Share

Bab 1229

Author: Arif
Putro merasa terharu, hatinya terlintas perasaan simpati terhadap wanita itu.

Mendengar perkataan tersebut, wanita itu tersenyum. "Terima kasih banyak, Pak. Aku sudah lama menerima kenyataan ini. Puisi ini juga hanya ungkapan awal dari perasaanku saja. Kalau terlalu menyedihkan, aku akan menggantinya dengan puisi lain."

Setelah mengatakan itu, wanita itu mengambil pena dan kembali menulis puisi yang baru, tetapi puisinya kali ini berbeda. Puisi itu mengandung pemikiran yang sangat mendalam hingga membuat orang yang membacanya mendapat pencerahan.

[ Ombak bergulung menerpa perahu bambu, mengantarkannya pada langit teduh puluhan ribu mil. ]

Begitu membaca dua baris puisi itu, beberapa pria tua itu langsung tertawa.

"Hahaha. Anak muda memang seharusnya punya pikiran yang terbuka seperti ini! Sekilas, puisi ini terdengar seperti situasinya nggak ada harapan lagi, tapi punya makna yang dalam. Puisi ini memang luar biasa! Biasanya orang selalu terbawa situasi yang dihadapinya. Nak, aku kagum
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1230

    Di perlombaan puisi itu, puisi dari orang lain juga sangat bagus. Wira yang melihat puisi itu juga diam-diam menganggukkan kepalanya. Namun, dibandingkan dengan karya Julian, puisi mereka masih kalah. Tak lama kemudian, tiga pemenang juga sudah diputuskan, Julian tentu saja termasuk di antaranya."Tiga pemenangnya sudah diputuskan, nggak ada yang keberatan, 'kan?"Saat Putro mengumumkan hasilnya di depan publik, tidak peserta yang protes. Bagaimanapun juga, saat ini puisi Julian adalah yang terbagus dan tidak ada yang bisa menandinginya. Namun, Julian bisa menjadi salah satu dari ketiga pemenang itu membuat semua orang terkejut. Alasannya tidak lain adalah karena penampilan Julian yang kurang menarik sebagai seorang wanita. Namun, ada beberapa orang yang tidak peduli karena kagum dengan bakat wanita itu."Babak kedua sudah berakhir, ayo kita mulai babak ketiganya! Pak, lebih baik temanya apa ya?" Pada saat ini, Wira berbicara.Mendengar perkataan itu, Putro dan ketiganya merenungkannya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1231

    Julian berpikir ketiga istri Wira sangat cantik. Bahkan dia pun merasa terkejut saat melihat mereka."Nona Julian bilang ... dia sudah lama hidup berkeliaran dan nggak memiliki tempat tinggal, jadi aku membawanya pulang.""Satu juta uang emas ini juga sudah disiapkan, ini milikmu sekarang. Aku juga sudah menyuruh Danu menyiapkan tempat tinggalmu."Setelah Wira mengatakan itu, Julian buru-buru memberi hormat dengan perasaan sangat bersyukur.Mendengar perkataan itu, ketiga wanita itu percaya, tetapi mereka tetap merasa terkejut. Bagaimanapun juga, Julian tidak terlihat seperti orang yang memenangkan perlombaan, apalagi hidup berkeliaran. Namun, mereka tidak terlalu memikirkannya. Wanita itu adalah orang yang dibawa suami mereka pulang, mereka tentu saja tidak perlu terlalu memikirkannya.Tak lama kemudian, Julian juga sudah menetap di Dusun Darmadi. Namun, dia tidak melakukan apa pun selain terus mengikuti ketiga istri Wira. Setengah bulan sudah berlalu, ketiganya sangat menyukainya. Me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1232

    Wira segera berangkat meninggalkan Dusun Darmadi dan tiba di kabupaten itu dengan cepat. Selama perjalanan, ketiganya melihat pemandangan yang dipenuhi dengan kekeringan dan tanah yang tandus. Jangankan makanan, bahkan rumput pun tidak ada."Kak Wira, sepertinya tempat ini sangat miskin, tapi penduduk sini juga terlalu malas. Mereka punya begitu banyak tanah subur, tapi mereka lebih memilih pergi mengemis daripada bertani."Ekspresi Danu yang berdiri di samping Wira terlihat meremehkan, bingung, dan berbagai emosi lainnya. Dia berpikir masyarakat di kabupaten itu hanya bisa selalu mengeluh tentang pejabat pemerintahan mereka tidak peduli. Masyarakat itu sama sekali tidak berpikir untuk mandiri, hanya berharap bisa mendapat sedikit subsidi dari pemerintah.Namun, belakangan ini sedang terjadi pertempuran, sumber daya yang tersisa juga tidak banyak dan hanya bisa memberi makan untuk para pasukan yang sedang bertempur. Selain itu, pemungutan pajak dan eksploitasi yang berkelanjutan membua

