Home / Pernikahan / Perjalanan Balas Dendam Termanis / Bab 207 Menindaklanjuti Kejadian

Share

Bab 207 Menindaklanjuti Kejadian

Author: Clavita SA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Mas, saya pikir terjadi sesuatu sama kamu .... Untungnya saya langsung lihat kamu. Tapi kamu sungguh tidak kenapa-kenapa, 'kan?" tanya Zsalsya kepada Endrick sembari melihat tubuh Endrick. Dikhawatirkan ada goresan, mungkin ia bisa bantu mengobatinya. Itulah yang tersisip dalam pikiran Zsalsya saat itu.

"Jadi, tidak ada orang masuk ke sini, 'kan?" tanya Endrick sekali lagi.

Zsalsya langsung menggelengkan kepala yakin. "Iya, tidak ada."

"Tunggu sebentar!" Endrick teringat pada kedua penjaga yang berhasil ditangkap, tetapi itu belum cukup untuk membuat mereka jera.

Endrick mengambil ponsel dari dalam saku celana, lalu tampak sekali ia menekan beberapa tombol di ponsel sampai terdengar suara ....

"Tuutt! .... Tuutt! ...."

Endrick menghubungi polisi supaya keduanya langsung dijebloskan ke dalam jeruji besi. Rasa kesal sekaligus kecewanya, membuat ia tidak berpikir lagi bahwa salah satu di antara mereka adalah Ayahnya. Ia hanya tidak mau jika dirinya dan Rosmala terus diganggu oleh Rejho
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 208 Nyaris Kecelakaan

    Endrick berjalan ke mobil. Ia memasuki mobil sana untuk menghampiri Zsalsya."Jadi, bagaimana, Mas?"Endrick menaruh tas belanja yang dari kertas berwarna coklat, lalu menyalakan mesin mobilnya tersebut. "Kita ke kantor polisi dulu. Oh ya, sudah saya belikan makanan dan air minum. Kamu minum dulu, ya!" kata Endrick tanpa bantu mengambilkan karena buru-buru menyalakan mesin mobil itu dan siap tancap gas.Tetapi, Zsalsya pun tidak mau mengambilnya begitu saja. "Nanti saja, Mas."Endrick khawatir jika karena kejadian itu Zsalsya masih terasa sesak. Untuk itulah ia membelikan Zsalsya air putih untuk minum."Kamu minum dulu. Jangan dinanti-nantikan begitu," kata Endrick. Tetapi Zsalsya tetap menggelengkan kepala. "Nanti saja, Mas."Endrick menghentikan mobilnya sejenak setelah beberapa saat tancap gas. Ia mengambil kantong belanja itu dan kemudian mengambil botol air minum dan kemudian membukanya."Kamu harus minum dulu supaya lebih enak. Saya lihat kamu dibekap, 'kan?" Zsalsya melihat k

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 209 Pengakuan Palsu

    Selama perjalanan berlangsung Kyora yang ketika itu sudah tidak sabar ingin menemui Rejho pun semakin membuat hatinya khawatir. Ia tidak bisa berhenti memikirkan para kaki tangannya yang sudah tertangkap itu."Kapan kamu melihat mereka tertangkap?" tanya Kyora dalam mobil."Sejam yang lalu."Kyora selain mempercepat kemudi mobilnya. Tetapi, ia juga sama sekali tidak tahu jika saat ini kedua pelaku tengah diinterogasi oleh polisi dan Endrick yang memberikan kesaksian langsung bersama Zsalsya dan salah seorang bagian keamanan di department store tersebut."Saya tidak melakukan apa-apa! Itu sama sekali bukan salah saya! Lagian Anda juga tidak tahu 'kan kalau sebenarnya dia ini anak saya!" ungkap Rejho sambil menunjuk ke arah Endrick dengan kedua tangannya yang diborgol saat itu.Endrick hanya terdiam. Ia bingung antara harus mengakui atau mengenalnya. Dirinya teringat pada kejadian masa lalu kala dirinya masih sangat kecil ketika berusia enam tahun. Ia ingin bagaimana ia ditelantarkan ol

