Home / Romansa / Perempuan Bermahar Lima Miliar / Bagian (75) : Renungan Arumi

Share

Bagian (75) : Renungan Arumi

Author: David Khanz
last update Last Updated: 2023-09-13 15:42:26

PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIAR

Penulis : David Khanz

Bagian (75)

Episode : Renungan Arumi

“Alhamdulillah, ya … akhirnya kalian punya rumah baru,” ucap Umi Afifah begitu mereka berkumpul usai melaksanakan ibadah salat Isya. “Sekarang, kehidupan kalian sudah jauh lebih baik. Moga-moga saja hal yang lainnya nyusul,” imbuh kembali orang tua tersebut pada Arumi dan Hamizan. “Cepet punya anak yang shalih dan shalihah.”

Arumi dan Hamizan saling berpandangan dan melempar senyum satu dengan lainnya. Keduanya memang tidak pernah mengatakan jika rumah baru yang di tempat sekarang adalah pemberian dari perusahaan. Setidaknya begitu menurut pengetahuan yang ada. Tidak sebagaimana menurut Bella sendiri.

“Aamiin, Umi. Terima kasih atas doanya,” ujar Hamizan.

Timpal Arumi mengikuti, “Iya, Umi. Doain saja yang sering ya, Mi. He-he.” Dia melirik pada kakaknya, Azizah, yang kondisi perutnya sudah mulai membesar. Ada kebahagiaan juga melihat kehamilan saudari perempuan satu-satunya tersebut, tapi jauh di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (76) : Filosopi Secangkir kopi

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (76)Episode : Filosopi Secangkir KopiHamizan membawakan dua cangkir kopi ke depan rumah, dimana saat itu Muzakir sedang duduk sendirian sambil mengawasi Fadlan dan Amara yang sedang bermain-main di taman.“Assalaamu’alaikum,” ucap Hamizan begitu mendekati sosok suami dari kakak iparnya tersebut.Muzakir menoleh dan langsung terkesiap. Lekas dia mematikan rokoknya di tangan dengan cara menekan-nekan ujung bara di lantai.“Eh, wa’alaikumussalaam,” balas Muzakir.Hamizan meletakkan kedua cangkir kopi tadi. Satu di hadapan Muzakir, sisanya adalah untuk dia sendiri.“Ngopi, Kang,” kata suami Arumi itu menawarkan.“O, iya … terima kasih, Zan,” ujar Muzakir dengan sikap kaku.Semenjak menjadi keluarga pondok pesantren, Hamizan dan Muzakir memang jarang sekali berinteraksi. Kalaupun bertemu atau bertatap muka, paling hanya sekadar saling melempar senyum dan bertegur sapa alakadarnya. Terlebih lagi, Hamizan sendiri memang tidak per

    Last Updated : 2023-09-14
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (77) : Sosok Bella Terbongkar

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (77)Episode : Sosok Bella TerbongkarTentang kepindahan Hamizan dan Arumi dari rumah kontrakan ke hunian baru, ada sesuatu yang mereka lupakan. Itu baru tersadar setelah beberapa hari terlewati.“Mang Karta dan Bi Inah!” seru Hamizan tiba-tiba teringat. Kelopak mata lelaki ini sampai terbelalak kaget sambil memandangi wajah istrinya. “Astaghfirullah … kenapa kita sampe lupa ya, Sayang?” tanyanya kemudian merasa menyesali.“Iya, Mas. Aku juga gak inget sama sekali,” timpal Arumi lirih. “Kok, bisa-bisanya kita sampe ngelupain mereka? Subhaanallah.”Wajarlah jika hal tersebut sampai terjadi, karena tiga tahun terakhir, Hamizan sendiri sudah sangat jarang sekali berkunjung ke rumah lamanya. Terutama untuk bersilaturahim pada kedua orang tua itu. Apalagi baik Mang Karta maupun Bi Inah, tidak memiliki pesawat telepon untuk berkomunikasi.“Ya, sudah. Besok kita ke sana, Dik,” ajak Hamizan ingin lekas-lekas menemui kedua orang tua y