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1233

    Melakukan sesuatu dengan pikiran yang lembut selalu memberikan hasil yang besar. Meskipun penampilan luar kurang menarik, asalkan hatinya baik saja sudah cukup.Mendengar perkataan Wira, keduanya sudah tahu Wira memiliki pemikiran yang lain di hatinya. Terkadang penampilan luar bisa menipu. Kenyataannya selalu tertutup, butuh seseorang yang berbakat untuk menemukannya. Wira adalah pahlawan di hati mereka. Tidak peduli di mana pun, Wira selalu menangani masalah di masyarakat, sehingga Wira juga tidak pernah mengeluh saat ditempatkan di tempat yang kesulitan seperti ini."Sebelumnya, aku pernah membaca di sebuah buku tentang semua tanah subur yang nggak ditanami dengan tanaman, karena semua tanah itu dikuasai oleh orang-orang kaya di tempat itu. Kalau ingin bertani, mereka harus membayar harga yang sangat tinggi. Dari sepuluh bungkus, mereka harus menyerahkan sembilan bungkus kepada tuan tanah dan satu bungkus sisanya kepada istana. Jangankan untuk bertahan hidup, bahkan benih untuk tana

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1234

    Biasanya, para bawahan itu sangat pandai membuat citra kedamaian. Mereka selalu melaporkan kabar gembira dan menyembunyikan masalah, bahkan sering melakukan tindakan yang memicu kemarahan orang. Penguasa kabupaten sebelumnya dikirim ke pengasingan karena korupsi dan melanggar hukum. Tak disangka, saat datang ke sini, Wira baru tahu kesalahan lama terjadi lagi."Aduh! Berani sekali. Kamu nggak lihat jalan ya?"Saat sedang merenungkan hal itu, Wira tidak menyadari ada seorang pria paruh baya di depannya.Pria paruh baya itu terlihat tergesa-gesa dengan ekspresi sangat sedih, seolah-olah dia sedang menghadapi masalah. Oleh karena itu, pria itu juga tidak melihat Wira yang lemah mendekat. Menurutnya, pemuda di depannya itu memang sangat lemah dan sama sekali tidak terlihat kuat. Namun, Danu meneriakinya hingga dia merasa sangat ketakutan. Saat melihat pakaian yang dikenakan Wira, dia menyimpulkan Wira harusnya tuan muda dari keluarga kaya."Maaf! Aku sungguh minta maaf ...."Pria paruh bay

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1235

    Pria paruh baya itu berdiri di tempatnya dan tidak tahu harus bagaimana, tetapi dia juga tidak tahan melihat ekspresi Wira yang kasihan. Pria itu merasa pemuda di depannya ini agak berbeda dengan tuan muda keluarga kaya lainnya, sehingga terlintas kebaikan di hatinya. Para warga sebenarnya sangat berbaik hati."Tuan, kalau kamu nggak keberatan, ayo ikut aku pulang. Aku juga nggak tahu apakah kamu bisa makan sayuran liar."Setelah mengatakan itu, pria paruh baya itu berbalik dan perlahan-lahan berjalan menuju tempat yang tidak jauh dari sana. Selama perjalanan, dia menjelaskan pemandangan saat ini dan menceritakan berbagai kisah lokal kepada Wira dan yang lainnya dengan sangat antusias.Selama perjalanan itu, Wira hanya mendengarkan pria paruh baya itu menceritakan berbagai hal yang menarik. Danu tak berdaya dan hanya bisa mengikuti, tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dipikirkan oleh Wira."Kak, aku lihat ada begitu banyak tanah subur di sini yang nggak dikelola, kenapa nggak ada ora

