Share

Sebuah Buku

Author: Deschya.77
last update Last Updated: 2023-02-23 19:11:08

"Benda kecil yang orang lainpun tidak akan menyangkanya jika digunakan untuk menyimpan sebuah kunci, dan barang itu sangat berhubungan denganku dan Ara...."

"BUKU!!!"

Kami berempat serempak menyebut benda itu, jadi mereka semua juga berpikiran sama sepertiku. Memang sepertinya itu satu-satunya benda yang sangat identik dengan kami, karena selain Ara yang sangat suka membaca buku, akupun juga seorang penerbit buku. Namun sekarang yang jadi petanyaan, buku mana yang dulu aku gunakan untuk menyimpan kunci itu. Tidak ada petunjuk lain di surat itu, dan itu tandanya pencarian ini tinggal mengandalkan ingatanku. Tapi bagaimana aku bisa mengingat sesuatu yang sudah lama aku lupakan?

"Kamu pasti tahu, Deffa. Mau aku coba cari di pikiranmu, di buku mana kamu menyimpan kunci itu?"

Lagi-lagi Ara membaca pikiranku, tapi kini aku sudah terbiasa dengan hal itu. Malah kini aku sangat bersyukur jika ada yang dapat mengerti aku, tanpa aku harus mengatakannya. Aku jadi merasa diperhatikan, dan itu memb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Membaca Pikiran

    "Kamu hanya perlu membantuku saja, Deffa. Cukup dengan berusaha mengingat kenangan itu juga, agar aku bisa langsungenemukan kata kunci yang tepat. Itu akan sangat membantuku untuk mempercepat pencariannya.""Tapi kamu tadi bilang kalau mencari memori akan membutuhkan banyak energi, kamu tidak akan kenapa-kenapa kan, Ara?""Maka dari itu, Daffa. Jika kamu berusaha mengingatnya, memori itu akan muncul ke permukaan. Dan aku akan lebih mudah untuk menemukannya, semakin cepat maka energi yang aku pakai tidak akan terlalu banyak."Mendengar ucapan Ara, membuatku semakin khawatir dengan apa yang akan terjadi padanya nanti. Sepertinya itu akan sedikit berbahaya untuknya, namun dia berusaha untuk menutupinya. Tapi jika aku menolak, aku takut dia sakit hati nantinya."Baiklah kalau begitu, walaupun aku tidak bisa berjanji untuk dapat mengingatnya. Tapi aku akan berusaha sebisaku, untuk mengingat kembali kengangan itu.""Jika aku rasa akan terlalu sulit, aku akan menghentikan pencarianku. jadi ki

    Last Updated : 2023-02-23
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Satu Petunjuk Tambahan

    "Memang apa lagi yang bisa dicari, Deffa? Kalau hanya satu kali mungkin aku sanggup."Cukup berat untukku meminta ini kepada Ara, apalagi melihat kondisinya saat ini yang sudah cukup pucat karena kelelahan. Namun jika tidak menggunakan kekuatan Ara, pasti akan sulit untuk mendapatkan petunjuk baru."Satu kali sepertinya cukup, Ara. Kita tambah kata kunci kita menjadi gadis kecil. Aku jarang berinteraksi dengan anak kecil, jadi kemungkinan besar kita bisa menemukannya.""Maksud kamu, kita gunain kenangan yang kamu ingat sebagai salah satu kunci, Deff?"Aku sudah tebak, kalau Bima bisa langsung paham dengan maksudku. Karena dia pria yang cukup peka, ditambah kepintarannya yang tidak perlu diragukan lagi."Iya, Bim. Bukankah memang kenangan itu yang kita cari, walaupun ini hanya sesuatu yang sepele pasti akan bisa digunakan bukan?""Tapi bagaimana kalau nantinya itu juga gagal, apakah tandanya pencarian kita berhenti? Usaha Ara juga akan sia-sia begitu saja, padahal dia sudah sampai kele

    Last Updated : 2023-02-24
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Hasil Pencarian

    Pertanyaan dari Eli membuyarkan pandangan kami, yang membuat kaget dengan pertanyaan yang begitu tiba-tiba. Kami berdua pun mengalihkan pandangan kami, kami menatap Eli dan Bima secara bergantian. Mereka terlihat sangat menunggu, apa yang akan kami katakan setelah pencarian barusan.Sejujurnya aku tidak menyangka dengan apa yang aku lihat barusan, bahkan itu diluar prediksiku bisa melihat itu semua dengan jelas. Padahal sebelumnya aku bahkan tidak bisa mengingat sama sekali, tapi berkat kemampuan Ara sepertinya ingatanku terpancing untuk muncul di permukaaan.Aku melihat kembali ke arah Ara, saat kulihat dia seperti tidak akan mengatakannya, pada akhirnya aku yang akan mengatakan kepada mereka. Aku ingin menggoda mereka, tapi mengingat mereka sudah melihat kami berdua tersenyum tadi, pasti tidak akan membuat mereka mempercayainya."Pencarian kita kali ini sukses.""Benarkah, Deff?""Ya. Kami berdua sudah menemukan dimana letak kunci itu berada."Mereka berdua terlihat sangat senang da

