Share

Bab 1241

Author: Arif
Setelah mendengar perkataan Wira, Julian tertegun sejenak. Dia tidak tahu mengapa Wira tiba-tiba menanyakan pertanyaan ini. Perlu diketahui, kata "hidup" adalah pertanyaan yang paling sulit di dunia ini. Mungkin jarang ada orang yang bisa menerangkannya dengan jelas, tetapi dia adalah orang yang cerdas. Dia tahu Wira bisa menanyakan pertanyaan itu dan pada saat seperti ini juga, pada ada hubungannya dengan masalah di hadapannya ini.

Setelah merenungkannya sejenak, Julian berkata, "Tuan, hidup ini sangat sulit untuk dijelaskan. Kalau menurutku ... hidup damai adalah yang paling penting."

Mendengar perkataan Julian, Wira tertegun sejenak. Perkataan Julian ini terdengar memiliki wawasan yang luas, sama seperti dirinya. Namun, dia bisa berpikir seperti itu karena kehidupannya sebelumnya. Di kehidupan sebelumnya, Wira menghabiskan waktunya untuk belajar dan sudah meninggal sebelum menikmati hidupnya. Untungnya, dia masih memiliki ingatan dari kehidupan sebelumnya, sehingga dia baru bisa mer
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Yos S Barata
iklan nya banyak banget dah gitu,ceritanya jadi bias kemana mana...
goodnovel comment avatar
Zaeludin Jalut
santai aja bacanya
goodnovel comment avatar
Nizam Muhammad
penjelasan nya terlampau panjang,tapi alur cerita sedikit,makin lama makin Mals aku baca
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1242

    Mereka tiba di desa, melihat Wira dan sang putra yang diikat. Galih selaku Kepala Keluarga Ismawan sontak berteriak dengan murka, "Berengsek! Lepaskan putraku atau akan kubunuh kamu!"Lebih dari 100 orang yang berada di belakang sontak mengeluarkan golok dan memasang ekspresi galak. Seluruh penduduk desa pun tercengang melihatnya. Mereka berlari dengan ketakutan."Ayah, tolong aku. Bunuh bajingan dan orang-orang rendahan ini! Jangan biarkan mereka lolos!" seru Sammy dengan penuh kebencian.Wira hanya tersenyum mendengarnya. Namun, para penduduk desa sudah ketakutan dan berlutut di tanah."Tuan, kumohon ... tolong jangan sakiti kami!""Ya, Tuan, kami mohon padamu ...."Galih mendengus dingin, lalu menghardik dengan berang, "Huh! Kalian semua pantas mati! Bocah, siapa kamu? Berani sekali kamu ikut campur masalah di sini. Kamu nggak tahu aku penguasa di sini?"Mendengar ini, Wira sontak tertawa. Dia membalas, "Kamu penguasa di sini? Menarik sekali."Di Provinsi Lowala, jelas-jelas Wira ad

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1243

    Lima puluh orang ini mati terlalu mendadak, sampai-sampai tidak sempat bereaksi. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.Kejadian ini membuat seluruh penduduk desa tercengang dan ketakutan. Galih juga tidak menyangka bawahannya akan mati sampai tersisa 50 orang. Ini ... situasi macam apa ini?Wira hanya tersenyum melihat situasi ini. Kemudian, tampak 10 orang keluar dari sekitar. Semuanya memegang senapan. Sepuluh orang melawan 100-an orang, tetapi berhasil membunuh 50-an orang!Kemampuan seperti ini sungguh di luar dugaan! Akan tetapi, Wira tahu bahwa semua ini masih tidak ada apa-apanya!"Si ... siapa kamu sebenarnya?" tanya Galih yang terkejut dengan ekspresi ketakutan."Aku ... Wira!" jawab Wira setelah mendengus dingin. Terdengar pula amarah dari nada bicaranya.Begitu jawaban ini dilontarkan, semua orang sontak tercengang. Mereka tidak percaya bahwa pria ini adalah Wira, penguasa Provinsi Lowala yang membuat kebijakan baru."Ka ... kamu Wira? Nggak mungkin! Mana mungkin Wi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1244