    Last Updated : 2023-09-15
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (78) : Kekonyolan Sikap Bella

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (78)Episode : Kekonyolan Sikap BellaHamizan dan Arumi duduk tepekur di bangku panjang di luar sebuah ruangan rawat inap. Keduanya tampak bingung dan terlihat sedang berpikir. Apa yang terjadi? Ternyata setelah diperiksa oleh tim medis, Mang Karta harus menjalani perawatan intensif dan tentunya mesti menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Akhirnya mau tidak mau, laki-laki tua itu pun kudu menginap di rumah sakit.“Bagaimana ini sekarang, Mas?” tanya Arumi di tengah kebisuan keduanya. “Mang Karta harus dirawat, sementara Bi Inah mau gak mau … yaa, harus nungguin. Terus ‘gimana? Siapa yang jagain rumah itu? Kita juga bawa Mang Karta ke sini, tanpa izin dulu sama Pak Waluyo.”Hamizan mendengkus, lantas mengusap wajah. Dalam benaknya ada banyak pikiran yang sedang berkecamuk. Masalah Bella tadi seperti yang diungkapkan oleh Bi Inah dan sekarang tentang kondisi Mang Karta.

    Last Updated : 2023-09-16
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (79) : Masa Lalu Bellanca Aurora

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (79)Episode : Masa Lalu Bellanca AuroraTidak berapa Pak Waluyo pun muncul di tengah-tengah keduanya.“Oh, ada Nak Izan!” seru laki-laki tua tersebut. “Sudah lama datang, Nak?” tanyanya kembali dan mengajak bersalaman. Hamizan menyambut dan mencium tangannya dengan takzim.“Baru saja, Pak. He-he,” balas Hamizan merasa senang sekali bisa bertemu langsung dengan sosok tersebut.Setelah itu Pak Waluyo menoleh pada Bella. “Loh, kamu masih di sini, Sayang? Katanya tadi mau pulang? Gak jadi? Mau nginep lagi di rumah Papah?” cecarnya dan langsung disikapi putrinya dengan raut wajah masam. ‘Dih, Papah! Kenapa ngomongnya kayak ‘gitu, sih? DI sini ‘kan, lagi ada Hamizan!’ gerutu Bella di dalam hati. ‘Apa Papah lupa, kalo jangan dulu ngaku-ngaku sebagai Papah sama Hamizan?’Mau tidak mau, kini terbongkarlah sudah. Bella tidak bisa mengelak jika dirinya adala

    Last Updated : 2023-09-17
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (80) : Di Balik Alasan Bella

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (80)Episode : Di Balik Alasan Bella“Selamat pagi, Pak Hamizan. Mohon maaf, Bapak dipanggil Ibu Bella ke ruangan,” kata Indry sepagi datang-datang ke kantor.Hamizan yang baru beberapa saat duduk di belakang meja kerja, langsung bereaksi. “Iya, saya segera ke sana. Terima kasih, Bu Indry,” ucapnya membalas.“Sama-sama, Pak,” balas sekretaris orang pertama di perusahaan tersebut, lantas pamit keluar, hendak kembali ke ruangannya.Hamizan termenung beberapa waktu. Dia berpikir, ini pasti berkaitan dengan pertemuan mereka berdua di rumah Pak Waluyo kemarin.‘Hhmmm, sudah kuduga sebelumnya,’ membatin lelaki tersebut di antara kecamuk pertanyaan yang tiba-tiba muncul di benak. ‘Bu Bella pasti akan membicarakan hal kemarin itu. Yaaa … entah untuk mengakui atau sekedar mengklarifikasi?’Namun yang pasti, kekonyolan yang tidak pernah terlihat dari sosok seorang Bella sebelumnya selama bertemu dan mengenal, bagi Hamizan seorang, peri

    Last Updated : 2023-09-19
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (81) : Rencana Terselubung Bellanca Aurora

