Share

Melihat Suasana Luar

Author: Deschya.77
last update Last Updated: 2023-02-15 23:39:07

Aku heran dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Ara, aku masih belum bisa menangkap maksud pertanyaannya itu. Tapi seakan dia menunggu jawabanku, akupun terpaksa untuk tetap bertanya kepadanya. Aku takut jika aku salah menjawab, dan membuatnya semakin bingung.

"Apa yang kamu maksud petang dan terang? Bukankah kalau malam hari memang gelap, karena cahaya matahari yang sudah tidak menyoroti bumi bagian yang kita tempati saat ini?"

"Di tempatku ada gelap dan terang, jadi di bumi menyebutnya pagi dan malam? Tapi gelap di tempatku sangat berbeda dengan malam, hanya terasa seperti cahaya hitam menyelimuti dimensi kami yang terang."

"Jadi maksudmu, tidak ada malam yang yang petang seperti ini? Dan gelap di tempatmu masih ada cahaya? Bagaimana itu bisa terjadi?"

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan dan suasana tinggal disana, bahkan perbedaan antara siang dan malam pun tidak terlalu jauh. Jika mendengar apa yang di jelaskan oleh Ara, dimensi Eunoia sangat berbeda sekali dengan bumi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Penyamaran

    Tanpa berpikir panjang, aku langsung menudungkan jasku ke kepala Ara. Ara yang akhirnya paham dengan maksud teriakan ku tadi, kini wajahnya terlihat sangat pucat. Dia membatu sambil menatapku dengan tajam, seperti mengatakan kalau dia benar-benar takut saat ini. Aku harus berusaha menenangkan detak jantungku terlebih dahulu yang tadinya seakan berhenti, baru aku bisa menenangkan Ara. Tapi aku sendiri masih sangat gugup, untuk bisa mengontrol detak jantungku sendiri."Maaf Mbak, pacar saya sedikit sensitif badannya. Tapi tidak apa-apa nanti balik seperti biasa."Aku mengatakan itu kepada seorang pelayan, yang ternyata sejak tadi sedang memandang kami dengan tatapan bingung. Mungkin dia juga kaget, karena teriakanku barusan. Aku tidak tahu pasti apa yang baru saja aku katakan sebagai alasan, melihat pelayan itu bertambah bingung dengan alasan yang aku buat, itu berarti alasan yang aku buat secara spontan tadi tidak masuk akal.Untunglah Elii mendatangi meja kami, karena khawatir setelah

    Last Updated : 2023-02-16
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Makanan Restoran

    Ara kembali girang setelah merasakan makanannya, dia menemukan rasa baru yang pasti belum pernah dia rasakan. Kini aku bisa kembali tersenyum kepadanya, karena senyuman miliknya sangat menular. Rasanya perasaan gugup, kecewa dan sedih yang tadi kurasakan, langsung lenyap begitu saja saat melihat senyumannya. Perasaanku menjadi sangat lega, dan mau tidak mau bibirku juga tertarik membuat sebuah senyuman mengikutinya."Ini namanya steak, terbuat dari daging sapi. Jadi sapi itu salah satu hewan juga yang ada di dimensi ini, sama seperti ayam tapi bentuknya berbeda. Rasanya juga berbeda bukan?""Iya, rasanya sangat berbeda. Tapi semua rasanya sangat enak, aku sampai susah untuk berhenti memakannya.""Jangan terburu-buru, nanti kamu tersedak. Habiskan semuanya, ini aku pesankan semuanya untukmu.""Ini semua makanan? Kenapa ini terlihat sangat indah? Bahkan ada berbagai macam warna di makanannya.""Hahaha.. Itu namanya rainbow cake. Apakah di tempatmu ada pelangi?""Entahlah, aku baru dengar

    Last Updated : 2023-02-16
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Obsesi

    "Kenapa kamu ketus gitu sih. Kamu belum jawab pertanyaanku, dia siapa? Kenapa kalian bisa makan malam bersama?"Aku sangat malas meladeni wanita di hadapanku ini, tapi jika aku tidak merespon pasti dia akan tetap terus bertanya sampai mendapat jawaban. Waktu awal kenal aku sempat salut kepadanya, karena sifatnya yang tidak kenal kata menyerah. Tapi setelah sekian lama dia terus berusaha mendekatiku, aku menjadi sadar kalau dia sangatlah ambisius. Dia melakukan apapun agar bisa terus mendekatiku, dan itu membuatku sangat tidak nyaman.Pricilla Alendra, dia wanita yang cukup cantik sebenarnya. Dengan fisiknya yang di atas rata-rata, tubuh dan wajahnya yang seperti model. Ditambah keluarganya yang cukup berada, membuatnya selalu dibalut dengan pakaian dan aksesoris mewah. Dan aku juga bukan pria munafik yang akan menyangkal, jika pernah tertarik kepadanya dulu. Kami sempat melakukan kencan beberapa kali, sambil saling mengenal satu sama lain. Tapi semakin aku mengenalnya, aku tidak mene

