Share

Bab 1021

Penulis: Arif
Murad tampak sangat tenang. Dia tersenyum sambil menyesap bir, lalu menimpali dengan santai, "Nggak usah khawatir, bangsa Agrel nggak akan menyerang kita."

"Benar, apa yang kalian khawatirkan? Tenang saja, hari ini kita akan minum-minum sampai puas dan mabuk!" seru salah satu tentara.

Saat ini, kecemasan dan ketakutan dalam hati mereka pun sirna. Lagi pula, jenderal sudah berbicara demikian. Untuk apa mereka merasa khawatir lagi?

Jadi, sekelompok orang itu mulai minum dan bernyanyi, mereka terlihat sangat gembira. Keributan ini pun menarik perhatian Braja.

Dengan ekspresi gelisah, Braja bergegas menghampiri. Dia berkata dengan ekspresi serius, "Jenderal, sekarang adalah momen paling kritis dalam pertempuran kedua negara. Kita seharusnya berwaspada, jangan sampai lengah saat Kerajaan Agrel menyerang kita."

Begitu mendengarnya, Murad dan para tentara yang sedang menikmati bir pun saling bertatapan. Kemudian, mereka sontak tertawa terbahak-bahak.

Terlihat penghinaan di tatapan Murad saat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Andre arfa
akhir2 ini alur ceritanya sudah terlalu bertele2 tapi tidakndetail. sehingga membacanya juga sdh mulai bingung.. tolong alur ceritanya di persingkat saja.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1022

    "Omong kosong!" Ekspresi Yudha tampak sangat suram. Dia membentak, "Jangan harap! Aku nggak akan tunduk pada penjahat seperti kalian!"Ucapan ini membuat wajah Taufik menjadi sangat masam. Setelah terdiam sesaat, dia tersenyum sinis dan mengejek, "Hehe, aku juga nggak akan memaksa kalau kamu nggak mau."Kemudian, dengan ekspresi dingin, Taufik meneruskan dengan nada menghina, "Sepertinya, pasukan dari Agrel sudah mulai bertarung dengan tentara yang menjaga perbatasan Kerajaan Nuala, 'kan?"Taufik terkekeh-kekeh dingin. Dia bertanya lagi dengan ekspresi mencemooh, "Memangnya kamu kira bisa membantu kalau pergi ke sana sekarang?"Ucapan ini membuat wajah Yudha dipenuhi amarah. Dia sangat mengkhawatirkan para tentara yang berjaga di perbatasan. Bagaimanapun, mereka semua hanya tahu bersenang-senang dan tidak pernah becus dalam bekerja.Hanya pengawal pribadinya, Braja, yang bisa diandalkan di sana. Namun, Braja tidak memiliki status apa pun, orang-orang itu tidak mungkin mendengarkannya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1023

    Saat ini, beberapa tentara bergegas mengadang di depan Braja. Salah satunya berseru, "Jenderal, cepat kabur!"Braja pun menggertakkan giginya, lalu berbalik dan melarikan diri dari sana. Tanpa diduga, sebelum sempat mengambil langkah, mereka sudah dikepung lagi oleh orang-orang yang memegang pedang. Kecepatan orang-orang ini sangat tinggi, seperti ingin menghabisi mereka dengan kejam.Braja melawan mati-matian, tetapi malah ditikam dari belakang. Karena tidak bisa mengelak, lengan Braja juga dipotong sampai putus!Darah sontak menciprat. Rasa sakit yang dahsyat ini sampai membuat sekujur tubuh Braja gemetaran. Meskipun begitu, dia tetap berusaha untuk bertahan.Sementara itu, para tentara di belakang terus berjatuhan. Terlihat darah mengalir ke mana-mana dan mayat berserakan.Pada akhirnya, Braja yang tidak bisa melawan begitu banyak orang sendirian pun tewas dengan tragis.Pada saat yang sama, Raja Tanuwi memimpin 80.000 pasukannya untuk menyerbu barak di perbatasan. Di sisi lain, Mur

