Share

35. Bukankah ini terlalu cepat?

Adzan ashar berkumandang. Mas Anjar bangkit dari duduknya.

"Dek, boleh numpang sholat? Atau mau sholat berjamaah lagi kayak waktu dzuhur tadi?"

Waktu sholat dzuhur tadi kami memang sholat berjamaah bersama, tapi itu dilakukan di Panti, bersama dengan para pengurus dan anak-anak panti. Dan Mas Anjar lah yang menjadi imamnya.

"Oh iya boleh, mas. Aku siapkan dulu sajadah sama sarungnya ya."

"Oke."

Tak butuh waktu lama, kamipun sholat berjamaah. Aku beranjak setelah selesai berdoa. Namun rupanya Mas Anjar masih berdzikir.

Aku sempat menoleh sebentar, Mas Anjar tengah khusyuk dalam beribadah. Masyaallah, aku jadi makin tersanjung. Hal ini tak pernah dilakukan oleh Mas Rendy, ya kami jarang melakukan sholat berjamaah bersama. Bahkan Mas Rendy terkesan lalai menjalankan kewajibannya.

Selagi dia sedang berdzikir dan berdoa, aku berlalu ke dapur untuk membuat cemilan, yang sederhana saja dan seadanya bahan yang kupunya. Pisang goreng coklat keju, kesukaan putri kecilku. Aroma wangi gurih dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status