Share

Rencana Rahasia Phillipe

Penulis: Komalasari
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-11 18:00:38

Hari berganti tanpa terasa. Siang itu, Pengacara Roger Bleu dan Elroy Florent datang ke kediaman milik Alexandre. Mereka membawa beberapa berkas yang harus Majandra periksa dan tanda tangani. Kedatangan dua pengacara tadi, disambut baik oleh sang tuan rumah.

Pengacara Roger Bleu dan Elroy Florent tak banyak basa-basi. Keduanya langsung membahas inti kedatangan mereka ke sana. Dua pengacara itu bahkan mengizinkan Alexandre, memeriksa berkas-berkas yang harus Majandra tanda tangani. 

“Terima kasih atas bantuan Anda, Tuan-tuan,” ucap Majandra, diiringi senyum lebar penuh kelegaan. 

“Ini sudah menjadi tugas kami, Nyonya,” balas Roger. 

Setelah semua urusan selesai, kedua pengacara itu pamit, dengan diiringi tatapan Majandra dan sang sua

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Menjelang Makan Siang

    Alexandre menatap lekat sang ayah. Dia seakan tengah menganalisa bahasa tubuh pria itu dengan detail. Suami Majandra tersebut, merasakan ada sesuatu yang tak beres dengan bahasa tubuh Phillipe. “Kuharap kau tak merencanakan sesuatu yang tidak-tidak, Ayah,” ujar Alexandre sedikit was-was.Phillipe tidak menjawab. Pria paruh baya itu hanya menyunggingkan senyuman aneh. “Kau pikir, aku akan membiarkan reputasi serta nama baik LaRue dipermalukan oleh seorang wanita tak tahu diri? Tentu saja tidak, Alex!” seringainya, seraya kembali mengisap cerutu dalam-dalam. “Lihatlah. Betapa bodoh wanita yang telah kau jadikan sebagai kekasih gelap itu. Hanya dengan satu janji manis yang belum dibuktikan, dia sudah langsung mencabut gugatannya terhadap Majandra. Betapa tidak berotaknya dia. Akan jadi apa anakmu nanti, jika kau menikahi wanita seperti itu?”

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11
  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Setelah Bercinta

    Beberapa saat berlalu. Damien terus memperhatikan Majandra yang tengah merapikan dirinya. Damien tak ingin hanya duduk diam. “Ssst!”Majandra yang sudah selesai merapikan penampilan, langsung menoleh. Dia tertawa pelan, melihat ulah konyol Damien. Pria itu meletakkan bolpoin di atas bibir. “Kau jelek sekali,” ledeknya.“Tak masalah. Asalkan kau menyukainya,” ujar Damien tak acuh. “Kemarilah,” suruh pria yang tengah duduk di kursi kebesarannya. Damien memberi isyarat menggunakan telunjuk, agar Majandra mendekat.“Aku tidak mau. Kau sangat nakal,” tolak Majandra. Namun, tak berselang lama dia berjalan mendekat, lalu duduk menyamping di pangkuan Damien. “Aku sudah terlalu lama di sini. Sekretaismu yang cantik pasti curiga. Apalagi, kulihat di

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11
  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Debaran Menggila

    “Baiklah. Tidak apa-apa.” Meski kecewa, tapi Majandra tetap memaksakan diri untuk tersenyum. Dia menyelipkan helaian rambut ke belakang telinga. Baru saja dirinya akan bergerak ke dekat pintu, Damien lebih dulu menahan dengan cara menghalangkan tangannya. Alhasil, Majandra kembali menghadapkan tubuh kepada pria tampan berkemeja putih tadi. “Kau harus segera makan siang. Bukankah sebentar lagi ada pertemuan penting?”Damien tidak menjawab. Dia terus menatap Majandra. Pria itu seakan tahu, bahwa wanita cantik di hadapannya tengah merajuk. Damien bergerak semakin mendekat ke hadapan Majandra, lalu menggeser poni istri Alexandre LaRue tersebut. Tak ada kata-kata dari bibir CEO muda berambut gelap itu. Hanya sentuhan lembutnya yang berbicara, mewakili segala perasaan terdalam bagi sang pujaan hati.Segenap kekesalan Majandra sirna