    Wira tidak ingin mempertahankan orang-orang seperti ini karena akan mendatangkan kerugian. Makanya, dia tidak akan berbelaskasihan. Dia akan menghabisi Galih, membuatnya mengerti bahwa ini adalah balasan yang harus didapatkannya.Galih sungguh tercengang. Dia langsung berlutut di tanah sembari memohon ampun, "Tuan Wira, maafkan aku. Aku sudah salah, tolong ampuni aku untuk kali ini saja!"Galih benar-benar ketakutan. Dia tentu tahu sehebat apa Wira. Kerajaan Nuala dan Kerajaan Beluana sekalipun tidak punya cara untuk melawannya. Lantas, bagaimana dengan dirinya yang hanya orang kaya kecil?"Mengampunimu? Konyol sekali! Memangnya kamu pernah berpikiran untuk mengampuni mereka?" timpal Wira yang mendengus dingin.Hari ini, Wira akan membuat orang-orang gentar padanya. Dia bukan hanya akan membunuh Galih, tetapi juga membuat semua orang tahu bahwa tidak boleh menindas rakyat.Selesai mengatakan itu, Wira mendengus lagi dan melambaikan tangannya. Suara tembakan lagi-lagi terdengar. Dalam s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1245

    Melihat situasi ini, Danu segera berhenti dan tidak melawan lagi. Dia mendekati selangkah demi selangkah, lalu bertanya dengan sungguh-sungguh, "Sebenarnya kalian siapa? Kenapa merampok di sini?"Para remaja pun ketakutan hingga sekujur tubuh gemetaran. Mereka tanpa sadar mengesot mundur. Ketika melihat Danu tidak berniat menyerang, melainkan menanyakan asal-usul mereka, remaja yang memimpin pun tiba-tiba berlinang air mata. Dia menjawab, "Kami ... kami dari Kabupaten Limfra.""Kabupaten Limfra?" Danu tertegun setelah mengetahui asal-usul mereka. Dia pun melirik Wira, lalu beralih menatap para remaja itu sambil bertanya lagi, "Lalu?"Remaja yang memimpin menyeka air mata di wajahnya. Dia menjelaskan seraya terisak-isak, "Kami nggak punya orang tua sejak kecil. Kami hidup saling bergantungan, nggak tahu cara menghasilkan uang ....""Kami pernah berjualan di pinggir jalan, tapi diusir orang dan dirampok. Kami ingin menyewa lahan untuk bercocok tanam, tapi nggak punya uang. Kami menjadi p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1246

    Seketika, ekspresi remaja pria tampak masam. Ketika berbicara, nadanya mulai terdengar murka. Dia menggertakkan giginya sambil berucap dengan penuh kebencian, "Kalau bukan karena bupati itu, kami nggak mungkin berakhir seperti ini."Wira menatap wajah gusar remaja itu. Ekspresinya sontak berubah menjadi serius. Dia pun bertanya dengan suara rendah, "Apa yang sebenarnya terjadi? Jelaskan dulu kepadaku."Remaja pria itu menyeka air mata di wajahnya. Tebersit kekesalan dan kebencian pada sorot matanya. Dia mengepalkan tangan dengan erat, lalu menyahut dengan sinis, "Bupati itu yang menindas kami!"Wira pun terkesiap mendengarnya. Dia bertanya dengan tatapan ragu, "Apa yang sebenarnya terjadi di sana?""Dia bukan hanya menjarah tanah, tapi juga menjarah harta kami!" jelas remaja pria itu."Apa? Ternyata ada masalah seperti itu?" Ekspresi Wira berubah drastis mendengarnya. Kalau Bupati Kabupaten Limfra benar-benar melakukan hal itu, rakyatnya sudah pasti menderita.Beberapa remaja di belaka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1247

    Hal ini sungguh di luar dugaan Wira. Dia awalnya mengira Keluarga Ismawan sudah sangat tidak tahu malu, tetapi ternyata Bupati Kabupaten Limfra lebih kejam lagi.Bupati ini memang menjalankan kebijakan baru, tetapi juga mengelabui rakyat. Tindakan ini sungguh kejam!"Jadi, kami nggak punya cara selain menjadi perampok begini. Kami sebenarnya nggak pengen, tapi nggak ada cara lain." Setelah mendengar penjelasan mereka, Wira pun menghela napas.Sepertinya, pemikiran Wira terlalu sederhana. Dia awalnya mengira orang-orang ini akan berterima kasih dengan adanya kebijakan baru. Tanpa diduga, mereka malah begitu serakah."Sepertinya, kita perlu mengerahkan pasukan," ucap Wira setelah menarik napas dalam-dalam. Dia benar-benar murka sekarang.Kalau situasi seperti ini terus berlanjut, hasilnya akan sangat buruk. Meskipun Provinsi Lowala tidak besar, takutnya sebagian besar wilayah di sini memiliki masalah serupa. Wira memutuskan untuk mengatasi dari sumbernya."Danu, panggil Biantara kemari."