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1024

    Ketika melihat musuh yang begitu banyak, Murad ketakutan hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Zaabit yang berdiri di sampingnya pun tampak cemas. Dengan napas memburu, dia bertanya kepada Murad, "Jenderal, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Pasukan menyerang perbatasan, mereka tidak memiliki kekuatan tempur. Murad menggertakkan gigi, lalu melambaikan tangannya dan membalas, "Kalau terus berada di sini, kita hanya akan mati!""Maksud Jenderal ...," tanya Zaabit.Murad menahan kepanikan dalam hatinya sembari menginstruksi, "Mundur! Kita hanya bisa mundur sekarang!"Zaabit yang berdiri di samping pun tertegun mendengarnya. Mundur? Jadi, Murad ingin mengabaikan kota dan para penduduk begitu saja?Zaabit menelan ludahnya dengan gelisah. Ketika ingin berbicara, dia malah mendapati Murad sudah melarikan diri dengan tergesa-gesa.Zaabit melirik sekilas para rakyat Provinsi Ladu. Kemudian, dia menggertakkan gigi dan ikut melarikan diri!Sebelum pasukan Raja Tanuwi menyuruh semuanya untuk meny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1025

    Dalam keadaan seperti itu, Kerajaan Monoma hanya akan menyerang Provinsi Suntra, sedangkan Raja Tanuwi akan menahan Yudha.Dengan kata lain, Kerajaan Nuala sudah berada dalam kondisi pasif, bahkan tidak memiliki peluang untuk melawan!"Hehe. Di sini terlalu jauh, kita nggak bisa mendengar suara apa pun meskipun ada keributan. Hais, sayang sekali, aku nggak bisa melihat pasukan kalian diserang habis-habisan!" ejek Taufik. Ejekan ini pun membuat ekspresi Yudha sangat masam."Yudha, aku tahu apa yang kamu khawatirkan. Kamu khawatir Kerajaan Agrel akan menyerang pusat Kerajaan Nuala, 'kan? Tenang saja, mereka nggak akan melakukan itu," lanjut Taufik.Yudha memicingkan mata mendengar ini. Sesudah merenung dengan saksama, dia baru memahami maksudnya."Kalian ... ingin menguasai salah satu provinsi secara utuh. Benar begitu?" tanya Yudha dengan nada dingin.Taufik pun tertawa terbahak-bahak sebelum menimpali, "Tepat sekali! Karena kamu memahaminya, mari kita membahasnya langsung. Aku rasa kam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1026

    Ekspresi Yudha tampak sangat suram saat mendengar perkataan Taufik ini. Saat ini, Taufik berkata lagi, "Yudha, tadi aku sudah bilang kami nggak akan menyerang Kerajaan Nuala. Tapi, kami pasti akan menguasai wilayah yang sudah kami taklukkan. Inilah alasan kami melakukan semua ini.""Jujur saja, karena kamu ditahan di sini, pasukan Agrel dan Monoma yang berjumlahkan 80.000 orang bisa saja menyerang 3 provinsi sekaligus. Raja Tanuwi sangat hebat, 10 hari sudah cukup baginya.""Tapi ... apa gunanya menyerang sebanyak itu? Lebih baik kami taklukkan 1 provinsi untuk dikuasai. Berhubung kalian nggak bisa melindunginya dengan baik, kami tentu nggak akan membiarkan kalian merebutnya. Jadi, yang ingin kami lakukan adalah menguasai 1 tempat secara utuh!" jelas Taufik yang menyunggingkan senyuman penuh kemenangan.Begitu mendengar penjelasan ini, Yudha merasa kebenarannya memang seperti itu. Kerajaan Nuala kacau balau sekarang. Yudha sendiri tidak tahu bagaimana cara mengatasi kekacauan ini. Saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1027

    Begitu mendengar semua keluhan itu, Jihan kesal setengah mati!"Huh! Kalau Keluarga Juwanto nggak mengacau, mana mungkin ada kejadian seperti ini? Aku sudah memberikan 3 provinsi, tapi mereka masih nggak tahu diuntung.""Kita nggak akan kehilangan wilayah kalau Keluarga Juwanto nggak membuat onar! Sekarang, kalian ingin menyalahkanku atas masalah ini? Benar-benar menteri hebat!" bentak Jihan.Perkataan ini membuat para menteri itu seketika merasa malu. Mereka tahu bahwa yang dikatakan Jihan memang benar.Keluarga Juwanto ingin memisahkan 3 provinsi dari Kerajaan Nuala. Masalah ini tentu harus diatasi, mereka tidak mungkin membiarkan Keluarga Juwanto bertindak sewenang-wenang.Namun, tidak ada yang menyangka bahwa Kerajaan Agrel dan Kerajaan Monoma akan bekerja sama. Mereka bahkan bertindak segesit ini! Hanya dalam beberapa hari, mereka sudah mendapatkan hasil sebesar ini!Saat ini, Ardi berdiri dan berkata, "Yang Mulia, Kerajaan Agrel dan Kerajaan Monoma menyerang demi mendapatkan 1 pr