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-12
  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Pesona Damien Curtis

    Majandra bergegas masuk ke mobil. Dia bermaksud mengikuti sedan hitam yang sudah melaju lebih dulu. Niatnya untuk pergi ke tempat Agathe, dilupakan sejenak. Majandra begitu penasaran, dengan wanita yang berada di dalam mobil milik sang ayah mertua.Beberapa saat di perjalanan, sedan hitam milik Phillipe berhenti di depan sebuah bangunan apartemen yang terbilang mewah. Si wanita keluar dari mobil, lalu melambaikan tangan diiringi senyum hangat. Setelah itu, dia berjalan masuk ke gedung beberapa belas lantai tadi.Majandra hanya memperhatikan dari dalam mobil. Namun, dia sempat mengambil beberapa foto si wanita. Entah mengapa, bayangannya tiba-tiba tertuju pada Alexandre yang tengah bersama Lea. “Ah, tidak! Itu tidak mungkin,” tolak wanita cantik berkacamata hitam tersebut. Pandangan Majandra kembali ke depan, pada sedan hitam Phillipe yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-12
  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Destinasi Baru

    Majandra membuka pesan dari Alexandre terlebih dulu. Dia menautkan alis, sebelum membalasnya.[Kau di mana? Aku ingin bicara penting]Majandra tersenyum kecil sambil mengetik di layar ponselnya. [Aku akan pulang setengah jam lagi]Setelah membalas pesan dari Alexandre, Majandra lalu membuka pesan dari Damien. [Hai, cantik]Kali ini, senyum Majandra terlihat jauh lebih lebar. Dia segera membalas pesan itu. [Hai juga, tampan]Tak berselang lama, Damien membalas dengan emoji hati. Sesaat kemudian, pria itu mengirimkan pesan teks. [Aku akan menghubungimu nanti malam. Sekarang, aku harus melanjutkan pertemuan. Bye]Majandra hanya membaca pesan itu tanpa membalas, karena Damien tak akan membukanya. Pria tampan tersebut sudah kembali ke meja pertemuan, setelah tadi istirahat sebentar. Merasa tak ada lagi yang perlu dibahas dengan Agathe, Majandra akhirnya memutuskan berpamitan. Dia kembali mengendarai mobilnya, menyusuri jalanan Kota Paris di siang menuju sore. Selama dalam perjalanan,

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-12
  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Kegelisahan Alexandre

    “Apa? Bukankah kita akan ke Venice?” protes Lea dari seberang sana. “Kau tahu bahwa dari dulu aku ingin sekali mengunjungi kota itu.” Dia terdengar kecewa.“Um, ya. Akan tetapi, sebenarnya aku sudah beberapa kali ke sana. Jadi, kupikir … Swiss tak kalah indah. Kau akan menyukainya. Negara itu memiliki bentangan alam yang indah ….”“Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran, Alex?” Lea menyela ucapan Alexandre. Nada bicaranya masih menyiratkan sikap protes keras, atas keputusan pria itu.“Haruskah kujabarkan? Terserah kau. Jika bersedia mengubah destinasi ke Swiss, maka aku akan mengurus segala biaya akomodasi perjalanan kita. Namun, jika kau bersikeras ingin pergi ke Venice … berangkat saja sendiri,” pu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-13
  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Kenakalan Damien

    [Aku akan menjemputmu pukul tujuh nanti malam]Satu pesan masuk dari Damien, saat Majandra tengah memanjakan diri di salah satu salon mewah Kota Paris. Wanita itu tersenyum, lalu membalas pesan tadi.[Memangnya, kau akan mengajakku ke mana?]Tak berselang lama, satu balasan kembali masuk.[Berdandanlah yang cantik]Hanya itu jawaban dari Damien. Hingga malam tiba dan Majandra sudah tampil cantik, pria tampan tersebut belum juga mengatakan akan ke mana dia mengajak wanita pujaannya.Tepat pukul tujuh malam, Damien sudah tiba di halaman depan kediaman milik Alexandre. Dia keluar dari mobil, lalu berdiri sambil bersandar pada pintu samping untuk penumpang. Damien se

