***** Pagi hari Damian sudah siap untuk pergi bekerja ke kantor. Pagi hari ini ada yang berbeda di mana dirinya alih-alih melihat Leanne yang menyiapkan sarapan pagi, akan tetapi ia tidak melihat Leanne. Yang menyiapkan sarapan pun pelayan rumahnya hal itu membuat ia bertanya-tanya. "Di mana Nyonya?" Tanya Damian pada Lastri pembantu paruh baya itu. Tidak heran bagi Lastri kenapa majikannya bertanya seperti itu, karena yang tahu Damian dan Leanne pisah kamar adalah Lastri dan beberapa pelayan yang di mana mereka harus tutup mulut akan hal itu. "Nyonya berada di kamarnya Tuan. Tadi sudah saya antarkan sarapan atas permintaan Nyonya ke kamarnya." Jelas Lastri sopan. Mendengar hal itu Damian terdiam dan Lastri pun undur diri dari hadapannya. Hingga Damian selesai sarapan dan ia pergi ke kantornya pun tak lepas soal memikirkan Leanne. Apalagi setelah pembicaraan mereka yang belum jelas arahnya. Damian yang sudah berada di dalam ruangannya pun tidak dapat berkonsentrasi dengan p
***** NAKARI HOSPITAL UNIVERSITY Rumah sakit mewah bergengsi dengan kecanggihan alat kedokterannya yang terbukti, serta salah satu rumah sakit terbesar di kota ini. Saat ini di mana ada seorang wanita yang tengah berjalan masuk ke gedung berlantai-lantai itu. Setelan kaos putih polos yang di balut dengan kemeja abu kotak-kotak yang di padukan celana denim pendek biru pudar dan juga di lengkapi dengan ankle boot warna hitam. Di mana saat ini gaya berpakaian Leanne seperti itu, tengah berjalan memasuki rumah sakit. Rambut brunette nya di biarkan tergerai indah. Serta kacamata hitam yang bertengger manis pada hidung mancungnya. Kedatangannya ke rumah sakit sudah membuatnya menjadi pusat perhatian. Seorang wanita blasteran yang berpakaian santai serta cara berpakaiannya yang simple tidak menampik jika parasnya di balik sedikit tertutupi kacamata hitam itu sangat cantik. Daya tarik Leanne sangat memikat bagi orang yang menatapnya. Dan tidak sedikit dari mereka yang bertanya-ta
***** Tak berselang lama suara nada dering ponsel pun terdengar. Dimana suara itu berasal dari ponsel Kenny. "Big Boss." Ucap Kenny saat melihat siapa yang meneleponnya sambil menatap ke arah Leanne memberitahukan. 'Big Boss' yang di maksud Kenny itu adalah panggilan kepada Adam. Kenny yang sudah mengangkat panggilan itu dan berbicara dengan Adam, tidak lama Kenny menjauhkan ponsel dari telinganya serta memberikan benda persegi panjang itu ke arah Leanne. Leanne menerima ponsel itu lalu ia pun berkata pada Adam. "Ya?" Tanya Leanne datar. "Jadwalkan hari mu untuk datang ke Amerika." Ucap Adam. "Ada apa?" Tanya Leanne lagi masih dengan raut datarnya. "Ada hal penting yang harus kamu tahu, tentang penyelidikan yang kamu minta waktu itu." Jawab Adam. Mendengar jawaban Adam membuat Leanne terdiam dengan penuh pikiran. Semua itu tidak luput dari pandangan Sultan dan Kenny. "Oke, akan aku kabari kapan aku kesana." Ucap Leanne dan panggilan pun terputus. Leanne mengembalikan
***** Setelah pertemuan tidak terduga di halaman rumah sakit, kini Leanne tengah berada di restoran seberang rumah sakit, duduk berhadapan dengan seseorang yang sudah lama Leanne tunggu kehadirannya sejak dulu. Dan kini Leanne duduk satu meja dengan pria atau lebih tepatnya kekasih Leanne yang telah lama menghilangkan diri. Kehadiran pria di hadapannya membuat Leanne bahagia karena telah di pertemukan kembali setelah sekian lamanya. Namun pertemuan ini juga bersamaan dengan rasa kecewa Leanne dengan kenyataan pahit yang baru Leanne ketahui. Tidak jauh dari meja Leanne, di sana mereka Ayumi serta Naomi ibu dan anak itu duduk satu meja. Membuat Leanne tersadarkan akan kenyataan bahwa mereka adalah bagian hidup dari pria di hadapannya. Yang saat ini menatapnya dalam diam. Pria yang Leanne cintai yang dia tunggu selama ini ternyata sudah berkeluarga. Memiliki kehidupan baru tanpa ada dirinya. Sia-sia selama ini Leanne menunggu pria itu untuk kembali padanya lagi, nyatanya pria