Mommy Shea dan Daddy Bryan ke apartemen Bian. Mereka ingin bicara dengan Bian terlebih dahulu sebelum pulang. “Kamu lihat apa yang kalian lakukan!” Mommy Shea menatap Bian. Dia masih kecewa dengan apa yang dilakukan anaknya. “Mom, maafkan aku. Aku hanya ingin menjaga hati mommy.” Bian mencoba meyakinkan sang mommy.“Kamu menjaga hati seorang wanita, tetapi menyakiti hati wanita lain. Apa itu bukan sama saja?” Mommy Shea tidak habis pikir. “Apa sebelum kamu melakukan semua itu, kamu tidak berpikir jauh. Mommy selalu bilang, jangan melakukan hal itu. Itu akan menyakiti wanita, tapi kamu tetap melakukannya.” Mommy Shea menatap anaknya kesal. “Mom, maaf.” Bian bersimpuh di kaki mommy-nya. Dia merasa bersalah karena apa yang dilakukannya menyakiti mommy-nya juga. “Mommy bisa saja memaafkanmu, Bi, tapi kamu harus mendapatkan maaf dari Flavia. Mommy tahu apa yang dirasakan Flavia. Dia pasti terluka.” Mommy Shea menangis. Dia merasakan jelas apa yang dirasakan oleh Flavia. “Aku janji aka
“Jika nanti Flavia mau menerima Bian. Urusan pernikahan Mommy tidak perlu khawatirkan. Aku akan mengurus semuanya.” El tentu akan bertanggung jawab juga atas kesalahan yang diperbuatnya. Tentu saja tidak akan tinggal diam begitu saja. “Iya, Mom. Mommy tenang saja. Kami semua yang akan urus.” Al ikut menimpali. Dia pun juga akan membantu El untuk mempersiapkan semuanya. “Kita berharap saja Flavia akan menerima. Jika tidak, Mommy tidak tahu harus berbuat apa.” Tatapan Mommy Shea kosong. Dia tidak tega membiarkan Flavia sendiri. Apalagi jika sampai ada anak di dalam kandungannya. ***Suara bel terdengar. Flavia yang duduk bersama papanya segera mengalihkan pandangan pada pintu apartemen. Mereka sudah tahu siapa gerangan yang datang ke apartemen. Siapa lagi jika bukan keluarga Adion. Kemarin, Flavia mengirim pesan pada Bryan Adion jika dia ingin bertemu. Memberikan jawaban atas pertanggungjawaban yang diberikan oleh Bian. “Biar Papa yang buka.” Papa Harry segera berdiri. Membuka pintu
Papa Harry membawa Flavia untuk pulang. Mengingat besok keluarga Bian akan datang. Saat sampai di rumah, Mama Agnes merasa aneh ketika suaminya pulang dengan anaknya, dan ini masih terlalu pagi untuk mereka pulang. “Kalian dari mana?” tanya Mama Agnes.“Masuklah, dan beristirahatlah.” Papa Harry langsung memberikan perintah pada anaknya. Flavia pun segera masuk ke kamarnya. Dia juga malas bertemu dengan ibu tirinya itu. Papa Harry masuk dan duduk di ruang keluarga. Mama Agnes mengikuti dari belakang. Menghampiri sang suami yang duduk di sofa. Dia masih bingung kenapa anak tirinya itu tiba-tiba pulang.“Kenapa kamu pulang dengan Flavia.” Mama Agnes berdiri tepat di depan suaminya.Papa Harry tidak menjawab. Justru dia melayangkan tatapan tajam pada istrinya. Dia masih kesal ketika mengetahui apa alasan Flavia mendekati Bryan Adion.“Apa kamu meminta Flavia untuk mendekati Bryan Adion?” tanya Papa Harry pada istrinya.Mama Agnes terkejut. Ketika suaminya mengetahuinya. “Dengarkan, a
Bian ikut daddy dan mommy-nya pulang. Mereka besok akan datang ke rumah Flavia. “Pernikahan itu adalah sesuatu hal yang sakral. Tapi, beberapa orang mempermainkannya. Ada banyak hubungan yang dijalin dalam sebuah pernikahan. Tidak hanya dua orang yang menjalani pernikahan itu, tetapi juga dua keluarga. Dalam keadaan Flavia yang begitu membenci kamu, tentu saja itu adalah pilihan tepat. Tapi, segalanya bisa berubah dengan berjalannya waktu. Jadi kamu punya kesempatan untuk meluluhkan Flavia. Kamu bisa mencegah adanya perceraian. Mommy berharap jika kamu dan Flavia menjalani pernikahan tanpa perceraian.” Di mobil Mommy Shea mencoba menasihati anaknya. Dia melihat anaknya yang sedang menyetir. Mommy Shea berharap jika apa yang terjadi padanya dulu bisa terjadi pada Bian dan Flavia. Akan ada cinta ketika mereka menjalani hidup bersama.“Aku akan mencoba, Mom. Berusaha untuk tidak mencegah adanya perceraian.” Bian melihat mommy-nya dari kaca yang berada di atas dasboard. Dia mencoba meyak