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-13
  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Red Berry

    “Ada apa ini?” tanya Julien. Namun, dia tak membutuhkan jawaban lagi, setelah melihat sosok Majandra yang berdiri di dekat Damien. “Majandra?” sapa Julien. “Angin apa yang membawa menantu Phillipe LaRue kemari?” tanyanya.Seketika, suasana menjadi sedikit kikuk. Nicholas bahkan berkali-kali menatap penuh isyarat kepada sang adik, yang tetap terlihat tenang. Begitu juga dengan Beatrice. Wanita itu menggandeng lengan sang suami, sambil memberi kode-kode khusus kepada Nicholas.“Um, aku yang mengundang Majandra kemari. Kurasa, tak ada salahnya memperkenalkan dia secara khusus kepada kalian,” ujar Damien tenang. Dia masih bisa tersenyum kalem dalam situasi seperti itu. Lain halnya dengan Majandra yang terlihat salah tingkah.“Oh, aku sudah mengenal wanita

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-14

Bab terbaru

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Melepaskan Masa Lalu, Menyongsong Masa Depan

    Langit cerah menaungi Kota Paris, ketika Damien dan Majandra keluar dari bandara. Mereka langsung memasuki mobil jemputan yang sengaja Alexandre siapkan. “Selamat siang, Nyonya,” sapa sopir yang tak lain adalah Felix. Majandra menanggapi sapaan tadi dengan anggukan pelan. Dia tak mengatakan apa pun, karena dirinya tak lagi mengenali Felix. Namun, Felix sudah mengetahui kondisi Majandra. Dia tetap bersikap ramah seperti biasa. “Kita akan langsung ke kantor pengacara. Tuan Alexandre sudah menunggu Anda di sana,” ucap pria yang sudah mengabdi sekian lama kepada Alexandre. “Iya,” sahut Majandra pelan. Dia menoleh kepada Damien, yang menatapnya penuh arti. Majandra tersenyum, sambil meremas pelan jemari pria yang sengaja menemani dirinya ke Perancis. Majandra mengalihkan pandangan ke luar jendela. Dulu, dia kerap menjelajahi setiap sudut jalanan Kota Paris. Namun, semua itu sudah terhapus dari ingatannya. Majandra juga tak menyangka, bahwa dirinya akan bercerai dari Alexandre, dal

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Seperti Pertama Kali bercinta

    “Damien …,” desah Majandra pelan, setelah pria tampan bermata abu-abu itu melumat mesra bibirnya. “Oh ….” Desahan manja meluncur begitu saja, ketika Damien menjalarkan ciuman lembut penuh godaan ke leher. Geli dan nikmat bercampur menjadi satu, membuat Majandra memejamkan mata sambil menggigit pelan bibirnya. “Berbaliklah,” bisik Damien setelah puas mencium mesra Majandra. Majandra tersenyum. Dia membalikkan badan. Wanita itu menebak apa yang akan Damien lakukan. Majandra mengangkat tangan lurus ke atas.Perlahan, Damien menaikkan T-Shirt longgar yang Majandra kenakan. Dia melepas, lalu melempar kaos polos berwarna putih tadi ke lantai. Begitu juga dengan tali bra berwarna hitam yang melintang di sana. Kini, Majandra hanya mengenakan pakaian dalam, masih dalam posisi membelakangi pria tampan tersebut. “Aku menyukai warna kulitmu,” ucap Damien pelan sambil mengecup pundak Majandra. Perlakuan sederhana, yang seketika menimbulkan desiran aneh dalam dada wanita berambut panjang itu. Ma

