Share

Bantuan Sahabat

Author: Deschya.77
last update Last Updated: 2023-02-09 20:24:03

Aku lupa menceritakan kepada mereka tentang poin itu, padahal seharusnya itu aku ceritakan sejak awal. Tapi biarlah, siapa juga yang akan ingat jika perbedaan diantara dimensi kami begitu banyak. Sebenarnya tadi aku ingat kalau Ara bisa membaca pikiran, tapi aku benar-benar lupa kalau belum menceritakannya kepada mereka.

"Ara memang bisa membaca pikiran kita sejak tadi, itu memang kelebihan orang-orang di dimensinya. Jadi disana mereka berbincang menggunakan pikiran, disana semua orang tidak ada yang memiliki nama. Nama Ara sebenarnya Aurora, agar lebih singkat jadi dipanggil Ara. Nama itupun berkat pemberian dari Nenek, karena sejak awal Ara tidak memiliki nama."

Aku merasa seperti dosen, yang sedang mengajarkan tentang ilmu dimensi lain. Bagaimana tidak, jika aku memberi penjelasan begitu panjang. Dan aku pastikan setelah ini, para sahabatku itu tidak akan lelah untuk mengorek informasi lebih tentang kehidupan Ara di dimensinya. Akupun pernah merasakan rasa penasaran itu, karena ha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Pencarian informasi

    (Dimensi Bumi)Disaat yang sama Phineas tengah berdiri di samping sang Pangeran, yang duduk sambil terlihat sedang memikirkan sesuatu. sepertinya hal ini tidak ada di rencana mereka, karena mereka belum memiliki cara untuk menggali informasi tentang dimensi bumi. Bahkan mereka juga masih belum tahu, bagaimana waktu berjalan di dimensi ini."Ternyata saat cerah, banyak sekali orang yang berlalu lalang. Dan ternyata cerah disini sangat bersinar, sangat berbeda dengan cerah di tempat kita yang berwarna merah terang. Bahkan di dalam ruangan, kita sedikit kesulitan dengan cahaya yang masuk ke dalam mata. Bagaimana bisa kita keluar tanpa ketahuan oleh siapapun?"Phineas hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaan Kenzo, karena dia sendiri tampak bingung dengan keadaan di tempat itu. Mereka berdua tampak terkejut, dengan apa yang mereka hadapi tanpa informasi apapun sebelumnya. Padahal sejak awal mereka datang ke dimensi bumi, mereka menganggap kalau takdir merestui mereka untuk balas dendam. K

    Last Updated : 2023-02-10
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Rencana Gagal

    Kenzo menatap isi kotak besar itu, dengan mata membulat karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kotak besar itu berisi lumayan banyak pakaian, namun semuanya berwarna aneh. Seumur hidupnya dia hanya pernah melihat warna hitam, merah dan kuning di dimensi Ignis. Sedangkan ini terlihat lebih terang, walaupun Kenzo tidak tahu warna apa itu."Sebenarnya warna apa itu, Phineas?""Saya juga tidak tahu, Pangeran. Warna-warna itu sangat asing untuk kita, mereka terlihat lebih terang namun sangat enak dilihat."Kenzo tampak setuju dengan apa yang dikatakan Phineas, dia menganggukkan kepala sambil berpikir."Apakah ini sumberdaya yang di rebut oleh mereka, sehingga mereka memiliki kemakmuran? Di dalam ramalan jelas dikatakan, kalau mereka akan menjadi makmur karena merebut semuanya dari kita.""Bisa jadi seperti itu, Pangeran.""Tapi kita harus memastikannya lagi, karena masih banyak hal yang belum kita ketahui. Bisa jadi bukan hal ini, dan ternyata itu hal lain yang belum kita ketahui

    Last Updated : 2023-02-11
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Belanjaan

    Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, dan sampai sekarang dua sejoli itu masih belum terlihat batang hidungnya. Padahal tadi mereka janji, setelah makan siang mereka akan segera kembali kesini. Namun nyatanya, mereka sepertinya lebih asyik jalan berduaanEntah dimana mereka sekarang, setelah tadi sempat videocall untuk memperlihatkan baju yang akan dibeli untuk Ara. Tapi sampai sekarang mereka tidak mengabari lagi dan hilang seperti ditelan bumi. Aku tidak khawatir sama sekali tetang mereka yang kini mengetahui rahasiaku, aku justru sangat kesal karena mereka tidak bisa diganggu gugat seperti ini saat sedang bersama.Aku dan Ara akhirnya kembali membeli makanan pesan antar, karena kami masih belum bisa keluar rumah dan stok bahan masakan milikku sudah habis. Karena bingung memilih makanan, akhirnya aku membelikan Ara pizza. Karena menurutku, banyak orang akan suka dengan pizza.Awalnya aku sempat khawatir, kalau-kalau Ara tidak menyukai pizza itu, tapi ternyata pizza porsi besar yang a