    Last Updated : 2023-02-25
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Kunci Di Dalam Buku

    "Kalau seperti dalam ingatan yang aku ingat tadi, seharusnya kunci itu ada di dalam sini, Bim.""Cepat buka, Deff! Kita lihat kunci itu benar masih ada atau tidak."Eli kembali tidak sabaran, karena pada akhirnya kami memiliki harapan baru untuk mendapatkan kunci itu. Sebenarnya aku sedikit was-was, kalau aku akan membuat mereka kecewa lagi jika kunci itu tidak ada di buku ini. Karena ini harapan terakhir bagi kami, sudah tidak ada hal lain lagi yang bisa kami gunakan untuk memecahkan teka-teki itu."Lebih baik kita kembali ke ruang keluarga, aku tidak tahu apa yang akan terjadi saat kita menemukan kunci itu. Paling tidak kita berada di tempat yang cukup luas.""Benar kata Deffa. Entah apapun hasilnya nanti, kita sudah berusaha yang terbaik. Jadi kamu jangan sampai kecewa ya, Sayang. Jika kita gagal, aku akan menggantinya dengan menemanimu kemanapun. Dan pastinya Deffa akan memberiku izin di kantor, untuk menemanimu seharian. Iya kan Deff?""Sial kamu, Bim. Padahal aku mau berterimaka

    Last Updated : 2023-02-25
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Ingatan Baru

    Hingga aku membuka lembaran terakhir buku itu, wajah kami yang tadinya sumringah, harus kembali kecewa dengan kenyataan. Kunci itu tidak ada di setiap lembar manapun dalam buku itu, bahkan aku sudah coba mengetuk-ngetuknya karena siapa tahu aku melewatkan beberapa halaman, tapi kunci itu tidak ada di dalamnya. Pupus sudah harapan kami satu-satunya, dan aku bisa merasakan betapa kecewanya mereka semua."Sepertinya memang tidak ada kunci di dalam buku itu Deff.""Tunggu sebentar, Bim. Aku harus benar-benar memastikannya, karena aku yakin kalau kunci itu ada di dalam buku ini."Aku tetap yakin dengan pemikiranku, tapi hingga lembar terakhir tetap tidak terlihat kunci sama sekali. Namun saat aku ingin meletakkan buku itu di atas meja dan menyerah, tanganku merasakan ada sesuatu yang mengganjal di buku bagian belakang. Aku kembali membuka buku itu, dan meraba bagian cover belakang buku. Dan ternyata benar, ada sesuatu di dalamnya. Aku mencari celah tempat membuka sela-sela cover itu, agar

    Last Updated : 2023-02-26
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Sebuah Lambang

    "Sebenarnya aku kembali teringat kenanganku dulu, aku tahu dimana aku meletakkan kotak yang berisi semua barang yang aku simpan waktu aku kecil. Sepertinya kita bisa segera mengetahui apa saja isi kotak itu, yang bisa membuatku mengingat kembali kenangan masa laluku.""Benarkah, Deff. Jadi yang ada di dalam buku itu benar kunci yang kita cari?"Aku baru ingat kalau tanganku masih berada di dalam buku itu, padahal aku sudah cukup banyak berbicara dari tadi, namun tetap saja aku tidak menyadarinya. Aku menarik tanganku perlahan untuk mengeluarkan benda itu keluar, sebenarnya aku sudah sangat yakin kalau benda ini adalah kunci yang aku cari. Tapi saat benda itu terlihat, semua menatap bingung ke arahku. Aku tidak paham dengan tatapan bingung mereka, hingga aku sadar kalau tatapan itu ditujukan untuk benda yang saat ini berada di tanganku."Itu apa, Deff? Kamu tadi bilang kalau yakin itu kuncinya, lalu mana kunci itu?"Benda yang saat ini aku pegang, memang tidak terlihat seperti sebuah k

    Last Updated : 2023-02-27
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Cahaya Terang

