Share

Bab 1233

Penulis: Arif
Melakukan sesuatu dengan pikiran yang lembut selalu memberikan hasil yang besar. Meskipun penampilan luar kurang menarik, asalkan hatinya baik saja sudah cukup.

Mendengar perkataan Wira, keduanya sudah tahu Wira memiliki pemikiran yang lain di hatinya. Terkadang penampilan luar bisa menipu. Kenyataannya selalu tertutup, butuh seseorang yang berbakat untuk menemukannya. Wira adalah pahlawan di hati mereka. Tidak peduli di mana pun, Wira selalu menangani masalah di masyarakat, sehingga Wira juga tidak pernah mengeluh saat ditempatkan di tempat yang kesulitan seperti ini.

"Sebelumnya, aku pernah membaca di sebuah buku tentang semua tanah subur yang nggak ditanami dengan tanaman, karena semua tanah itu dikuasai oleh orang-orang kaya di tempat itu. Kalau ingin bertani, mereka harus membayar harga yang sangat tinggi. Dari sepuluh bungkus, mereka harus menyerahkan sembilan bungkus kepada tuan tanah dan satu bungkus sisanya kepada istana. Jangankan untuk bertahan hidup, bahkan benih untuk tana
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Den Sriyono
iklan ngk bisa dibuka otomatis ngk bisa buka bab selanjutnya
goodnovel comment avatar
Mustang Gowa
mutar mutar dan berbelit belit,,, anjing,, babi,,,
goodnovel comment avatar
Donny Wahyudi
kontol terlalu berbelit-belit
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1234

    Biasanya, para bawahan itu sangat pandai membuat citra kedamaian. Mereka selalu melaporkan kabar gembira dan menyembunyikan masalah, bahkan sering melakukan tindakan yang memicu kemarahan orang. Penguasa kabupaten sebelumnya dikirim ke pengasingan karena korupsi dan melanggar hukum. Tak disangka, saat datang ke sini, Wira baru tahu kesalahan lama terjadi lagi."Aduh! Berani sekali. Kamu nggak lihat jalan ya?"Saat sedang merenungkan hal itu, Wira tidak menyadari ada seorang pria paruh baya di depannya.Pria paruh baya itu terlihat tergesa-gesa dengan ekspresi sangat sedih, seolah-olah dia sedang menghadapi masalah. Oleh karena itu, pria itu juga tidak melihat Wira yang lemah mendekat. Menurutnya, pemuda di depannya itu memang sangat lemah dan sama sekali tidak terlihat kuat. Namun, Danu meneriakinya hingga dia merasa sangat ketakutan. Saat melihat pakaian yang dikenakan Wira, dia menyimpulkan Wira harusnya tuan muda dari keluarga kaya."Maaf! Aku sungguh minta maaf ...."Pria paruh bay

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1235

    Pria paruh baya itu berdiri di tempatnya dan tidak tahu harus bagaimana, tetapi dia juga tidak tahan melihat ekspresi Wira yang kasihan. Pria itu merasa pemuda di depannya ini agak berbeda dengan tuan muda keluarga kaya lainnya, sehingga terlintas kebaikan di hatinya. Para warga sebenarnya sangat berbaik hati."Tuan, kalau kamu nggak keberatan, ayo ikut aku pulang. Aku juga nggak tahu apakah kamu bisa makan sayuran liar."Setelah mengatakan itu, pria paruh baya itu berbalik dan perlahan-lahan berjalan menuju tempat yang tidak jauh dari sana. Selama perjalanan, dia menjelaskan pemandangan saat ini dan menceritakan berbagai kisah lokal kepada Wira dan yang lainnya dengan sangat antusias.Selama perjalanan itu, Wira hanya mendengarkan pria paruh baya itu menceritakan berbagai hal yang menarik. Danu tak berdaya dan hanya bisa mengikuti, tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dipikirkan oleh Wira."Kak, aku lihat ada begitu banyak tanah subur di sini yang nggak dikelola, kenapa nggak ada ora