    Last Updated : 2023-02-12
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Makeover

    "Aku membelikan pakaian untuk Ara. Tidak mungkin kan aku cuma membelikan satu pasang. Aku juga membeli peralatan untuk penyamarannya, termasuk sepatu, tas, kacamata dan make-up. Tapi sayang aku hanya bisa membelikan pakaian panjang untuk Ara, padahal sepertinya badan Ara akan cocok jika memakai dress pendek.""Kalau Ara pakai dress, sama saja mengundang orang buat jadiin dia pusat perhatian. Tahu sendiri kulit Ara yang putih bercahaya, tidak mungkin orang tidak terpikat dengannya.""Maka dari itu,aku belikan yang lengan panjang. Aku juga tahu itu, Def! Ara ayo ikut aku, aku akan membantumu berganti pakaian dan mencoba penyamaran. Aku akan makeover kamu, agar bisa terlihat sama seperti kami."Eli tampak bersemangat, saat mengajak Ara untuk segera mencoba pakaian yang dibelikannya tadi."Bilang saja kamu senang kan Sayang, karena dapat mainan baru buat di makeover?""Hehe..kamu tahu aja. Temen-temenku udah pada jago dandan semua, jadi sudah lama aku tidak merias orang lain. Ini kesempat

    Last Updated : 2023-02-13
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Hasil Penyamaran

    "Ini benar-benar kamu Ara?""Iya ini aku, Deffa. Bagaimana? Apakah aku bisa keluar dengan pakaian seperti ini?"Aku menatap Ara dari ujung kepala hingga ujung rambut, yang membuatku sangat takjub dengan hasil yang dibuat oleh Eli. Bagaimana tidak, saat ini Ara benar-benar terlihat lebih manusiawi. Kecantikannya tidak berkurang ssama sekali, meskipun ada kacamata dengan bingkai hitam tebal yang bertengger di hidungnya."Kamu terlihat seperti manusia biasa, pasti tidak akan ada yang tau kalau kamu dari dimensi lain.""Tentu dong, siapa dulu yang dandanin."Eli langsung menyela ucapanku, dengan nada suara yang masih tinggi. Sepertinya dia masih marah, karena candaanku terakhir kali."Terima kasih, Eli. Kamu benar-benar penyelamat kami, kemampuan dan seleramu gak perlu dipertanyakan lagi.""Huh, tadi aja ngejek sekarang muji. Lagian cuma ucapan terima kasih nih?""Ya maaf, aku kan cuma bercanda tadi. Ya kan Bim? Tenang, buat kalian aku akan bayari makan malam juga, tapi kita beda meja okey

    Last Updated : 2023-02-15
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Melihat Suasana Luar

    Aku heran dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Ara, aku masih belum bisa menangkap maksud pertanyaannya itu. Tapi seakan dia menunggu jawabanku, akupun terpaksa untuk tetap bertanya kepadanya. Aku takut jika aku salah menjawab, dan membuatnya semakin bingung."Apa yang kamu maksud petang dan terang? Bukankah kalau malam hari memang gelap, karena cahaya matahari yang sudah tidak menyoroti bumi bagian yang kita tempati saat ini?""Di tempatku ada gelap dan terang, jadi di bumi menyebutnya pagi dan malam? Tapi gelap di tempatku sangat berbeda dengan malam, hanya terasa seperti cahaya hitam menyelimuti dimensi kami yang terang.""Jadi maksudmu, tidak ada malam yang yang petang seperti ini? Dan gelap di tempatmu masih ada cahaya? Bagaimana itu bisa terjadi?"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan dan suasana tinggal disana, bahkan perbedaan antara siang dan malam pun tidak terlalu jauh. Jika mendengar apa yang di jelaskan oleh Ara, dimensi Eunoia sangat berbeda sekali dengan bumi

    Last Updated : 2023-02-15
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Penyamaran

