Home / Pernikahan / Perjalanan Balas Dendam Termanis / Bab 4 Hanya Dia Yang Istimewa

Share

Bab 4 Hanya Dia Yang Istimewa

Author: Clavita SA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Perjalanan singkat yang dilewati pun usai dan menepi pada sebuah rumah mewah yang bak istana. Air mancur yang jernih dengan taman bunga indah dihinggapi kupu-kupu tampak jelas bak istana negeri dongeng. Ditambah lampu-lampu taman mengikuti sepanjang jalan semakin memperjelas keindahan yang ada di depan mata.

Segala keindahan serta kemewahan yang ada membuatnya membuka kedua belah mata lebar-lebar.

"Mama ada di dalam, ayo masuk!" ajak Endrick kepada Zsalsya, ia terdiam dan masih terpesona dengan bagian luar rumah itu.

Zsalsya mengerjap, ia menyadarkan diri dari lamunan untuk melanjutkan langkah kakinya kembali.

Sesampainya di sana, seorang wanita dengan rambut ikal sebahu mendatangi Zsalsya. Wanita itu tersenyum begitu melihatnya, seolah tampak senang dengan kedatangan Zsalsya.

Meski masih terkagum-kagum dengan keindahan bangunan itu, ia tidak lupa untuk mengkondisikan dirinya di sana. "Selamat malam, Tante," ucap Zsalsya dengan ramah.

"Mengapa dia datang ke sini?" batin Rosmala.

Dengan wajah terkejut, Rosmala langsung menarik Endrick ke samping, kemudian berbisik. "Bukankah dia anak Pak Firman? Mengapa kamu membawanya ke sini?"

"Dia calon istriku, dan akan tinggal di sini sampai kami menikah," balasnya dengan nada berbisik.

"Mama tidak mengerti, tolong kamu jelaskan ini!" desaknya.

"Nanti saja aku jelaskan, sekarang Mama usahakan supaya dia nyaman berada di sini."

Setelah keduanya berbisik, Rosmala pun menghampiri Zsalsya dan duduk.

"Duduk, Nak, duduk!" ujar Rosmala, antusias.

Zsalsya tidak tahu harus bagaimana. Dirinya serba bingung, sebab pertama kalinya ia datang ke rumah asing dalam keadaan memiliki kesepakatan khusus sebagai pasangan Endrick. Ia takut jika wanita itu tidak dapat menerimanya dengan baik.

Namun rupanya dugaan Zsalsya salah, justru Rosmala yang selama ini meminta kepada Endrick untuk memantaunya terlebih dahulu. Sampai pada akhirnya Endrick yakin bahwa inilah waktunya untuk membawa Zsalsya kepada Ibunya, Rosmala.

Empires Group adalah perusahaan besar yang didirikan oleh Rosmala, wanita tangguh yang berusaha berdiri sendiri demi kehidupannya. Ia terus mengembangkan bisnis di bidang perhiasan ketika dirinya memang sangat tertarik dengan kerlip perhiasan mewah nan mahal pada waktu kuliah dulu.

Rosmala pun tentu sudah cukup banyak tahu mengenai Zsalsya, meskipun sebaliknya Zsalsya tidak terlalu mengenalnya. Zsalsya hanya fokus bekerja di salah satu perusahaan sebagai desain perhiasan tanpa menoleh kanan-kiri.

Sebagai anak tunggal, Endrick seringkali diajak ke acara jamuan para pengusaha besar. Namun, saat itu Zsalsya tidak peduli dengan Endrick. Ia bahkan tidak sedikitpun menyangka bahwa dirinya akan bisa berbicara dan didekati Endrick.

Diam tanpa kata, Endrick meninggalkan Zsalsya dengan Rosmala berdua saja di sana. Ia melangkah menaiki tangga rumah dengan cepat.