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 210 Aku Mencintaimu

    "Baik, Pak. Terima kasih atas kerja samanya. Saya serahkan semuanya kepada Anda, mohon urus dengan baik!" ucap Endrick sembari menjulurkan tangannya.Lantas, polisi pun bangkit dari duduknya dan membalas uluran tangan itu. Lalu, kedua tangan itu berjabat tangan erat dengan senyum tipis yang terbingkai di bibir Endrick dan polisi yang menjabat tangannya saat itu."Baik. Selanjutnya biar kami yang mengurus. Terima kasih juga karena sudah membantu kami.""Sama-sama, Pak!" balas Endrick.Jabat tangan itu pun usai. Endrick menoleh sedikit ke arah Ayahnya, lalu ia pun melangkah pergi dari tempat itu dengan Zsalsya di sampingnya yang ia genggam.Langkah demi langkah terus berlanjut. Rejho yang ditinggal di tempat sempit dan sesak dengan orang-orang yang bermasalah itu harus tersiksa.Penyesalan dalam dada pun muncul kala teringat pada masa lalu dimana dirinya dahulu mengabaikan keluarga dan memilih hobinya sendiri sampai akhirnya ia hancur dan terlilit banyak utang. "Sekarang kamu jangan pi

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 211 Lintah Darat

    Pada malam harinya, tepatnya ketika akan makan malam ...."Nak, tadi kamu habis dari mall, 'kan?" tanya Rosmala dengan antusias.Sontak, Endrick yang tengah memegang air minum yang baru ia tuangkan itu pun menjawab. "Iya, Ma. Memangnya kenapa?"Dengan santai, Endrick lanjut meneguk air minum yang ada di gelas dalam genggaman tangannya. "Kamu sudah dengar berita pagi ini, belum?" tanyanya lagi.Endrick yang belum cek ponsel dan juga belum menonton berita apapun membuatnya bingung. 'Memangnya ada berita apalagi yang membuat Mama tampak antusias?' Itulah yang ada dalam pikiran Endrick saat itu.Setelah meneguk air minum, ia pun duduk di meja makannya sembari mendengarkan Rosmala berbicara."Belum. Memangnya ada berita apa?""Katanya ada petugas keamanan yang hilang begitu saja tanpa jejak.""Petugas keamanan hilang?" ucap Endrick dengan salah satu alis terangkat ke atas.Endrick merasa heran karena sebelumnya ia melihat semua petugas keamanan di sana dan sama sekali belum ada kabar hila

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 212 Biar Mama Saja

    Esok harinya. "Nak, kamu mau pergi ke mana hari ini?""Menemui Zsalsya, Ma.""Nak, sebaiknya kamu jangan dulu menemui calon istri kamu," kata Rosmala dengan wajah khawatir.Berhubung 3 hari lagi mereka akan menikah, Rosmala berpikir bahwa sebaiknya keduanya untuk tidak bertemu dahulu."Kenapa, Ma? Persiapan untuk pernikahan 'kan belum semua!" jelas Endrick.Rosmala mendekat. "Kalau mau kerja, kamu fokus kerja saja. Untuk urusan persiapan pernikahan, biar Mama saja yang mengurus semuanya.""Tapi aku juga harus ke tempat fitting baju pengantin, Ma.""Biar Mama saja yang menemani Zsalsya. Baju buat pengantin pria tidak merepotkan seperti perempuan, 'kan? Jadi bisa urus masing-masing dahulu.""Mama di rumah saja.""Di rumah juga tidak ada kegiatan penting. Lebih baik Mama pergi menemani Zsalsya, sekaligus Mama juga mau belanja sesuatu buat persiapan nanti."Endrick merasa tidak enak karena dirinya tahu bahwa keadaan di luar kadang membahayakan. Ia sebagai laki-laki bisa menjaga, tetapi j

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 213 Calon Mertua Baik

    Priyatna melihat ke pintu rumah. Tetapi, pintu rumah itu terus ditutup. Bahkan, ketika ia menekan bel pintu dengan ketukan pun masih tak kunjung dibuka."Apa di rumah ini tidak ada orang sama sekali? Tapi ... aku mendengar suara berisik kemarin," gumamnya. Kala itu, sebagai sopir yang menjadi kepercayaan Endrick menjadi bingung. Ia berpikir sejenak, antara harus tetap menunggu Zsalsya di sana atau pergi menyusul Zsalsya yang mana pikirnya mungkin saja calon istri Endrick itu sedang tidak di rumahnya.Setelah beberapa saat berpikir, ia pun memasuki mobil, menyalakannya, lalu tancap gas pergi dari sana."Mungkin saja Non Zsalsya ada di rumah sakit itu," gumamnya. Ia sudah menduga demikian karena sebelumnya Zsalsya pergi ke rumah sakit.Sementara itu, Zsalsya tengah menikmati bubur ayam yang sedikit demi sedikit masuk ke mulutnya. Namun tatapannya kosong. Tampak sekali bahwa ia sedang melakukan sesuatu di dalam pikirannya."Bagaimana, ya? Apa sebaiknya aku telepon saja?" batin Zsalsya.

