Share

Bab 89

last update Last Updated: 2024-06-27 21:34:34

"Mati kalian!" jerit Nora yang terdengar mengerikan di telinga preman itu. Sepertinya mereka telah salah mengikuti perintah seseorang dengan bayaran besar untuk melenyapkan gadis ini bersama suaminya. Percuma menerima bayaran besar jika hanya untuk mengantarkan nyawa pada gadis ini saja.

Saat Nora berhenti, ia menyugar rambutnya yang telah basah oleh keringat dan cipratan darah. Ia mengatur napasnya yang menderu.

Kepalanya menoleh untuk melihat preman terakhir yang belum ia habisi. Matanya melebar saat preman itu ternyata tengah menatapnya dengan gurat ketakutan yang sangat ketara.

"Oh, sudah bangun rupanya," ejeknya lirih. "Lihatlah, teman-temanmu yang tadi menertawakan ku dan mengatakan akan memuaskan hasrat menggunakan tubuhku lalu melenyapkan ku, kini justru telah kehilangan bentuk kepala mereka, apakah sekarang ini giliran mu?" Nora berkata pelan namun tajam menusuk.

Setiap katanya bagaikan nyanyian kematian di telinga preman itu. "Ja-jangan bunuh saya! Saya ha-hanya suruhan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 90

    "Aku harus cepat!" Nora berlari mencari sumber suara hingga kakinya berkali-kali tergores ranting tajam yang ia lewati. Hingga saat sudah cukup jauh, tampaklah sebuah Villa tak terpakai dengan tanaman rambat yang menjulur di setiap sudut. Nora menghentikan langkahnya sejenak saat suara tembakan itu semakin jelas terdengar. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke arah sekeliling. Area depan ini tidak ada satu orangpun, jadi, sudah pasti Kenzo ada di dalam sana. Dengan cepat, Nora berjalan memasuki villa yang tampak menyeramkan tersebut. Kondisi di dalam sangatlah gelap. Nora hanya bisa mengandalkan cahaya bulan yang masuk melalui celah-celah atap rusak sebagai penerang jalanya. Aroma lumut yang lembab seketika langsung menusuk hidung Nora sampai-sampai gadis itu menahan rasa mualnya. "Shh, licin." Langkah Nora penuh kehati-hatian karena jika salah melangkah, sudah pasti ia akan terpeleset sebab lantainya sangat licin akibat lumut lembab yang menjadi penghias lantai tersebut. Dor!

    Last Updated : 2024-06-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 91

    "Akh!" Kenzo kembali melepaskan timah panasnya membuat preman tersebut jatuh terduduk. Brak! Kepala preman itu dipukul menggunakan balok kayu di tangan Nora yang mana hal itu membuat tubuhnya jatuh tersungkur ke atas lantai yang kotor lagi berlumut.Brak! Brak! Brak! Nora terus menghantam kepala preman tersebut hingga beberapa kali seperti yang ia lakukan pada preman-preman yang lain. Hingga beberapa saat kemudian, preman itu sudah tak mengeluarkan suara. Darah terlihat mengalir membentuk sebuah genangan berwarna merah kehitaman di atas lantai yang berwarna putih. Gadis itu menghentikan pukulannya lalu mengusap kepalanya untuk menyingkirkan rambut depannya menghalangi wajah. Tubuhnya berkeringat sampai terasa basah dan lengket. "Sepertinya dia sudah tewas." Kenzo mendekati Nora dengan tatapan tertuju pada preman tersebut. "Kita tinggalkan saja, ayo," ajak Kenzo sembari menggandeng tangan Nora. Nora menganggukkan kepalanya. Sepasang suami istri itu kemudian berjalan menuju pi

    Last Updated : 2024-07-01
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 92

    Tut! "Ken! Denyut nadinya sangat lemah!" seru Nora panik. Namun, mereka tak bisa bertindak secara gegabah karena justru bisa membuat penjaga pos itu semakin bertambah parah. Tak lama, terdengar langkah menderap dari luar yang menandakan bahwa para anak buah Kenzo sudah datang. "Tuan! Nyonya!" panggil Sam. Pria itu datang dengan beberapa anggota serta salah satu anggota yang ahli di bidang kesehatan. "Apakah kalian baik-baik saja?" tanyanya. Nora menganggukkan kepalanya. "Kami tak apa, cepat tangani penjaga pos ini," perintahnya. "Baiklah," balas Sam. Kemudian ia menyuruh anggota tersebut untuk menangani si penjaga pos. "Apakah Tuan tahu siapa yang telah melakukan penyerangan?" tanya Sam. "Kami di serang oleh para preman. Tapi kami belum sempat tahu siapa yang menyuruh mereka, dua orang itu sudah melarikan diri," jelas Nora. "Dua orang?" ulang Sam. Kenzo menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Sam mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencari bekas penyerangan.

