Wira tahu bahwa anggota Keluarga Barus pasti datang dengan tujuan tertentu, apalagi dia sudah bisa menebaknya. Itu sebabnya, Wira sangat waspada tanpa merasa khawatir dalam hatinya, apalagi kebingungan.Ciputra memandang Wira, lalu mengambil napas dalam-dalam sebelum berkata, "Tuan Wira, Keluarga Barus berharap kamu bisa turun dari gunung dan mengabdi pada Kerajaan Beluana." Ucapan ini dilontarkan secara tegas. Jelas, Ciputra benar-benar berharap bahwa Wira dapat mengabdi pada Kerajaan Beluana. Bagaimanapun, kemampuan dan bakat pemuda ini dikenal di seluruh dunia.Ciputra menambahkan, "Tuan Wira, meskipun Keluarga Barus baru saja mendirikan negara, harap percayalah pada tekad kami. Kalau kamu bisa bergabung dengan pemerintah, Keluarga Barus pasti akan hidup dan mati bersamamu, juga melindungi keluargamu dari generasi ke generasi.""Selain itu, penduduk di Dusun Darmadi juga akan mendapatkan perlakuan istimewa. Kelak, keturunan mereka akan selalu dilindungi dan diperlakukan dengan baik
Ciputra langsung mengerti bahwa Wira tidak setuju setelah mendengar ucapan itu. Dia menarik napas dalam-dalam dan berpikir keras sejenak sebelum berkata, "Tuan Wira, karena kamu nggak tertarik dengan posisi Perdana Menteri, bagaimana kalau ... bisnis?"Ciputra ingin berbisnis dengan Wira! Sebab, semua barang milik Wira bukanlah barang biasa. Yang paling penting lagi adalah semu senjatanya sangat mematikan!"Boleh saja kalau mau berbisnis, silakan katakan saja apa mau Tuan Ciputra!" ujar Wira dengan gembira."Tuan Wira, aku dengar kamu punya sebuah senjata rahasia yang bisa meledak dan membunuh banyak musuh dalam waktu singkat. Kerajaan Agrel, Monoma, dan Keluarga Juwanto semua kalah di bawah serangan senjatamu ini! Keluarga Barus ingin membeli senjata ini darimu. Kami mau membeli seberapa banyak pun yang kamu punya. Bagaimana?" usul Ciputra.Tentu saja hal ini sangat wajar, senjata milik Wira telah melampaui semua teknologi mutakhir di dunia ini dan merupakan senjata mematikan sesunggu
Ciputra memandang Wira dengan ekspresi serius. Ini membuat Wira termangu sejenak. Hal apa yang ingin ditanyakan Ciputra? Dilihat dari ekspresinya, sepertinya ini adalah masalah serius. "Silakan katakan, Tuan Ciputra," ujar Wira dengan lugas.Setelah mendapat persetujuan Wira, Ciputra menarik napas dan berkata, "Tuan Wira, aku tahu kamu punya bakat yang luar biasa dan mahir dalam mengurus pemerintahan. Aku ingin bertanya, bagaimana caranya bisa membuat sebuah negara kaya raya, misalnya saja seperti Kerajaan Beluana sekarang. Kalau kamu bisa melakukannya, negara ini pasti aman dan tenteram!"Semua orang terkejut mendengar pertanyaannya. Ketiga wanita yang berada di dekat Wira tak menyangka Ciputra akan menanyakan hal itu. Perlu diketahui, Ciputra adalah putra mahkota Kerajaan Beluana saat ini. Dia bisa datang untuk menanyakan hal ini pada Wira, menandakan bahwa dia sangat percaya pada Wira.Sementara itu, Farrel juga memandang Wira karena penasaran apa yang akan dijawab oleh pria itu. Wi
"Aku mengatakan hal ini secara garis besar. Tentu saja, ada juga pria yang sifat alaminya teliti seperti wanita, tapi itu hanya sebagian kecil. Masalah akuntansi ini harus dikerjakan pelan-pelan, tidak bisa diburu waktu."Setelah mendengar contoh yang diberikan Wira, semua orang baru mengerti dan mengangguk. Memang benar yang dikatakannya, wanita memang lebih teliti daripada laki-laki."Yang ingin kukatakan adalah, wanita juga seharusnya bisa menulis dan membaca. Jangan merasa bahwa wanita yang tidak berpendidikan itu lebih loyal dalam rumah tangga. Itu adalah kesalahan besar! Jadi, baik pria maupun wanita harus setara dalam menuntut ilmu.""Wanita juga harus bisa membaca dan menulis. Selain itu, Pendidikan harus dilakukan secara umum agar semua orang bisa belajar secara gratis. Negara harus mengeluarkan dana untuk mendirikan sekolah dan mempekerjakan guru, agar anak-abak bisa belajar. Tiba saatnya, akan lebih banyak orang yang mengikuti ujian negara dan kita bisa mendapatkan bakat yan