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 214 Alasan Kebohongan

    Setelah mendapat kejelasan mengenai hal itu. Zsalsya tidak lagi memikirkan mengenai pernikahannya. Pikirannya teralihkan pada Mariana yang katanya akan menjemput. Sehingga, dengan cepat ia menghabiskan bubur ayamnya. Lalu, membayarnya kepada penjual tersebut."Kenapa cepat sekali? Apa pacarmu menjemput?" tanya penjual itu yang baru kenal tetapi tampak sangat ingin tahu mengenai Zsalsya.Zsalsya tidak menjawab banyak, ia hanya berbicara seperlunya saja. "Tidak, kok," jawabnya sembari tersenyum tipis.Kemudian, Zsalsya mengayunkan langkah kakinya dari sana menuju rumah sakit dengan berjalan kaki. Ia pikir bahwa jarak dari sana menuju rumah sakit tidak terlalu jauh, sehingga hanya akan membuang-buang pengeluaran saja jika naik angkutan umum.Terlebih lagi, saat itu sedang tidak ada taksi ataupun angkutan umum yang lewat. Sedangkan dirinya harus segera sampai di rumah sakit sana."Ada apa, ya, tiba-tiba Mamanya datang untuk menjemput? Apa ada sesuatu hal yang sangat penting?" gumam Zsalsy

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 215 Akhirnya Mengerti

    "Kenapa kamu berbohong sama Papa?" tanya Firman yang geram dengan cara Zsalsya menyembunyikan sesuatu dari dirinya.Ketika itu, Firman tidak tahu jika Zsalsya sangat mengkhawatirkan kondisinya. Ia tidak mau jika Firman terus menerus sakit bahkan terpikirkan akan persiapan pernikahannya yang belum selesai hingga membuat kesehatannya kembali menurun. Sedangkan Zsalsya hanya ingin agar Firman segera sembuh, supaya bisa hadir di acara pernikahannya nanti."Pa, aku tidak bermaksud membohongi Papa. Tapi--...."Belum selesai Zsalsya bicara, Firman langsung memotong kalimatnya. "Tapi apa? Kenapa kamu harus berbohong segala?!" balas Firman dengan nada ketus karena kesal kepada Anaknya yang berbohong."Dengarkan dulu penjelasan aku, Pa!" ujar Zsalsya. Ia mengangkat wajahnya dan mulai memberanikan diri menatap Firman meski malu.Namun, kini ia tahu dan sadar betul bahwa alasannya berbohong demi kebaikan Firman itu sendiri."Ya sudah, jelaskan!"Zsalsya terdiam sejenak, ia mengambil nafas beberap

Latest chapter

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 309 END

    Karena kecelakaan terjadi saat Firman sudah tancap gas pergi, sehingga ia tidak tahu bahwa di sana telah terjadi kecelakaan. Ia juga tidak tahu jika yang mengalami itu adalah Mariana.Firman hanya fokus untuk pulang ke rumah tanpa berpikir apapun. Zsalsya yang kala itu tengah memasak pun mendadak ingat kepada Ayahnya, yang membuatnya langsung menghentikan tangannya. Ia melamun, hingga percikan minyak itu membuatnya langsung terhenyak kaget dan menjauh dari wajan tersebut.Endrick yang melihat itu langsung meniupi tangan Zsalsya yang terkena percikan minyak. "Biar pelayan kita saja yang melakukannya!"Endrick menoleh ke samping -- tepatnya ke arah pelayan yang ada di sana. "Tolong kamu lanjutkan!""Baik!" sahut salah seorang pelayan yang saat itu tengah berdiri di sana. Tetapi begitu mendapat perintah, ia pun langsung menuju wajan yang ada di sana.Endrick mengajak Zsalsya pergi menuju kursi yang ada di sana. "Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Endrick yang melihat Zsalsya dengan tata

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 308 Karma Atas Kejahatan

    "Baik, biar saya periksa dulu," ujar dokter itu yang kemudian melakukan pemeriksaan terhadap Firman.Sementara di sana, Mariana mengintip dan kini tengah bersembunyi. Ia terus memperhatikan Firman yang saat ini tengah diperiksa oleh dokter tersebut. "Mana obatnya?" gumamnya.Selang lima menit, pemeriksaan selesai. Dokter itu pun kemudian pergi sebentar untuk mengambil obat untuk Firman.Di kala dokter itu mengambilkan obat, Mariana yang sudah sejak tadi menunggu saat itu tiba pun membuatnya langsung bergegas pergi sejenak mengikuti kemanapun dokter itu pergi.Mariana menghampiri dokter itu ketika obat pada sebuah kotak kecil itu tergeletak di meja."Dok, saya mau memeriksa jantung saya yang sedang kurang baik. Dokter mana, ya, yang suka memeriksanya?" tanya Mariana seraya mengenakan maskernya. Ia bertingkah seolah tidak tahu apa-apa.Dengan santainya, dokter itu pun kemudian menyahut. "Saya dokter jantung. Kalau mau, bisa saya periksa, tapi biarkan saya melayani pasien yang lain dul

