P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part5
Penulis: Nurliani Damanik"Tok... Tok... Tok... Assalamualaikum." Ucap seseorang di balik pintu rumah mbak Yuni , saat aku baru saja selesai shalat subuh bersama-sama dengan mas Bara dan mbak Yuni di ruang tengah."Sepertinya mas Yusuf" ucap mbak Yuni kemudian membuka mukenah dan meletakkan nya di atas sandaran sofa."Walaikumsalam" ucap mbak Yuni membuka pintu.Mas Yusuf membuka sepatu kulit nya dan masuk kedalam menghampiri kami."Loh, tumben menginap disini Bara dan dik Aina?" Ucap mas Yusuf menjabat tangan kami."Ee, iya mas, kemarin menitip Bian saat mengantar Tika berobat ke puskesmas, sudah terlalu malam kalau pulang." ucap mas Bara suami ku menjawab tanya mas Yusuf.Mas Yusuf mengangguk."Lalu, nak Tika sedang dimana? Apakah kondisinya sudah membaik?." Tanya mas Yusuf dengan wajah khawatir."Alhamdulillah sudah, mas Yusuf. Dia tidur di kamar tamu, kalau tidur di ruang tengah bersama kami nanti masuk angin. " Ucap ku menjelaskan."Ohh begitu. Nak Tika sakit apa dik Aina?" Tanya nya lagi membuat ku menunduk.Mas Yusuf ikut duduk di lantai yang beralaskan tikar karpet.Lekas aku melipat sajadah yang tergelar di atas nya."Bolehkah kita bicara serius saat ini, mas?" Tanya suami ku agak takut.Mas Yusuf baru saja pulang dari luar kota, sendirian mengemudikan mobil itu pasti sangat lelah. Mungkin mas Bara takut membebani pikiran mas Yusuf.Aku dan mbak Yuni saling melempar pandangan."Silahkan, bicaralah." Ucap mas Yusuf mengangguk."Tika telah melakukan zina mas, dia sedang mengandung anak dari seorang lelaki muda dari kampung sebelah." Ucap mas Bara tanpa bertele-tele.Aku begitu takut, jantungku berdetak kencang. Apa yang akan mas Yusuf katakan nantinya, apakah ia akan menyalahkan kami.Mas Yusuf menautkan alisnya dan beralih memandang wajah ku."Dik Aina, apakah benar yang di katakan Bara, suami mu?" Tanya nya pada ku.Aku semakin tak kuasa menahan rasa takut dan malu di hadapan suami kakak ipar ku yang seorang ustadz tersebut."Maafkan kami mas Yusuf, kami sudah berusaha sekeras mungkin mendidik nya. Namun, kami tetap gagal." Lirihku menunduk.Mbak Yuni meraih tangan ku dan menggenggam nya sangat kuat,ia berusaha menenangkan aku yang lagi-lagi hampir menangis."Istighfar dik Aina." ucap mbak Yuni pelan melirik ku yang ada di samping nya.Mas Yusuf terdiam melihat ku dan mas Bara yang menunduk di hadapannya."Panggilkan nak Tika , ya Habibati. Saya ingin berbicara dahulu dan mengetahui kebenaran dari mulut nya sendiri" ucap mas Yusuf pada mbak Yuni,ia terlihat tegang."Baik habibi." Balas mbak Yuni kemudian bangkit berdiri dan berjalan ke arah kamar tamu.Kami diam dan hening sampai mbak Yuni membawa serta Tika di hadapan kami.Mas Yusuf menatapnya dengan raut penuh tanya."Duduk lah di samping ibumu" ucap mas Yusuf pada Tika.Tika mendekat ke arahku dan duduk di samping."Nak Tika, boleh paman bertanya?." Ucap mas Yusuf."Boleh paman." Ucap Tika mengangguk sambil merapikan hijab karet yang agak turun di kepalanya."Apakah benar kamu tengah mengandung?." Tanya mas Yusuf."Benar paman." Ucap Tika sambil tertunduk."Kamu melakukan nya atas dasar sadar karna mencintai nya atau karna di paksa?" Tanya mas Yusuf."Tika mencintai nya, Paman." Lirih Tika pelan."La ilaha illaAllah ..." Mas Yusuf menggeleng menatap Tika yang menunduk."Berapa usia lelaki itu?""Sekitar 15 tahun, Paman." Ucap Tika pelan."Astaghfirullahaladzim, sudah berapa kali? Dan dimana kalian melakukan dosa itu? Apa saja yang ia katakan pada mu?." Tanya mas Yusuf beruntun semakin heran dengan Tika.Bisa-bisanya dia berbicara tentang cinta sedangkan tubuh nya masih sekecil itu."Sudah lebih dari 20 kali, Paman. Tika berbohong pada ayah dan ibu kalau akan ikut les