"Dia malah pergi begitu saja!" umpatnya pelan. Sepasang matanya tertuju pada punggung Endrick yang semakin jauh dari pandangan.

"Mari duduk!" pintanya sekali lagi. Zsalsya menoleh ke arah Rosmala dan kemudian duduk.

Kejadian dalam hidupnya membuat Zsalsya tidak mudah percaya. Pada pertemuan pertama itu, ia langsung menaruh curiga pada Rosmala yang begitu ramah dan seolah sudah mengenalnya. Dirinya merasa bahwa ini sangat janggal, sebelum adanya kematian, tak sekalipun ia dilirik oleh Rosmala. Walaupun beberapa kali ia sempat mendapat hadiah perhiasan mahal yang jika dipikir-pikir sangat tidak mungkin jika itu didapatkan dari Arzov. Sebab, harganya pun sama seperti setahun gaji Arzov.

Sampai pada akhirnya Rosmala mengungkap sesuatu. "Nak, bagaimana dengan hadiah emas terbarunya? Apa kau suka?"

Pertanyaan itu sungguh menyilaukan pandangan Zsalsya. Ia bertanya-tanya dan....

"Hadiah emas?"

Tentu saja Zsalsya langsung merasa heran. Kedua alisnya bertautan memikirkan hal itu.

Rosmala mengangguk. "Iya, kotaknya berwarna merah dengan pita di atasnya, bahkan saya sengaja menyuruh staff saya sendiri untuk mengirimnya ke rumahmu.

Zsalsya langsung terdiam, ia kembali mengingat sekilas bayangan singkat mengenai kotak yang sempat ia lihat. Tetapi, kotak itu ia dapatkan dari Nana.

Kala itu, ia memang mendapatkan perhiasan dengan kotak merah berpita itu dari Nana, tetapi Nana mengatakan bahwa itu dari Arzov. Kini ia menyadari bahwa selama ini ia ditipu karena mulai menemukan titik terang bahwa Nana memalsukan informasinya.

Apakah itu artinya informasi yang lain pun dipalsukan? Agar dirinya semakin yakin untuk menikah dengan Arzov dan menyingkirkannya jauh dari rumah itu?

Zsalsya mengangguk. "Iya, Tante, sudah saya terima. Terima kasih banyak. Itu pasti sangat mahal sekali~"

"Bukan apa-apa. Saya juga senang memberikannya buat kamu~"

Rosmala akhirnya merasa lega karena perhiasan itu sudah sampai ke tangan orang yang ditujunya.

"Nak, kamu tinggal di sini saja! Nanti biar para pelayan yang menyiapkan semuanya!" pinta Rosmala.

Sekali lagi Zsalsya hanya tersenyum, ia menyahut dengan jawaban yang sangat singkat. "Iya, Tante." Tanpa mengerti dan yakin mengenai jawabannya sendiri.

Rosmala menyilangkan kakinya. "Jangan panggil Tante, panggil Mama saja."

Aneh! Itulah yang kerap kali muncul dalam benaknya.

"Mama tinggal sebentar, ya." Rosmala mengubah silangan kakinya dan langsung berdiri.

Rosmala menoleh ke samping, ia memanggil salah seorang pelayan rumah. Pelayan yang merasa terpanggil pun menghadap padanya.

"Iya, Nyonya. Saya di sini."

"Tolong kamu layani menantu saya dengan baik, jangan biarkan dia merasa kekurangan apapun!" perintahnya kepada pelayan itu.

"Apa! Menantu? Bukankah perjanjian itu baru disetujui tadi, kenapa aku sudah dianggap menantu? Padahal seharian ini saja Endrick terus bersamaku! Kapan dia memberitahunya?" batin Zsalsya gemetar dengan segala perasaan aneh yang menyelimuti hati dan pikirannya.

Keanehan dalam kehidupannya kali ini semakin menjadi-jadi. Zsalsya menyadari banyak hal yang tampak berbeda dari apa yang sempat dijalaninya sebelum kesempatan baru ini datang padanya.