    "Bukannya kamu sendiri yang bilang, kalau jika kita menyentuhnya akan ada hal buruk yang akan terjadi pada kami?"Aku baru ingat kalau pernah menakut-nakuti mereka, tapi setelahnya aku ingat Eli sudah cukup sering berurusan dengan Ara. Bahkan yang merubah penampilan Ara, semua dilakukan oleh Eli sendiri."Bukankah saat memake over Ara waktu itu kamu tidak takut, El?""Itu masih atas persetujuan Ara, lagipula aku sangat berhati-hati saat melakukannya agar tidak menyentuh Ara secara langsung waktu itu.""Sebenarnya waktu itu kami hanya bercanda untuk menakut-nakuti kalian, tidak masalah jika kalian menyentuh Ara. Ara manusia biasa, sama seperti kita."Bima dan Eli tampak saling menatap, kemudian secara bersama mereka mengarahkan pandangannya kepadaku. Aku bisa langsung membaca apa yang mereka pikirkan, saat melihat ekspresi wajah mereka saat ini."Bercaandamu tidak lucu, Deff. Bahkan kami sedari tadi sangat berhati-hati agar tidak menyentuh Ara sedikitpun.""Iya, Deff. Kamu tega banget

    Last Updated : 2023-02-28
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Sosok Gadis Kecil

    "Aku tidak tahu ini akan membantu atau tidak, karena aku sendiri merasa sangat tidak masuk akal dengan apa yang aku ingat.""Sebenarnya ingatan tentang apa itu? Apakah itu berhubungan denganku juga, Ara?""Iya, Deffa. Itu berhubungan dengan kita. Apa kamu ingat dengan anak kecil yang aku lihat dalam memori pikiranmu?""Ya, tentu saja aku ingat. Memang ada apa dengan itu?"Ara tidak langsung menjawabnya, terlihat ada keraguan saat Ara akan mengatakannya, dan itu membuatku semakin penasaran dengan hal apa yang diingat olehnya. Sepertinya juga bukan hanya aku yang menunggu Ara untuk mengatakannya, karena Bima dan Eli juga terlihat sedang menatapnya dan menunggu dengan antusias. Untunglah Ara bisa langsung meyakinkan diri, untuk menceritakan detail apa yang dia ingat."Aku mengingat kembali semua ingatan yang aku lihat dalam memorimu, Deffa. Tapi ingatan yang aku lihat bahkan lebih banyak, daripada ingatan yang ada di memorimu.""Bagaimana itu bisa terjadi? Apa mungkin kamu jadi terhubung

    Last Updated : 2023-03-01

Latest chapter

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Kebersamaan

    "Bukankah tidak masalah, kitakan suami istri, Ara," ucapku dengan nada menggoda."Tetap saja... Aku malu, Deffa. Kamu tidak mengatakan apa-apa sebelumnya."Jawaban Ara malah membuatku semakin semangat untuk menggodanya, wajah merahnya terlihat sangat menggemaskan saat ini."Jadi kalau aku bilang sebelumnya, kamu akan mengizinkannya?" tanyaku semakin menggoda Ara."Emb... Entahlah! Kamu benar-benar jahat, Deffa!""Kenapa aku yang jahat? Aku hanya bertanya, Ara," jawabku membela diri.Namun ucapanku tidak dihiraukan olehnya, dan aku hanya bisa membujuknya untuk tidak marah kepadaku. Ara langsung keluar dari ruang kesehatan, tanpa memperdulikan panggilanku.Entah Ara benar-benar marah, atau dia hanya menyembunyikan rasa malunya dariku. Tapi aku tidak ingin terlalu lama seperti ini, padahal aku sudah sangat bahagia bisa bersama dengannya terus seperti ini.Saat aku menyusulnya keluar dari ruang istirahat, ternyata Ara kembali membaca buku catatan selanjutnya. Aku mencoba mendekatinya, dan

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Keberanian Yang Muncul

    Aku mengikuti arah yang Ara tunjuk, dan melihat tulisan yang ada di buku itu. kemudian membacanya dengan suara yang cukup lantang, sesuai apa yang diminta olehnya."Semua penerus dari masing-masing dimensi, akan melanjutkan penelitian untuk menciptakan dunia yang indah bagi semua dimensi.""Bukankah penelitian itu yang dimaksud dalam buku ramalan tadi, Deffa?""Sepertinya benar, Ara. Dan hasil penelitian itu, hanya bisa membuat bumi yang memiliki tanaman dan hewan semakin berkembang dengan api dan teknologi. Sedangkan di dimensi Eunoia sudah memiliki satu jenis 'Non Human', mungkin itu juga hasil penelitian itu.""Jadi hanya pemilik api, yang belum bisa mendapatkan manfaat dari penelitian. Dan menjadikan mereka marah dan menghentikan penelitian itu?""Entahlah, Ara. Kita tidak bisa menilai hanya seperti itu, aku merasa tidak mungkin hanya itu akar dari permasalah ini. Jika memang hanya itu, tidak mungkin semua terasa rumit seperti ini."Kami sama-sama diam dengan pikiran masing-masing