    Last Updated : 2023-02-17
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Bersikap Tegas

    "Kenapa aku harus peduli? Kamu datang kesini sendiri, jadi bisa pulang sendiri juga kan? Lagipula kamu lihat sejak awal kalau kami keluar dari rumahku, dan akan kembali ke rumahku. Jadi seharusnya kamu sudah paham tanpa harus aku jelaskan, hentikan sikapmu ini dan carilah pria lain yang jauh lebih baik untukmu."Setelah puas mengatakannya, aku langsung berbalik meninggalkannya masih dengan menggandeng tangan Ara. Entah apa yang dipikirkan oleh Pricill sekarang, tapi aku berharap dia bisa sadar sedang melakukan hal yang percuma. Sepertinya Pricill masih meneriakkan namaku, tapi aku tidak berbalik lagi dan terus berjalan keluar.Bima dan Eli yang melihat tontonan tadipun, langsung mengikutiku keluar dari restoran. Karena mereka membawa mobil sendiri, jadi tidak ada pertanyaan dari mereka untukku. Mereka hanya pamit untuk tidak mampir ke rumahku, dan langsung pulang ke rumah mereka sendiri."Deff, kami langsung pulang ya. Terima kasih traktirannya malam ini, kalau butuh teman cerita nanti

    Last Updated : 2023-02-17
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Perasaan Bersalah

    "Deffa, kamu lihat tadi?""Lihat apa? Yang aku lihat hanya kamu yang berdiri mematung sebelumnya."Aku bingung dengan apa yang dimaksud olehnya, karena saat ini aku hanya melihatnya menatap kotak yang jatuh dengan wajah pucat."Bukan aku, tapi kotak itu! Kotak itu tadi sempat membuka, dan gerbang dimensi sempat terlihat sedikit disana!"Aku sangat terkejut mendengar penuturan Ara, tentang kotak itu yang kembali berfungsi. Dengan sigap aku langsung mengambil kotak yang dijatuhkan oleh Ara tadi, dan melihat apakah yang dikatakan olehnya benar atau tidak. Tapi setelah aku kembali membuka dan membolak-balik kotak itu, gerbang dimensi tetap tidak terlihat di sana. Kotak itu masih terlihat kosong, sama seperti terakhir kali aku melihatnya."Kotak ini masih kosong, Ara. Mungkin kamu salah lihat?""Tidak, Deffa. Aku tidak mungkin salah lihat. Tadi kotak itu bercahaya, dan gerbang dimensi terlihat walaupun belum terbuka sepenuhnya.""Lalu kenapa kotak ini jatuh?""Aku ingin mengambilnya untuk

    Last Updated : 2023-02-17
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Informan

    (Dimensi Bumi)Dua sosok berpakaian hitam bersembunyi di dalam bayangan, yang bergerak dengan sangat cepat. Hingga mereka tertangkap oleh sepasang mata, dari seorang pria paruh baya yang berjalan dengan sempoyongan. Tanpa aba-aba salah satu sosok hitam mengeluarkan pedang dari sarungnya, dan langsung menodongkan kearah pria itu.Pria asing itu langsung tersadar dari mabuknya, dan seketika ekspresinya berubah menjadi pucat pasi. Dia tidak bisa mengeluarkan suara sedikitpun, karena rasa takut yang dia rasakan. Dan dia hanya melihat ujung pedang, beserta sosok hitam di hadapannya yang sedang menodongkan pedang itu secara bergantian. Rasa takutnya semakin menjadi, saat dia menatap mata sosok hitam itu yang berbentuk api menyala."Tolong ampuni saya! Jangan bunuh saya!""Sudah sewajarnya kamu hilang dari dunia ini, setelah melihat sosok kami. Jangan salahkan kami yang mengambil nyawamu, tapi salahkan keberuntungan yang tidak berpihak padamu.""Ampunnnnn.....!!!! Tolong...tolong jangan bunu

    Last Updated : 2023-02-18
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Batu Zamrud Merah