"Mama pergi dulu, kalau kamu lapar tinggal bilang saja~!" ujar Rosmala.

Zsalsya terbangun dari lamunannya. Ia sontak tersenyum seraya mengangguk paham. "Iya, Tante, eh-Mama."

Rosmala membalikkan badan dan pergi. Ia berjalan menaiki tangga untuk menyusul Endrick yang sedang berada di kamar.

***

"Ayahmu datang menemui Mama. Kalau kamu belum menikah juga, maka sudah pasti kamu akan didesak terus-terusan untuk menikah dengan wanita pilihan Ayahmu itu. Kamu tahu sendiri kalau pilihan Ayahmu tidak benar! Memangnya kamu mau menikah dengan janda hanya demi kemajuan usaha Ayahmu setelah beberapa tahun yang lalu dia meninggalkan kita?"

Endrick terdiam. Ia memikirkan dirinya yang tidak ingin menjadi suami dari seorang janda pemilik usaha perdagangan gelap. Sebab, bukan tujuan hidupnya jika nanti harus melanjutkan usaha yang bisa merugikan dirinya..

Jika ia terjun dalam perdagangan gelap, tentu Rosmala akan sangat kecewa karena laki-laki yang dididik susah payah supaya bisa dibanggakan malah menghancurkan hidupnya.

"Aku akan mengusahakan apapun supaya bisa menolak perintah itu. Selama itu bukan keinginanku, aku akan tetap di sini!"

Rosmala mendekat. Ia memegang tangan Endrick.

"Tapi berjanjilah agar apapun yang terjadi jangan sampai menyetujuinya."

Endrick membalas tatapan hangat Rosmala yang seolah tidak ingin kehilangan dirinya.

Related chapters

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 5 Kedatangan Pria Pengganggu

    "Nona, kalau Anda lapar, biar saya buatkan makan malam," ungkap pelayan yang berada di samping Zsalsya. Wanita itu berdiri dengan tubuh agak membungkuk.Namun, sekali lagi Zsalsya menolaknya. "Saya belum lapar, kok, cuma kedinginan saja."Zsalsya merasa tidak nyaman berada di sana, sebab yang ditemuinya bukan orang terdekat dan ia belum terbiasa dengan itu. Baginya, bukan sesuatu hal yang mudah untuk membiasakan sesuatu di tempat baru. Walau pada kenyataannya ia harus terbiasa dengan itu.Sembari duduk ia masih memikirkan Ayahnya di sana yang entah sedang apa. Dirinya memang mengkhawatirkan Firman, tetapi ia berusaha hati-hati agar tidak ceroboh dalam menjalankan misinya ini.Kesedihan yang pernah dilaluinya membuatnya sadar bahwa ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang ada. "Ada apa ini?" ujar Zsalsya keheranan kala tangannya tiba-tiba ditarik oleh seorang pria dengan tinggi sekitar 175 cm dan berkulit hitam. Ia menatap tajam mata Zsalsya.Pelayan yang melayani Zsalsya pun lan

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 6 Ada Yang Tersembunyi

    Zsalsya berjalan keluar dari kamar. Namun apa yang ada di depan mata membuatnya refleks berhenti melangkah. Kedua mata membelalak kala menyaksikan Rejho dan Endrick nyaris baku hantam. "Pantas saja aku dilarang keluar dari kamar," gumamnya.Dag Dig Dug! Detak jantung berdegup hebat dengan tangan gemetar tak karuan. Ia takut jika sampai ada pertumpahan darah di rumah itu, karena tampak dari matanya Rejho yang merah bak dipenuhi amarah.Namun, Rejho langsung mundur dan menjauh dari Zsalsya ketika melihat permata merah pada kalung yang sinarnya membuat Rejho terganggu.Sebelumnya Rejho tidak melihat permata merah pada kalung itu, karena memang sengaja Zsalsya menyembunyikan gantungan kalungnya dibalik pakaian. Namun, ketika ia berusaha membuka kunci kamar, tanpa disadari rupanya gantungan kalung itu keluar dan terlihat."Benda itu ... bagaimana dia bisa memiliki benda itu?!" Sampai Rejho kabur dari hadapan mereka semua karena rasa takutnya. Walau ini bukan akhir dari semuanya.Setelah