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 307 Penguntit

    Rosmala yang belum mendapat kabar apapun, baik itu dari Endrick maupun dari Priyatna -- sopir pribadi Endrick, membuatnya mondar-mandir karena khawatir."Kenapa belum juga ada kabar apapun?" gumam Rosmala yang saat itu dalam kebingungan. Meskipun begitu, ia merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja.Tak lama dari itu, sebuah mobil memasuki halaman rumah dan kemudian mobil itu menepi.Rosmala yang terus mondar-mandir di teras pun langsung menghentikan langkah kakinya. Segera saja ia menuruni sedikit tangga dan langsung menghampiri mobil tersebut yang mana ia pikir bahwa itu adalah Endrick dan seharusnya bersama Zsalsya.Begitu pintu mobil terbuka, langsung terlihatlah kaki Endrick yang keluar dari sana."Nak, akhirnya kamu kembali! Mana Zsalsya?" tanya Rosmala. Ia melihat ke dalam mobil dan saat itu Zsalsya pun memang hendak keluar dari mobil tersebut.Begitu Zsalsya turun, Rosmala langsung memeluk menantunya. "Akhirnya kamu kembali juga. Mama khawatir dengan keadaan kalian. Mengingat

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 306 Titik Kekalahan Para Penjahat

    Telepon Endrick yang saat itu sudah terhubung dengan Piryatna yang merupakan sopir kepercayaannya membuatnya bisa tahu kapan ia akan bergerak melakukan tugasnya. Setelah tahu bahwa Zsalsya ditemukan di lantai dua, sopir pribadi itu pun langsung mengajak kepada para bodyguard untuk mengikuti Endrick ke lantai atas sana. Sedangkan polisi, pada saat yang sama mereka juga masuk dan langsung menyergap. Sontak saja, semua preman yang ada di sana pun langsung berusaha kabur, termasuk Arzov. Namun sayangnya, polisi yang datang jauh lebih banyak dibanding para preman itu sendiri. "Jangan bergerak!" ujar salah seorang polisi sembari menembakkan pistol ke atas. Preman yang saat itu masih berada di sana pun langsung angkat tangan kala para polisi yang sejak awal sudah siap sedia untuk menangkap mereka kini memperlihatkan diri mereka. "Sialan! Kenapa harus ada banyak polisi!" gumam Arzov dengan kedok yang masih terpasang di kepala hingga menutup wajahnya. Namun, polisi yang bertugas la

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 305 Pembebasan

    DOORR!!!Endrick melesatkan peluru dari pistol yang dipegangnya. Sontak, polisi yang sudah bersiap pun langsung turun dari mobil dan mengepung rumah itu. Kyora tidak tahu jika rumahnya telah terkepung dan tidak memiliki jalan lagi untuk keluar.Sekalipun polisi yang mengepung, tetapi mereka tidak langsung masuk ke dalam. Para bodyguard Endrick hanya bersiap siaga di luar rumah."Serahkan Zsalsya padaku sekarang juga!" pinta Endrick. Namun, preman yang ada di sana seolah langsung siap siaga untuk menyerang Endrick. Para saat yang sama, ketika mereka hendak menyerang, Endrick melesatkan peluru ke sebuah botol kaca yang ada di sana, hingga tercipta suara berisik yang membuat para bodyguard Endrick keluar. Ketika para preman lengah karena fokusnya teralihkan kepada para bodyguard Endrick. Lada saat itulah Endrick pergi untuk mencari keberadaan Zsalsya. Endrick memplintir tangan Kyora ke belakang dan langsung menodongnya. "Cepat tunjukkan padaku di mana Zsalsya sekarang berada!" perint