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1028

    Ardi tetap memilih untuk diam. Saat ini, Jihan berkata, "Kalau begitu, biarkan Wira mengambil alih komando. Masih ada berapa banyak pasukan yang bisa diutus Kerajaan Nuala?"Fayd selaku menteri perang menghela napas sebelum menjawab, "Yang Mulia, total pasukan yang bisa diutus tidak sampai 120.000. Seluruh pasukan garnisun bisa dimobilisasi, begitu juga dengan pasukan di ibu kota. Tapi, demi keamanan, jumlah maksimumnya hanya 120.000 tentara.""Bagaimanapun, kita masih harus berjaga-jaga dari Keluarga Juwanto. Kalau tidak ada mereka, masih ada 30.000 tentara yang bisa diutus lagi sehingga jumlahnya menjadi 150.000 tentara. Kalau 30.000 tentara ini pergi ke perbatasan, takutnya kita kesulitan melawan Keluarga Juwanto," jelas Fayd.Semua orang sontak terdiam mendengar penjelasan ini. Wira dan Yudha sama-sama luar biasa. Akan tetapi, apakah mereka bisa melawan jika kekurangan pasukan?"Yang Mulia, Kerajaan Monoma mengutus 50.000 tentara, tapi masih belum termasuk para elite. Jelas, mereka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1029

    Kalau tidak, Kerajaan Nuala yang dulunya makmur tidak akan terjebak dalam situasi seperti ini. Sayangnya, mereka tidak sekuat sebelumnya lagi karena ayah mendiang Raja Bakir yang tewas dipenggal dan Pasukan Zirah Hitam yang dibubarkan.Yudha duduk di tendanya selama semalaman. Keesokan pagi, dia baru mengirim surat kepada Jihan. Di sisi lain, Jihan juga tidak tidur semalaman.Meskipun Keluarga Juwanto adalah penyebab kekacauan ini, para rakyat tetap akan mencela Jihan kalau mereka kehilangan 2 provinsi. Keluarga Juwanto bahkan bisa menggunakan alasan ini untuk mendesaknya turun takhta.Apabila Kerajaan Nuala benar-benar kehilangan wilayah, Keluarga Juwanto sudah pasti akan menjadi makin merajalela. Takutnya, Jihan akan makin sulit untuk memenangkan hati para menteri dan rakyat.Suara rakyat adalah yang paling menakutkan. Mungkin saja, Jihan akan dipaksa oleh para rakyat untuk segera menyerahkan takhtanya.Pagi harinya, Jihan menerima balasan surat Yudha yang dibawakan oleh merpati. Beg

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3002

    Meskipun Dahlan sangat membenci Wira dan ingin membunuhnya, dia tetap mempertimbangkan untung rugi dengan baik.Menyatakan perang terhadap Wira memang mudah. Namun setelah itu, akan ada banyak reaksi berantai yang harus dihadapi.Jika semua reaksi berantai itu tidak dipertimbangkan dengan matang, di masa depan hal ini bisa membawa masalah yang tidak perlu bagi mereka. Inilah poin paling sulit.Sudut bibir Senia agak berkedut. Dia melangkah ke depan Dahlan, mencengkeram kerah bajunya dengan erat. Jika tatapan mata bisa membunuh, Dahlan pasti sudah mati berkali-kali.Tatapan yang begitu menakutkan, seperti dua pedang tajam yang siap menusuk. Tidak ada yang berani menatapnya langsung."Ibu, kenapa?" Dalam pandangan Dahlan, Senia selalu tampak bijaksana. Jika tidak, mustahil bagi seorang wanita bisa mencapai posisi seperti ini, bahkan menjadi sosok yang berada di atas semua orang.Pencapaiannya sudah cukup untuk membuat semua wanita di dunia ini merasa bangga. Lagi pula, wanita yang menjad

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3001

    Keesokan pagi, Wira dan rombongannya berangkat. Osman memimpin para pejabat untuk mengantar kepergian mereka. Terlihat jelas bahwa Osman sangat menghormati Wira.Selain itu, seluruh rakyat turut mengantar saat tahu Wira akan pergi. Harus diakui bahwa Wira sangat dicintai oleh rakyat.Bukan hanya di Provinsi Yonggu dan Provinsi Lowala, bahkan di wilayah lain pun Wira sangat dihormati. Bagaimanapun, pengorbanan Wira memang tidak kecil. Namun, semuanya membuahkan hasil yang sepadan.Saat Wira dalam perjalanan kembali ke Provinsi Yonggu, situasi di Kerajaan Agrel kurang baik.Saat ini, Senia duduk di singgasananya dengan wajah suram. "Apa kabar ini benar?"Senia baru mendapat kabar bahwa semua orang yang diutusnya ke wilayah barat tewas. Bahkan, Panji juga tidak bisa kembali lagi. Padahal, Panji adalah kartu trufnya yang terpenting.Karena ucapan Panji, Senia baru bersedia mengeluarkan 5 miliar gabak untuk berdamai dengan Wira. Jika tidak, dia lebih memilih untuk mengorbankan putranya dari