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 7 Ketika Mencurigai Target

    Sampai melihat Zsalsya selesai makan, Endrick berdiri dan berbicara kepadanya dengan wajah datar."Ada yang mau saya bicarakan sama kamu. Bisa ikut saya sebentar?" Batin Zsalsya bergemuruh penuh tanya. Rasa penasaran terus berjalan-jalan di kepala mengenai ajakan Endrick. Sungguh, kali ini ia tidak bisa menebaknya. "Entah apalagi yang akan ia katakan padaku?" Otaknya seakan berhenti berpikir kala pikiran bercabang datang bersamaan mengisi kepala. Bukan hanya memikirkan strategi untuk mengubah hidupnya saja, tetapi ia juga memikirkan sang Ayah yang jauh di sana. Ia khawatir jika kedua pertirian itu melakukan sesuatu yang buruk."Semoga Papa baik-baik saja di sana." Do'anya dalam hati dengan penuh harap. Sebab, untuk pulang pun rasanya tidak mungkin setelah ia membatalkan pernikahannya dengan Arzov.Mereka terus berjalan, mengayunkan langkah kaki di antara marmer putih yang mengkilat. Ditemani angin malam yang berhembus menusuk memasuki rongga kulit hingga menciptakan rasa dingin.Sem

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 8 Ada Yang Aneh

    Suara langkah kaki terdengar mengikuti. Zsalsya yang tengah berjalan dengan ditemani salah seorang pelayan pun membuatnya curiga. Ia mempercepat langkah kakinya, tetapi suara langkah kaki baru itu terdengar seolah mengejarnya."Tunggu, Nona!" Zsalsya menghentikan langkah kakinya. Ia menelan ludah dengan pikiran tak nyaman karena menduga yang tidak-tidak."Siapa lagi itu?" gumamnya.Perlahan, ia menoleh dan ....Sontak saja pria itu berhenti melangkah setelah berusaha menyusul Zsalsya. Ia memandang wajah pelayan itu seolah memberi isyarat untuk pergi dari hadapan mereka."Baik, Nona, kalau begitu saya permisi~!" Pelayan itu membungkuk sopan, membalikkan badannya dan pergi.Sedangkan Ibram, ia menggantikan pelayan itu untuk menemani Zsalsya ke sebuah kamar yang dituju."Biar saya antar Anda ke kamar!" katanya dengan sopan.Zsalsya tidak mengenal orang itu, tetapi ia yakin bahwa ia pasti orang suruhan. Entah itu suruhan Endrick atau mungkin Rosmala, begitulah pikirnya."Baiklah," sahutn

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 9 Dua Kotak Spesial

    "Tuan, ini informasi yang saya dapatkan hari ini," ucap Ibram seraya memperlihat sebuah foto pada ponsel yang dipegangnya.Endrick tampak begitu antusias, bahkan pupil matanya sampai membesar kala melihat foto yang baru saja disodorkan oleh Ibram itu.Rupanya, saat Zsalsya dalam keadaan lengah, secara diam-diam Ibram memotretnya dari jarak jauh. Itulah mengapa Ibram tak langsung pergi ketika Zsalsya sudah memasuki kamarnya, tujuannya memang ingin mendapatkan kesempatan yang pas untuk memotret Zsalsya beserta kalung yang dipakainya.Kini, rasa yakin itu semakin bertambah, walau dirinya masih harus mencari tahu lebih lanjut mengenai hal ini."Tetap rahasiakan ini, jangan sampai ada yang tahu, termasuk Zsalsya!" perintahnya."Tentu, Tuan.""Sekarang kau boleh pergi istirahat!" Ibram membungkuk sopan. Lalu, melangkahkan kakinya pergi dari ruangan itu.Endrick menyeringai, ia teringat pada sosok wanita bergaun panjang warna merah muda dengan topeng hitam sewaktu di bar. Bayangannya masih

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 10 Tulus Atau Modus?