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1236

    Bahkan Julian yang biasanya selalu tenang juga merasa penasaran dan ingin pergi melihat sendiri tradisi acara pernikahan di tempat ini juga."Kalian berdua jangan ke sana, ini bukan acara biasa. Ini adalah acara pernikahan kepala desa menikahi istri muda. Keluarga mereka juga menguasai banyak tanah di sini dan hati mereka lebih kejam. Kalau ada keuntungan, dia baru akan menyewakan tanahnya kepada para warga seperti kami."Pria paruh baya itu segera menghentikan Danu yang hendak pergi meramaikan acara itu. Dia khawatir mereka akan tidak sengaja terlibat masalah, meskipun status orang-orang di depannya ini tampaknya tidak biasa. Namun, sebesar apa pun kemampuan orang-orang ini, mereka juga tidak mungkin berhadapan dengan kepala desa mereka."Menikahi istri muda?"Wira merasa ada yang aneh. Seorang pria memiliki tiga atau empat istri adalah hal yang biasa. Namun, kepala desa dari desa kecil ini akan menikahi istri muda, para warga malah terlihat tidak senang. Sebuah hal yang wajar jika ke

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1237

    "Setelah memberi hadiah, kalian semua bisa pulang. Kepala desa pasti akan mengingat setiap barang yang kalian berikan. Tenang saja, barang yang kalian inginkan pasti akan kalian dapatkan."Orang yang menerima hadiah itu tidak banyak omong kosong dan langsung mengusir para warga itu untuk pulang dengan ekspresinya yang tidak sabar.Melihat kejadian itu, Wira mengeluarkan beberapa uang perak dari sakunya dan meletakkannya di atas meja, lalu sembarangan menulis nama di buku catatan. Mata orang penerima hadiah itu bersinar saat melihat uang perak di meja itu. Para warga miskin itu pasti sama sekali tidak mampu memberikan uang perak. Jangankan uang perak, bahkan koin perunggu pun mereka tidak mampu. Mereka hanya bisa memberikan beras yang tak berharga itu sebagai ucapan selamat."Tuan, silakan masuk ke dalam ...."Wira mengayunkan tangannya dan langsung membawa Danu dan Julian untuk masuk ke dalam gerbang.Meskipun hanya pernikahan dengan seorang gundik, interior rumah itu dihias dengan san

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1238

    Semua orang di acara pernikahan itu tidak menyangka kali ini ada orang yang berani membuat masalah. Mereka ingin melihat bagaimana akhir dari nasib Danu yang malang ini. Semuanya duduk di samping dan menonton dengan santai, mereka sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.Mereka bahkan merasa ini adalah suatu hiburan dan merasa sangat bersemangat setiap kali melihat pemandangan seperti ini. Mereka ingin melihat pemuda di hadapan mereka ini menangis dan berlutut di tanah meminta maaf. Bagi mereka, kepala desa adalah sosok yang berkuasa.Tiba-tiba terdengar suara perkelahian yang keras.Beberapa orang yang tidak tahan mendengar suara itu, lantas menutup mata mereka. Namun setelah itu, mereka membuka matanya lagi dengan sangat bersemangat. Mereka ingin melihat apakah pemuda yang membuat keributan itu sudah mati atau tidak. Namun, terjadi hal yang membuat mereka terkejut. Mereka hanya melihat beberapa pengawal yang sebelumnya diperintahkan oleh pengurus rumah itu berbaring tak bergerak di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1239

    Mendengar perkataan itu, semua anggota Keluarga Ismawan langsung menjadi bingung dan tidak berani percaya pemuda itu ternyata begitu sombong.Sammy mendengus, lalu langsung berteriak, "Kamu berani melukaiku? Percayalah, saat ayahku datang nanti, dia akan langsung membunuhmu!"Wira sama sekali tidak peduli, melainkan langsung memerintah Danu untuk mengikat Sammy dan Erlando. Kemudian, dia berdiri di atas panggung. Setelah memandang para tuan tanah dan petani, dia langsung berkata, "Penduduk desa, saat ini kebijakan baru Provinsi Lowala sudah dikeluarkan, semua orang boleh bertani dan berbisnis. Yang kami inginkan adalah semua orang kaya dan kuat, bukan hanya beberapa tuan tanah dan keluarga kaya ini saja. Kami nggak menginginkan kehidupan seperti ini, jadi kalian harus bersatu!"Wira menarik napas dalam-dalam. Provinsi Lowala ini memang tidak besar, tetapi banyak desa terpencil di pegunungan seperti ini. Dia sudah mengeluarkan kebijakan baru, tetapi pada akhirnya, ada daerah terpencil y