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3000

    Di wilayah dua provinsi yang damai tanpa konflik ataupun perang, tentu tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Namun anehnya, meskipun bisa tinggal di rumah besar di luar, ada yang memilih rumah sederhana di Dusun Darmadi. Hal ini memang sulit dimengerti. Mungkin, Dusun Darmadi memberikan rasa aman bagi Ramath."Hasil terbesar yang kami capai dalam perjalanan kali ini adalah membunuh Jaran. Selain itu, Caraka yang selalu mengikuti Senia, juga tewas di tangan kami. Dengan kematian mereka berdua, kekuatan Senia jelas berkurang banyak," ucap Wira dengan puas.Ini adalah pencapaian terbesar dari perjalanan kali ini, wajar jika Wira merasa senang.Para hadirin di sekitar mengangguk setuju. Mereka juga tidak menyukai orang-orang dari Kerajaan Agrel. Ketika perang besar empat kelompok terjadi, Kerajaan Agrel adalah pihak yang menekan mereka paling keras.Meskipun sekarang situasi sudah damai, orang-orang dari Kerajaan Nuala tetap menyimpan dendam dan menjaga jarak dengan Kerajaan Agrel. Konfl

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2999

    "Tuan Wira, kamu sangat senang dengan kesembuhan Lucy sampai melupakan temanmu ini. Aku ini raja lho. Aku sampai datang ke gerbang kota untuk menyambutmu. Setidaknya, kamu harus menjaga harga diriku sedikit.""Kalau terus membuatku berdiri di sini, apa yang akan dikatakan para menteriku nanti? Kelak gimana aku bisa mempertahankan wibawaku di depan mereka?"Osman berkata sambil tertawa. Jelas, itu hanya candaan tanpa maksud serius. Dia tidak mungkin benar-benar menyimpan dendam terhadap Wira.Wira tersenyum sambil menggeleng. Pemuda ini memang nakal. Para menteri yang hadir pun ikut tersenyum."Sudah, sudah, sejak kapan kamu jadi orang yang suka cemburu? Sekarang kamu seorang raja. Kamu seharusnya bicara yang bijak. Kalau nggak, kelak kamu benaran sulit mempertahankan takhtamu!" Wira ikut bercanda.Di tengah tawa dan obrolan santai, Wira dan rombongan memasuki ibu kota. Karena sebelumnya sudah mengetahui kepulangan Wira, Osman telah menyiapkan perjamuan.Ketika Wira tiba bersama rombong

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2998

    Bisa dikatakan, hampir tidak ada pemimpin seperti Wira di dunia ini."Semuanya sudah beres. Raja kami mengikuti saran darimu dan mengeluarkan banyak dana untuk bantuan bencana. Sekarang keadaan sudah stabil dan rakyat sudah tenang. Kami benar-benar berterima kasih kepadamu."Sambil tersenyum, Trenggi meneruskan, "Kalau bukan karena saranmu, mungkin Kerajaan Nuala sudah jatuh dalam kekacauan sekarang ...."Ketika membahas hal ini, Trenggi tidak bisa menahan diri untuk menggeleng. Seperti yang Wira perkirakan sebelumnya, karena tidak ada bantuan bencana, banyak rakyat menderita dan masalah terus bermunculan.Ketika rakyat tidak bisa makan, mereka tentu bisa melakukan apa saja. Untungnya, bantuan segera diberikan sehingga masalah teratasi dan tidak terjadi kekacauan yang lebih besar.Namun, pada awalnya Osman tidak berniat menggunakan kas kerajaan untuk menghemat uang. Meskipun ingin membantu rakyat, dia tidak berani mengambil risiko itu demi melindungi dirinya sendiri.Bagaimanapun, jika