    Beberapa saat sebelumnya, Mariana datang ke kamar Endrick. Sebab semalam belum mendapat jawaban mengenai Endrick yang tiba-tiba membawa Zsalsya ke kediaman itu. Mariana meminta penjelasan itu kepada anaknya. Endrick pun menjelaskan tujuannya membawa Zsalsya ke rumah itu.Tetapi, karena melihat sebuah kotak di kamar Anaknya, Mariana pun langsung bertanya. "Dua kotak itu untuk siapa?" Ia merasa penasaran dengan hal itu."Itu untuk Zsalsya, Ma. Nanti aku akan meminta pelayan untuk membawanya ke sana."Mendengar hal itu, Mariana pun langsung antusias memberikan penawaran. "Biar Mama saja yang membawanya ke sana.Mariana rela melakukan itu, supaya Zsalsya semakin nyaman di rumah itu. Ia ingin jika Zsalsya merasa dicintai, karena jika merasa terabaikan maka sudah pasti tidak akan betah berada di sana. Itulah yang tersisip dalam pikiran Mariana sewaktu memberikan penawaran itu.Cklek! Zsalsya yang baru selesai mandi pun segera melangkah keluar. Tetapi, rupanya seorang pelayan dan Mariana sud

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 11 Aku Tidak Ingin Mengenalmu

    "Tunggu sebentar!" tahan Endrick sembari mengambil kotak lain yang ada di sana. Kotak berwarna abu tua yang mana ketika dibuka, itu berisi sepasang jam tangan kulit dan pada bagian bulatannya bertabur berlian.Endrick memakai salah satu jam tangan itu sisanya ia serahkan kepada Zsalsya. "Pakailah, supaya semua yakin kalau kita pasangan!" pintanya. Masih bernada datar dan membuat Zsalsya bertanya-tanya mengenai sikapnya."Kenapa sekarang dia tidak memasangkan jam tangan ini pada pergelangan tanganku? Apa dia kesal karena aku sempat menolak bantuannya saat memasangkan heels?" batinnya seraya melirik ke arah Endrick yang sedang sibuk sendiri dengan jam tangan barunya.Selepas memasang jam tangan ke pergelangan tangannya sendiri, Endrick tidak langsung keluar. Melihat Zsalsya yang masih terdiam, membuatnya langsung bertanya."Kenapa jam tangannya tidak dipakai? Mau saya pakaikan?"Zsalsya yang agak hanyut dalam lamunan itu pun langsung tersadarkan. Ia terhenyak, dan dengan gugup menjawab

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 12 Perbincangan Hangat

    Di kantor, ruang rapat.Ketika itu hendak diadakan rapat perusahaan mengenai proyek besar yang kini dilanjutkan oleh Endrick, karena kini Empires Group telah diwariskan kepada Endrick sebagai anak tunggal Rosmala. Tanggung jawab itu memang sengaja dipercayakan kepada Endrick, karena Rosmala merasa bahwa kini sudah saatnya untuk membuat anaknya membiasakan diri mengelola perusahaan."Dengar-dengar Pak Endrick membawa seorang wanita cantik. Saya penasaran itu siapa? Apa itu mungkin sekretaris barunya?" ucap salah seorang karyawan yang berbisik kepada yang lainnya."Benarkah?" sahut karyawan lain."Pasti sangat beruntung wanita itu kalau menjadi sekretarisnya, karena bisa berdekatan dengan pria setampan Pak Endrick.""Benar. Tapi, bagaimana dengan sekretaris lama? Apa akan dipecat?"Semuanya bertanya-tanya, kala beberapa dari mereka ada yang melihat kebersamaan Endrick dan Zsalsya di kantor.Tak satupun dari mereka menduga bahwa itu kekasih atau pun istrinya. Karena, sejak lama tak ada y