    "A-a-apakah Pangeran memiliki sesuatu dari tempat asal? Mungkin yang Pangeran banyak miliki, jadi kehilangan satu tidak terlalu berpengaruh?"Pria itu mencoba mengorek kekayaan yang dimiliki oleh Kenzo, tanpa dia sadari itu akan menjadi senjata yang berbalik untuk dirinya nanti. Namun saat ini Kenzo yang belum mengetahui apapun, mencoba memikirkan apa yang dikatakan oleh pria itu.Kenzo tampak membuka inventori yang tidak terlihat oleh pria itu, sambil mencari barang yang dia pikirkan. Tidak beberapa lama tangan Kenzo keluar, sambil memegang sebuah batu zamrud merah. Batu itu yang biasa dia gunakan untuk campuran ramuan, ataupun untuk menambah energi saat menyerap kandungan batu itu."Apakah ini bisa dijual di dimensi ini?"Melihat bongkahan batu zamrud merah, mata pria itu langsung berbinar. Walaupun dia orang miskin tapi dia sudah lama berkecimpung di pasar gelap, jadi dia tahu harga jual untuk sebuah bongkahan batu zamrud merah itu. Dia sudah membayangkan bisa menjadi kaya raya, han

    Last Updated : 2023-02-18
  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Informasi Dimensi Bumi

    Kenzo langsung bertanya tanpa berbasa-basi, sambil mendekat kearah pria paruh baya bernama Beno itu. Sebenarnya Kenzo tahu apa yang telah terjadi sebelumnya, karena ramuan yang telah diminum Beno akan tersambung dengan inderanya.Jadi semua preman itu terbunuh, karena kekuatan magic milik Kenzo. Namun dia berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi, untuk memastikan pria ini akan mengkhianatinya atau tidak. Walaupun pada akhirnya pria itu juga akan kehilangan nyawanya di tangan Kenzo, setelah dia sudah tidak berguna lagi nanti."Saya sudah membawakan yang Pangeran minta."Beno mengatakannya sambil bersimpuh dihadapan Kenzo, dengan wajah yang kembali pucat karena cemas. Dia bahkan tidak berani mendongakkan kepala sedikitpun, karena apa yang terjadi sebelumnya, dia yakin kalau itu berhubungan dengan kedua sosok itu."Sebelumnya apakah saya boleh bertanya, Pangeran?""Apa Pangeran tahu apa yang tadi saya alami? Apakah itu perbuatan Pangeran?"Kenzo hanya berdecak, mendengan pertanyaan Beno

    Last Updated : 2023-02-19

Latest chapter

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Kebersamaan

    "Bukankah tidak masalah, kitakan suami istri, Ara," ucapku dengan nada menggoda."Tetap saja... Aku malu, Deffa. Kamu tidak mengatakan apa-apa sebelumnya."Jawaban Ara malah membuatku semakin semangat untuk menggodanya, wajah merahnya terlihat sangat menggemaskan saat ini."Jadi kalau aku bilang sebelumnya, kamu akan mengizinkannya?" tanyaku semakin menggoda Ara."Emb... Entahlah! Kamu benar-benar jahat, Deffa!""Kenapa aku yang jahat? Aku hanya bertanya, Ara," jawabku membela diri.Namun ucapanku tidak dihiraukan olehnya, dan aku hanya bisa membujuknya untuk tidak marah kepadaku. Ara langsung keluar dari ruang kesehatan, tanpa memperdulikan panggilanku.Entah Ara benar-benar marah, atau dia hanya menyembunyikan rasa malunya dariku. Tapi aku tidak ingin terlalu lama seperti ini, padahal aku sudah sangat bahagia bisa bersama dengannya terus seperti ini.Saat aku menyusulnya keluar dari ruang istirahat, ternyata Ara kembali membaca buku catatan selanjutnya. Aku mencoba mendekatinya, dan

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Keberanian Yang Muncul

    Aku mengikuti arah yang Ara tunjuk, dan melihat tulisan yang ada di buku itu. kemudian membacanya dengan suara yang cukup lantang, sesuai apa yang diminta olehnya."Semua penerus dari masing-masing dimensi, akan melanjutkan penelitian untuk menciptakan dunia yang indah bagi semua dimensi.""Bukankah penelitian itu yang dimaksud dalam buku ramalan tadi, Deffa?""Sepertinya benar, Ara. Dan hasil penelitian itu, hanya bisa membuat bumi yang memiliki tanaman dan hewan semakin berkembang dengan api dan teknologi. Sedangkan di dimensi Eunoia sudah memiliki satu jenis 'Non Human', mungkin itu juga hasil penelitian itu.""Jadi hanya pemilik api, yang belum bisa mendapatkan manfaat dari penelitian. Dan menjadikan mereka marah dan menghentikan penelitian itu?""Entahlah, Ara. Kita tidak bisa menilai hanya seperti itu, aku merasa tidak mungkin hanya itu akar dari permasalah ini. Jika memang hanya itu, tidak mungkin semua terasa rumit seperti ini."Kami sama-sama diam dengan pikiran masing-masing