i
***** Setelah mendengar perkataan Rai di mana Leanne harus melupakan Raigan saudara kembarnya sendiri. Leanne segera beranjak dari restoran tanpa mau mendengar hal-hal lainnya lagi yang akan membuat hatinya hancur. Dan sekarang, saat ini Leanne sudah berada di toko bunganya sedang berada di ruang kerjanya. Leanne memegang sebuah figura yang baru saja ia keluarkan dari laci. Di mana figura itu ada sepasang kekasih yang terlihat bahagia di balik sebuah potret kamera, Leanne dan Raigan. Foto itu memperlihatkan kemesraan Leanne yang tengah duduk di pangkuan Raigan sambil mengecup rahang tegas Raigan yang menawan. Raigan sendiri memeluk Leanne begitu erat, serta senyum Raigan yang cerah nan hangatnya yang sangat menggetarkan hati, ia tampilkan ke arah kamera. Pelukan hangat itu terasa Leanne rasakan hingga saat ini. Foto itu di ambil setelah 10 bulan lamanya mereka menjadi sepasang kekasih. Di balkon apartemen Leanne dulu. Saat musim semi yang saat itu mereka tengah menikmati masa c
***** Sarah begitu terbuai dengan perlakuan Damian, dan Sarah pikir Damian sangat mempercayainya. Namun semua itu hanya sejenak, sebab setelahnya suara pekikan keras keluar dari bibir Sarah. "AAARRRGGGGHHHHHH!!! DAMIAN SAKIT!!" Pekikan sakit itu karena rambut Sarah yang di cengkeram oleh Damian sangat kuat sehingga membuat wajah Sarah mendongak ke atas. "Sudah ketahuan kau masih saja mengelak. Kau pikir aku bodoh, heh?!! Jangan kau pikir aku yang selalu lembut padamu, hingga tidak akan bisa menyakiti mu. Kau salah Sarah. Justru aku akan membuat hidupmu menderita karena sudah mengkhianati ku. Kau tidak tahu siapa aku sebenarnya. Kau hanyalah wanita pengeruk harta yang tidak tahu diri. Menginginkan harta ku agar bisa hidup bahagia dengan kekasih mu yang lain. Kau lebih hina dari seorang pelacur." Ucapan sadis Damian sangat menusuk hati Sarah. Damian melepaskan cengkeramannya pada rambut Sarah dengan kasar, sehingga membuat Sarah jatuh terduduk ke lantai dengan begitu keras.
***** Sudah dua puluh menit berlalu, sambil menunggu Leanne bersiap-siap Damian masih di ruang kerjanya tengah mengecek beberapa dokumen. Sampai sebuah ketukan pintu dari luar terdengar membuat Damian menghentikan pekerjaannya. "Masuk." Sahut Damian, lalu setelah itu pintu pun terbuka. Di mana saat ini menampilkan Leanne yang sudah fresh sehabis mandi. Untuk beberapa saat Damian di buat bergeming dengan penampilan Leanne saat ini. Leanne yang mengenakan dress selutut bermotif bunga-bunga hitam biru yang tanpa lengan kini sangat terlihat feminim. Karena tidak biasanya Leanne memakai dress jika bukan karena acara formal. Namun saat ini cara berpakaian Leanne yang sederhana namun terlihat anggun membuat Damian terpesona dengan kecantikan Leanne yang memancar. Meski Leanne memoleskan make up nya secara natural. Namun harus Damian akui tanpa polesan make up pun Leanne sudah terlihat sangat cantik. Leanne yang berada di ambang pintu berucap. "Oh, apa kamu sedang bekerja?"
***** Leanne pun mulai makan makanannya tanpa harus mengajak Damian terlebih dahulu, karena ia sendiri sudah lapar sejak tadi. Damian yang melihat hal itu pun segera ikut melahap makanannya juga. Meski perutnya lapar, akan tetapi pikirannya melalang buana dengan niatnya yang akan ia ucapkan nanti. Suara dentingan dari alat makan yang menemani keheningan mereka saat makan hingga selesai. Hingga Leanne selesai minum serta membersihkan sudut bibirnya dengan serbet kecil. Begitupun dengan Damian yang sudah menyelesaikan makanannya juga. Mereka saling bertatapan, saling menelisik dari mata satu sama lain untuk mengetahui apa yang tengah di pikirkan. Hingga suara Damian yang mulai memecahkan suasana keheningan di antara mereka terlebih dahulu. "Pertanyaan ku hampir sama seperti sebelumnya, namun saat ini aku akan memperjelas keinginan ku. Leanne, bisakah kita memulai semuanya dari awal membuat rumah tangga kita yang sesungguhnya tanpa adanya batas pernikahan lagi?" Ucapan Dami