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1248

    Wira tentu memiliki pemahaman mendalam tentang Kerajaan Agrel. Namun, dia tidak tahu apa-apa tentang harem Kerajaan Agrel.Sejak meninggalnya mendiang Raja Kerajaan Agrel, Senia telah memegang kuasa selama bertahun-tahun. Para selir selalu mematuhi aturan, mereka seharusnya tidak memiliki kekuasaan apa pun! Lantas, mengapa bisa terjadi hal seperti ini?"Kak Wira, mendiang raja punya beberapa selir. Selain Senia, yang paling disayangi adalah Anaya dan Zendaya. Aku kurang mengenal keduanya. Tapi, Zendaya punya hubungan yang cukup dekat dengan Senia. Kalau dengan Anaya, hubungan mereka kurang dekat.""Tapi, Anaya seharusnya nggak punya alasan untuk membunuh Senia. Kak Wira, apa mungkin bukan mereka pelakunya?"Begitu mendengarnya, Wira mendengus dingin. Masalah ini tidak bisa diselidiki, tapi ... Kerajaan Agrel pasti akan mengalami kekacauan. Kekacauan ini bahkan lebih besar daripada kekacauan di Kerajaan Nuala.Ketiga raja Kerajaan Agrel tidak mungkin berani bertindak semena-mena karena

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1249

    Tidak berselang lama, Wira tiba di istana. Dengan bantuan Pasukan Bayangan, tidak ada yang tahu tentang kedatangannya ini.Wira dan Julian memasuki kamar Senia. Di dalam sana, hanya terlihat Senia dan Otto. Begitu melihat wajah pucat Senia, ekspresi Wira menjadi masam."Ibu Suri, kenapa bisa begini?" tanya Wira yang merasa kebingungan. Ketika menaklukkan Keluarga Juwanto, Senia jelas-jelas masih terlihat sehat. Namun, kini keadaannya malah menjadi begitu buruk.Senia menghela napas dan menggeleng mendengarnya. Dia menyahut, "Aku juga nggak tahu kenapa bisa begini, tapi ini nggak penting lagi."Sebenarnya, Wira membawa Julian kemari karena wanita ini bilang dia menguasai ilmu medis. Wira takjub dengan Julian, bukan hanya menguasai banyak puisi dan lagu, tetapi juga menguasai ilmu medis. Selain itu, Julian juga memiliki identitas misterius sehingga membawanya kemari."Ibu Suri, aku membawa temanku kemari. Dia seorang tabib, dia akan memeriksa kesehatanmu," ujar Wira segera.Senia menggel

Pinakabagong kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3188

    Bahkan, ada yang begitu bersemangat hingga berkata, "Kita sendiri pun nggak nyangka kekuatan kita kali ini akan begitu luar biasa. Kalau kita bisa menyelesaikan ini, yang lainnya pun pasti bisa kita atasi juga."Mendengar itu, para prajurit pasukan utara mengangguk setuju. Setelah berhasil menumpas musuh, wajah para bandit yang masih bertahan di garis depan pun berubah drastis, menjadi pucat.Beberapa dari mereka pun mulai bersuara, "Ini benar-benar di luar dugaan! Ternyata pasukan utara sekuat ini!"Ada yang tetap tenang, tetapi ada yang sangat bersemangat. Mereka merasa bahwa kemenangan sudah pasti di tangan pasukan utara.Melihat situasi ini, para prajurit tersenyum. Setelah menyelesaikan gelombang serangan ini, mereka mengangguk puas. Seseorang bahkan berkata dengan penuh semangat, "Ternyata para bandit ini nggak sekuat yang kita kira. Mereka bisa dilenyapkan secepat ini? Lemah sekali!"Di sisi pasukan utara, sorak-sorai kemenangan bergema. Menurut mereka, kekuatan mereka kali ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3187

    Setelah Hayam tiba di bawah, dia segera melihat Adjie yang tengah bertempur sengit. Tanpa ragu, Hayam langsung mendekat.Saat itu, Adjie baru saja menebas seorang lawan, lalu menoleh ke arah Hayam. Karena situasi yang kacau, dia tidak langsung mengenali siapa yang datang. Mengira itu adalah musuh, Adjie pun mengayunkan pedangnya ke arah leher Hayam.Melihat itu, ekspresi Hayam langsung berubah. Dia buru-buru berteriak, "Ini aku! Kawan sendiri!"Mendengar suara itu, Adjie langsung tersadar. Setelah beberapa saat, dia terpikir akan sesuatu dan berkata, "Kenapa kamu kemari? Kalau sampai mereka mengetahui identitas kita, semua usaha yang telah dilakukan oleh Tuan Wira akan sia-sia!"Hayam hanya tersenyum dan berucap, "Tenang saja, situasi sekarang sudah kacau balau. Nggak akan ada yang menyadari apa pun. Lagi pula, lihatlah. Mereka bahkan nggak punya waktu untuk memikirkan hal lain."Setelah bersama-sama menebas beberapa prajurit pasukan utara, Hayam yang berada di samping berkata, "Tuan W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3186