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Chemistry

    Majandra sudah bersiap untuk meninggalkan rumah sakit. Penampilannya terlihat jauh lebih rapi dan segar, meski masih ada beberapa sisa luka di wajahnya. Namun, itu tak sedikit pun mengurangi kecantikan wanita asal Meksiko tersebut. Sementara, Alexandre juga sudah melunasi seluruh biaya administrasi. Dia bahkan telah kembali ke kamar rawat Majandra. Alexandre begitu terpesona, melihat kecantikan sang istri yang tak lama lagi akan dirinya ceraikan. Namun, sesaat kemudian pria itu tersadar. Sang pemilik La Bougenville tadi harus membuang jauh segala ketertarikan serta perasaan indah, yang baru dia persembahkan terhadap Majandra. “Kita pergi sekarang?” tanya Damien yang sudah datang menjemput, sambil mendorong kursi roda ke dekat sofa di mana Majandra berada.“Untuk apa kursi roda ini?” tanya Majandra dengan tatapan heran, kepada Damien yang berdiri di dekatnya. “Tentu saja untukmu,” jawab Damien enteng, diiringi senyuman kalem. Majandra menautkan alisnya. Dia menatap semua yang ada d

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Mengingat yang Terlupakan

    Majandra terdiam beberapa saat, setelah mendengar penuturan Alexandre. Dia menatap Miguel sekilas, lalu beralih kepada Amelia. “Tolong tinggalkan kami bertiga,” pinta wanita cantik itu. Meski dalam keadaan hilang ingatan, ternyata tak membuat Majandra kehilangan aura tegasnya.“Sayang ….” Amelia seakan hendak melakukan protes.Namun, Miguel memberi isyarat. Pria itu menggeleng samar. Dia langsung meraih tangan sang istri, lalu mengajaknya keluar kamar.Kini, di dalam sana hanya ada Majandra bersama dua pria tampan yang mencintainya. Wanita berambut cokelat itu awalnya memandang lekat Alexandre, lalu beralih kepada Damien. Lagi-lagi, dia seperti tak kuasa mengalihkan pandangan dari sosok berparas rupawan dengan warna mata sama seperti dirinya.

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Berakhir di Sini

    “Ya, Tuhan.” Amelia langsung menghambur ke dalam pelukan Miguel. Dia tak mampu membayangkan, andai Majandra mengalami amnesia secara permanen. “Apa dosaku, Sayang? Kenapa Tuhan menegurku dengan cara seperti ini?” Amelia tak kuasa menyembunyikan kepedihannya. “Tenangkan dirimu, Sayang,” ucap Miguel seraya menepuk-nepuk punggung sang istri. “Apa yang terjadi pada Majandra, bukanlah karena kesalahanmu atau siapa pun. Tak ada hukuman dari dosa seseorang, yang dialihkan pada orang lain,” ucap pria paruh baya itu lembut. Sementara, Alexandre hanya diam. Terlebih, karena dia tak mengerti apa yang mertuanya itu bicarakan. Alexandre baru bereaksi, saat dirinya menerima satu pesan masuk. Dia langsung membalas pesan tadi.[Kemarilah]Sesaat kemudian, Alexandre berdiri. Dia menyambut kehadiran seseorang yang sedang dirinya tunggu. “Kupikir kau tak akan datang,” ucap pria berambut cokelat tembaga itu, pada seseorang yang tak lain adalah Damien. “Itu sudah merupakan satu jawaban bagiku,” ucapnya

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Sekarang atau Tidak Sama Sekali

