Happy Reading Semuannya!
“Eva, kenapa kita enggak tidur satu kamar?”
Pertanyaan singkat dari lelaki yang sedang memperhatikan perempuan di depannya sibuk merapikan tugas kuliahnya hanya memutar matanya malas.
“Kenapa saya harus tidur sama Bapak? Kita memang suami istri tapi sekarang enggak ada orang lain. Ingat perjanjian pernikahan! Lagian siapa yang mau tidur sama orang kaya Bapak?! Kepedean banget jadi orang.” Geo mencebikkan bibirnya.
Lelaki itu bersandar pada pintu masuk kamar Eva, bahkan ia saja tidak diizinkan menginjak kaki ke dalam kamar perempuan yang menjadi istrinya.
“Eva, aku itu memikirkan kamu. Sekarang begini, kalau kamu butuh bantuan bagaimana? Lagian kamar ini Mas desain untuk kamar anak kita juga, bukan cuman
Happy Reading Semuanya! Perempuan yang saat ini tengah mengandung itu terlihat berlari dengan wajah panik ketika rekannya mengabarkan jika ide proyek kelompoknya telah dicuri oleh teman satu kelasnya sendiri, ide yang sudah ia pikirkan dari jauh-jauh hari. Eva sangat tidak menyangka jika temannya benar-benar melakukannya di saat ia sudah bersusah payah memikirkannya semalam suntuk pengembangan idenya. Rahangnya mengeras menahan marah dan menatap tajam perempuan di hadapannya tampak bersikap santai seolah tidak ada yang terjadi, picik sekali. Nafasnya naik turun menahan amarah, memang sepertinya perempuan cantik dihadapannya sangat mencari masalah lebih dulu pada Eva. “Gue dengar katanya ide yang sudah gue rangkai semalam suntuk sama dengan punya lo…” Eva tampak berusaha untuk menetralkan perasannya saat ini. Tatapan matanya hanya terfokus pada rekannya yang tampak tidak bersalah sama sekali. “Sorry! Gue ralat. Katanya Lo curi ide proyek punya kelompok gue, benar?” lanjut Eva semba
Happy Reading Semuanya! Pagi hari Geo sudah sibuk. Kesibukannya menjadi bertambah dengan kehadiran anak yang ada di dalam kandungan Eva dan istri cantiknya. Tangannya membuka pintu ruang rapat, ia tidak tahu jika ada rapat dadakan setelah sekian lama. “Apa sudah mulai dari tadi?” tanya Geo Perempuan di sebelahnya tampak menggeleng dan tersenyum manis menatapnya, sepertinya Geo salah bertanya pada rekan kerjanya. Tatapan matanya menatap satu persatu jajaran orang penting di kampus tempatnya bekerja memasuki ruangan. Saat ini suasana ruang rapat tampak tegang, tetapi Geo bisa menebak jika terjadi sesuatu yang buruk sampai diadakan rapat seperti ini. Saat ini tidak ada yang berani bicara sama sekali bahkan dosen yang terbiasa memiliki ocehan banyak, kini tampak terdiam tidak berani mengeluarkan lelucon garingnya. Sudah sangat membuktikan jika pembahasan rapat kali ini begitu tajam dan membuat suasana menjadi mencekam. “Semua sudah berkumpul?” nada dingin terdengar dari mulut ata
Happy Reading Semuannya! Geo melangkahkan kakinya menuju ruang kelasnya, ia membuat alibi jika ada barang yang tertinggal di kelas tersebut sekaligus memanggil orang yang bermasalah di kelas Eva. Suasana kelas Eva tampak ramai seperti biasa dan ketika kedatangannya semua kompak terlihat diam tidak mengatakan sepatah kata apapun. “Good morning class! Sorry I'm late. Hari ini pihak kampus sedang sangat sibuk dan saya mempunyai kabar buruk untuk kalian,” Iris mata lelaki itu memperhatikan Eva yang terlihat diliputi kemarahan. Apakah Geo melakukan kesalahan? Apakah karena Geo tidak membangunkan perempuan hamil itu sampai seperti ini? Kepala suami dari Eva itu tampak menggeleng, tidak mungkin. “Untuk mahasiswa yang saya panggil ikut saya, Rektor memanggil anda. Saya tidak tahu sebab apa yang sudah anda buat, tapi ini adalah kabar buruk untuk kalian semua.” Seisi kelas tampak ramai membahas kemungkinan orang yang akan di panggil. Eva terdiam menatap kedua orang teman terdekatnya,
Happy Reading Semuanya! “Sesuai dengan penjelasan yang disampaikan oleh kedua belah pihak dan sisi kepolisian. Kami sangat khawatir jika permasalahan ini akan semakin melebar yang mengakibatkan pencemaran nama baik Kampus,” Semua mahasiswa yang ada di dalam ruangan itu tampak menunduk, tidak berani menatap Rektor yang ada di depannya. Eva bisa melihat jika Geo selalu berada di sebelahnya, mengusap punggung tangannya yang berada di bawah meja untuk menenangkannya. “Saya selalu Rektor universitas ini. Telah membuat keputusan secara langsung jika mahasiswi bernama Ratu Sadiqah…. Mahasiswi jurusan Fisika dari Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam serta Deon Dilandara dan Simon Emerald Green jurusan Manajemen fakultas Ekonomi. Dengan ini kami terpaksa mengeluarkan anda dari fakultas kebanggaan kami secara tidak terhormat,” Ratu serta dua orang laki-laki di sebelahnya tampak lemas tidak percaya dengan keputusan dari pihak kampus saat ini. Tatapan matanya terlihat kosong dan itu