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1236

    Bahkan Julian yang biasanya selalu tenang juga merasa penasaran dan ingin pergi melihat sendiri tradisi acara pernikahan di tempat ini juga."Kalian berdua jangan ke sana, ini bukan acara biasa. Ini adalah acara pernikahan kepala desa menikahi istri muda. Keluarga mereka juga menguasai banyak tanah di sini dan hati mereka lebih kejam. Kalau ada keuntungan, dia baru akan menyewakan tanahnya kepada para warga seperti kami."Pria paruh baya itu segera menghentikan Danu yang hendak pergi meramaikan acara itu. Dia khawatir mereka akan tidak sengaja terlibat masalah, meskipun status orang-orang di depannya ini tampaknya tidak biasa. Namun, sebesar apa pun kemampuan orang-orang ini, mereka juga tidak mungkin berhadapan dengan kepala desa mereka."Menikahi istri muda?"Wira merasa ada yang aneh. Seorang pria memiliki tiga atau empat istri adalah hal yang biasa. Namun, kepala desa dari desa kecil ini akan menikahi istri muda, para warga malah terlihat tidak senang. Sebuah hal yang wajar jika ke

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1237

    "Setelah memberi hadiah, kalian semua bisa pulang. Kepala desa pasti akan mengingat setiap barang yang kalian berikan. Tenang saja, barang yang kalian inginkan pasti akan kalian dapatkan."Orang yang menerima hadiah itu tidak banyak omong kosong dan langsung mengusir para warga itu untuk pulang dengan ekspresinya yang tidak sabar.Melihat kejadian itu, Wira mengeluarkan beberapa uang perak dari sakunya dan meletakkannya di atas meja, lalu sembarangan menulis nama di buku catatan. Mata orang penerima hadiah itu bersinar saat melihat uang perak di meja itu. Para warga miskin itu pasti sama sekali tidak mampu memberikan uang perak. Jangankan uang perak, bahkan koin perunggu pun mereka tidak mampu. Mereka hanya bisa memberikan beras yang tak berharga itu sebagai ucapan selamat."Tuan, silakan masuk ke dalam ...."Wira mengayunkan tangannya dan langsung membawa Danu dan Julian untuk masuk ke dalam gerbang.Meskipun hanya pernikahan dengan seorang gundik, interior rumah itu dihias dengan san

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3184

    Semua orang mengangguk setuju. Setelah urusan ini diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menghadapi pasukan utara.....Di sisi lain, Adjie masih menunggu kabar dari Wira. Setelah beberapa kali menenangkan bawahannya agar tetap bersabar, tiba-tiba terdengar suara kucing mengeong dari luar. Itu adalah tanda yang telah disepakati sebelumnya.Mendengar suara itu, Adjie langsung bersemangat. Dia segera keluar dari tenda karena tahu bahwa utusannya pasti telah kembali, yang berarti perintah dari Wira juga sudah sampai.Saat melihat sosok yang berdiri di luar, Adjie langsung maju dan bertanya dengan penuh antusiasme, "Bagaimana? Apakah semuanya sudah beres?"Orang yang datang itu bergegas memberi hormat dan menjawab, "Jenderal Adjie, perintah dari Tuan sudah datang. Kita bisa mulai menyerang!""Apa?" Adjie menyeringai mendengar kabar itu. Tanpa membuang waktu, dia langsung berjalan ke arah saluran air di mana para anak buahnya sudah menunggu dengan gelisah. Mereka sudah lama menunggu perin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3183

    Semua persiapan berjalan dengan rapi dan terorganisir secara diam-diam. Di sebelah timur, Adjie sedang menunggu kabar dari Wira. Dia tahu Wira akan segera memerintahkannya untuk menyerang, tetapi semuanya harus menunggu sampai Pasukan Harimau benar-benar siap.Pasukan Harimau adalah pasukan kavaleri. Jika mereka bisa menyerang dengan strategi yang matang, kekuatan mereka tidak bisa diremehkan.Di sisi lain, Wira dan pasukannya menerima surat yang dikirim oleh Adjie. Saat membuka surat itu di dalam tenda, Wira tersenyum. Setelah membaca isinya, dia berkata, "Aku nggak nyangka Adjie sudah menyiapkan rencana sebaik ini. Sepertinya bisa berhasil."Mendengar itu, Arhan dan yang lainnya tampak kebingungan. Arhan pun bertanya, "Tuan, apa isi suratnya?"Wira tersenyum dan menyerahkan surat itu kepada mereka. "Kalian bisa membacanya sendiri. Semuanya sudah disiapkan dengan baik. Hanya saja, Adjie sedang menunggu instruksi kita untuk memulai serangan."Semua orang terdiam sejenak, lalu salah sat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3182