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1240

    Wira membiarkan siapa pun kaya, tetapi asalkan caranya benar dan legal. Jika kekayaannya didapat dari membunuh warga miskin, itu bukan kekayaan lagi, melainkan darah. Bukan seperti itu caranya untuk berbisnis dan menjadi kaya. Dia memang tidak peduli dan juga tidak bisa memedulikan tempat lain, tetapi Provinsi Lowala ini masih berada di bawah kuasanya."Kak, aku mengerti maksudmu. Tenang saja, aku tahu batasannya!" kata Wira sambil tersenyum agar Tony merasa tenang.Setelah menghela napas, Tony tidak berbicara lagi.Tak lama kemudian, matahari hampir terbenam. Banyak warga yang tidak berani tinggal di tempat itu lebih lama dan bergegas pulang ke rumah. Danu juga pergi mengurus sesuatu, hanya tinggal Julian yang duduk di samping Wira.Saat melihat Wira, Julian menjadi penasaran dan akhirnya bertanya, "Tuan, kamu memang bisa membantu mereka dan kemampuanmu bisa membantu siapa pun, tapi ... apa ini bisa dianggap melanggar peraturan dunia ini?"Mendengar perkataan Julian, Wira tentu saja m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1241

    Setelah mendengar perkataan Wira, Julian tertegun sejenak. Dia tidak tahu mengapa Wira tiba-tiba menanyakan pertanyaan ini. Perlu diketahui, kata "hidup" adalah pertanyaan yang paling sulit di dunia ini. Mungkin jarang ada orang yang bisa menerangkannya dengan jelas, tetapi dia adalah orang yang cerdas. Dia tahu Wira bisa menanyakan pertanyaan itu dan pada saat seperti ini juga, pada ada hubungannya dengan masalah di hadapannya ini.Setelah merenungkannya sejenak, Julian berkata, "Tuan, hidup ini sangat sulit untuk dijelaskan. Kalau menurutku ... hidup damai adalah yang paling penting."Mendengar perkataan Julian, Wira tertegun sejenak. Perkataan Julian ini terdengar memiliki wawasan yang luas, sama seperti dirinya. Namun, dia bisa berpikir seperti itu karena kehidupannya sebelumnya. Di kehidupan sebelumnya, Wira menghabiskan waktunya untuk belajar dan sudah meninggal sebelum menikmati hidupnya. Untungnya, dia masih memiliki ingatan dari kehidupan sebelumnya, sehingga dia baru bisa mer

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3188

    Bahkan, ada yang begitu bersemangat hingga berkata, "Kita sendiri pun nggak nyangka kekuatan kita kali ini akan begitu luar biasa. Kalau kita bisa menyelesaikan ini, yang lainnya pun pasti bisa kita atasi juga."Mendengar itu, para prajurit pasukan utara mengangguk setuju. Setelah berhasil menumpas musuh, wajah para bandit yang masih bertahan di garis depan pun berubah drastis, menjadi pucat.Beberapa dari mereka pun mulai bersuara, "Ini benar-benar di luar dugaan! Ternyata pasukan utara sekuat ini!"Ada yang tetap tenang, tetapi ada yang sangat bersemangat. Mereka merasa bahwa kemenangan sudah pasti di tangan pasukan utara.Melihat situasi ini, para prajurit tersenyum. Setelah menyelesaikan gelombang serangan ini, mereka mengangguk puas. Seseorang bahkan berkata dengan penuh semangat, "Ternyata para bandit ini nggak sekuat yang kita kira. Mereka bisa dilenyapkan secepat ini? Lemah sekali!"Di sisi pasukan utara, sorak-sorai kemenangan bergema. Menurut mereka, kekuatan mereka kali ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3187

    Setelah Hayam tiba di bawah, dia segera melihat Adjie yang tengah bertempur sengit. Tanpa ragu, Hayam langsung mendekat.Saat itu, Adjie baru saja menebas seorang lawan, lalu menoleh ke arah Hayam. Karena situasi yang kacau, dia tidak langsung mengenali siapa yang datang. Mengira itu adalah musuh, Adjie pun mengayunkan pedangnya ke arah leher Hayam.Melihat itu, ekspresi Hayam langsung berubah. Dia buru-buru berteriak, "Ini aku! Kawan sendiri!"Mendengar suara itu, Adjie langsung tersadar. Setelah beberapa saat, dia terpikir akan sesuatu dan berkata, "Kenapa kamu kemari? Kalau sampai mereka mengetahui identitas kita, semua usaha yang telah dilakukan oleh Tuan Wira akan sia-sia!"Hayam hanya tersenyum dan berucap, "Tenang saja, situasi sekarang sudah kacau balau. Nggak akan ada yang menyadari apa pun. Lagi pula, lihatlah. Mereka bahkan nggak punya waktu untuk memikirkan hal lain."Setelah bersama-sama menebas beberapa prajurit pasukan utara, Hayam yang berada di samping berkata, "Tuan W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3186