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Buku Catatan

    Aku sedikit terkejut dengan pertanyaan Ara, entah karena aku terlalu fokus dengan buku ini atau masih memikirkan tulisan terakhir itu. Aku menatap Ara berusaha tersenyum untuk menyembunyikan perasaanku saat ini, agar terlihat seperti biasa saja."Aku baik-baik saja, Ara. Lebih baik kita lanjutkan membacanya. Bagaimana kalau kita lanjut dengan buku rangkuman yang kamu temukan?""Sebenarnya aku menemukan rangkuman yang lain, Deffa. Setiap keturunan dari dimensi Eunoia, sepertinya memiliki buku catatan itu.""Mengapa hanya dimensi Eunoia yang memilikinya? Apakah orang tuaku tidak meninggalkan catatan apapun?""Entahlah, aku hanya menemukan buku-buku ini, Deffa."Aku melihat semua buku yang ditemukan oleh Ara, sambil memperhatikan dengan seksama. Mereka memiliki bentuk fisik yang hampir sama, yang membedakan hanyalah angka yang sepertinya nomor urut yang tertulis bersebelahan dengan tulisan 'Summary' dan bahan kertas yang digunakannya.Ternyata apa yang dikatakan oleh Ara benar, mungkin b

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Ramalan Kehancuran

    Ara menunjuk sebuah lukisan yang terpajang di salah satu dinding, dalam lukisan itu tergambar lambang yang ada di ujung kunci dan pintu masuk ruangan. Namun yang membedakan, lambang itu terlihat lebih jelas dengan tiga dimensi yang menjadi lambang utamanya."Jadi arti lambang itu adalah penggabungan tiga dimensi?""Sepertinya begitu, Deffa. Lebih baik kita mencari tempat terlebih dahulu, untuk membaca buku-buku yang sudah kita temukan tadi.""Iya, Ara. Lebih baik kita mengetahui semua hal terlebih dahulu, daripada kita hanya menebak-nebak semuanya."Aku dan Ara berjalan menuju salah satu meja yang cukup luas, kemudian meletakkan semua buku yang kami bawa di atasnya. Ternyata buku yang kami kumpulkan lumayan banyak, karena masing-masing dari kami menemukan cukup banyak buku yang bersangkutan."Kita akan membaca dari buku yang mana?""Bagaimana menurutmu, Ara? Apa lebih baik kita membaca hal baik atau hal buruk terlebih dahulu?""Emb... Lebih baik kita ketahui hal buruknya terlebih dahu

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Semua Petunjuk

    Aku mendekat ke arah Ara, yang saat ini berada di depan meja di ujung ruangan ini. Tatapannya mengarah ke dalam laci meja yang sudah dibukanya, sambil sesekali mengarahkan pandangannya ke arahku untuk segera datang."Apa yang kamu temukan, Ara?" tanyaku sambil melihat ke dalam laci meja itu."Sepertinya ini sebuah buku catatan, Deffa. Terlihat disana tertulis 'Summary' di sudut sampulnya, bukankah itu tandanya itu sebuah rangkuman?""Sepertinya dugaanmu benar, Ara. Bisa jadi kita bisa tahu apa yang terjadi kepada orang tua kita, dan kita tahu permasalahan apa yang akan kita hadapi."Dugaanku untuk mencari petunjuk di ruangan ini sepertinya tepat, karena semua petunjuk hampir kami temukan semuanya. Dalam hati aku sungguh berharap jika hal yang akan kami hadapi bukanlah hal yang berbahaya, tapi mengingat kematian kedua orang tuaku yang begitu tiba-tiba membuatku ragu akan hal itu."Sebenarnya aku juga menemukan sesuatu, Ara. Tapi aku tidak yakin kalau ini hal bagus, aku menjadi memiliki