    Prajurit yang sebelumnya melaporkan berita itu segera berkata, "Jumlah mereka nggak banyak, kira-kira hanya sekitar 1.000 orang. Mereka datang dari arah timur, selatan, dan utara. Tapi yang aneh, pakaian mereka bukan seperti pasukan kavaleri biasa!"Mendengar hal itu, Zaki tertegun sejenak, lalu langsung berjalan keluar. Begitu melihat pasukan yang menyerbu masuk, dia tertawa dingin dan berkata, "Sungguh di luar dugaan! Aku nggak nyangka mereka akan seberani ini.""Sialan, segerombolan bandit saja berani menyerang kita pada saat seperti ini? Mereka memang sudah bosan hidup!"Joko dan Darsa yang berdiri di sebelahnya juga tampak terkejut. Bahkan, beberapa orang di belakang mereka tampak tertegun. Mereka tidak menyangka bahwa hanya dengan 1.000 orang, para bandit itu berani menyerang pasukan utara yang jumlahnya jauh lebih besar.Saat ini, Darsa segera memberi perintah, "Joko, bawa pasukanmu dan hadapi mereka di garis depan! Jangan biarkan mereka bergerak lebih jauh!"Mendengar perintah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3185

    Saat ini, pasukan utara belum menyadari bahwa para bandit dari Desa Riwut telah mengepung mereka. Setelah mengatur semuanya, Adjie segera memimpin anak buahnya untuk menyerbu ke depan. Dalam pandangan mereka, kali ini benar-benar adalah kesempatan emas.Saat ini, seseorang berujar, "Sebelumnya aku nggak nyangka melawan pasukan utara bisa semudah ini!"Begitu ucapan itu dilontarkan, suara sorakan dari belakang semakin menggema. Detik berikutnya, pasukan utara yang berada di bawah langsung tersapu oleh arus air yang deras. Melihat kejadian ini, banyak orang tersenyum puas, merasa bahwa serangan ini telah melampaui ekspektasi mereka.Para prajurit yang berjaga di kamp pasukan utara terkejut bukan main. Mereka sama sekali tidak menyangka situasi bisa berubah secepat ini.Ketika mereka melihat air bah tiba-tiba menerjang, salah satu penjaga berseru panik, "Banjir! Banjir datang!"Teriakan itu segera membangkitkan kepanikan di seluruh kamp. Banyak orang tidak bisa memahami bagaimana hal ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3184

    Semua orang mengangguk setuju. Setelah urusan ini diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menghadapi pasukan utara.....Di sisi lain, Adjie masih menunggu kabar dari Wira. Setelah beberapa kali menenangkan bawahannya agar tetap bersabar, tiba-tiba terdengar suara kucing mengeong dari luar. Itu adalah tanda yang telah disepakati sebelumnya.Mendengar suara itu, Adjie langsung bersemangat. Dia segera keluar dari tenda karena tahu bahwa utusannya pasti telah kembali, yang berarti perintah dari Wira juga sudah sampai.Saat melihat sosok yang berdiri di luar, Adjie langsung maju dan bertanya dengan penuh antusiasme, "Bagaimana? Apakah semuanya sudah beres?"Orang yang datang itu bergegas memberi hormat dan menjawab, "Jenderal Adjie, perintah dari Tuan sudah datang. Kita bisa mulai menyerang!""Apa?" Adjie menyeringai mendengar kabar itu. Tanpa membuang waktu, dia langsung berjalan ke arah saluran air di mana para anak buahnya sudah menunggu dengan gelisah. Mereka sudah lama menunggu perin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3183

