semua orang saling memandang sebentar dan tidak memedulikan perkataan Prabu. Setelah itu, mereka langsung menyerang ke arahnya dengan cepat, jelas siap untuk merenggut nyawanya."Pengawal!"Setelah berteriak, Prabu segera bersiap untuk melawa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1593

    Antares sudah pernah mendengar kabar tentang Wira. Bagaimanapun juga, saat itu Wira sudah membuat kegemparan di Sekte Langit. Wira bahkan memenangkan sayembara mencari jodoh dan membawa pulang seorang wanita cantik. Kejadian itu cukup menggegerkan pada saat itu. Sekte Langit dan Sekte Gunung adalah dua sekte yang saling berlawanan, tetapi mereka saling memata-matai. Oleh karena itu, semua tindakan Wira tentu saja tidak bisa lolos dari mata mereka."Kenapa kamu ikut campur dalam urusan dua kerajaan ini?" kata Antares sambil mengernyitkan alisnya.Dengan adanya Wira yang tiba-tiba bertindak, berarti upaya pembunuhan Antares dan yang lainnya hari ini mungkin harus dibatalkan, karena mereka tidak memiliki peluang untuk berhasil. Bagaimanapun juga, kekuatan Wira ini sangat luar biasa."Malah aku yang harus bertanya kepadamu. Kenapa orang-orang dari Sekte Gunung ikut campur dalam urusan dua kerajaan ini? Sepertinya hal ini nggak sesuai dengan peraturan, 'kan? Lagi pula, kamu jelas-jelas adal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1594

    "Wira, kejadian hari ini nggak berakhir di sini saja! Aku akan memberi tahu semua orang di Sekte Gunung tentang semua tindakanmu, mereka pasti nggak akan membiarkanmu begitu saja. Kamu sudah memilih untuk bertindak seperti ini, jadi bersiaplah untuk mati!"Melihat orang-orang di sekitar satu per satu sudah mulai terjatuh, Antares juga tidak berani berlama-lama di sana. Setelah mengatakan perkataan itu, dia segera menerobos ke arah kerumunan. Kemampuannya jelas jauh lebih unggul dibandingkan beberapa orang di belakangnya. Dia berhasil langsung keluar dari kepungan kerumunan dengan menggunakan gerakannya yang aneh. Namun, meskipun begitu, dia tetap dipenuhi dengan luka."Tuan Wira, kenapa kamu nggak turun tangan untuk menahannya? Kalau orang itu berhasil kembali, dia pasti akan melaporkan hal-hal ini kepada atasannya. Pada saat itu, kamu akan menjadi musuh mereka, 'kan?"Prabu buru-buru berbicara dengan Wira. Dia tentu saja ingin memanfaatkan bantuan Wira untuk memusnahkan para ahli bela

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1595

    Ishan merasa khawatir karena tetap tidak ada kabar dari Antares. Apakah terjadi perubahan? Dalam sekejap, dia menjadi gelisah. Dia terus mondar-mandir dan tidak bisa membuat keputusan apakah mereka harus menyerang kota. Bukan hanya reputasinya akan hancur jika dia membuat keputusan yang salah, para pasukan di sekitarnya pun akan terluka parah. Dia tidak bisa membayangkan konsekuensinya, bayaran yang harus ditanggungnya jauh melampaui kemampuannya. Itulah alasannya hal ini menjadi begitu rumit."Jenderal, ada orang yang datang!" Ada seorang wakil jenderal yang tiba-tiba berlari ke hadapan Ishan dan buru-buru berbicara dengan ekspresi yang terlihat aneh.Ishan juga tertegun sejenak. Mendengar ada seseorang yang datang, hatinya merasa ada firasat buruk. Sebelum Antares bertindak, dia sudah berunding dengan Antares. Jika berhasil, Antares akan memberikan sinyal dengan kembang api dan dia akan memimpin pasukan untuk menyerang. Namun, ada seseorang yang tiba-tiba datang melapor, berarti tel

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3251

    Setelah menganggukkan kepala, Arhan dan Nafis langsung mulai membagi pasukan dan berlari ke dua arah.Melihat adegan itu, Joko langsung tercengang. Dia sudah sangat waspada untuk mencegah tipu muslihat dari musuh, tetapi dia tetap tidak menyangka musuh akan membagi pasukan pada saat seperti ini.Joko pun mengernyitkan alis dan berteriak, "Cepat kirim orang keluar. Kali ini kita harus benar-benar menumpas habis mereka. Selain itu, kirim mata-mata untuk menghubungi Jenderal Zaki, bilang sekarang pasukan musuh sudah lewat dan kita gagal menghentikan mereka."Wakil jenderal yang berdiri di samping menganggukkan kepala setelah mendengar perintah itu, lalu segera memimpin pasukan ke depan.Setelah membagi pasukan, Arhan dan Nafis langsung menjalankan rencana yang sudah disusun sebelumnya dan mengejar pasukan kavaleri Zaki.Beberapa saat kemudian, Zaki yang saat ini berada di barisan depan pun terus bersiap menghadapi serangan musuh.Pada saat itu, mata-mata yang mengikuti Zaki dari belakang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3250