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 304 Taktik Penyelamatan

    "Ma, aku pergi sekarang!" pamit Endrick ketika dirinya sudah menambahkan jaket pada pakaian atasnya. "Iya, Nak!" sahut Rosmala.Mereka yang telah mengatur rencana untuk segala sesuatunya pun kemudian berangkat dari rumah itu untuk kemudian pergi menuju lokasi alamat yang ia dapatkan sebelumnya.Endrick memasuki sebuah mobil. Ia kembali mengemudi sendiri. Kali ini, ia menggunakan mobil yang lain dengan warna putih. Rosmala yang saat itu melihat Anaknya berangkat untuk menyelamatkan Zsalsya pun hanya berdo'a agar selamat dan mereka menjalankan rencana dengan baik dan berhasil, agar bisa membawa Zsalsya kembali.Setelah Endrick pergi, di belakang itu, mobil yang dikemudikan oleh para bodyguardnya ada di belakang mobil Endrick. Hanya saja, saat itu cukup berjarak. Sebab, Endrick tidak mau jika lawan menganggap bahwa Endrick datang bersama orang lain."Zsa, tunggu aku, aku datang untuk menyelamatkanmu sekarang! Kita pasti akan bersama lagi!" ujar Endrick sembari mengemudi. Pandangannya f

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 303 Sebagai Pengingat

    "Tidak tahu terima kasih! Disuapin malah dimuntahin! Makan saja sendiri, terserah kalau kamu lapar juga!" sentak Arzov. Ia menaruh piring itu di meja dan kemudian melangkah pergi dari tempat itu.Arzov segera menemui Kyora, yang mana ada janji yang belum ia tagih sekaligus belum ia dapatkan pula uang yang dijanjikannya.Zsalsya berusaha untuk melepaskan dirinya, tetapi masih susah. "Aku mau buang air! Tolong lepaskan ikatan tanganku!" pinta Zsalsya dengan tegasnya.Namun, kedua preman itu hanya saling memandang satu sama lain. Mereka seolah tengah saling melempar kode melalui pandangan mata. Memutuskan apakah harus melepaskan ikatan tangan Zsalsya atau malah mengabaikannya.Mereka juga takut jika Zsalsya ternyata membohongi mereka, untuk itulah kedua preman itu tidak mau langsung percaya begitu saja."Apa kalian mau melihat aku buang air di sini?!" tambah Zsalsya dengan sedikit ancaman halus yang membuat kedua preman itu bingung dalam memilih. Namun, tak lama setelahnya, Arzov kembal

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 302 Dipaksa

    Dalam kesendiriannya, Zsalsya hanya harus menahan rasa takut dalam dirinya kala di tempat yang gelap itu ia sendirian. Namun, kemudian sebuah pikiran berlarian di kepala."Tapi waktu itu saja aku bisa melarikan diri. Bagaimana kalau sekarang aku juga mencobanya?" batin Zsalsya dalam diamnya. Ia terus memikirkan hal itu.Zsalsya melihat ke sekeliling. Ia berusaha melepaskan tali yang mengikat erat di pergelangan tangan dan kakinya itu. Tetapi, rupanya di tempat itu terdapat cctv tersembunyi. Kyora dan anak buahnya terus memantau sampai mendapat kabar dari Endrick bahwa pria itu datang ke tempat tersebut untuk menjemput Zsalsya.Semalaman Zsalsya tidak bisa tidur. Ia berusaha untuk melepaskan diri, tetapi dirinya tidak bisa membuka ikatan itu.Kyora yang memperhatikan setiap gerak-gerik Zsalsya itu hanya diam seraya menopang dagu. Sesekali ia menyungging licik dengan apa yang dilihatnya saat itu."Sekarang kamu tidak akan bisa kabur atau melepaskan diri dariku lagi. Aku tidak akan sebod

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 301 Jangan Percaya Manusia Licik

    Sampai di dalam kamar, para pelayan yang ada di sana sontak mengambil kotak P3K untuk merawat luka Endrick. Lukanya sangat parah dan saking khawarisnya, Rosmala langsung memanggil dokter.Rosmala duduk di samping Endrick seraya membelai rambutnya. "Nak, kenapa ada orang jahat yang berani melakukan hal ini sama kamu?" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.Ibu mana yang tidak bersedih saat anak semata wayangnya terluka parah. "Mama tidak akan pernah memaafkan kesalahan orang yang tega melakukan semua ini!" ucapnya.Tak perlu menunggu waktu lama, dokter yang dipanggil oleh Rosmala beberapa saat yang lalu pun kemudian datang. Ia membawa alat untuk memeriksa kondisi pasiennya tersebut."Dok, tolong periksa. Saya tidak mau sesuatu terjadi pada tubuhnya!" pinta Rosmala kepada dokter itu.Dokter itu tersenyum seraya mengeluarkan alat untuk memeriksa. "Baik, biar saya periksa dulu kondisinya, ya," sahut dokter itu.Mulai dari detak jantung dan semua luka yang ada pada tubuh Endrick, semuanya dipe

DMCA.com Protection Status