Happy Reading Semuanya!Untuk merayakan kepulangan Eva pasca dari rumah sakit kemarin, sebagai suami yang baik tentu saja Geo ingin menyiapkan pesta kecil-kecilan menyambut istrinya pulang. Geo ingin mengadakan perayaan apapun untuk membuat Eva perlahan luluh padanya. “Aku mau buat pesta penyambutan kepulangan kamu dari rumah sakit, jadi kita mampir dulu ke supermarket bagaimana?” tanya Geo.Kepala Eva tampak menggeleng, “Saya masuk rumah sakit karena kelelahan bukan yang lain, buat apa dirayakan. Merayakan kelelahan? Enggak usah lah, lain kali saja.”Lelaki di sebelahnya yang sibuk menyetir hanya memasang wajah kecewa, “Tapi Mas mau, lagian bahan makanan di kulkas juga sudah kosong karena mas masak. Sayuran sudah enggak segar lagi, kita harus tetap beli yang fresh daripada kamu masuk rumah sakit lagi. Biaya rumah sakit mahal meskipun saya masih mampu bayar biaya rumah sakitnya,” Eva menatap kesal lelaki yang menjadi suaminya itu.“Bapak mendoakan saya sakit lagi? Ada ya suami kaya b
Happy Reading Semuanya!Otak Geo penuh dengan Eva, prioritas utama saat ini adalah istrinya. Perempuan di depannya sudah membuangnya sejak awal dan tidak ada lagi hal yang harus dipertahankan, masa depannya sudah sangat jelas bersama dengan orang yang ia cintai saat ini.Bibir Geo tersenyum tipis dan melepas pelukan perempuan yang ada di depannya itu, ia tidak ingin ada kecemburuan dari Eva. Lelaki dengan wajah tampan itu sudah menganggap perempuan bernama Bella itu sebagai temannya saja.“Kamu sejak kapan ada di Indonesia?”Bella hanya memasang wajah bingung melihat perubahan dari kekasihnya dulu yang sempat ia putuskan. Apakah dalam jangka waktu secepat itu sudah membuat perasaan orang yang dulu mencintainya berubah.“Kemarin, aku kangen
Happy Reading Semuanya!Geo tidak tahu sudah berapa lama ia berbincang dengan mantan kekasihnya sampai melupakan Eva. Perasaan bersalah menyelimuti perasaannya saat ini.Tatapan mata Geo tidak lepas dari perempuan yang masih duduk di kursi roda menunggu di depan pintu masuk supermarket, setelah pertemuannya dengan Bella dan membayar bahan belanjaan akhirnya ia bisa kembali ke pelukan istrinya.Wajah cemberut dari Eva terlihat sangat jelas disana, sangat jelas sekali.“Lama banget sih! Seneng ya jadi penggoda di supermarket! Sok ganteng banget sih jadi orang!” marah Eva sembari bersedekap menatap marah dirinya.Geo tertawa pelan dan mengusap kepala perempuan yang kini mendorong kasar tangannya.“
Happy Reading Semuanya!“Aku mau mandi, Eva.”Kepala Eva mengangguk, perempuan muda itu tahu jika suaminya akan mandi. Memang apa masalahnya saat ini.“Eva, kamu tahu apa yang mas katakan tadi? Mas akan mandi.” Ucapan Geo barusan membuat kepala Eva kembali mengangguk mengiyakan perkataan dari suaminya barusan.Kenapa Geo sama sekali tidak mengerti maksud perkataan nya?Saat ini yang ingin ia lakukan adalah berdekatan dengan lelaki di depannya yang hanya memasang wajah bingung.“Aku mau mandi, sayang. Kamu benar-benar paham sama perkataan aku, kan? Atau… kamu mau ikut masuk?”tanya Geo“Iya, saya mau masuk.”