    Di dalam tenda sementara, Joko mendengar suara riuh dari luar. Ekspresinya langsung berubah serius. Dengan suara lantang, dia berteriak, "Gawat, ada masalah! Segera susun pertahanan!"Pasukannya segera bergerak dan mengatur pertahanan. Begitu semuanya siap, Joko langsung keluar bersama anak buahnya. Hampir bersamaan dengan itu, anak panah berdesingan di udara menuju ke arah mereka. Namun, ketika dia melihat ke depan, tidak ada tanda-tanda keberadaan musuh.Joko merasakan firasat buruk. Jantungnya berdegup kencang. Dia kembali memerintahkan, "Semua bersiap untuk melawan! Jangan sampai kita kalah dari musuh! Serang balik!"Mendengar perintah itu, pasukannya segera mengangguk, meskipun merasa merepotkan. Namun, beberapa orang mulai panik dan berseru, "Ada yang nggak beres! Ini jebakan!"Sambil mengatur pertahanan, Joko segera mencari wakilnya. Dengan ekspresi serius, dia berkata, "Ada yang aneh. Kamu segera atur pasukan dan tuntaskan masalah ini secepatnya! Kalau kita nggak bisa mengatasi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3249

    Mendengar itu, Wira tersenyum tipis. Dia tentu memahami maksud Adjie. Dengan suara pelan, dia berkata, "Bagus, kalau semuanya sudah dipastikan, kita bisa langsung bertindak. Mulai saja sekarang. Kebetulan urusan kita sudah beres.""Tapi, jangan sampai terlibat pertempuran panjang, cukup ganggu mereka saja. Pastikan Nafis sudah siap."Adjie tersenyum mendengar perintah itu. Menurutnya, jika mereka ingin menyelesaikan masalah ini dengan tuntas, pertama-tama mereka harus memastikan Adjie bisa bergerak dengan leluasa. Karena itu, menurutnya rencana kali ini telah diatur dengan cukup baik.Setelah semua persiapan selesai, Wira tersenyum sendiri di dalam tenda. Apa gunanya musuh mengawasi pergerakannya? Semua itu sia-sia. Dia hanya perlu memastikan segalanya berjalan dengan baik sekarang.Beberapa saat kemudian, Wira terpikir akan sesuatu dan menatap peta di depannya. Dia berpikir sejenak, lalu menyadari sesuatu dan mengangguk pelan.Sesudah mempertimbangkan semua secara matang, dia bergumam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3248

    Setelah beberapa saat, Wira menatap keduanya sebelum berkata, "Aku mengerti maksud kalian berdua, tapi saat ini hanya ini yang bisa kita lakukan.""Seperti yang dikatakan, semakin besar risikonya, semakin besar juga peluang keberhasilannya. Kalau mereka terpaksa mundur karena tekanan kita, pasukan kavaleri Zaki akan menjadi milik kita. Jadi, menurutku ini adalah solusi terbaik."Mendengar itu, Adjie dan Nafis hanya bisa mengangguk pelan. Meskipun rencana Wira terdengar masuk akal, mereka tetap merasa khawatir. Jika ada kesalahan dalam pelaksanaannya, situasi bisa berbalik menjadi bencana.Melihat ekspresi mereka, Wira tersenyum. Setelah beberapa saat, dia berkata dengan tenang, "Baiklah, kalian berdua segera laksanakan rencana ini. Serahkan sisanya padaku."Mendengar perintah itu, keduanya memberi hormat, lalu segera pergi untuk menjalankan perintah.Sementara itu, Joko masih mengawasi pergerakan pasukan Wira. Namun, sejak tadi, tidak ada pergerakan mencurigakan dari pihak lawan. Hal i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3247

    Mendengar pertanyaan Wira, Adjie yang berdiri di samping menyahut, "Tuan, mereka sudah menunggu di luar hampir dua jam. Selain itu, para mata-mata juga melaporkan bahwa yang datang kali ini adalah jenderal lain dari pasukan utara, yaitu Joko. Dia datang bersama Darsa."Datang bersama Darsa? Wira sedikit terkejut mendengar kabar ini. Dari sudut pandangnya, orang ini tampaknya lebih berbahaya dari yang dia bayangkan.Darsa adalah penasihat yang paling dipercaya oleh Bimala. Sebelumnya saat Darsa membawa pasukannya, Wira sudah mendapat laporan sejak awal. Namun, ini pertama kalinya dia mendengar nama Joko.Setelah berpikir sejenak, Wira bertanya, "Apa kalian pernah mendengar nama orang ini sebelumnya?"Adjie dan Nafis saling bertukar pandang, lalu Adjie menjawab, "Tuan, kami nggak tahu. Sepertinya dulu dia bekerja untuk orang lain. Kami memang pernah bertempur dengannya, tapi dalam situasi seperti sekarang, ini pertama kalinya kami melihatnya bergerak."Mendengar ini, Wira mengangguk pela