    Prajurit yang sebelumnya melaporkan berita itu segera berkata, "Jumlah mereka nggak banyak, kira-kira hanya sekitar 1.000 orang. Mereka datang dari arah timur, selatan, dan utara. Tapi yang aneh, pakaian mereka bukan seperti pasukan kavaleri biasa!"Mendengar hal itu, Zaki tertegun sejenak, lalu langsung berjalan keluar. Begitu melihat pasukan yang menyerbu masuk, dia tertawa dingin dan berkata, "Sungguh di luar dugaan! Aku nggak nyangka mereka akan seberani ini.""Sialan, segerombolan bandit saja berani menyerang kita pada saat seperti ini? Mereka memang sudah bosan hidup!"Joko dan Darsa yang berdiri di sebelahnya juga tampak terkejut. Bahkan, beberapa orang di belakang mereka tampak tertegun. Mereka tidak menyangka bahwa hanya dengan 1.000 orang, para bandit itu berani menyerang pasukan utara yang jumlahnya jauh lebih besar.Saat ini, Darsa segera memberi perintah, "Joko, bawa pasukanmu dan hadapi mereka di garis depan! Jangan biarkan mereka bergerak lebih jauh!"Mendengar perintah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3185

    Saat ini, pasukan utara belum menyadari bahwa para bandit dari Desa Riwut telah mengepung mereka. Setelah mengatur semuanya, Adjie segera memimpin anak buahnya untuk menyerbu ke depan. Dalam pandangan mereka, kali ini benar-benar adalah kesempatan emas.Saat ini, seseorang berujar, "Sebelumnya aku nggak nyangka melawan pasukan utara bisa semudah ini!"Begitu ucapan itu dilontarkan, suara sorakan dari belakang semakin menggema. Detik berikutnya, pasukan utara yang berada di bawah langsung tersapu oleh arus air yang deras. Melihat kejadian ini, banyak orang tersenyum puas, merasa bahwa serangan ini telah melampaui ekspektasi mereka.Para prajurit yang berjaga di kamp pasukan utara terkejut bukan main. Mereka sama sekali tidak menyangka situasi bisa berubah secepat ini.Ketika mereka melihat air bah tiba-tiba menerjang, salah satu penjaga berseru panik, "Banjir! Banjir datang!"Teriakan itu segera membangkitkan kepanikan di seluruh kamp. Banyak orang tidak bisa memahami bagaimana hal ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3184

    Semua orang mengangguk setuju. Setelah urusan ini diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menghadapi pasukan utara.....Di sisi lain, Adjie masih menunggu kabar dari Wira. Setelah beberapa kali menenangkan bawahannya agar tetap bersabar, tiba-tiba terdengar suara kucing mengeong dari luar. Itu adalah tanda yang telah disepakati sebelumnya.Mendengar suara itu, Adjie langsung bersemangat. Dia segera keluar dari tenda karena tahu bahwa utusannya pasti telah kembali, yang berarti perintah dari Wira juga sudah sampai.Saat melihat sosok yang berdiri di luar, Adjie langsung maju dan bertanya dengan penuh antusiasme, "Bagaimana? Apakah semuanya sudah beres?"Orang yang datang itu bergegas memberi hormat dan menjawab, "Jenderal Adjie, perintah dari Tuan sudah datang. Kita bisa mulai menyerang!""Apa?" Adjie menyeringai mendengar kabar itu. Tanpa membuang waktu, dia langsung berjalan ke arah saluran air di mana para anak buahnya sudah menunggu dengan gelisah. Mereka sudah lama menunggu perin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3183