    Tanpa berpikir panjang, aku langsung menudungkan jasku ke kepala Ara. Ara yang akhirnya paham dengan maksud teriakan ku tadi, kini wajahnya terlihat sangat pucat. Dia membatu sambil menatapku dengan tajam, seperti mengatakan kalau dia benar-benar takut saat ini. Aku harus berusaha menenangkan detak jantungku terlebih dahulu yang tadinya seakan berhenti, baru aku bisa menenangkan Ara. Tapi aku sendiri masih sangat gugup, untuk bisa mengontrol detak jantungku sendiri."Maaf Mbak, pacar saya sedikit sensitif badannya. Tapi tidak apa-apa nanti balik seperti biasa."Aku mengatakan itu kepada seorang pelayan, yang ternyata sejak tadi sedang memandang kami dengan tatapan bingung. Mungkin dia juga kaget, karena teriakanku barusan. Aku tidak tahu pasti apa yang baru saja aku katakan sebagai alasan, melihat pelayan itu bertambah bingung dengan alasan yang aku buat, itu berarti alasan yang aku buat secara spontan tadi tidak masuk akal.Untunglah Elii mendatangi meja kami, karena khawatir setelah

    Last Updated : 2023-02-16
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Makanan Restoran

    Ara kembali girang setelah merasakan makanannya, dia menemukan rasa baru yang pasti belum pernah dia rasakan. Kini aku bisa kembali tersenyum kepadanya, karena senyuman miliknya sangat menular. Rasanya perasaan gugup, kecewa dan sedih yang tadi kurasakan, langsung lenyap begitu saja saat melihat senyumannya. Perasaanku menjadi sangat lega, dan mau tidak mau bibirku juga tertarik membuat sebuah senyuman mengikutinya."Ini namanya steak, terbuat dari daging sapi. Jadi sapi itu salah satu hewan juga yang ada di dimensi ini, sama seperti ayam tapi bentuknya berbeda. Rasanya juga berbeda bukan?""Iya, rasanya sangat berbeda. Tapi semua rasanya sangat enak, aku sampai susah untuk berhenti memakannya.""Jangan terburu-buru, nanti kamu tersedak. Habiskan semuanya, ini aku pesankan semuanya untukmu.""Ini semua makanan? Kenapa ini terlihat sangat indah? Bahkan ada berbagai macam warna di makanannya.""Hahaha.. Itu namanya rainbow cake. Apakah di tempatmu ada pelangi?""Entahlah, aku baru dengar

    Last Updated : 2023-02-16

Latest chapter

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Kebersamaan

    "Bukankah tidak masalah, kitakan suami istri, Ara," ucapku dengan nada menggoda."Tetap saja... Aku malu, Deffa. Kamu tidak mengatakan apa-apa sebelumnya."Jawaban Ara malah membuatku semakin semangat untuk menggodanya, wajah merahnya terlihat sangat menggemaskan saat ini."Jadi kalau aku bilang sebelumnya, kamu akan mengizinkannya?" tanyaku semakin menggoda Ara."Emb... Entahlah! Kamu benar-benar jahat, Deffa!""Kenapa aku yang jahat? Aku hanya bertanya, Ara," jawabku membela diri.Namun ucapanku tidak dihiraukan olehnya, dan aku hanya bisa membujuknya untuk tidak marah kepadaku. Ara langsung keluar dari ruang kesehatan, tanpa memperdulikan panggilanku.Entah Ara benar-benar marah, atau dia hanya menyembunyikan rasa malunya dariku. Tapi aku tidak ingin terlalu lama seperti ini, padahal aku sudah sangat bahagia bisa bersama dengannya terus seperti ini.Saat aku menyusulnya keluar dari ruang istirahat, ternyata Ara kembali membaca buku catatan selanjutnya. Aku mencoba mendekatinya, dan

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Keberanian Yang Muncul

    Aku mengikuti arah yang Ara tunjuk, dan melihat tulisan yang ada di buku itu. kemudian membacanya dengan suara yang cukup lantang, sesuai apa yang diminta olehnya."Semua penerus dari masing-masing dimensi, akan melanjutkan penelitian untuk menciptakan dunia yang indah bagi semua dimensi.""Bukankah penelitian itu yang dimaksud dalam buku ramalan tadi, Deffa?""Sepertinya benar, Ara. Dan hasil penelitian itu, hanya bisa membuat bumi yang memiliki tanaman dan hewan semakin berkembang dengan api dan teknologi. Sedangkan di dimensi Eunoia sudah memiliki satu jenis 'Non Human', mungkin itu juga hasil penelitian itu.""Jadi hanya pemilik api, yang belum bisa mendapatkan manfaat dari penelitian. Dan menjadikan mereka marah dan menghentikan penelitian itu?""Entahlah, Ara. Kita tidak bisa menilai hanya seperti itu, aku merasa tidak mungkin hanya itu akar dari permasalah ini. Jika memang hanya itu, tidak mungkin semua terasa rumit seperti ini."Kami sama-sama diam dengan pikiran masing-masing