bahasa setiap pulang sekolah, padahal Tika menemuinya saat pulang sekolah. Kami menunggu sekolah sepi, dan masuk ke dalam ruangan gudang sekolah yang tidak terpakai." Jelas Tika.Aku tidak menyangka dengan penuturan Tika. Kemarin aku terlalu takut menanyai nya, takut membuat ku semakin sakit hati. Dan benar saja, saat aku mengetahui perbuatan-perbuatan jahat yang Tika lakukan aku hanya bisa mengelus dada dan beristighfar.Ku lihat wajah mas Bara merah padam menahan emosi mengepal tangan nya dengan kuat.B E R S A M B U N G...P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part6Penulis: Nurliani DamanikMbak Yuni membuatkan kopi panas pada mas Yusuf."Minumlah dulu habibi, kau belum ada istirahat sejak tadi malam berkendara." Ucap mbak Yuni pada mas Yusuf, suaminya itu.Mas Yusuf mengangguk dan perlahan meminum kopinya.Sedangkan mas Bara bergantih pakaian. Yang di pakainya pun baju mas Yusuf yang tadi di pinjamkan mbak Yuni."Sudah siap?." Tanya mas Yusuf pada Tika yang baru saja berganti pakaian."Sudah paman." Ucap nya pelan."Mbak, saya titip Bian lagi ya mbak. Do'akan kami agar menemukan petunjuk nanti nya." Ucapku pada mbak Yuni.Mbak Yuni hanya mengangguk.Ku lihat putra bungsu ku Bian yang masih tertidur pulas di tikar karpet ruang tengah."Ayo mas." Ucap mas Bara setelah selesai berganti pakaian.Walaupun jarak rumah kami hanya sekitar 1 kilometer, kami enggan pulang ke rum
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part7Penulis: Nurliani Damanik"Apa yang kalian lakukan? ,tidakkah kalian iba melihat gadis kecil itu?." Ucap pak RT menatap kasian pada anak ku Tika kemudian menggeleng.Lekas aku melepaskan pegangan ibu-ibu itu, ku gendong Bian dan ku pungut jilbab Tika yang sudah jatuh terinjak-injak.Aku mendekat ke Tika dan memakaikan jilbab itu."Berdiri nak, berdiri Tika!." Ucap ku bergetar.Mas Bara menciumi pucuk kepala Tika bertubi-tubi dengan banjir air mata."Pak, mereka menghakimi putri saya. Mereka melempari putri saya dengan kejam." Aku menangis tersedu-sedu mengadu pada pak RT atau biasa di sini kami sebut Tua-tua desa."Kejam kalian." Ucap mas Bara menarik tangan Tika bangkit berdiri.Tika menunduk terisak, bahu nya bergetar, ia menunduk ketakutan."Apa yang sebenarnya terjadi?." Tanya pak RT pada kami."Putri Aina itu
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part9Penulis: Nurliani DamanikBuk lurah langsung berjalan cepat mengambil sebuah ponsel yang sedang di charger di atas meja.Kenapa buk lurah terlihat begitu kaget, kami semua bingung.Sedangkan pak lurah, hanya menggeleng berkali-kali.Dengan panik buk lurah mengusap-usap layar ponsel nya.Ia berjalan mendekat ke arah Tika yang ada di samping ku."Kamu kenapa Ainun?" tanya pak RT pada buk lurah , adik kandung nya itu.Namun tak di gubrisnya. Ia masih terlihat panik."Apa ini? Apa ini laki-laki itu, nak?" tanya buk lurah menunjukkan sebuah foto di layar hape nya. Tampak raut kecemasan dari wajah nya.Tika memicingkan mata memperhatikan.Aku memiringkan badan ikut melihat foto itu.Foto yang bergambarkan seorang lelaki duduk dengan seorang remaja perempuan.Ku lihat Tika mengangguk."Ya buk, ini lelaki
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part10Penulis: Nurliani Damanik"Buk lurah...!" Aku kaget dan berdiri melihat buk lurah yang pingsan.Lekas pak lurah langsung mengangkat tubuh istrinya, dan merebahkan nya di atas sofa.Aku mendekat ke arah nya."Mama, bangun maa," lirih Aurin putri buk lurah menggoyang tangan nya.Sementara yang lain tak tau harus berbuat apa. Wajah Doni kini berubah menjadi ketakutan."Pak lurah, ada minyak angin?" Tanya ku pada pak lurah, sambil memijit jari jempol kaki istrinya itu."Ada, ada, tunggu sebentar buk," ujar pak lurah panik kemudian bergegas beranjak."Doni, kamu jangan pergi! Disini dulu," Mas Bara membuka suara.Kulihat Doni hanya menunduk, mungkin tak tahu harus berbuat apa."Maa, bangun ma," ucap Aurin yang kini terlihat khawatir."Makanya kalau ngomong di saring dulu, untung mama mu tidak m4ti be