    Last Updated : 2024-07-03
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 93

    "Sedang apa kau!?" Reyna menegang. Ia menolehkan kepalanya ke samping. Seketika, matanya membulat saat melihat keberadaan Gian di sana. Pria dengan stelan jaz itu berjalan mendekati Reyna yang masih mematung. Posisinya berdiri sekarang tidak jauh dari kamar anak buah sang suami yang baru saja ia datangi. Ia takut jikalau suaminya itu mengetahui kebusukannya. Tatapan Gian memicing melihat kegugupan Reyna yang sangat ketara. 'Kau takkan bisa lari dariku kali ini,' batinnya. "K-Kak Gian?" gugup Reyna. Gian menatap Reyna dari atas sampai bawah dengan tatapan mencemooh. "Tubuhmu sangat kotor," hinanya. Kening Reyna mengerut. Ia menunduk untuk memerhatikan penampilannya. "Kotor? Tidak ada yang kotor, Kak, Reyna sudah mandi." Tanpa membalas ucapan istrinya, Gian meraih tangan wanita itu dan menariknya menuju kamar mereka. Langkah Reyna terseok-seok mengikuti langkah besar sang suami yang terlihat tengah menahan emosinya. Padahal, pria itu baru saja pulang dari kantor. "Ada apa Kak?

    Last Updated : 2024-07-05
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 94

    Kepingan gelas kaca itu menyebar di atas lantai. Sedangkan coklat panas itu mengenai kakinya. "Awhh, ada apa ini?" lirih Nora. Gadis itu berjongkok untuk membersihkan kepingan kaca yang menyebar dengan sebuah sapu kecil dan sebuah sekop. Setelah selesai, ia mencuci tangannya dan pergi ke kamar mandi dapur untuk mencuci kakinya. Dari arah belakang, dapat ia dengar suara langkah kaki yang tidak hanya satu tengah berjalan menuju ke arahnya. "Nora!?" "Sayang Anak Bunda!?" "Nora!? Kau tak apa menantuku!?" Teriakan beruntun dapat Nora dengar dari luar kamar mandi dapur. Saat ini kedua orang tuanya berkunjung ke kediaman Antarez untuk melihat kondisinya dan Kenzo pasca kejadian rencana pembunuhan satu hari yang lalu. Mereka telah melakukan makan malam di ruang makan. Sebelum pergi ke kamarnya, Nora tadinya berencana untuk menikmati secangkir coklat panas. Namun, rencana hanyalah tinggal rencana. "Di mana dirimu Nora!?" seru Kenzo. Nora muncul dari dalam kamar mandi. Ia di suguhkan

    Last Updated : 2024-07-09
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 95

    "Ken." Nora meraih rahang tegas Kenzo dan mengelusnya pelan. Tatapan penuh cinta tak bisa ia elakkan saat menatap sang suami. "Aku bersungguh-sungguh." Kenzo meraih kedua tangan Nora dan membawanya mendekat pada mulutnya untuk ia cium dengan khidmat. "Tidurlah," perintahnya. Ia membawa Nora dalam pelukannya lalu membaringkan tubuh mereka. Keduanya mulai memejamkan mata. 'Aku juga merasakan hal yang sama, tetapi, biarlah aku pendam agar dirimu tak bertambah resah,' ucap Kenzo dalam hati. Sebelum benar-benar terlelap, ia mengecup kening Nora. 'Meskipun dirimu tak pernah mengucapkan kata cinta, aku sudah tahu bagaimana perasaanmu melalui semua tindakanmu, Ken,' batin Nora. Ia mulai terlelap saat Kenzo mengecup keningnya. Di lain tempat, Gian kini tengah berada di sebuah klub malam untuk menuntaskan hasratnya pada para kupu-kupu malam. Ia tak mempedulikan bagaimana kondisi Reyna saat ini dan di mana istrinya itu berada sekarang. Reyna. Wanita itu kini tengah berada di sebuah rumah s

    Last Updated : 2024-07-09
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 96