    Semua persiapan berjalan dengan rapi dan terorganisir secara diam-diam. Di sebelah timur, Adjie sedang menunggu kabar dari Wira. Dia tahu Wira akan segera memerintahkannya untuk menyerang, tetapi semuanya harus menunggu sampai Pasukan Harimau benar-benar siap.Pasukan Harimau adalah pasukan kavaleri. Jika mereka bisa menyerang dengan strategi yang matang, kekuatan mereka tidak bisa diremehkan.Di sisi lain, Wira dan pasukannya menerima surat yang dikirim oleh Adjie. Saat membuka surat itu di dalam tenda, Wira tersenyum. Setelah membaca isinya, dia berkata, "Aku nggak nyangka Adjie sudah menyiapkan rencana sebaik ini. Sepertinya bisa berhasil."Mendengar itu, Arhan dan yang lainnya tampak kebingungan. Arhan pun bertanya, "Tuan, apa isi suratnya?"Wira tersenyum dan menyerahkan surat itu kepada mereka. "Kalian bisa membacanya sendiri. Semuanya sudah disiapkan dengan baik. Hanya saja, Adjie sedang menunggu instruksi kita untuk memulai serangan."Semua orang terdiam sejenak, lalu salah sat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3182

    Pada saat itu, Guntur bertanya dengan suara rendah, "Siapa kamu?"Orang berbaju hitam itu tersenyum tipis, lalu berdiri dan memberi hormat, "Aku adalah orang yang dikirim oleh Bos Adjie. Kami tahu kalian masih menunggu sinyal serangan, jadi Bos Adjie mengutus kami untuk datang."Guntur tertegun sejenak. Dia merasa tidak mengenali orang ini. Namun, mengingat banyaknya orang di Desa Riwut, dia memang tidak mungkin mengenal semuanya. Ditambah lagi, karena orang ini menyebut soal sinyal serangan, Guntur pun tersenyum. "Jadi, maksudmu Adjie sudah siap untuk menyerang?"Orang berbaju hitam ini adalah orang yang diutus oleh Arhan untuk membantu Adjie. Kini, Adjie mengutusnya untuk mengawasi Enji dan Guntur. Mendengar pertanyaan Guntur, dia tersenyum.Dalam hati, dia berkata, 'Guntur ini memang persis seperti yang dikatakan Jenderal Adjie, nggak terlalu pintar.'Orang itu berkata, "Hehe, untuk saat ini belum ada rencana menyerang. Aku datang ke sini hanya untuk memberi tahu bahwa Bos Adjie ing

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3181

    Mendengar perintah Adjie, orang-orang segera mengangguk dan menyembunyikan diri. Tepat setelah mereka bersembunyi, mereka melihat sekelompok orang yang sebelumnya diperintahkan Adjie untuk menggali saluran air telah kembali.Melihat mereka, Adjie tersenyum tipis dan berkata, "Hehe, aku nggak nyangka kalian bisa selesai secepat ini."Salah satu dari mereka berujar, "Tugasnya sudah hampir selesai. Sekarang saudara-saudara yang lain sedang menunggu di sana. Apakah kamu ingin pergi sekarang?"Mendengar ini, Adjie tertawa. "Baiklah, aku nggak nyangka kalian bisa bekerja secepat ini. Kalau begitu, antar aku ke sana sekarang."Mereka tersenyum, lalu segera membawa Adjie ke lokasi saluran air. Sesampainya di sana, Adjie melihat banyak anak buahnya sedang berkumpul. Dia tersenyum dan berkata, "Hehe, kerja kalian cepat juga. Bagus, mari kita lihat hasilnya."Bawahan yang membawa Adjie kemari lantas berujar, "Gimana kalau kita langsung menggali dan membiarkan air mengalir? Aku yakin pasukan utara

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3180

    Orang itu segera menangkupkan tangan dan menyahut, "Tuan Wira sudah tiba di selatan. Beliau secara khusus mengirim kami untuk membantu, terutama karena khawatir pihak Desa Riwut menempatkan mata-mata di pasukanmu. Kalau itu terjadi, tentu akan sangat menyulitkan pergerakanmu."Mendengar kata-kata itu, Adjie tersenyum tipis. Setelah beberapa saat, dia merasa sangat terharu. Tak disangka, Wira berpikir sejauh ini untuknya.Setelah terdiam sesaat, Adjie bertanya dengan suara rendah, "Berapa banyak orang yang datang bersama kalian kali ini? Apakah ada orang luar yang melihat kalian?"Meskipun Adjie telah mengirim sebagian besar anak buahnya untuk berjaga di sekitar saluran air, di sekitar perkemahannya masih ada cukup banyak orang. Terlebih lagi, pihak musuh juga terus mengawasinya, dia khawatir keberadaan pasukan bantuan ini ketahuan."Jangan khawatir, Jenderal. Orang-orang yang mengawasi tadi sudah kami tangani. Sekarang, yang berada di luar semuanya adalah orang-orang kita sendiri. Kami

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status