“Biar Papa yang buka.” Papa Harry pun segera berdiri, kemudian mengayunkan langkahnya ke pintu. Dia membuka pintu apartemen Flavia dan mendapati keluarga Adion yang datang. Flavia yang melihat Bryan Adion dan Olivia Shea merasa terkejut. Tak hanya mereka berdua, ada Bian juga yang ada di sana. Namun, yang menjadi pertanyaan Flavia, kenapa papanya tahu mereka akan datang. Apakah memang sudah tahu sebelumnya. “Selamat pagi, Pak Harry.” Daddy Bryan mengulurkan tangan pada papa Flavia. “Selamat pagi, Pak Bryan.” Papa Harry menerima uluran tangan dari Bryan. Kemudian beralih pada Shea, dan juga Bian. “Silakan masuk.” Dia melebarkan pintu. Mempersilakan untuk masuk. Keluarga Adion masuk ke apartemen Flavia. Mereka yang melihat Flavia memakai kacamata hitam menduga jika itu adalah cara Flavia untuk menutupi matanya yang bengkak akibat menangis. Flavia hanya bisa terpaku. Dibalik kacamata hitamnya, dia melihat Bian dengan penuh kebencian. Dia benar-benar membenci pria itu. “Silakan dudu
“Kami akan coba jelaskan, Pak.” Bian dengan berani mencoba menjelaskan pada orang tua Flavia. “Saya mengira Flavia dan daddy saya menjalan hubungan. Kemarin malam ketika saya bertanya pada Flavia apakah memiliki hubungan dengan daddy, dia menjawab iya. Saya yang gelap mata akhirnya melakukan pemaksaan.” Bian sedikit tertunduk. Merasa bersalah sekali.“Jadi kamu melakukan pemerkosaan.” Papa Harry langsung tersulut emosi. Dia melepaskan pelukannya pada Flavia dan hendak menghampiri Bian. Dia langsung memukul Bian. Tak ada penolakan dari Bian. Dia justru membiarkan pria paruh baya itu memukulnya. Daddy Bryan pun mencegah Pak Harry yang terus memukul Bian. Mommy Shea yang melihat hal itu panik. Dia tidak bisa berbuat apa-apa ketika anaknya dipukul. Wajar jika anaknya dipukul. Karena memang anaknya salah dalam hal ini. “Tenang, Pak. Kami bisa jelaskan dulu.” Daddy Bryan mencoba menghentikan aksi Pak Harry yang memukul Bian. “Apa yang harus dijelaskan lagi? Jelas-jelas dia sudah memperk
Semua orang terkejut dengan jawaban Flavia. Termasuk Pak Harry. Dia bingung kenapa anaknya tidak mau menerima tanggung jawab dari Bian. Padahal itu adalah langkah terbaik. “Saya tidak akan melaporkan Bian ke kantor polisi, karena dalam hal ini saya juga salah, tapi saya tidak bisa menerima Bian menjadi suami. Biarkan saya dengan keadaan seperti ini.” Flavia memilih untuk melepaskan keperawanannya dibanding harus menikah dengan Bian. Bian tersenyum tipis. Flavia memang keras kepala. Dibanding menerima tanggung jawab, dia memilih menolaknya. Pastinya itu karena dia begitu membenci apa yang sudah dilakukannya. “Kamu tidak masalah kehilangan perawanan, tapi jika kamu hamil, apa itu tidak masalah juga? Padahal aku melepaskan kecebong-kecebong itu di dalam rahimmu. Aku rasa mereka sedang berenang di dalam rahimmu. Bertemu dengan sel telur di dalam rahimmu dan berkembang menjadi janin. Sembilan bulan kemudian akan lahir seorang anak Nolan Fabian dari rahim Flavia Claire.” Bian akhirnya mem
Mommy Shea dan Daddy Bryan ke apartemen Bian. Mereka ingin bicara dengan Bian terlebih dahulu sebelum pulang. “Kamu lihat apa yang kalian lakukan!” Mommy Shea menatap Bian. Dia masih kecewa dengan apa yang dilakukan anaknya. “Mom, maafkan aku. Aku hanya ingin menjaga hati mommy.” Bian mencoba meyakinkan sang mommy.“Kamu menjaga hati seorang wanita, tetapi menyakiti hati wanita lain. Apa itu bukan sama saja?” Mommy Shea tidak habis pikir. “Apa sebelum kamu melakukan semua itu, kamu tidak berpikir jauh. Mommy selalu bilang, jangan melakukan hal itu. Itu akan menyakiti wanita, tapi kamu tetap melakukannya.” Mommy Shea menatap anaknya kesal. “Mom, maaf.” Bian bersimpuh di kaki mommy-nya. Dia merasa bersalah karena apa yang dilakukannya menyakiti mommy-nya juga. “Mommy bisa saja memaafkanmu, Bi, tapi kamu harus mendapatkan maaf dari Flavia. Mommy tahu apa yang dirasakan Flavia. Dia pasti terluka.” Mommy Shea menangis. Dia merasakan jelas apa yang dirasakan oleh Flavia. “Aku janji aka