    "Aku harus bertindak cepat setelah ini. Aku tak bisa menundanya lagi. Jika pun aku tak bisa melenyapkan Kak Nora, aku akan merebut Kak Kenzo dengan caraku sendiri." Reyna menggenggam ponselnya dengan erat. Kemudian wanita itu membaringkan tubuhnya memunggungi Hercules. "Aku akan melakukan rencanaku!" .... Di sebuah ruangan yang remang-remang, dengan cahaya lilin yang berkerlip lemah, tampak Nora berdiri di depan cermin besar yang sudah kusam oleh waktu. Di luar, hujan turun deras, memukul-mukul jendela kayu tua yang berderit pelan."Akhirnya, waktunya tiba. Bertahun-tahun aku terkurung dalam bayang-bayang ketidakadilan ini. Mereka pikir aku akan terus diam, menyerah pada nasib? Tidak! Aku tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja."Nora menatap bayangannya di cermin dengan tatapan tajam, penuh dendam yang telah lama dipendam."Kau mencuri segalanya dariku. Keluarga, harga diri, bahkan harapan. Tapi mereka lupa bahwa dari abu kehancuran, api baru bisa menyala. Api yang lebih g

    Last Updated : 2024-08-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 97

    Di sisi lain, Kenzo yang berada di dalam kamar mengerjapkan matanya ketika tangannya meraba-raba ke samping dan tidak menemukan keberadaan sang istri di sampingnya. "Nora!?" panggil Kenzo dengan suara keras. "Dimana dia?" Pria itu bangun dari tidurnya dan beranjak duduk. Kepalanya menoleh ke sana kemari untuk mencari keberadaan sang Istri. Pintu kamar tertutup rapat. Pintu kamar mandi pun sama. Kenzo turun dari atas ranjang dan kemudian berjalan menuju pintu keluar. Saat ini, Kenzo telah keluar dari dalam kamar. Suasana rumah yang sepi seketika menyambutnya. Tanpa memikirkan penghuni lain akan merasa terganggu atau tidak, pria itu akhirnya berteriak. "Nora!" panggilnya yang mana hal itu membuat suaranya menggema di seluruh penjuru rumah. Kenzo dapat merasakan jantungnya berdetak lebih cepat sekarang. Ia takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan pada istrinya saat ini, mengingat baru saja mereka telah mengalami insiden mengerikan di area villa tersebut. Pria itu tidak tahu sa

    Last Updated : 2024-08-29

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 105

    "Hahaha!" Nora tertawa terbahak-bahak dengan menatap Reyna tajam. Ekspresi bengis terpampang jelas di wajah cantiknya. "Aku bahkan tak tahu apakah aku bisa benar-benar memaafkanmu, Reyna,"Di depan Reyna, Nora berdiri tegak. Gadis itu mengambil sebuah botol berisi racun di dalam saku jaketnya. Sorot mata Nora tampak dingin, seperti cahaya remang yang memantul di permukaan cairan berbahaya itu. Dia terlihat tak berperasaan, wajahnya menyiratkan kekecewaan yang mendalam. "Minum ini, Reyna," perintahnya dengan suara datar, seolah mengabaikan rasa takut yang terpancar dari Reyna. "Jika kau memang menyesal, buktikan padaku."Reyna menatap botol itu, mulutnya terasa kering. "Kak, tolong… jangan lakukan ini!" ucapnya, suara penuh kepanikan. "Kita bisa menyelesaikannya dengan cara lain. Ingat Kak! Kita pernah menjadi saudara!"Nora mengangkat bahu, senyum sinis menghiasi wajahnya. "Saudara? Aakah kau benar-benar percaya bahwa kita masih bisa menjadi saudara lagi setelah semua yang kau lak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 104

    Nora menatap ke arah hutan yang gelap, napasnya teratur namun penuh semangat. "Waktunya telah tiba. Kita tidak akan mundur. Kita harus menghadapi ini, Kenzo." "Ayo kita lakukan. Jika Reyna ada di sini, kita akan menemukannya."Nora merasakan getaran di sakunya. Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama Ayah di layar. Dengan sedikit keraguan, ia mengangkat telepon."Nora, kami semua mendukungmu," suara Ayahnya terdengar tenang namun tegas, "Reyna telah melampaui batas. Dia tidak hanya mengkhianati kita, tapi juga merusak kehormatan keluarga. Kau tahu apa yang harus dilakukan."Suara Bundanya kemudian terdengar, lembut namun penuh kepastian, "Kami percaya padamu, Nak. Ini bukan lagi soal pribadi, tapi soal keluarga. Jika kau ragu, ingatlah betapa Reyna telah membuat kita terluka."Nora menggenggam ponselnya lebih erat, menghirup napas dalam-dalam, dan menatap Kenzo. "Ayah dan Bunda telah berbicara. Semua mendukung kita," katanya, matanya berbinar dengan tekad yang baru.Kenzo mengangg