Latest chapter

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 309 END

    Karena kecelakaan terjadi saat Firman sudah tancap gas pergi, sehingga ia tidak tahu bahwa di sana telah terjadi kecelakaan. Ia juga tidak tahu jika yang mengalami itu adalah Mariana.Firman hanya fokus untuk pulang ke rumah tanpa berpikir apapun. Zsalsya yang kala itu tengah memasak pun mendadak ingat kepada Ayahnya, yang membuatnya langsung menghentikan tangannya. Ia melamun, hingga percikan minyak itu membuatnya langsung terhenyak kaget dan menjauh dari wajan tersebut.Endrick yang melihat itu langsung meniupi tangan Zsalsya yang terkena percikan minyak. "Biar pelayan kita saja yang melakukannya!"Endrick menoleh ke samping -- tepatnya ke arah pelayan yang ada di sana. "Tolong kamu lanjutkan!""Baik!" sahut salah seorang pelayan yang saat itu tengah berdiri di sana. Tetapi begitu mendapat perintah, ia pun langsung menuju wajan yang ada di sana.Endrick mengajak Zsalsya pergi menuju kursi yang ada di sana. "Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Endrick yang melihat Zsalsya dengan tata

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 308 Karma Atas Kejahatan

    "Baik, biar saya periksa dulu," ujar dokter itu yang kemudian melakukan pemeriksaan terhadap Firman.Sementara di sana, Mariana mengintip dan kini tengah bersembunyi. Ia terus memperhatikan Firman yang saat ini tengah diperiksa oleh dokter tersebut. "Mana obatnya?" gumamnya.Selang lima menit, pemeriksaan selesai. Dokter itu pun kemudian pergi sebentar untuk mengambil obat untuk Firman.Di kala dokter itu mengambilkan obat, Mariana yang sudah sejak tadi menunggu saat itu tiba pun membuatnya langsung bergegas pergi sejenak mengikuti kemanapun dokter itu pergi.Mariana menghampiri dokter itu ketika obat pada sebuah kotak kecil itu tergeletak di meja."Dok, saya mau memeriksa jantung saya yang sedang kurang baik. Dokter mana, ya, yang suka memeriksanya?" tanya Mariana seraya mengenakan maskernya. Ia bertingkah seolah tidak tahu apa-apa.Dengan santainya, dokter itu pun kemudian menyahut. "Saya dokter jantung. Kalau mau, bisa saya periksa, tapi biarkan saya melayani pasien yang lain dul

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 307 Penguntit

    Rosmala yang belum mendapat kabar apapun, baik itu dari Endrick maupun dari Priyatna -- sopir pribadi Endrick, membuatnya mondar-mandir karena khawatir."Kenapa belum juga ada kabar apapun?" gumam Rosmala yang saat itu dalam kebingungan. Meskipun begitu, ia merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja.Tak lama dari itu, sebuah mobil memasuki halaman rumah dan kemudian mobil itu menepi.Rosmala yang terus mondar-mandir di teras pun langsung menghentikan langkah kakinya. Segera saja ia menuruni sedikit tangga dan langsung menghampiri mobil tersebut yang mana ia pikir bahwa itu adalah Endrick dan seharusnya bersama Zsalsya.Begitu pintu mobil terbuka, langsung terlihatlah kaki Endrick yang keluar dari sana."Nak, akhirnya kamu kembali! Mana Zsalsya?" tanya Rosmala. Ia melihat ke dalam mobil dan saat itu Zsalsya pun memang hendak keluar dari mobil tersebut.Begitu Zsalsya turun, Rosmala langsung memeluk menantunya. "Akhirnya kamu kembali juga. Mama khawatir dengan keadaan kalian. Mengingat