Happy Reading Semuanya! Siapa yang tidak panik ketika menemui orang tercinta jatuh pingsan sembari memegang arah perutnya, Geo yang baru saja kembali setelah jam mengajar di kelas melihat Eva dalam keadaan seperti itu langsung amat sangat panik. Geo tidak mengerti apa yang terjadi dengan Eva tadi. BUGH! Lelaki yang menjadi suami dari Eva tampak meringis dan memegang wajahnya, perih. Itulah rasa sakit Geo akibat tinjuan ayah mertuanya. Geo tidak bisa menyalahkan karena saat ini yang paling penting adalah kesadaran Eva dan kabar dari dokter, lelaki itu berharap jika keduanya baik-baik saja. BUGH! Wanita paruh baya bernama Indah tampak mencegah Darwin untuk meninju menantu mereka yang saat ini tampak kosong, Geo benar-benar dalam keadaan kalut dan tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. “Ayah, sudah ayah! Ini rumah sakit dan kita enggak bisa menyalahkan Geo juga. Ini musibah, kita enggak ada yang tahu. Tunggu sebentar lagi,” pinta Indah sembari menahan tangan suaminya saat ini. “S
Happy Reading Semuanya! “Jika Ayah melukai Bapak… jangan pernah mau mengalah. Bapak hanya perlu menghindar dan jangan terlalu menyerahkan diri,” Geo tersenyum tipis setelah mendengar perkataan dari istrinya itu. Sudah dua jam ia menunggu Eva diluar sampai perempuan tersebut menjadi lebih tenang, tangannya mengusap lembut wajah Eva yang sembab. “Saya mana bisa melakukan itu, saya juga lalai dalam hal menjaga kamu dan membuat kamu seperti ini. Maafkan saya,” Eva tampak memandangnya tidak suka. Perempuan di depannya terlihat berdecak pelan, “Bapak dengar enggak sih sama apa yang saya bilang? Bapak hanya perlu menghindar! Saya enggak mau uang bulanan saya berkurang karena harus membeli antiseptik, salep, dan Betadine untuk membersihkan luka Bapak.” Geo tertawa pelan mendengar perkataan dari Eva barusan. “Jangan khawatir, saya akan jadi kuat seperti Thor dan enggak akan terluka parah. Luka seperti ini untuk laki-laki hanya sesuatu yang kecil,” sahut Geo sembari menunjukan jari tangan
Happy Reading Semuanya!Untuk merayakan kepulangan Eva pasca dari rumah sakit kemarin, sebagai suami yang baik tentu saja Geo ingin menyiapkan pesta kecil-kecilan menyambut istrinya pulang. Geo ingin mengadakan perayaan apapun untuk membuat Eva perlahan luluh padanya. “Aku mau buat pesta penyambutan kepulangan kamu dari rumah sakit, jadi kita mampir dulu ke supermarket bagaimana?” tanya Geo.Kepala Eva tampak menggeleng, “Saya masuk rumah sakit karena kelelahan bukan yang lain, buat apa dirayakan. Merayakan kelelahan? Enggak usah lah, lain kali saja.”Lelaki di sebelahnya yang sibuk menyetir hanya memasang wajah kecewa, “Tapi Mas mau, lagian bahan makanan di kulkas juga sudah kosong karena mas masak. Sayuran sudah enggak segar lagi, kita harus tetap beli yang fresh daripada kamu masuk rumah sakit lagi. Biaya rumah sakit mahal meskipun saya masih mampu bayar biaya rumah sakitnya,” Eva menatap kesal lelaki yang menjadi suaminya itu.“Bapak mendoakan saya sakit lagi? Ada ya suami kaya b
Happy Reading Semuanya!Otak Geo penuh dengan Eva, prioritas utama saat ini adalah istrinya. Perempuan di depannya sudah membuangnya sejak awal dan tidak ada lagi hal yang harus dipertahankan, masa depannya sudah sangat jelas bersama dengan orang yang ia cintai saat ini.Bibir Geo tersenyum tipis dan melepas pelukan perempuan yang ada di depannya itu, ia tidak ingin ada kecemburuan dari Eva. Lelaki dengan wajah tampan itu sudah menganggap perempuan bernama Bella itu sebagai temannya saja.“Kamu sejak kapan ada di Indonesia?”Bella hanya memasang wajah bingung melihat perubahan dari kekasihnya dulu yang sempat ia putuskan. Apakah dalam jangka waktu secepat itu sudah membuat perasaan orang yang dulu mencintainya berubah.“Kemarin, aku kangen