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Buku Catatan

    Aku sedikit terkejut dengan pertanyaan Ara, entah karena aku terlalu fokus dengan buku ini atau masih memikirkan tulisan terakhir itu. Aku menatap Ara berusaha tersenyum untuk menyembunyikan perasaanku saat ini, agar terlihat seperti biasa saja."Aku baik-baik saja, Ara. Lebih baik kita lanjutkan membacanya. Bagaimana kalau kita lanjut dengan buku rangkuman yang kamu temukan?""Sebenarnya aku menemukan rangkuman yang lain, Deffa. Setiap keturunan dari dimensi Eunoia, sepertinya memiliki buku catatan itu.""Mengapa hanya dimensi Eunoia yang memilikinya? Apakah orang tuaku tidak meninggalkan catatan apapun?""Entahlah, aku hanya menemukan buku-buku ini, Deffa."Aku melihat semua buku yang ditemukan oleh Ara, sambil memperhatikan dengan seksama. Mereka memiliki bentuk fisik yang hampir sama, yang membedakan hanyalah angka yang sepertinya nomor urut yang tertulis bersebelahan dengan tulisan 'Summary' dan bahan kertas yang digunakannya.Ternyata apa yang dikatakan oleh Ara benar, mungkin b

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Ramalan Kehancuran

    Ara menunjuk sebuah lukisan yang terpajang di salah satu dinding, dalam lukisan itu tergambar lambang yang ada di ujung kunci dan pintu masuk ruangan. Namun yang membedakan, lambang itu terlihat lebih jelas dengan tiga dimensi yang menjadi lambang utamanya."Jadi arti lambang itu adalah penggabungan tiga dimensi?""Sepertinya begitu, Deffa. Lebih baik kita mencari tempat terlebih dahulu, untuk membaca buku-buku yang sudah kita temukan tadi.""Iya, Ara. Lebih baik kita mengetahui semua hal terlebih dahulu, daripada kita hanya menebak-nebak semuanya."Aku dan Ara berjalan menuju salah satu meja yang cukup luas, kemudian meletakkan semua buku yang kami bawa di atasnya. Ternyata buku yang kami kumpulkan lumayan banyak, karena masing-masing dari kami menemukan cukup banyak buku yang bersangkutan."Kita akan membaca dari buku yang mana?""Bagaimana menurutmu, Ara? Apa lebih baik kita membaca hal baik atau hal buruk terlebih dahulu?""Emb... Lebih baik kita ketahui hal buruknya terlebih dahu

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Semua Petunjuk

    Aku mendekat ke arah Ara, yang saat ini berada di depan meja di ujung ruangan ini. Tatapannya mengarah ke dalam laci meja yang sudah dibukanya, sambil sesekali mengarahkan pandangannya ke arahku untuk segera datang."Apa yang kamu temukan, Ara?" tanyaku sambil melihat ke dalam laci meja itu."Sepertinya ini sebuah buku catatan, Deffa. Terlihat disana tertulis 'Summary' di sudut sampulnya, bukankah itu tandanya itu sebuah rangkuman?""Sepertinya dugaanmu benar, Ara. Bisa jadi kita bisa tahu apa yang terjadi kepada orang tua kita, dan kita tahu permasalahan apa yang akan kita hadapi."Dugaanku untuk mencari petunjuk di ruangan ini sepertinya tepat, karena semua petunjuk hampir kami temukan semuanya. Dalam hati aku sungguh berharap jika hal yang akan kami hadapi bukanlah hal yang berbahaya, tapi mengingat kematian kedua orang tuaku yang begitu tiba-tiba membuatku ragu akan hal itu."Sebenarnya aku juga menemukan sesuatu, Ara. Tapi aku tidak yakin kalau ini hal bagus, aku menjadi memiliki