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part11Penulis: Nurliani Damanik"Saya memilihmu, Tika Camellia," ucap Doni dengan keras.Kami semua terdiam saat mendengar jawaban Doni."Tidak! Doni tetap milik ku," teriak Aurin dengan keras."Sudah lah, Aurin," bujuk pak lurah pada anak nya itu."Bagaimana, bang Doni?" tanya Tika lagi meminta kejelasan.Doni diam dan terlihat bingung."Berani kau menikahi nya Doni, aku akan bunuh diri," ancam Aurin pada lelaki itu."Astaghfirullahaladzim,"Aurin masih tetap tidak mengikhlaskan Doni bersama dengan anak ku, Tika."Baiklah kalau begitu, biar lah bang Doni tetap dengan perempuan ini. Saya sudah cukup trauma, percuma saya menikah dengan bang Doni tapi tetap di hantui rasa bersalah," ujar Tika panjang lebar."Maksud kamu apa, nak?" tanya mas Bara suami ku.Kami tak tahu isi pikiran Tik
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part12Penulis: Nurliani DamanikSatu malam kami menginap lagi di rumah mbak Yuni, karna pikiran kami semua belum tenang.Aku masih membutuhkan mbak Yuni untuk menguatkan aku.Dan pulang keesokan paginya.*****"Kami izin pulang dulu ya, mbak," ucap ku pada mbak Yuni saat kami hendak pulang ke rumah."Ya, dik Aina. Sebelum kalian pindah ke kampung, ke mari dulu pamit ya," jawab mbak Yuni padaku."Baik ,mbak,"Aku menggendong Bian putra bungsu ku."Kami pulang dulu ya, mbak, mas Yusuf," ucap suami ku.Mas Yusuf dan mbak Aina mengangguk.****Jarak dari rumah kami dan mbak Yuni memang sangat dekat, jadi hanya jalan kaki saja.Kami berjalan beriringan.Saat hendak masuk ke gang, aku melihat salah seorang warga yang melempari Tika anak ku kemarin.Wanita itu hendak menyi
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part13Penulis: Nurliani DamanikAku mencoba terbiasa dengan kehidupan kami di kampung.Bulan demi bulan telah terlewati.Usia kandungan Tika saat ini sudah 7 bulan. Dengan tubuh nya yang kecil, aku mencoba mengajari hal-hal yang pantang di lakukan saat hamil.Awal-awal kami di sini Tika hanya diam, karna aku tak membolehkan nya keluar rumah sampai ia melahirkan.Aku hanya khawatir warga kampung sini mengetahui kehamilan Tika yang masih berusia 13 tahun. Memang, rumah kami agak tersendiri. Seratus meter ke depan baru dapat pemukiman ramai.Warga sini seluruh nya ber-tani, sibuk dengan kerjaan setiap hari. Jadi memang tak ada kumpulan ibu-ibu tukang gosip. Aku tak perlu takut dan khawatir saat menyembunyikan kehamilan Tika, anak ku. Jadi aku membolehkan nya keluar rumah, walau hanya di halaman saja.Saat aku tengah memotong kentang untuk masak makan s
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part14Penulis: Nurliani Damanik"Tuh, kan. Ibu marah," ucap Tika cemberut."Bu-bukan Tika, ibu hanya mikir, kok bisa Doni punya uang sebanyak itu sampe ngasih kamu duit buat di tabung," balas ku masih tidak percaya dengan ucapan Tika."Yahh, nama nya juga dulu bang Doni cinta mati sama Tika, buk," ucap Tika santai pada ku."Ih, ge'er kamu. Bukti nya di selingkuh in," ejek ku pada anak sulung ku itu."Yaa, nama nya juga manusia buk, tempat nya salah dan dosa," ucap nya sambil tertawa."Pacar an juga dosa, nak. Kamu masih terlalu polos untuk hal seperti itu." Aku melirik nya melotot."Iya, buk. Tika tau, habis nya bang Doni baik sama Tika," ucap nya lagi-lagi memuji lelaki itu.Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala saat mendengar Tika membanggakan sosok Doni itu.Sebelum nya Tika tidak mau seterbuka ini tentang Doni. Jangan k