Share

Bab 143

Mata Hasan langsung berbinar. Dia menjawab, “Sepuluh lapis!”

Meskipun masih belum sebanding dengan golok hitamnya, pedang ini sudah jauh lebih bagus daripada pedang biasa.

Doddy berkata dengan frustasi, “Ayah, ini pedang buatan Kak Wira, masa cuma bisa menembus 10 lapis? Bisa nggak Ayah menebak dengan lebih berani lagi?”

Hasan bertanya dengan ragu, “Dua puluh lapis?”

Golok hitamnya bisa menembus 20 lapis baju zirah kulit. Jadi, pedang ini juga sudah sama mengesankannya apabila bisa mencapai tingkat ketajaman golok hitamnya.

Doddy menutup matanya sambil berbalik, lalu berkata, “Apa kamu masih ayahku? Kenapa kamu sama sekali nggak mirip denganku? Jangan begitu takut dong! Ayo tebak angka yang lebih besar lagi!”

Hasan menebak dengan gemetar, “Em ... empat puluh lapis?”

Doddy berkata dengan ekspresi tidak berdaya, “Ayah, aku nggak mau bicara sama kamu lagi. Sudah tebak begitu lama masih salah. Uji saja sendiri! Angka yang kamu sebutkan benar-benar terlalu meremehkan Kak Wira ....”

Ekspresi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Harmai
nopel anjiiiiiiiing bab nya pendek, buka bab nyapakai koin banyak kali, maka nya aku bilang nopel ini lintas darat, perampok
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status