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 103

    "Ken!" Nora menatap Kenzo yang juga tengah menatapnya saat ini. Gadis itu menyibak rambutnya yang berkeringat. Keheningan di dalam markas segera pecah menjadi sorakan kegembiraan. Para anggota mafia, yang sebelumnya tegang menyaksikan pertarungan, kini bersorak merayakan kemenangan Nora atas Gian. Suara tawa dan teriakan penuh semangat menggema di seluruh ruangan, menandakan bahwa mereka telah berhasil mengalahkan musuh yang selama ini menjadi ancaman bagi mereka."Untuk Nyonya Nora!" teriak salah satu anggota, mengangkat senjata dengan penuh semangat. Suara tepuk tangan dan sorakan lainnya menyusul, menyebar dengan cepat seperti api. "Dia telah menyelamatkan kita semua!"Kenzo berdiri di samping Nora, wajahnya menampakkan kepuasan dan kebanggaan. Ia mengamati sekeliling, menyaksikan bagaimana para anggotanya merayakan keberhasilan itu. "Kita tidak boleh berpuas diri!”" Kenzo mengangkat suaranya di atas keributan. "Kemenangan ini bukanlah akhir. Masih ada tugas penting yang menunggu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 102

    "Mulai sekarang, kita bergerak. Temukan Reyna, hidup atau mati."Para anggota mafia mulai bergerak cepat, mengambil posisi dan menjalankan perintah. Nora berdiri di samping Kenzo, matanya bersinar penuh ambisi dan kebencian. Dalam hatinya, ia tahu ini adalah akhir dari perseteruannya dengan Reyna. Tapi kali ini, ia tidak hanya akan menang—ia akan memastikan Reyna tak pernah kembali.Ketegangan di dalam markas Kenzo tiba-tiba memuncak ketika suara deru mesin mobil dan suara langkah kaki berat terdengar mendekat. Pintu masuk utama dibuka dengan paksa, dan rombongan mafia yang dipimpin oleh Gian melangkah masuk dengan agresif. Mereka mengenakan pakaian gelap, wajah tertutup oleh masker, menunjukkan bahwa mereka datang untuk bertarung. Gian, sosok tinggi besar dengan tatapan menakutkan, berdiri di depan kelompoknya. Senyumnya penuh tantangan saat ia melihat ke arah Kenzo dan anggota mafia yang berkumpul. "Kenzo," ia menyapa dengan nada mengejek. "Dengar, malam ini aku akan mengambil kemb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 101

    "Ck! Aku takkan membiarkan Nora hidup lebih lama! Besok. Yah, Besok. Aku akan mengakhiri semuanya. Aku akan melenyapkannya dan merebut Kak Kenzo!" .... Di sebuah ruang bawah tanah yang gelap dan lembap, markas mafia yang dipimpin oleh Kenzo dipenuhi dengan para anggotanya yang berkumpul di tengah malam. Lampu-lampu redup memancarkan cahaya kekuningan, menerangi wajah-wajah tegang dan bersiap. Meja kayu panjang di tengah ruangan dipenuhi peta, dokumen, dan foto-foto Reyna. Suara berisik dari para anggota mafia yang berbicara dan mengasah senjata memenuhi ruangan, menciptakan suasana tegang yang tak terelakkan. Kenzo berdiri di depan semua orang, tubuhnya tegak, mata tajamnya memandang serius pada anak buahnya yang berjumlah puluhan. Ia mengenakan setelan hitam yang rapi, wajahnya dingin, penuh ketegasan. Rambut hitamnya tersisir rapi, namun aura di sekelilingnya memancarkan bahaya yang tak bisa disangkal. Di tangannya, sebuah pistol berlapis perak tergenggam erat. "Reyna tidak bis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 100