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (81)Episode : Rencana Terselubung Bellanca Aurora“Awalnya, saya juga tidak menyangka sama sekali, kalau Anda adalah pemilik rumah yang pernah Papah beli itu,” kata Bella akhirnya berbicara mengenai alasan dia sampai bertanya-tanya tentang sosok Hamizan pada Mang Karta dan Bi Inah. “Wajar ‘kan, kalau saya sampai melakukan hal itu, Pak?” Hamizan mengangkat wajah dan tidak sengaja beradu tatap dengan perempuan tersebut. Secepat itu pula, lelaki tersebut mengalihkan pandangan ke bawah dengan cara menunduk.“Saya tidak menyangka, setelah saya sadari, ternyata Anda bukan orang seperti yang saya pikir, Pak,” imbuh kembali Bella panjang-lebar berbicara.Hamizan mengangkat wajah dan bertanya, “Bukan orang yang seperti Ibu kira? Mohon maaf, maksudnya … apa ya, Bu?” Dia mengulang ucapan Bella baru saja. Terdengar agak lain dan bermakna samar di sana.Perempuan tersebut tersenyum tipis, seraya memperhatikan sosok lelaki yang sedang be

    Last Updated : 2023-09-19
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (82) : Perubahan Mendadak Sosok Seorang Bella

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (82)Episode : Perubahan Mendadak Sosok Seorang BellaDi suatu pagi yang lain, suasana kantor agak sedikit berbeda. Hampir semua mata para pekerja memandang ke arah yang sama. Yakni pada satu sosok perempuan yang baru saja turun dari kendaraan di depan gedung perusahaan. Langkahnya anggun terayun dibalut busana memanjang dari atas hingga mata kaki. Tidak cuma itu, bagian kepala pun turut tertutup jilbab syar’i dengan warna sepadan dan menyejukkan hati.Beberapa orang pekerja yang kebetulan berpapasan di tengah lorong menuju lift, sejenak menatap heran. Namun setelah mengenali siapa sosok tersebut, lantas membungkukkan badan memberi hormat.“Selamat pagi, Bu,” sapa mereka ramah.“Iya, wa’alaikum salaam. Selamat pagi,” balas perempuan tersebut terlihat tenang tanpa ekspresi apa pun di wajah. Tetap datar melanjutkan langkah.Kemudian memijit tombol naik di samping pintu lift yang masih tertutup. Sebentar menunggu, sampai akhirny

    Last Updated : 2023-09-20
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (83) : Kejadian Nahas Di Petang Hari

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (83)Episode : Kejadian Nahas Di Petang HariHari pertama datang ke rumah sakit yang ditunjuk oleh Bella, Hamizan dan Arumi melakukan serangkaian pemeriksaan kondisi kesehatan, infertilitas, serta dilanjutkan konseling dengan seorang dokter bernama Hendrawan.“Jadi … sambil menunggu hasil pemeriksaan kesuburan Anda berdua, saya sarankan selama sepekan ke depan, tidak melakukan hubungan intim terlebih dahulu, Pak-Bu,” kata Dokter Hendrawan memberikan wejangan. “Gunanya, tentu saja untuk bisa menghasilkan sel sperma yang berkualitas dan memenuhi syarat dan bahan pembuahan nanti.”Hamizan dan Arumi mendengarkan dengan saksama setiap ucapan yang disampaikan oleh sosok dokter tersebut.“Kalau saya lihat dari hasil pemeriksaan Bapak-Ibu sebelumnya, sepertinya infertilitas Bapak dan Ibu tidak begitu bermasalah,” imbuh kembali Dokter Hendrawan sambil melihat-lihat berkas hasil pemeriksaan Hamizan dan Arumi dulu. “Tapi tentu saja, kam

    Last Updated : 2023-09-21

Latest chapter

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (123) : Akhir Dari Sebuah Misteri (TAMAT)

