P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part27
Penulis: Nurliani Damanik_______________________"Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya ku pada Doni yang ada di hadapan kami."Saya sudah lama mencari Tika, Tante. Tepat hari ini saya baru bisa menemukan nya," balas Doni pada ku."Maaf, anak lelaki ini siapa ya?" tanya ustadzah Ririn kelihatan bingung."Ini ustadzah, saya sebagai wali Tika dulu kan pernah menjelaskan masalalu Tika. Anak lelaki ini yang pernah saya ceritakan pada ustadzah," ucap mbak Yuni menjelaskan ke ustadzah Ririn.Ternyata, mbak Yuni sebelumnya sudah menjelaskan pada ustadzah perihal masalah Tika sebelum masuk ke pondok.Menurut ku tak apa jika ustadzah tau masalalu Tika, agar Tika lebih banyak di bimbing dan diberi nasehat baik di pondok ini."Allahuakbar.. Benarkah?" Tampak terlihat kaget ekspresi ustadzah Ririn di balik cadar."P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part28Penulis: Nurliani Damanik________________________POV : TIKA CAMELLIA.*****Awalnya aku ingin mengubur semua kepahitan yang bang Doni torehkan di masalalu ku. Namun, sepertinya semesta tidak mengijinkan.Aku bertemu lagi dengan cinta pertamaku, bang Doni. Setelah setahun berpisah tak bertemu, kali ini ia menampakkan wujud nya di hadapan ku.Masih sama!Masih tampan seperti saat pertama bertemu, tatapan dari sorot mata nya yang indah selalu bisa membuat ku lemah dan tak berdaya.Harus kah aku membenci nya? Atau malah memberi nya kesempatan kedua, setelah banyak badai masalah yang ku hadapi sendiri. Hanya ibu dan ayah yang jadi kekuatan ku, bang Doni entah kemana.Tapi, setelah aku mendengar penuturan dan penjelasan dari bibir nya, seketika rasa ku tumbuh kembali.Apakah Tuhan saat ini sedang mempermainkan ku? Ku rasa tidak. Sem
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part29Penulis: Nurliani Damanik_______________________Aku mencoba berlapang dada menerima keputusan Tika. Karna Tika tetap kekeh menikah dengan Doni.Semua orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anak nya, demikian pula dengan ku. Awalnya aku tidak setuju, namun aku berpikir mungkin memang Doni lah jodoh Tika. Sejauh apapun 2 insan terpisah, jika takdir sudah memutuskan untuk bertemu lagi, pasti akan bertemu. Setelah selesai pamit pada Tika, mbak Yuni juga mas Yusuf, aku masuk ke dalam mobil Doni. Kali ini ustadz akan menemani kami untuk menghadap mas Bara, suami ku.Aku berharap, mas Bara tidak emosi dan malah menghajar Doni."Maaf buk Aina, bisa kasih tau alamat lengkap nya dimana?" tanya ustadz pada ku yang menyetir mobil Doni."Oh, sebentar ustadz." Aku mengambil ponsel ku dalam tas dan mengetik alamat ku di maps."Ini ustadz." Ku berikan
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part8Penulis: Nurliani DamanikMas Yusuf dan Pak RT masuk ke dalam rumah mbak Yuni."Bagaimana mas, sudah pergi mereka?" Tanya ku pada mas Yusuf."Sudah dik Aina, kau tak perlu takut lagi." Balas mas Yusuf setelah mencoba menghadapi amukan warga yang di dampingi pak RT."Silahkan duduk , Pak RT." Ucap mas Bara suamiku mempersilahkan.Ku lihat mbak Yuni keluar dari kamar anak-anaknya, mungkin menenangkan Bian anak ku yang tadi menangis."Dimana Bian, mbak?" Tanya ku."Sedang main dengan Alifa dan Tio. Sudah tenang dia, tidak menangis lagi." Ucap mbak Yuni kemudian duduk bersama-sama dengan kami."Mohon maaf Pak Ustadz, buk Yuni , sebenarnya apa yang terjadi hingga ada keributan di halaman rumah kalian barusan?" Tanya pak RT pada mbak Yuni dan mas Yusuf."Maaf habibi, izinkan saya yang menjawab dulu." Ucap mbak Yuni melihat ke arah mas
Putriku Hamil di Usia 13 TahunPenulis : Nurliani Damanik _________________*****"Udah seminggu dok anak saya ini nggak mau makan. Dia muntah-muntah terus badan nya juga lemes aja," jelasku pada dokter yang bertugas di puskesmas daerah kami.Aku menjelaskan keluhan Tika anak ku yang masih duduk di kelas 1 SMP. Terlihat ia berbaring sambil di cek tensi nya oleh perawat yang mendampingi dokter cantik tersebut."Semua nya normal ya buk. Cuman si adek ini emang dehidrasi kemungkinan karna muntah dan hanya sedikit masuk makanan," ucap dokter tersebut lalu memerintahkan perawat untuk meresepkan obat anti mual dan suplemen makanan."Kita infus dulu ya dek," ucap dokter itu ramah pada anak ku TikaAku hanya memperhatikan dengan seksama tindakan mereka pada Tika."Sebelum nya ada makan apa dek? Kok bisa mual gitu, apa ada salah makan?" tanya dokter tersebut menanyai Tika.Mungkin saja memang anak ku k