    Pada saat itu, Guntur bertanya dengan suara rendah, "Siapa kamu?"Orang berbaju hitam itu tersenyum tipis, lalu berdiri dan memberi hormat, "Aku adalah orang yang dikirim oleh Bos Adjie. Kami tahu kalian masih menunggu sinyal serangan, jadi Bos Adjie mengutus kami untuk datang."Guntur tertegun sejenak. Dia merasa tidak mengenali orang ini. Namun, mengingat banyaknya orang di Desa Riwut, dia memang tidak mungkin mengenal semuanya. Ditambah lagi, karena orang ini menyebut soal sinyal serangan, Guntur pun tersenyum. "Jadi, maksudmu Adjie sudah siap untuk menyerang?"Orang berbaju hitam ini adalah orang yang diutus oleh Arhan untuk membantu Adjie. Kini, Adjie mengutusnya untuk mengawasi Enji dan Guntur. Mendengar pertanyaan Guntur, dia tersenyum.Dalam hati, dia berkata, 'Guntur ini memang persis seperti yang dikatakan Jenderal Adjie, nggak terlalu pintar.'Orang itu berkata, "Hehe, untuk saat ini belum ada rencana menyerang. Aku datang ke sini hanya untuk memberi tahu bahwa Bos Adjie ing

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3181

    Mendengar perintah Adjie, orang-orang segera mengangguk dan menyembunyikan diri. Tepat setelah mereka bersembunyi, mereka melihat sekelompok orang yang sebelumnya diperintahkan Adjie untuk menggali saluran air telah kembali.Melihat mereka, Adjie tersenyum tipis dan berkata, "Hehe, aku nggak nyangka kalian bisa selesai secepat ini."Salah satu dari mereka berujar, "Tugasnya sudah hampir selesai. Sekarang saudara-saudara yang lain sedang menunggu di sana. Apakah kamu ingin pergi sekarang?"Mendengar ini, Adjie tertawa. "Baiklah, aku nggak nyangka kalian bisa bekerja secepat ini. Kalau begitu, antar aku ke sana sekarang."Mereka tersenyum, lalu segera membawa Adjie ke lokasi saluran air. Sesampainya di sana, Adjie melihat banyak anak buahnya sedang berkumpul. Dia tersenyum dan berkata, "Hehe, kerja kalian cepat juga. Bagus, mari kita lihat hasilnya."Bawahan yang membawa Adjie kemari lantas berujar, "Gimana kalau kita langsung menggali dan membiarkan air mengalir? Aku yakin pasukan utara

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3180

    Orang itu segera menangkupkan tangan dan menyahut, "Tuan Wira sudah tiba di selatan. Beliau secara khusus mengirim kami untuk membantu, terutama karena khawatir pihak Desa Riwut menempatkan mata-mata di pasukanmu. Kalau itu terjadi, tentu akan sangat menyulitkan pergerakanmu."Mendengar kata-kata itu, Adjie tersenyum tipis. Setelah beberapa saat, dia merasa sangat terharu. Tak disangka, Wira berpikir sejauh ini untuknya.Setelah terdiam sesaat, Adjie bertanya dengan suara rendah, "Berapa banyak orang yang datang bersama kalian kali ini? Apakah ada orang luar yang melihat kalian?"Meskipun Adjie telah mengirim sebagian besar anak buahnya untuk berjaga di sekitar saluran air, di sekitar perkemahannya masih ada cukup banyak orang. Terlebih lagi, pihak musuh juga terus mengawasinya, dia khawatir keberadaan pasukan bantuan ini ketahuan."Jangan khawatir, Jenderal. Orang-orang yang mengawasi tadi sudah kami tangani. Sekarang, yang berada di luar semuanya adalah orang-orang kita sendiri. Kami