Pagi ini Bian bersiap untuk pergi ke rumah Flavia. Dia memakai kemeja agar lebih terlihat rapi. Saat sedang melihat penampilannya di depan cermin, suara pintu terdengar diketuk. Bian mengalihkan pandangannya ke arah pintu.“Masuk,” ucap Bian mempersilakan siapa pun di balik pintu untuk masuk.Pintu terbuka, tampak kakak dan kakak sepupunya yang masuk. Ada El dan Al di sana. Bian yang melihat kakaknya menatap malas. Dia kesal karena kakaknya ikut bagian dalam mengerjai. El dan Al masuk ke kamar Bian. Melihat adiknya yang sudah rapi. Tampak sudah siap untuk ke rumah Flavia. “Kamu sepertinya marah denganku?” El melihat jelas wajah Bian yang malas melihat kedatangannya. “Kalian benar-benar tega membohongi aku!” Bian merasa kakaknya benar-benar hebat membodohinya. Sampai membuat rapat saat dirinya datang. Hingga Bian tidak sama lagi curiga jika kakak-kakaknya sedang mengerjainya. “Kamu yang tega. Bisa-bisanya melakukan hal keji itu.” El menepuk bahu adiknya. Merasa jika sang adik bena
Keluarga Adion datang. Mereka disambut oleh keluarga Claire. Mereka mempersilakan untuk masuk ke rumah. Beberapa barang seserahan dibawa keluarga Adion untuk diserahkan pada keluarga Claire. Al dan El membawa barang-barang itu ke dalam rumah. Memberikan keluarga Claire.Mama Agnes segera memanggil Flavia. Mengajak Flavia untuk bertemu dengan keluarga Adion. Flavia tampil polos tanpa riasan di wajahnya. Dia hanya memakai gaun biasa. Seolah tak ada yang istimewa hari ini. Orang yang pertama dilihatnya adalah Flavia adalah Bian. Sekalipun pria itu akan menjadi suaminya, tetap saja masih ada kebencian dalam dirinya. Bian melihat Flavia yang cantik tanpa riasan. Sejak melihat gadis itu memang dia tahu jika Flavia memang begitu cantik. Flavia duduk di samping papanya. Berharapan dengan keluarga Adion. “Terima kasih sudah menerima kami. Saya paman Bian, Regan Maxton. Mewakili keluarga Adion, kami ke mari datang untuk melamar putri Pak Harry yaitu Flavia Claire.” Daddy Regan sebagai perw
Flavia sampai di butik. Di sana sudah ada Mommy Shea dan beberapa wanita. Flavia tidak begitu mengenal wanita-wanita tersebut. “Fla, kenalkan ini Mama Chika-mertua Freya. Ini Shera-kakak sepupu Bian. Kalau ini Ghea, pasti kamu sudah kenal dia adalah kakak Bian.” Mommy Shea memperkenalkan semua pada Flavia. “Flavia.” Flavia langsung mengulurkan tangan berkenalan dengan mereka semua. Sambutan dari saudara Bian membuat Flavia tak menyangka. Karena mereka semua begitu ramah. Mereka semua masuk ke butik. Mencari gaun pengantin. Kebetulan pernikahan sebentar lagi. Jadi tentu saja hal itu membuat mereka tidak punya pilihan untuk mencari gaun yang sudah jadi. Mereka semua berpencar. Mencarikan gaun untuk Flavia. Flavia sendiri mencari gaun bersama Mommy Shea. Kesempatan bersama Mommt Shea seperti ini memang membuat Flavia menggunakan dengan baik. Apalagi dia belum banyak bicara. “Bu, saya meminta maaf karena telah berani mendekati Pak Bryan.” Flavia belum sempat meminta maaf pada Mommy S
Hari pernikahan tinggal empat hari lagi. Hari ini Flavia akan pergi ke Malya Jewelry untuk memesan cincin. Kali ini Flavia ditemani oleh Ghea saja. Karena semua sedang sibuk. Mommy Shea sedang mengecek makanan yang akan disajikan di pesta. Bersama dengan mommy yang lain.Sebenarnya Bian juga datang bersamaan. Namun, dia sengaja tidak masuk ke toko perhiasan. Flavia tak mau bertemu dengannya. Jadi dia memilih melihat dari kejauhan. Dia berada di ruangan pemilik perhiasan. Jadi tentu saja dia dapat melihat Flavia dari dalam. “Terima kasih sudah memberikan akses di sini.” Bian berterima kasih pada Arriela Malya, pemilik toko perhiasan ini. Dari kakaknya Ghea, dia mendapatkan akses untuk melihat Flavia dari balik kaca yang hanya bisa dilihat dari dalam. Bagi mereka yang di luar sedang melihat-lihat perhiasan, tidak tahu jika ada orang yang memerhatikan mereka dari dalam. “Sama-sama. Nikmati saja. Aku harus kembali ke ruangannya.” Arriel mempersilakan Bian untuk menikmati secangkir tehny