    Semua persiapan berjalan dengan rapi dan terorganisir secara diam-diam. Di sebelah timur, Adjie sedang menunggu kabar dari Wira. Dia tahu Wira akan segera memerintahkannya untuk menyerang, tetapi semuanya harus menunggu sampai Pasukan Harimau benar-benar siap.Pasukan Harimau adalah pasukan kavaleri. Jika mereka bisa menyerang dengan strategi yang matang, kekuatan mereka tidak bisa diremehkan.Di sisi lain, Wira dan pasukannya menerima surat yang dikirim oleh Adjie. Saat membuka surat itu di dalam tenda, Wira tersenyum. Setelah membaca isinya, dia berkata, "Aku nggak nyangka Adjie sudah menyiapkan rencana sebaik ini. Sepertinya bisa berhasil."Mendengar itu, Arhan dan yang lainnya tampak kebingungan. Arhan pun bertanya, "Tuan, apa isi suratnya?"Wira tersenyum dan menyerahkan surat itu kepada mereka. "Kalian bisa membacanya sendiri. Semuanya sudah disiapkan dengan baik. Hanya saja, Adjie sedang menunggu instruksi kita untuk memulai serangan."Semua orang terdiam sejenak, lalu salah sat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3182

    Pada saat itu, Guntur bertanya dengan suara rendah, "Siapa kamu?"Orang berbaju hitam itu tersenyum tipis, lalu berdiri dan memberi hormat, "Aku adalah orang yang dikirim oleh Bos Adjie. Kami tahu kalian masih menunggu sinyal serangan, jadi Bos Adjie mengutus kami untuk datang."Guntur tertegun sejenak. Dia merasa tidak mengenali orang ini. Namun, mengingat banyaknya orang di Desa Riwut, dia memang tidak mungkin mengenal semuanya. Ditambah lagi, karena orang ini menyebut soal sinyal serangan, Guntur pun tersenyum. "Jadi, maksudmu Adjie sudah siap untuk menyerang?"Orang berbaju hitam ini adalah orang yang diutus oleh Arhan untuk membantu Adjie. Kini, Adjie mengutusnya untuk mengawasi Enji dan Guntur. Mendengar pertanyaan Guntur, dia tersenyum.Dalam hati, dia berkata, 'Guntur ini memang persis seperti yang dikatakan Jenderal Adjie, nggak terlalu pintar.'Orang itu berkata, "Hehe, untuk saat ini belum ada rencana menyerang. Aku datang ke sini hanya untuk memberi tahu bahwa Bos Adjie ing

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3181

    Mendengar perintah Adjie, orang-orang segera mengangguk dan menyembunyikan diri. Tepat setelah mereka bersembunyi, mereka melihat sekelompok orang yang sebelumnya diperintahkan Adjie untuk menggali saluran air telah kembali.Melihat mereka, Adjie tersenyum tipis dan berkata, "Hehe, aku nggak nyangka kalian bisa selesai secepat ini."Salah satu dari mereka berujar, "Tugasnya sudah hampir selesai. Sekarang saudara-saudara yang lain sedang menunggu di sana. Apakah kamu ingin pergi sekarang?"Mendengar ini, Adjie tertawa. "Baiklah, aku nggak nyangka kalian bisa bekerja secepat ini. Kalau begitu, antar aku ke sana sekarang."Mereka tersenyum, lalu segera membawa Adjie ke lokasi saluran air. Sesampainya di sana, Adjie melihat banyak anak buahnya sedang berkumpul. Dia tersenyum dan berkata, "Hehe, kerja kalian cepat juga. Bagus, mari kita lihat hasilnya."Bawahan yang membawa Adjie kemari lantas berujar, "Gimana kalau kita langsung menggali dan membiarkan air mengalir? Aku yakin pasukan utara

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3180

    Orang itu segera menangkupkan tangan dan menyahut, "Tuan Wira sudah tiba di selatan. Beliau secara khusus mengirim kami untuk membantu, terutama karena khawatir pihak Desa Riwut menempatkan mata-mata di pasukanmu. Kalau itu terjadi, tentu akan sangat menyulitkan pergerakanmu."Mendengar kata-kata itu, Adjie tersenyum tipis. Setelah beberapa saat, dia merasa sangat terharu. Tak disangka, Wira berpikir sejauh ini untuknya.Setelah terdiam sesaat, Adjie bertanya dengan suara rendah, "Berapa banyak orang yang datang bersama kalian kali ini? Apakah ada orang luar yang melihat kalian?"Meskipun Adjie telah mengirim sebagian besar anak buahnya untuk berjaga di sekitar saluran air, di sekitar perkemahannya masih ada cukup banyak orang. Terlebih lagi, pihak musuh juga terus mengawasinya, dia khawatir keberadaan pasukan bantuan ini ketahuan."Jangan khawatir, Jenderal. Orang-orang yang mengawasi tadi sudah kami tangani. Sekarang, yang berada di luar semuanya adalah orang-orang kita sendiri. Kami

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status