“Jika nanti Flavia mau menerima Bian. Urusan pernikahan Mommy tidak perlu khawatirkan. Aku akan mengurus semuanya.” El tentu akan bertanggung jawab juga atas kesalahan yang diperbuatnya. Tentu saja tidak akan tinggal diam begitu saja. “Iya, Mom. Mommy tenang saja. Kami semua yang akan urus.” Al ikut menimpali. Dia pun juga akan membantu El untuk mempersiapkan semuanya. “Kita berharap saja Flavia akan menerima. Jika tidak, Mommy tidak tahu harus berbuat apa.” Tatapan Mommy Shea kosong. Dia tidak tega membiarkan Flavia sendiri. Apalagi jika sampai ada anak di dalam kandungannya. ***Suara bel terdengar. Flavia yang duduk bersama papanya segera mengalihkan pandangan pada pintu apartemen. Mereka sudah tahu siapa gerangan yang datang ke apartemen. Siapa lagi jika bukan keluarga Adion. Kemarin, Flavia mengirim pesan pada Bryan Adion jika dia ingin bertemu. Memberikan jawaban atas pertanggungjawaban yang diberikan oleh Bian. “Biar Papa yang buka.” Papa Harry segera berdiri. Membuka pintu
Papa Harry membawa Flavia untuk pulang. Mengingat besok keluarga Bian akan datang. Saat sampai di rumah, Mama Agnes merasa aneh ketika suaminya pulang dengan anaknya, dan ini masih terlalu pagi untuk mereka pulang. “Kalian dari mana?” tanya Mama Agnes.“Masuklah, dan beristirahatlah.” Papa Harry langsung memberikan perintah pada anaknya. Flavia pun segera masuk ke kamarnya. Dia juga malas bertemu dengan ibu tirinya itu. Papa Harry masuk dan duduk di ruang keluarga. Mama Agnes mengikuti dari belakang. Menghampiri sang suami yang duduk di sofa. Dia masih bingung kenapa anak tirinya itu tiba-tiba pulang.“Kenapa kamu pulang dengan Flavia.” Mama Agnes berdiri tepat di depan suaminya.Papa Harry tidak menjawab. Justru dia melayangkan tatapan tajam pada istrinya. Dia masih kesal ketika mengetahui apa alasan Flavia mendekati Bryan Adion.“Apa kamu meminta Flavia untuk mendekati Bryan Adion?” tanya Papa Harry pada istrinya.Mama Agnes terkejut. Ketika suaminya mengetahuinya. “Dengarkan, a
Bian ikut daddy dan mommy-nya pulang. Mereka besok akan datang ke rumah Flavia. “Pernikahan itu adalah sesuatu hal yang sakral. Tapi, beberapa orang mempermainkannya. Ada banyak hubungan yang dijalin dalam sebuah pernikahan. Tidak hanya dua orang yang menjalani pernikahan itu, tetapi juga dua keluarga. Dalam keadaan Flavia yang begitu membenci kamu, tentu saja itu adalah pilihan tepat. Tapi, segalanya bisa berubah dengan berjalannya waktu. Jadi kamu punya kesempatan untuk meluluhkan Flavia. Kamu bisa mencegah adanya perceraian. Mommy berharap jika kamu dan Flavia menjalani pernikahan tanpa perceraian.” Di mobil Mommy Shea mencoba menasihati anaknya. Dia melihat anaknya yang sedang menyetir. Mommy Shea berharap jika apa yang terjadi padanya dulu bisa terjadi pada Bian dan Flavia. Akan ada cinta ketika mereka menjalani hidup bersama.“Aku akan mencoba, Mom. Berusaha untuk tidak mencegah adanya perceraian.” Bian melihat mommy-nya dari kaca yang berada di atas dasboard. Dia mencoba meyak
Pagi ini Bian bersiap untuk pergi ke rumah Flavia. Dia memakai kemeja agar lebih terlihat rapi. Saat sedang melihat penampilannya di depan cermin, suara pintu terdengar diketuk. Bian mengalihkan pandangannya ke arah pintu.“Masuk,” ucap Bian mempersilakan siapa pun di balik pintu untuk masuk.Pintu terbuka, tampak kakak dan kakak sepupunya yang masuk. Ada El dan Al di sana. Bian yang melihat kakaknya menatap malas. Dia kesal karena kakaknya ikut bagian dalam mengerjai. El dan Al masuk ke kamar Bian. Melihat adiknya yang sudah rapi. Tampak sudah siap untuk ke rumah Flavia. “Kamu sepertinya marah denganku?” El melihat jelas wajah Bian yang malas melihat kedatangannya. “Kalian benar-benar tega membohongi aku!” Bian merasa kakaknya benar-benar hebat membodohinya. Sampai membuat rapat saat dirinya datang. Hingga Bian tidak sama lagi curiga jika kakak-kakaknya sedang mengerjainya. “Kamu yang tega. Bisa-bisanya melakukan hal keji itu.” El menepuk bahu adiknya. Merasa jika sang adik bena