    Damien menyambut kedatangan Alexandre. Dia bahkan mengarahkan tangannya ke kursi, agar suami Majandra tersebut duduk. “Aku sudah memesankan kopi untukmu. Kuharap, kau menyukainya,” ucap Damien tenang. “Kita satu selera,” balas Alexandre. Ucapannya menyiratkan banyak makna.“Ya. Kau benar.” Damien tersenyum samar. Pria itu terdiam sejenak, saat seorang pelayan menghampiri mereka. Dua cangkir kopi pesanan Damien tersaji di meja. Tanpa dipersilakan, Alexandre langsung mencicipi kopi yang Damien pesan tadi. Entah karena haus, atau sekadar untuk menanggulangi gugup yang tiba-tiba menyergap. Alexandre bahkan beberapa kali mengembuskan napas pendek, demi menetralkan perasaan.“Jadi, untuk apa kau mengajakku bertemu?” tanya Damien membuka percakapan. “Aku ingin membahas sesuatu tentang Majandra,” jawab Alexandre datar.Raut wajah Damien seketika berubah. Kali ini, gilirannya yang merasa gugup. Damien meraih gagang cangkir, lalu meneguk kopi yang sama. Sesaat kemudian, barulah pria tampan b

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Di Ujung Rasa Gelisah

    “Apa? Aku?” Damien melayangkan tatapan protes.“Ayolah, Kawan. Siapa tahu kau menemukan teman hidup di sana. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi beberapa detik kemudian,” ujar Robert setengah membujuk.“Omong kosong.” Damien beranjak dari sofa. Dia menuju dapur dengan sekat dinding setengah, sehingga Robert masih bisa melihat apa yang pria itu lakukan. “Aku belum terpikir untuk pergi jauh dari Eropa. Kau jangan menjadikan statusku sebagai senjata untuk ….” Pria tampan bermata abu-abu itu menggantungkan kalimatnya. Benak putra bungsu Julien Curtis tersebut, seketika tertuju kepada Majandra.“Boleh kupikir-pikir dulu? Aku ingin meminta pendapat ayahku sebelum mengambil keputusan,” ucap Damien sesaat kemudian. Dia meraih gagang cangk

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Sesuatu yang Hilang

    “Bagaimana mungkin aku tak tahu nama sendiri?” Majandra menatap sayu, pada dokter yang duduk di hadapannya. “Apa yang terjadi padaku, Dokter?” Dia terdengar begitu resah.“Tenangkan diri dulu, Nyonya. Kita masih harus melakukan beberapa tes, untuk memastikan kondisi Anda yang sebenarnya. Kami tidak bisa memberikan diagnosa secara sembarangan,” ujar sang dokter seraya berdiri. Dia menatap satu per satu, semua yang ada di sana.“Kami akan menjadwalkan serangkaian tes. Semua itu harus dilakukan, demi mendapat hasil pemeriksaan yang lebih akurat,” ucap dokter itu lagi. Membuat semua yang ada di sana kembali diliputi rasa khawatir. “Untuk permulaan, kami akan melakukan tes darah serta tes kognitif terhadap Nyonya Majandra LaRue. Setelah itu, barulah dilanjutkan dengan serangkaian tes lainnya."

  • Perginya Istri Manis Sang Pewaris   Terbangun Dari Koma

    Refleks, Damien berlari ke dalam kamar rawat. Setelah berada di sana, dia tertegun. Pria itu melangkah perlahan ke dekat ranjang. Dia melihat Majandra sudah membuka mata. Bahagia dan haru bercampur menjadi satu. Damien tak tahu harus berkata apa. Dia hanya berdiri mematung, sampai seorang perawat masuk ke sana. “Tolong keluar dulu, Tuan,” pinta sang perawat sopan. Damien tidak menyahut. Pria itu tampak kebingungan. Dia menanggapi ucapan perawat tadi dengan anggukan samar, lalu melangkah keluar. Sebelum benar-benar berlalu, Damien sempat menoleh pada perawat yang tengah memeriksa kondisi Majandra. Setelah berada di luar kamar, Damien tersadar. Dia tertegun mendapati Miguel, Amelia, dan Alexandre yang serempak menatap ke arahnya. “Ah, maaf. Aku tadi hanya refleks.” Pria tampan bermata abu-abu tadi menjadi salah tingkah. Damien mengacak-acak rambutnya, sebagai penghalau rasa kikuk yang mendera. “Kau terlihat sangat bahagia mendengar Majandra telah siuman,” ucap Miguel dengan sorot pe

DMCA.com Protection Status