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Ruang Kerja

    "Sepertinya benar, Ara. Tapi entah kenapa aku merasa ruangan ini berbeda, daripada ruangan yang aku ingat saat kecil.""Aku juga merasa seperti itu, Deffa. Apa kita salah ruangan?""Aku yakin kalau ini ruangannya, Ara. Pasti ada sesuatu yang tersembunyi di sini."Aku melihat sekitar, ruangan ini hanya terlihat seperti perpustakaan yang ada di bumi. Di dalam sini terasa hangat, padahal tidak ada yang pernah masuk ke dalam ruangan ini setelah kepergian orang tua kami.Aku berusaha mencari sesuatu yang tampak aneh, namun cukup lama aku melihat hingga sudut-sudut ruangan tetap tidak menemukan keanehan itu. Sedangkan Ara malah tertarik dengan sebuah buku, dan dia kini sedang membacanya dengan wajah yang tampak serius."Buku apa yang kamu baca, Ara?""Deffa, lihatlah! Sepertinya buku ini menceritakan tentang kita dan keluarga kita."Aku sedikit ragu dengan apa yang dikatakan oleh Ara, karena tidak mungkin sebuah buku dibuat untuk menceritakan keluarga kami. Tapi melihat sampul buku saat Ara

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Jam Tangan Dimensi

    Ara langsung berlari ke arahku, untuk melihat benda yang aku maksudkan. Dan saat dia melihat benda itu, sepertinya memang dia mengingat benda ini. Walaupun benda ini lebih berguna untuk Ara, dibandingkan aku yang menggunakannya."Deffa, ini kan jam tangan dimensi. Apa benar ini bisa menjadi petunjuk? Padahal aku selalu memakainya saat di dimensi Eunoia, karena kakak terus menyuruhku memakainya.""Jadi kamu tidak ingat fungsi dari jam ini, Ara?""Aku hanya ingat kalau itu jam tangan dimensi, emb... Sepertinya aku masih tidak ingat kalau tentang fungsinya."Aku cukup bingung dengan jawaban yang dia berikan, padahal kini aku paham dengan semua keganjilan tentang Ara karena jam ini. Benda itu tidak jauh berbeda, dengan jam tangan digital yang ada di bumi. Namun fungsi dari jam ini sangat luar biasa, karena dapat menyesuaikan waktu dengan tempat yang sudah diaturkan ke dalamnya.Sepertinya jam ini sudah di atur dengan waktu Bumi, yang membuatku akhirnya bisa menerima dengan perbedaan usia

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Masa Kecil

    "Deffa! Bangunlah!"Suara Ara seperti menarikku dari kegelapan, dan akhirnya aku terbangun dan mendapati Ara sedang ada di hadapanku dengan tatapan khawatirnya. Entah apa yang sebenarnya terjadi tadi, kenyataan yang membuatku tidak bisa berpikir secara rasional lagi."Kamu tidak apa-apa, Ara?""Aku baik-baik saja sekarang, Deffa. Tapi tadi benar-benar terasa sangat menyakitkan, tapi entah kenapa sekarang perasaan itu sudah tidak bersisa.""Sekarang kamu juga bisa mengingat semuanya?"Ara mengangguk menjawab pertanyaanku, sambil tersenyum simpul dan wajahnya sedikit memerah. Bagaimana tidak jika ternyata kami sudah menikah saat kecil, itu kesepakatan dari kedua orang tua kami. Walaupun pada akhirnya, orang tua kami jugalah yang memisahkan kami dan membuat kami kehilangan semua ingatan itu."Emb... Jadi sebenarnya kita suami istri... emb... maksudku..." Aku mengatakannya dengan tergagap, namun langsung dipotong oleh Ara."Iya, Deffa. Kita suami istri, tapi sepertinya kita bisa membahas

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Membuka Kotak

    "Deffa! Maaf aku malah ketiduran barusan!""Tidak apa-apa, Ara. Kamu pasti juga kelelahan, karena memasak juga. Kemarilah! Kita buka kotak ini sekarang."Ara turun dari tempat tidur, dan duduk di bawah tepat di sampingku menghadap kotak. Aku benar-benar penasaran, ragu dan takut disaat yang bersamaan. Jantungku terasa berdetak lebih cepat, dan tanganku sudah berkeringat dingin karena cemas. Padahal saat ini aku baru memegang kotak itu, belum mencoba untuk membukanya.Tiba-tiba perasaanku merasa lebih tenang, saat tangan Ara menggenggam tanganku. Entah dia bisa membaca pikiranku saat ini, atau dia melihat ekspresi cemasku yang menurutku akan terlihat dengan jelas. Tapi perlakuan Ara ini benar-benar memberiku kekuatan untuk lebih berani, entah apa yang aku hadapi setelah ini, selama itu bersama Ara sepertinya aku akan sanggup menghadapinya.Mungkin terdengar sangat berlebihan, tapi itu yang aku rasakan. Mungkin aku bisa menjadi lebih berani, karena berpikir kalau aku tidak sendiri. Dan

DMCA.com Protection Status