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 306 Titik Kekalahan Para Penjahat

    Telepon Endrick yang saat itu sudah terhubung dengan Piryatna yang merupakan sopir kepercayaannya membuatnya bisa tahu kapan ia akan bergerak melakukan tugasnya. Setelah tahu bahwa Zsalsya ditemukan di lantai dua, sopir pribadi itu pun langsung mengajak kepada para bodyguard untuk mengikuti Endrick ke lantai atas sana. Sedangkan polisi, pada saat yang sama mereka juga masuk dan langsung menyergap. Sontak saja, semua preman yang ada di sana pun langsung berusaha kabur, termasuk Arzov. Namun sayangnya, polisi yang datang jauh lebih banyak dibanding para preman itu sendiri. "Jangan bergerak!" ujar salah seorang polisi sembari menembakkan pistol ke atas. Preman yang saat itu masih berada di sana pun langsung angkat tangan kala para polisi yang sejak awal sudah siap sedia untuk menangkap mereka kini memperlihatkan diri mereka. "Sialan! Kenapa harus ada banyak polisi!" gumam Arzov dengan kedok yang masih terpasang di kepala hingga menutup wajahnya. Namun, polisi yang bertugas la

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 305 Pembebasan

    DOORR!!!Endrick melesatkan peluru dari pistol yang dipegangnya. Sontak, polisi yang sudah bersiap pun langsung turun dari mobil dan mengepung rumah itu. Kyora tidak tahu jika rumahnya telah terkepung dan tidak memiliki jalan lagi untuk keluar.Sekalipun polisi yang mengepung, tetapi mereka tidak langsung masuk ke dalam. Para bodyguard Endrick hanya bersiap siaga di luar rumah."Serahkan Zsalsya padaku sekarang juga!" pinta Endrick. Namun, preman yang ada di sana seolah langsung siap siaga untuk menyerang Endrick. Para saat yang sama, ketika mereka hendak menyerang, Endrick melesatkan peluru ke sebuah botol kaca yang ada di sana, hingga tercipta suara berisik yang membuat para bodyguard Endrick keluar. Ketika para preman lengah karena fokusnya teralihkan kepada para bodyguard Endrick. Lada saat itulah Endrick pergi untuk mencari keberadaan Zsalsya. Endrick memplintir tangan Kyora ke belakang dan langsung menodongnya. "Cepat tunjukkan padaku di mana Zsalsya sekarang berada!" perint

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 304 Taktik Penyelamatan

    "Ma, aku pergi sekarang!" pamit Endrick ketika dirinya sudah menambahkan jaket pada pakaian atasnya. "Iya, Nak!" sahut Rosmala.Mereka yang telah mengatur rencana untuk segala sesuatunya pun kemudian berangkat dari rumah itu untuk kemudian pergi menuju lokasi alamat yang ia dapatkan sebelumnya.Endrick memasuki sebuah mobil. Ia kembali mengemudi sendiri. Kali ini, ia menggunakan mobil yang lain dengan warna putih. Rosmala yang saat itu melihat Anaknya berangkat untuk menyelamatkan Zsalsya pun hanya berdo'a agar selamat dan mereka menjalankan rencana dengan baik dan berhasil, agar bisa membawa Zsalsya kembali.Setelah Endrick pergi, di belakang itu, mobil yang dikemudikan oleh para bodyguardnya ada di belakang mobil Endrick. Hanya saja, saat itu cukup berjarak. Sebab, Endrick tidak mau jika lawan menganggap bahwa Endrick datang bersama orang lain."Zsa, tunggu aku, aku datang untuk menyelamatkanmu sekarang! Kita pasti akan bersama lagi!" ujar Endrick sembari mengemudi. Pandangannya f