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2997

    "Sepertinya orang-orang dari wilayah barat nggak akan melepaskanmu begitu saja. Jadi, apa rencana selanjutnya?""Menurutku, kita bisa mencoba cara lain, yaitu dengan menyerang wilayah barat terlebih dahulu. Wilayah barat cuma sebuah negara kecil di perbatasan. Alasan mereka bisa bertahan sampai sekarang cuma karena punya gurun sebagai pelindung alami.""Kamu sudah menjelajahi gurun itu sekali, jadi pasti sudah tahu jalannya. Kalau kamu memimpin, ditambah pasukan dari kedua belah pihak, kita pasti bisa menghancurkan mereka. Ketika saat itu tiba, jangankan penguasa kecil di Provinsi Tengah, bahkan seluruh wilayah barat pun akan tunduk kepada kita."Trenggi menjelaskan dengan perlahan. Sejak dia menjadi Jenderal Besar Kerajaan Nuala, dia selalu memikirkan cara untuk memperluas wilayah kekuasaan kerajaan.Di masa kekacauan, yang kuat yang berkuasa. Untuk menjadi penguasa di tengah kekacauan, hal pertama yang dibutuhkan adalah tanah yang cukup luas dan rakyat yang banyak. Hanya dengan itu,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2996

    Pihak Wira hanya ada empat orang, sementara mereka memobilisasi puluhan ribu orang dan masih gagal menghentikan Wira. Jika sampai berita ini tersebar, bukankah mereka akan menjadi bahan tertawaan? Sungguh memalukan."Jenderal, kami sudah berusaha sekuat tenaga. Dalam perjalanan kembali, kami sudah menghitung jumlah korban. Ada lebih dari 800 orang yang tewas.""Bahkan, Caraka juga tewas di tangan Wira. Kami gagal menjalankan tugas. Mohon Jenderal dapat memaafkan kami ...."Seorang wakil jenderal perlahan-lahan maju, lalu segera membungkukkan tubuhnya dan berbicara. Dia merasa sangat gelisah.Saka terkenal tegas dan ketat. Kegagalan dalam menjalankan tugas tentu sulit untuk dimaafkan. Dia menatap dingin wakil jenderal itu, lalu mengerutkan alis dan berkata, "Mereka sudah pergi. Nggak ada gunanya dibahas lagi.""Segera cari orang yang lebih dapat diandalkan dan kejar rombongan Wira. Aku nggak peduli siapa mereka atau sejauh apa mereka melarikan diri. Intinya, orang yang berani menentangk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2995

    Setelah mengatakan itu, Caraka memandang orang-orang di belakangnya. Meskipun mereka berasal dari wilayah barat, mereka juga mematuhi perintahnya karena sekarang dia sudah memegang kekuasaan besar. Apalagi sekarang dia juga sudah mendapat informasi yang tepat dari Wira.Sebelum datang ke sini, Saka sudah menyerahkan tugas penting ini pada Caraka dan semua pasukan yang berada di sana harus tunduk pada perintah Caraka. Meskipun Wendi sudah menyiapkan formasi racun di sekitar, mereka tetap terus menerjang ke arah Wira dan yang lainnya dengan kekuatan yang luar biasa saat Caraka memberikan perintahnya."Agha, bunuh dia," kata Wira yang sudah mulai kesal karena Caraka terus mendesaknya sambil menatap Agha di sampingnya."Kak Wira, kamu harus hati-hati. Aku akan pergi memenggal kepala orang itu sekarang juga," kata Agha, lalu langsung melompat dan segera menerjang ke arah Caraka. Darah mengalir dengan deras di semua tempat yang dilewatinya.Melihat Agha begitu berani, para pasukan di sekitar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2994

    "Jaran sudah bertemu dengan kami. Tapi, sekarang dia bukan hanya nggak muncul di hadapanmu, dia juga nggak ada di sampingku. Jadi, kamu rasa dia pasti ada di mana sekarang?" kata Wira sambil terus memikirkan langkah selanjutnya karena dia tidak bisa terus terjebak di sana.Jumlah di pihak lawannya begitu banyak, Wira merasa dia pasti akan rugi jika bertarung dengan mereka di sana. Ditambah dengan banyaknya orang di sekitarnya, satu-satunya caranya untuk keluar dari sana adalah menggunakan taktik melarikan diri.Pada saat itu, pandangan Wira pun tertuju pada Wendi. Saat mereka dikepung Saka sebelumnya, Wendi mengeluarkan dua tabung bambu dari sakunya. Setelah menyebarkan isi tabungnya, bahkan orang-orang yang berdiri jauh dari mereka pun merasa matanya sakit. Sementara itu, orang yang berdiri lebih dekat dengan mereka, kebanyakan yang langsung kehilangan nyawanya.Jika bukan karena begitu, Wira juga tidak akan membiarkan Wendi ikut bersamanya. Wanita ini jauh lebih mengerikan dari yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status