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Buku Catatan

    Aku sedikit terkejut dengan pertanyaan Ara, entah karena aku terlalu fokus dengan buku ini atau masih memikirkan tulisan terakhir itu. Aku menatap Ara berusaha tersenyum untuk menyembunyikan perasaanku saat ini, agar terlihat seperti biasa saja."Aku baik-baik saja, Ara. Lebih baik kita lanjutkan membacanya. Bagaimana kalau kita lanjut dengan buku rangkuman yang kamu temukan?""Sebenarnya aku menemukan rangkuman yang lain, Deffa. Setiap keturunan dari dimensi Eunoia, sepertinya memiliki buku catatan itu.""Mengapa hanya dimensi Eunoia yang memilikinya? Apakah orang tuaku tidak meninggalkan catatan apapun?""Entahlah, aku hanya menemukan buku-buku ini, Deffa."Aku melihat semua buku yang ditemukan oleh Ara, sambil memperhatikan dengan seksama. Mereka memiliki bentuk fisik yang hampir sama, yang membedakan hanyalah angka yang sepertinya nomor urut yang tertulis bersebelahan dengan tulisan 'Summary' dan bahan kertas yang digunakannya.Ternyata apa yang dikatakan oleh Ara benar, mungkin b

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Ramalan Kehancuran

    Ara menunjuk sebuah lukisan yang terpajang di salah satu dinding, dalam lukisan itu tergambar lambang yang ada di ujung kunci dan pintu masuk ruangan. Namun yang membedakan, lambang itu terlihat lebih jelas dengan tiga dimensi yang menjadi lambang utamanya."Jadi arti lambang itu adalah penggabungan tiga dimensi?""Sepertinya begitu, Deffa. Lebih baik kita mencari tempat terlebih dahulu, untuk membaca buku-buku yang sudah kita temukan tadi.""Iya, Ara. Lebih baik kita mengetahui semua hal terlebih dahulu, daripada kita hanya menebak-nebak semuanya."Aku dan Ara berjalan menuju salah satu meja yang cukup luas, kemudian meletakkan semua buku yang kami bawa di atasnya. Ternyata buku yang kami kumpulkan lumayan banyak, karena masing-masing dari kami menemukan cukup banyak buku yang bersangkutan."Kita akan membaca dari buku yang mana?""Bagaimana menurutmu, Ara? Apa lebih baik kita membaca hal baik atau hal buruk terlebih dahulu?""Emb... Lebih baik kita ketahui hal buruknya terlebih dahu

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Semua Petunjuk

    Aku mendekat ke arah Ara, yang saat ini berada di depan meja di ujung ruangan ini. Tatapannya mengarah ke dalam laci meja yang sudah dibukanya, sambil sesekali mengarahkan pandangannya ke arahku untuk segera datang."Apa yang kamu temukan, Ara?" tanyaku sambil melihat ke dalam laci meja itu."Sepertinya ini sebuah buku catatan, Deffa. Terlihat disana tertulis 'Summary' di sudut sampulnya, bukankah itu tandanya itu sebuah rangkuman?""Sepertinya dugaanmu benar, Ara. Bisa jadi kita bisa tahu apa yang terjadi kepada orang tua kita, dan kita tahu permasalahan apa yang akan kita hadapi."Dugaanku untuk mencari petunjuk di ruangan ini sepertinya tepat, karena semua petunjuk hampir kami temukan semuanya. Dalam hati aku sungguh berharap jika hal yang akan kami hadapi bukanlah hal yang berbahaya, tapi mengingat kematian kedua orang tuaku yang begitu tiba-tiba membuatku ragu akan hal itu."Sebenarnya aku juga menemukan sesuatu, Ara. Tapi aku tidak yakin kalau ini hal bagus, aku menjadi memiliki