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Ruang Kerja

    "Sepertinya benar, Ara. Tapi entah kenapa aku merasa ruangan ini berbeda, daripada ruangan yang aku ingat saat kecil.""Aku juga merasa seperti itu, Deffa. Apa kita salah ruangan?""Aku yakin kalau ini ruangannya, Ara. Pasti ada sesuatu yang tersembunyi di sini."Aku melihat sekitar, ruangan ini hanya terlihat seperti perpustakaan yang ada di bumi. Di dalam sini terasa hangat, padahal tidak ada yang pernah masuk ke dalam ruangan ini setelah kepergian orang tua kami.Aku berusaha mencari sesuatu yang tampak aneh, namun cukup lama aku melihat hingga sudut-sudut ruangan tetap tidak menemukan keanehan itu. Sedangkan Ara malah tertarik dengan sebuah buku, dan dia kini sedang membacanya dengan wajah yang tampak serius."Buku apa yang kamu baca, Ara?""Deffa, lihatlah! Sepertinya buku ini menceritakan tentang kita dan keluarga kita."Aku sedikit ragu dengan apa yang dikatakan oleh Ara, karena tidak mungkin sebuah buku dibuat untuk menceritakan keluarga kami. Tapi melihat sampul buku saat Ara

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Jam Tangan Dimensi

    Ara langsung berlari ke arahku, untuk melihat benda yang aku maksudkan. Dan saat dia melihat benda itu, sepertinya memang dia mengingat benda ini. Walaupun benda ini lebih berguna untuk Ara, dibandingkan aku yang menggunakannya."Deffa, ini kan jam tangan dimensi. Apa benar ini bisa menjadi petunjuk? Padahal aku selalu memakainya saat di dimensi Eunoia, karena kakak terus menyuruhku memakainya.""Jadi kamu tidak ingat fungsi dari jam ini, Ara?""Aku hanya ingat kalau itu jam tangan dimensi, emb... Sepertinya aku masih tidak ingat kalau tentang fungsinya."Aku cukup bingung dengan jawaban yang dia berikan, padahal kini aku paham dengan semua keganjilan tentang Ara karena jam ini. Benda itu tidak jauh berbeda, dengan jam tangan digital yang ada di bumi. Namun fungsi dari jam ini sangat luar biasa, karena dapat menyesuaikan waktu dengan tempat yang sudah diaturkan ke dalamnya.Sepertinya jam ini sudah di atur dengan waktu Bumi, yang membuatku akhirnya bisa menerima dengan perbedaan usia

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Masa Kecil

    "Deffa! Bangunlah!"Suara Ara seperti menarikku dari kegelapan, dan akhirnya aku terbangun dan mendapati Ara sedang ada di hadapanku dengan tatapan khawatirnya. Entah apa yang sebenarnya terjadi tadi, kenyataan yang membuatku tidak bisa berpikir secara rasional lagi."Kamu tidak apa-apa, Ara?""Aku baik-baik saja sekarang, Deffa. Tapi tadi benar-benar terasa sangat menyakitkan, tapi entah kenapa sekarang perasaan itu sudah tidak bersisa.""Sekarang kamu juga bisa mengingat semuanya?"Ara mengangguk menjawab pertanyaanku, sambil tersenyum simpul dan wajahnya sedikit memerah. Bagaimana tidak jika ternyata kami sudah menikah saat kecil, itu kesepakatan dari kedua orang tua kami. Walaupun pada akhirnya, orang tua kami jugalah yang memisahkan kami dan membuat kami kehilangan semua ingatan itu."Emb... Jadi sebenarnya kita suami istri... emb... maksudku..." Aku mengatakannya dengan tergagap, namun langsung dipotong oleh Ara."Iya, Deffa. Kita suami istri, tapi sepertinya kita bisa membahas

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Membuka Kotak

    "Deffa! Maaf aku malah ketiduran barusan!""Tidak apa-apa, Ara. Kamu pasti juga kelelahan, karena memasak juga. Kemarilah! Kita buka kotak ini sekarang."Ara turun dari tempat tidur, dan duduk di bawah tepat di sampingku menghadap kotak. Aku benar-benar penasaran, ragu dan takut disaat yang bersamaan. Jantungku terasa berdetak lebih cepat, dan tanganku sudah berkeringat dingin karena cemas. Padahal saat ini aku baru memegang kotak itu, belum mencoba untuk membukanya.Tiba-tiba perasaanku merasa lebih tenang, saat tangan Ara menggenggam tanganku. Entah dia bisa membaca pikiranku saat ini, atau dia melihat ekspresi cemasku yang menurutku akan terlihat dengan jelas. Tapi perlakuan Ara ini benar-benar memberiku kekuatan untuk lebih berani, entah apa yang aku hadapi setelah ini, selama itu bersama Ara sepertinya aku akan sanggup menghadapinya.Mungkin terdengar sangat berlebihan, tapi itu yang aku rasakan. Mungkin aku bisa menjadi lebih berani, karena berpikir kalau aku tidak sendiri. Dan

DMCA.com Protection Status