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 303 Sebagai Pengingat

    "Tidak tahu terima kasih! Disuapin malah dimuntahin! Makan saja sendiri, terserah kalau kamu lapar juga!" sentak Arzov. Ia menaruh piring itu di meja dan kemudian melangkah pergi dari tempat itu.Arzov segera menemui Kyora, yang mana ada janji yang belum ia tagih sekaligus belum ia dapatkan pula uang yang dijanjikannya.Zsalsya berusaha untuk melepaskan dirinya, tetapi masih susah. "Aku mau buang air! Tolong lepaskan ikatan tanganku!" pinta Zsalsya dengan tegasnya.Namun, kedua preman itu hanya saling memandang satu sama lain. Mereka seolah tengah saling melempar kode melalui pandangan mata. Memutuskan apakah harus melepaskan ikatan tangan Zsalsya atau malah mengabaikannya.Mereka juga takut jika Zsalsya ternyata membohongi mereka, untuk itulah kedua preman itu tidak mau langsung percaya begitu saja."Apa kalian mau melihat aku buang air di sini?!" tambah Zsalsya dengan sedikit ancaman halus yang membuat kedua preman itu bingung dalam memilih. Namun, tak lama setelahnya, Arzov kembal

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 302 Dipaksa

    Dalam kesendiriannya, Zsalsya hanya harus menahan rasa takut dalam dirinya kala di tempat yang gelap itu ia sendirian. Namun, kemudian sebuah pikiran berlarian di kepala."Tapi waktu itu saja aku bisa melarikan diri. Bagaimana kalau sekarang aku juga mencobanya?" batin Zsalsya dalam diamnya. Ia terus memikirkan hal itu.Zsalsya melihat ke sekeliling. Ia berusaha melepaskan tali yang mengikat erat di pergelangan tangan dan kakinya itu. Tetapi, rupanya di tempat itu terdapat cctv tersembunyi. Kyora dan anak buahnya terus memantau sampai mendapat kabar dari Endrick bahwa pria itu datang ke tempat tersebut untuk menjemput Zsalsya.Semalaman Zsalsya tidak bisa tidur. Ia berusaha untuk melepaskan diri, tetapi dirinya tidak bisa membuka ikatan itu.Kyora yang memperhatikan setiap gerak-gerik Zsalsya itu hanya diam seraya menopang dagu. Sesekali ia menyungging licik dengan apa yang dilihatnya saat itu."Sekarang kamu tidak akan bisa kabur atau melepaskan diri dariku lagi. Aku tidak akan sebod

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 301 Jangan Percaya Manusia Licik

    Sampai di dalam kamar, para pelayan yang ada di sana sontak mengambil kotak P3K untuk merawat luka Endrick. Lukanya sangat parah dan saking khawarisnya, Rosmala langsung memanggil dokter.Rosmala duduk di samping Endrick seraya membelai rambutnya. "Nak, kenapa ada orang jahat yang berani melakukan hal ini sama kamu?" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.Ibu mana yang tidak bersedih saat anak semata wayangnya terluka parah. "Mama tidak akan pernah memaafkan kesalahan orang yang tega melakukan semua ini!" ucapnya.Tak perlu menunggu waktu lama, dokter yang dipanggil oleh Rosmala beberapa saat yang lalu pun kemudian datang. Ia membawa alat untuk memeriksa kondisi pasiennya tersebut."Dok, tolong periksa. Saya tidak mau sesuatu terjadi pada tubuhnya!" pinta Rosmala kepada dokter itu.Dokter itu tersenyum seraya mengeluarkan alat untuk memeriksa. "Baik, biar saya periksa dulu kondisinya, ya," sahut dokter itu.Mulai dari detak jantung dan semua luka yang ada pada tubuh Endrick, semuanya dipe

DMCA.com Protection Status