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Ruang Kerja

    "Sepertinya benar, Ara. Tapi entah kenapa aku merasa ruangan ini berbeda, daripada ruangan yang aku ingat saat kecil.""Aku juga merasa seperti itu, Deffa. Apa kita salah ruangan?""Aku yakin kalau ini ruangannya, Ara. Pasti ada sesuatu yang tersembunyi di sini."Aku melihat sekitar, ruangan ini hanya terlihat seperti perpustakaan yang ada di bumi. Di dalam sini terasa hangat, padahal tidak ada yang pernah masuk ke dalam ruangan ini setelah kepergian orang tua kami.Aku berusaha mencari sesuatu yang tampak aneh, namun cukup lama aku melihat hingga sudut-sudut ruangan tetap tidak menemukan keanehan itu. Sedangkan Ara malah tertarik dengan sebuah buku, dan dia kini sedang membacanya dengan wajah yang tampak serius."Buku apa yang kamu baca, Ara?""Deffa, lihatlah! Sepertinya buku ini menceritakan tentang kita dan keluarga kita."Aku sedikit ragu dengan apa yang dikatakan oleh Ara, karena tidak mungkin sebuah buku dibuat untuk menceritakan keluarga kami. Tapi melihat sampul buku saat Ara

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Jam Tangan Dimensi

    Ara langsung berlari ke arahku, untuk melihat benda yang aku maksudkan. Dan saat dia melihat benda itu, sepertinya memang dia mengingat benda ini. Walaupun benda ini lebih berguna untuk Ara, dibandingkan aku yang menggunakannya."Deffa, ini kan jam tangan dimensi. Apa benar ini bisa menjadi petunjuk? Padahal aku selalu memakainya saat di dimensi Eunoia, karena kakak terus menyuruhku memakainya.""Jadi kamu tidak ingat fungsi dari jam ini, Ara?""Aku hanya ingat kalau itu jam tangan dimensi, emb... Sepertinya aku masih tidak ingat kalau tentang fungsinya."Aku cukup bingung dengan jawaban yang dia berikan, padahal kini aku paham dengan semua keganjilan tentang Ara karena jam ini. Benda itu tidak jauh berbeda, dengan jam tangan digital yang ada di bumi. Namun fungsi dari jam ini sangat luar biasa, karena dapat menyesuaikan waktu dengan tempat yang sudah diaturkan ke dalamnya.Sepertinya jam ini sudah di atur dengan waktu Bumi, yang membuatku akhirnya bisa menerima dengan perbedaan usia

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Masa Kecil

    "Deffa! Bangunlah!"Suara Ara seperti menarikku dari kegelapan, dan akhirnya aku terbangun dan mendapati Ara sedang ada di hadapanku dengan tatapan khawatirnya. Entah apa yang sebenarnya terjadi tadi, kenyataan yang membuatku tidak bisa berpikir secara rasional lagi."Kamu tidak apa-apa, Ara?""Aku baik-baik saja sekarang, Deffa. Tapi tadi benar-benar terasa sangat menyakitkan, tapi entah kenapa sekarang perasaan itu sudah tidak bersisa.""Sekarang kamu juga bisa mengingat semuanya?"Ara mengangguk menjawab pertanyaanku, sambil tersenyum simpul dan wajahnya sedikit memerah. Bagaimana tidak jika ternyata kami sudah menikah saat kecil, itu kesepakatan dari kedua orang tua kami. Walaupun pada akhirnya, orang tua kami jugalah yang memisahkan kami dan membuat kami kehilangan semua ingatan itu."Emb... Jadi sebenarnya kita suami istri... emb... maksudku..." Aku mengatakannya dengan tergagap, namun langsung dipotong oleh Ara."Iya, Deffa. Kita suami istri, tapi sepertinya kita bisa membahas

  • Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek   Membuka Kotak

    "Deffa! Maaf aku malah ketiduran barusan!""Tidak apa-apa, Ara. Kamu pasti juga kelelahan, karena memasak juga. Kemarilah! Kita buka kotak ini sekarang."Ara turun dari tempat tidur, dan duduk di bawah tepat di sampingku menghadap kotak. Aku benar-benar penasaran, ragu dan takut disaat yang bersamaan. Jantungku terasa berdetak lebih cepat, dan tanganku sudah berkeringat dingin karena cemas. Padahal saat ini aku baru memegang kotak itu, belum mencoba untuk membukanya.Tiba-tiba perasaanku merasa lebih tenang, saat tangan Ara menggenggam tanganku. Entah dia bisa membaca pikiranku saat ini, atau dia melihat ekspresi cemasku yang menurutku akan terlihat dengan jelas. Tapi perlakuan Ara ini benar-benar memberiku kekuatan untuk lebih berani, entah apa yang aku hadapi setelah ini, selama itu bersama Ara sepertinya aku akan sanggup menghadapinya.Mungkin terdengar sangat berlebihan, tapi itu yang aku rasakan. Mungkin aku bisa menjadi lebih berani, karena berpikir kalau aku tidak sendiri. Dan

DMCA.com Protection Status