Happy Reading Semuanya! Bella masih tidak mempercayai apa yang sedang terjadi dengan kehidupannya dan pertemuannya bersama orang yang menjadi kekasihnya dulu. Kepulangannya ia saat ini hanya untuk menjalin kembali asmara dengan Geo. Tapi kenapa menjadi seperti sekarang ini? Hubungannya mendadak rusak begitu saja. Apakah Geo memang sudah tidak cinta lagi sampai melupakan semua janji manisnya untuknya? Geo paling tahu dirinya. Kenapa Geo tidak cinta lagi padanya? Bella harus menemukan jawaban atas semuanya. Langkahnya berjalan memasuki kafe dimana ia sudah membuat janji dengan Leo yang kini sedang sibuk bersama gelas berisi kopi sembari sesekali jarinya bergerak memainkan ponsel di tangannya. Tidak ada yang berubah dari kebiasaan orang dikenalnya itu. “Sorry sudah buat lo tunggu. Gue heran deh sama Lo! Kenapa lo enggak berubah dari dulu? Sekarang gimana kabar Lo? Apa masih jomblo sampai sekarang? Kalau iya… sebaiknya lo kurangin kerjaan kalau mau dapat istri. Enggak mau kan jad
Happy Reading Semuanya! Lagi-lagi Eva begitu sibuk dengan tugas kuliah meskipun perlahan perutnya semakin membesar, kandungannya sudah memasuki usia 8 Minggu. Tangan Geo memberikan segelas susu khusus ibu hamil dan membiarkan istrinya sibuk dengan iPad di tangannya membaca materi sebelum presentasi nanti di kelasnya. Geo tidak ingin ikut campur soal tugas Eva kecuali perempuan itu memintanya. “Minum dulu, hari ini kamu mau berangkat sama Mas atau naik ojol?” tanya Geo lembut. “Saya lagi hemat Pak, nebeng bapak juga boleh. Nanti saya turun di tempat biasa saja, saya enggak mau adu mulut sama penggemar Bapak.” Geo hanya mengangguk sembari mengamati istrinya yang meminum susu buatannya, sekarang ia begitu khawatir karena Eva tidak pernah mau memakan banyak masakan buatannya dengan alasan mual. Tetapi jika ia membeli masakan dari luar, Eva bisa memakannya dengan lahap. Lelaki itu ingin memaklumi semua dan mencoba paham bagaimana keadaan Eva sebenarnya. “Ayo pak berangkat! Nanti mace
Happy Reading Semuanya! “Jangan nyusahin saya! Barang bapak itu banyak dan berat!” Suaminya hanya tersenyum dan membiarkan tubuhnya yang lelah kini bersandar pada sofa ruangan pribadinya, ia lelah setelah menghadapi kenyataan pahit dan tidak banyak orang yang ingin ia temui. Bahkan jika bisa, ia ingin pergi jauh saja. “Kamu baik-baik saja?” tanya Geo “Apa saya terlihat baik-baik saja?” kesal Eva. Tangan Geo perlahan mendekat dan mengusap kepala Eva lembut, tatapan lelaki itu sama sekali tidak berubah. Sangat teduh dan sangat berbanding terbalik ketika berada di kelas atau bahkan di luar ruangan. Geo yang hangat hanya akan terjadi di dalam ruangan. “Saya mau sendirian, Bapak bisa kasih waktu untuk saya sendirian, kan?” tanya Eva “Mas enggak bisa jamin,” “Sekali saja Pak, saya sedang stress karena lagi-lagi saya kecolongan. Saya mohon biarkan saya sendirian.” pinta Eva Lelaki itu terdiam dan menghela napas pelan, ia juga harus menghargai privasi dari istrinya. “Okay! Kal
Happy reading semuanya! Geo merasa puas sekarang ini karena melihat senyum di wajah Eva. Tatapan matanya mengarah pada sang istri yang kini tampak memejamkan matanya, ia ingin sekali membangunkan Eva tetapi ia tidak tega. “Eva, bangun sebentar dan pindah ke kamar tidur. Jangan tidur di mobil, nanti badan kamu sakit.” Tidak ada jawaban dan pergerakan apapun dari istrinya. Lelaki dengan wajah tampan itu mendekat, memperhatikan orang yang sedang tertidur nyenyak di sebelahnya dalam. Eva yang cantik membuat dadannya berdebar dan berbeda ketika ia berhadapan dengan mantan kekasihnya dulu, memang sepertinya perempuan itu ditakdirkan untuknya. Tangannya mengusap lembut perut Eva, ia merasa senang karena kehadiran janin tersebut. Geo juga tidak tahu kenapa perasaannya sangat besar pada Eva. Masih banyak perempuan cantik di sekitarnya, bahkan jauh lebih humoris, kaya, pintar, cantik, dan sebagainya. Tetapi kenapa hatinya benar-benar terpaku pada Eva. “Eva,” “Bapak kenapa pegang perut sa