Setelah berkata demikian, Wira memandang Ciputra. "Kalau mereka semakin kaya ... Anda seharusnya tahu apa yang akan terjadi, 'kan?"Pertanyaan Wira membuat Ciputra tertegun. Tentu saja dia tahu apa yang akan terjadi, Keluarga Barus juga menjadi kaya karena begitu. Setelah mendapat kekayaan, seseorang pasti akan memikirkan hal lainnya. Jika ada salah satu keluarga yang mengembangkan diri secara diam-diam, ditambah dengan kondisi saat ini yang masih belum stabil di Kerajaan Beluana, bukanlah sebuah hal yang baik jika ada keluarga yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil keuntungan."Tuan Wira benar-benar mengingatkanku pada hal ini!" Ciputra tampak terkejut."Tentunya, yang kita kejar sekarang adalah kekayaan bersama. Kalau semua orang makmur, negara ini juga pasti akan jadi kaya dan bisa berkuasa. Membuka pasar secara terbuka bisa menambah penghasilan, biarkan semua rakyat bisa menghasilkan uang. Setelah mereka hidup tenang, mereka pasti akan membela negara sendiri.""Mengajarka
Farrel juga tersipu mendengar perkataan kakaknya. "Kak, kamu sudah mabuk ya? Aku ini ... pria, mana mungkin aku wanita?"Ciputra tidak bisa menahan dirinya untuk berkata, "Sudahlah, Wira juga bukan orang luar. Lagi pula, statusmu akan pulih sebentar lagi! Mohon maaf, Tuan Wira. Adikku ini menyamar menjadi pria untuk menyembunyikan keberadaanku. Selama ini semua orang tahu bahwa Keluarga Barus punya seorang anak laki-laki, jadi Farrel selalu menyamar menjadi diriku. Semua ini agar aku bisa menyusun rencana secara diam-diam.""Kini Keluarga Barus sudah mendirikan Kerajaan Beluana, masa Farrel mau jadi laki-laki seumur hidup? Sepertinya kalian semua nggak percaya, bagaimana kalau biarkan ketiga istrimu untuk mendandani Farrel?" tanya Ciputra. Hal ini membuat Wira kebingungan.Dian dan Dewina juga tertegun, sebaliknya Wulan malah terlihat penasaran. Melihat Farrel yang tersipu, Wulan juga mulai menebak-nebak dalam hatinya. Namun, dia juga tidak keberatan sama sekali. Wulan tahu bahwa saat
Ciputra tertawa terbahak-bahak. "Cantik sekali! Dik, kelak jadi dirimu sendiri saja," ujar Ciputra."Dik Farrel benar-benar cantik, kulitnya juga mulus sekali. Siapa pun yang bisa menikahinya, pasti sangat beruntung," timpal Wulan sambil tersenyum. Mendengar perkataan Wulan, Wira baru tersadar. Ternyata itu yang sedang dilakukan oleh Ciputra! Dia hendak menjodohkan adiknya pada Wira?Meski Wira dan Farrel telah kenal lama, sebelumnya mereka hanya memperlakukan satu sama lain sebagai teman. Wira memang sudah lama tahu bahwa Farrel adalah seorang wanita, tetapi dia tidak pernah memperlakukan Farrel sebagai seorang wanita. Itu karena banyak sekali wanita di era ini yang lebih suka menjadi pria .... Bahkan saat melihat Farrel bersama wanita berpakaian ungu itu, Wira malah merasa keduanya sangat serasi."Hahaha, masalah ini ... memang sangat membingungkan. Keluarga Barus nggak pernah mempermasalahkan hal itu. Tapi, memang sedikit sekali orang yang bisa bersanding dengan adikku di dunia ini.
Penjagaan di Dusun Darmadi sangat ketat, mustahil baginya untuk menyelinap ke sana. Berma tidak punya pilihan selain meninggalkan tempat itu."Wira benar-benar merepotkan! Tapi nggak apa-apa, kita ganti target saja kalau nggak bisa membunuhnya!" ujar Prabu. Berma juga mengangguk menyetujuinya. "Silakan beri perintah Anda, Tuan Muda."Setelah berpikir sejenak, Prabu berkata, "Cari cara untuk membunuh Ratu Kerajaan Nuala!"Berma meninggalkan ruang kerja itu tanpa ragu-ragu. Dalam kegelapan malam, dia meninggalkan Kerajaan Ahola untuk menyelinap ke Kerajaan Nuala. Saat ini, Jihan masih terlihat sangat marah atas tindakan Keluarga Barus dan Juwanto yang mendirikan negara sendiri.Hanya saja, Jihan juga tahu bahwa dia tidak bisa berbuat banyak mengenai hal ini. Meski terjadi kekacauan di Kerajaan Nuala, kondisi saat ini masih dalam kendalinya. Dalam waktu setengah tahun ini, Jihan tidak pernah tidur tenang dan hidupnya selalu gusar.Melihat kondisi Jihan yang tampak gelisah di ruang kerja,
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m