    Nora berhenti sejenak di depan pintu, memandang Sam dengan senyum tipis di wajahnya. "Kamu baik-baik saja, Sam?"Sontak, Sam mengangukkan kepalanya sebagai jawaban. "Aku baik-baik saja, Nyonya," jawabnya. "Sebaiknya kita beristirahat sekarang. Besok pagi, kita akan melakukan pencarian untuk menemukan jalang itu. Kita akhiri saja semuanya. Aku yakin. Semua anggota keluarga kita akan merasa tenang jika benalu itu lenyap." Kenzo menajamkan matanya. .... Dalam kegelapan malam, Reyna berlari tanpa henti, menerobos ranting-ranting kasar dan daun-daun lebat di hutan yang seolah mencoba menahannya. Tubuhnya menggigil, bukan hanya karena dinginnya malam, tapi karena gemetar perasaan yang bergejolak di dalam dirinya. Tangan kirinya masih berlumuran darah Hercules, pria yang pernah begitu mencintainya. Nafasnya berat, namun ia terus berlari, seolah mencoba melarikan diri dari bayang-bayang perbuatan yang baru saja dilakukannya."Tidak ada jalan kembali," gumamnya dalam hati, matanya membara

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 99

    "Astaga..." "Nora!?" seru suara yang tidak asing dari belakang membuat gadis itu menolehkan kepalanya dengan cepat untuk melihat sosok yang telah memanggilnya. "Kenzo?" Nora menatap suaminya yang tiba-tiba sudah berada di sini bersama Sam. Kedua pria itu mendekat dan melihat Hercules yang masih tergeletak di atas lantai. Kenzo langsung membawa tubuh Nora ke dalam pelukannya dengan erat untuk menumpahkan rasa khawatirnya. "Kau baik-baik saja?" tanya Kenzo penuh kekhawatiran. Nora menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Tapi, pria ini." Rossa menunjuk tubuh Hercules dengan tatapan dingin. "Sam, cek keadaannya!" Aroma darah yang samar menyeruak di udara, membuat perut Sam terasa mual. Hercules tergeletak tak bergerak di lantai, genangan darah tampak mulai mengering di sekitarnya.Sam mendekati tubuh itu dengan hati-hati. Wajah Hercules pucat, matanya terbuka kosong, tidak lagi bernafas. Sam berlutut, memeriksa denyut nadinya di leher, tapi seperti yang sudah ia duga, tidak ada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 98

    Sesaat kemudian, wajah Kenzo terkena lampu sorot dari sebuah mobil yang berjalan mendekat. Tak lama, mobil itu berhenti di dekatnya dan terlihatlah siapa yang mengemudikan mobil tersebut. "Tuan!" seru Sam dari dalam mobil yang mana hal itu membuat Kenzo langsung berdiri dan bergerak cepat masuk ke dalam mobil. Setelah Kenzo masuk, mobil pun kembali melaju dengan cepat membelah jalanan yang terlihat cukup senggang. ....Rossa, dengan gerak langkah hati-hati, menelusuri lorong sempit menuju apartemen Hercules yang telah dirinya ketahui. Cahaya bulan yang redup dari jendela di ujung lorong cukup memberikan penerangan baginya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, rasa dendam dan sedikit kekalutan mengisi udara di sekitarnya. Dia tahu bahwa Reyna dan pria itu sedang ada di dalam. Langkahnya semakin pelan saat dia mendekati pintu apartemen.Dengan cekatan, Rossa menyelipkan kunci cadangan yang berhasil ia peroleh dari mencari ke sekitar area pintu dan ternyata kunci itu berada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 97

    Di sisi lain, Kenzo yang berada di dalam kamar mengerjapkan matanya ketika tangannya meraba-raba ke samping dan tidak menemukan keberadaan sang istri di sampingnya. "Nora!?" panggil Kenzo dengan suara keras. "Dimana dia?" Pria itu bangun dari tidurnya dan beranjak duduk. Kepalanya menoleh ke sana kemari untuk mencari keberadaan sang Istri. Pintu kamar tertutup rapat. Pintu kamar mandi pun sama. Kenzo turun dari atas ranjang dan kemudian berjalan menuju pintu keluar. Saat ini, Kenzo telah keluar dari dalam kamar. Suasana rumah yang sepi seketika menyambutnya. Tanpa memikirkan penghuni lain akan merasa terganggu atau tidak, pria itu akhirnya berteriak. "Nora!" panggilnya yang mana hal itu membuat suaranya menggema di seluruh penjuru rumah. Kenzo dapat merasakan jantungnya berdetak lebih cepat sekarang. Ia takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan pada istrinya saat ini, mengingat baru saja mereka telah mengalami insiden mengerikan di area villa tersebut. Pria itu tidak tahu sa

DMCA.com Protection Status