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3179

    Mendengar kata-kata itu, semua orang termangu sesaat. Menurut mereka, yang dikatakan Wira masuk akal juga. Namun, bagaimana mungkin mereka tahu Wira akan mengirim pasukan untuk menyerang Pulau Hulu?Saat beberapa orang masih diliputi kebingungan, mereka tiba-tiba teringat pada Adjie yang berada di dalam wilayah tersebut. Seketika, wajah mereka berseri-seri. Sebelumnya, mereka sangat penasaran. Namun, tampaknya jawabannya sudah jelas. Adjie adalah kuncinya.Banyak di antara mereka yang langsung merasa yakin. Pada saat itu, beberapa orang tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, mengirim Adjie ke sana memang pilihan yang tepat. Dengan begini, kita nggak akan sepenuhnya berada dalam posisi yang pasif."Mendengar hal ini, semua orang tersenyum. Namun, Wira berbicara dengan suara pelan, "Saat ini, sebaiknya kita jangan terlalu percaya diri. Kita harus ingat bahwa keadaan bisa berubah kapan saja. Untuk sekarang, kita tunggu saja kabar dari Adjie."Mendengar kata-kata itu, mereka kembali termenu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3178

    Hayam memang seorang ahli dalam intelijen dan pembunuhan. Jelas sekali, dia sudah memahami informasi ini dengan sangat baik. Sambil tersenyum, dia berkata dengan suara pelan, "Sebelumnya kami sudah menyelidiki semuanya. Dari sudut pandang strategis, target utama yang harus kita amankan lebih dulu adalah bagian timur, selatan, dan utara Pulau Hulu.""Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan, ditambah dengan bukti yang diberikan oleh Adjie, sekarang sudah jelas bahwa wilayah selatan dikuasai oleh Guntur. Dia dulunya adalah orang nomor dua di Desa Riwut. Tapi sejak Adjie tiba di sana, dia turun menjadi orang nomor tiga."Mendengar ini, semua orang tidak bisa menahan tawa. Tak perlu dipikir panjang, jelas bahwa Adjie pasti menggunakan kekuatan untuk merebut posisinya.Wira pun tersenyum geli. Dia tahu bahwa Adjie dan orang-orangnya sangat kuat. Adjie bukan hanya unggul dalam strategi, tetapi juga dalam pertarungan. Jika tidak, saat melakukan penyergapan terhadap kavaleri pasukan utara, W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3177

    Mendengar hal itu, Wira mengangguk pelan. Setelah beberapa saat, dia tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, ini akan lebih mudah bagi kita. Berapa jauh lagi jarak dari sini ke Pulau Hulu?"Hayam yang berdiri di samping segera maju dan menyahut, "Sekarang jaraknya tinggal beberapa ratus meter. Nggak jauh lagi. Sebelumnya, aku sudah mengirim mata-mata dan ternyata pasukan utara nggak menempatkan pengintai sama sekali."Mendengar ini, Wira sedikit terkejut. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa pasukan utara tidak menugaskan mata-mata di tempat yang sedekat ini. Dalam hati, dia merasa cukup heran dengan situasi ini.Seolah-olah mengerti apa yang ada di benaknya, Hayam tersenyum sebelum berkata, "Tadinya kami juga merasa aneh, tapi sekarang tampaknya semuanya mulai masuk akal. Yang paling penting bagi kita sekarang adalah memastikan kita bisa menangani orang-orang ini. Tapi, yang lebih menarik adalah kami menemukan orang-orang dari Desa Riwut."Wira terkejut. Dia tidak menyangka orang Desa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3176

    Selain itu, Pasukan Harimau yang melakukan perjalanan jauh dengan kecepatan tinggi tetap menjaga formasi tanpa ada tanda-tanda kekacauan.Hayam,yang sudah lebih dulu menerima kabar pun tersenyum tipis. Dia langsung berdiri di depan dan menangkupkan tangan, lalu berkata, "Jenderal Arhan, akhirnya kalian sampai. Nggak ada kendala selama perjalanan, 'kan?"Arhan juga menangkupkan tangan, lalu tersenyum dan menyahut, "Tentu saja nggak ada. Tuan Wira ada di belakang, sepertinya juga akan segera tiba."Sejujurnya, Arhan cukup mengagumi Hayam. Bukan hanya karena orang ini berani dan teliti, tetapi juga karena dia mengendalikan pusat Paviliun Langit dan sangat dipercaya oleh Wira.Biasanya, orang yang sudah berada di posisi tinggi akan lebih berhati-hati dalam membuat kontribusi. Namun, Hayam bukan tipe orang seperti itu. Meskipun sudah memiliki kedudukan tinggi, dia masih ingin terus maju.Beberapa saat kemudian, seolah-olah teringat sesuatu, Hayam terkekeh-kekeh dan berujar, "Tadi aku sempat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status