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3246

    Nafis yang berdiri di samping lantas mengangguk mendengarnya.Setelah urusan di sini selesai, Adjie berjalan masuk. Melihat mereka, Adjie berkata, "Pesan sudah dikirim. Sekarang tinggal menunggu bagaimana mereka merespons.""Tapi, menurutku situasi ini cukup merepotkan. Hanya saja, pasukan utara sudah kita permainkan sampai kebingungan sekarang. Itu hal yang cukup baik."Mendengar ini, Wira tersenyum. Pasukan utara memang sedang dalam posisi lemah, tetapi jumlah mereka tetap banyak. Jika dibiarkan, mereka masih bisa menjadi ancaman.Setelah mempertimbangkan semuanya, Wira berucap, "Sebenarnya, hal yang paling penting sekarang adalah menyelesaikan masalah ini dari akar. Kalau kita bisa menuntaskan ini, sisanya nggak akan menjadi masalah besar."Adjie yang berdiri di samping mengernyit dan berkata, "Tapi, kalau begitu, masa kita hanya akan menunggu? Kita nggak bisa membiarkan mereka terus mengawasi kita."Wira tersenyum tipis. Setelah berpikir sejenak, dia menjawab, "Hehe, tentu saja ngg

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3245

    Di dalam perkemahan, Wira tidak menunggu lama. Nafis berjalan masuk dan berdiri di hadapannya. Setelah memberi hormat, dia bertanya, "Tuan, apa ada sesuatu yang perlu kukerjakan?"Tanpa bertele-tele, Wira langsung menjelaskan, "Ini sebenarnya cukup sederhana. Saat ini, kita telah menemukan celah dalam strategi musuh. Hayam sudah berhasil menahan pasukan utara, tapi untuk mencegah mereka melarikan diri, kamu harus memimpin pasukan dan menyerang mereka dari belakang."Mendengar ini, Nafis tertegun sejenak. Kemudian, dia segera mengangguk dan memberi hormat sebagai tanda setuju.Namun, dia tidak segera pergi. Hal ini membuat Wira agak bingung. "Ada masalah lain?" tanyanya.Nafis akhirnya berkata, "Tuan, saat ini nggak ada masalah. Tapi, di luar sana masih ada pasukan utara yang terus mengawasi kita. Kalau kita keluar begitu saja, mereka pasti akan mencoba menghentikan kita."Wira termangu sejenak dan baru menyadari sesuatu. Dia segera berujar, "Aku mengerti. Pantas saja mereka mengirim be

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3244

    Wakil jenderal itu segera mengangguk, lalu memimpin pasukannya untuk menerjang ke medan tempur. Melihat ini, Zaki mengumpat dan segera memanggil seorang mata-mata.Dengan suara tegas, dia memerintahkan, "Cepat kembali dan laporkan! Katakan bahwa kita telah ditemukan musuh dan sekarang kita butuh bantuan!"Mata-mata itu bergegas mengiakan, lalu langsung berlari pergi. Namun, saat berikutnya, sebuah anak panah melesat dan menembus dadanya, membuatnya terjatuh.Wajah Zaki langsung berubah serius. Tanpa membuang waktu, dia memanggil mata-mata lain dan menyuruhnya segera berangkat untuk menyampaikan pesan.Sementara itu, Hayam yang sedang mengawasi jalannya pertempuran bisa melihat pasukan utara semakin terdesak.Dia tersenyum, lalu berkata dengan suara rendah, "Bagus, segera laporkan kepada Tuan Wira! Kita bisa mulai mengerahkan pasukan untuk mengepung mereka sepenuhnya. Saat ini, mereka sudah dalam kendali kita!"Seorang prajurit segera mengangguk, menangkupkan tangan, lalu keluar untuk m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3243

    Mendengar jawaban itu, Hayam tersenyum. Setelah berpikir sejenak, dia tertawa dan berkata, "Sepertinya ini memang kesempatan yang bagus. Aku nggak nyangka kita bisa bertemu Zaki dalam situasi seperti ini. Tampaknya kita benar-benar bisa meraih pencapaian besar di sini."Mendengar itu, para prajurit di sekeliling ikut tersenyum. Bagi mereka, jika keputusan sudah dibuat, tak ada pilihan lain selain bertarung habis-habisan.Hayam hanya merenung sejenak sebelum akhirnya berkata dengan tegas, "Baiklah, mulai bersiap! Pastikan semua sudah berada dalam posisi. Sembunyi dan tunggu aba-aba dariku!"Semua orang semakin bersemangat. Setelah tahu musuh yang mereka hadapi adalah Zaki, semangat mereka semakin membara.Setelah menunggu beberapa saat, waktu yang dinantikan akhirnya tiba. Beberapa orang sudah tidak sabar. Salah satu dari mereka berkata, "Sebelumnya aku masih nggak nyangka. Tapi, setelah peluang ini datang, kita nggak boleh menyia-nyiakannya."Orang-orang mengangguk setuju. Bagi mereka,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status