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part2"Siapa orang nya? Jawab Tika!!! Siapa orang nya?" Suami ku mengguncang tubuh Tika dengan sangat kuat.Tika hanya menunduk dan menangis.Aku pun menangis sejadi-jadinya."Ya Allah Tika... Kenapa kamu lakukan hal-hal yang begituan Tika" lirih ku memukul-mukul matras puskesmas frustasi "Maafin Tika buk... Ayah.. Maafin Tika..." Putriku semakin tersedu-sedu dan sesekali mengusap air mata nya dengan ujung jilbab yang ia kenakan.Sedangkan dokter dan perawat itu hanya menatap kami dengan tatapan miris dan penuh iba. "Nak, jujur sama ibuk Tika.. Siapa orang nya?" "Hu.... hu... hu... hu..." Tika semakin mengencangkan tangisan nya."Adekk.. gapapa adek. Jujur aja sama ibu sama bapak nya" ujar dokter dengan memegang bahu Tika"Gausah takut, bilang aja gapapa" timpal perawat yang ada di samping dokter ituMereka mencoba membujuk T
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part 3"Tidak mudah Aina. Tidak semudah itu kita datang langsung menyuruh laki-laki itu menikahi Tika anak kita" ucap mas Bara padaku"Tika, apa kamu tau tepat nya dimana rumah Doni yang kamu sebut itu?" Tanya ku lagi pada Tika yang masih terisak.Namun ia hanya menggeleng menjawab pertanyaan ku."Ya Allah Tika, bagaimana mungkin kamu tidak tahu dimana rumah nya sedangkan kamu telah memberikan mahkota mu pada nya""Sungguh ibu, Tika tidak tahu dimana rumah Doni" ucap Tika pelanKami semakin shok mendengar ucapan Tika, begitu juga dengan dokter dan perawat puskesmas yang mendengar perbincangan kami."Begini saja Aina, kita tunggu saja sampai botol infus Tika habis. Setelah itu, kita pergi ke kampung sebelah mencari laki-laki itu" ujar suami ku berusaha tegar"Baiklah mas. Tapi bagaimana dengan Bian? Apakah kita akan menitipkan nya lagi pada Mbak Yuni? "A
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part4Penulis: Nurliani Damanik"Tika... Bagaimana bisa ini terjadi?" Bentak mbak Yuni semakin kuat."Mbak... Jangan keras-keras mbak, nanti tetangga dengar. Malu mbak" ucap mas Bara suami ku menenangkan kakak nya yang dada nya sudah naik turun karna emosi."Bara, aku tidak menyangka anak mu ini hanyut dan terbuai dengan godaan syaitan" tunjuk mbak Yuni pada Tika.Ketegangan, emosi, dan kesedihan bercampur aduk menjadi satu saat ini."Tika... Kamu masih kecil, bahkan ponsel pun tidak punya karna ayah dan ibu mu tidak memberi izin bukan? Bagaimana bisa kamu melakukan hal yang tidak pantas untuk seusia mu? Kau menutup aurat dan berpenampilan seolah gadis Sholehah. Tapi kelakuan mu tidak mencerminkan kebaikan seperti yang ayah dan ibumu ajar kan. Astaghfirullahalazim..." Mbak Yuni masih mengeluarkan kata-kata umpatan amarah nya.Sedangkan aku hanya pasrah dan tak tahu har
P u t r i k u H a m i l di U s i a 13 T a h u n Part5Penulis: Nurliani Damanik"Tok... Tok... Tok... Assalamualaikum." Ucap seseorang di balik pintu rumah mbak Yuni , saat aku baru saja selesai shalat subuh bersama-sama dengan mas Bara dan mbak Yuni di ruang tengah."Sepertinya mas Yusuf" ucap mbak Yuni kemudian membuka mukenah dan meletakkan nya di atas sandaran sofa."Walaikumsalam" ucap mbak Yuni membuka pintu.Mas Yusuf membuka sepatu kulit nya dan masuk kedalam menghampiri kami."Loh, tumben menginap disini Bara dan dik Aina?" Ucap mas Yusuf menjabat tangan kami."Ee, iya mas, kemarin menitip Bian saat mengantar Tika berobat ke puskesmas, sudah terlalu malam kalau pulang." ucap mas Bara suami ku menjawab tanya mas Yusuf.Mas Yusuf mengangguk."Lalu, nak Tika sedang dimana? Apakah kondisinya sudah membaik?." Tanya mas Yusuf dengan wajah khawatir."Alhamdulillah sudah, mas Yusu