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (123) Episode : Akhir Dari Sebuah MisteriBeberapa hari setelah Arumi melahirkan, Hamizan kedatangan seorang tamu spesial. Dia tiba di sana menjelang siang, bersama dua orang lelaki berbadan tegap, untuk menemui menantu Abah Bashori tersebut sambil membawa sesosok bayi mungil di dalam dekapan. Sosok khusus itu tidak lain adalah Pak Waluyo, bapak kandung Bella Aurora."Pak?" ucap Hamizan kaget bercampur heran. Seolah-olah tidak percaya melihat ketibaan orang tua tersebut di Tasikmalaya. Yang lebih menarik perhatian adalah tentang bayi mungil itu. 'Anak Bella-kah dia?' tanyanya seketika menduga-duga. "Silakan masuk, Pak."Hamizan menyalami ketiganya dan mengajak Pak Waluyo serta kedua orang itu tadi masuk ke dalam rumah."Ada apa ini, Pak? Bagaimana bisa tahu kalo saya ada di sini?" tanya Hamizan masih merasa heran dan bingung dengan kedatangan Pak Waluyo. Lanjut bert

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (122) : Arumi Melahirkan

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (122)Episode : Arumi MelahirkanBelum habis memikirkan kejadian misteri penabrakan tadi, tiba-tiba Arumi meringis kesakitan. Perempuan cantik berkulit putih bersih itu menyeringai sembari pegangi perut."M-maasss ….," lenguh Arumi memanggil suaminya.Hamizan menoleh dari arah pandangan pada sosok kendaraannya yang ditabrak tadi."Sayang? A-ada apa, Sayang?" tanya lelaki itu gelagapan. Dia memperhatikan raut wajah Arumi dan elusan di perut buncitnya. "Yaa Allah … k-kamu mau melahirkan?"Arumi menggelengkan kepala dengan bibir tidak berhenti mendesis. "Gak tahu, Mas. Perutku mules banget ini. Aduuhh … aashhh!" jawab Arumi kian menghebat serangan rasa sakit yang mendera perut. Seketika raut wajah perempuan itu berubah memucat disertai keringat mengilap di wajah."Yaa Allah ….!" seru Hamizan mulai panik dan segera memanggil Muzakir. "Kang, s-

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (121) : Arumi Terancam

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (121)Episode : Arumi TerancamHamizan tidak pernah tahu, ada persoalan apa di antara Bella dan Pak Waluyo. Sementara orang tua itu sendiri belum mau terbuka padanya.Timbul pertanyaan baru, jika saja benar seorang Bella telah berubah, lantas mengapa hubungan dengan bapaknya sendiri justru terkesan tidak harmonis? Bukankah sebelum itu mereka berdua terlihat akur. Setidaknya itulah yang dinilai di mata Hamizan. Namun suami Arumi tersebut tidak ingin mencampuri urusan internal keluarga Pak Waluyo. Terpenting sekarang, sikap Bella sendiri memang tidak seperti beberapa bulan sebelumnya.Baru saja babak kedamaian itu dirasakan oleh keluarga Hamizan, suatu ketika dia menerima sebuah panggilan telepon."Pak Waluyo ….," gumam Hamizan begitu memperhatikan nomor kontak yang tertera di layar. "Assalaamu'alaikum, Pak," ucapnya usai menekan ikon berwarna hijau."Wa'alaik

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (120) : Bella Berubah?

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (120)Episode : Bella Berubah?Semenjak pembicaraan mereka di pagi hari tersebut, sikap Bella terhadap Hamizan sedikit berubah. Tidak lagi mendayu-dayu sebagaimana biasa, tapi lebih lembut dan santun dalam bertutur kata serta sikap."Maaf, selama ini sikap aku mungkin gak berkenan buatmu, Hamizan. Saya sadari itu dan pastinya justru akan membuatmu makin merasa gak suka sama aku,'kan?" ucap Bella dengan suara datar. "Aku minta maaf. Itu semata karena aku terlalu menuruti kata hati. Terkadang, aku gak ngontrol tentang itu."Hamizan memang merasakan hal demikian, walaupun tidak sepenuhnya perempuan tersebut berubah drastis. Namun setidaknya, kini dia bisa sedikit bernapas lega dan tidak lagi harus didera ketakutan akan perilaku Bella yang sering terlewat batas.'Apakah benar Bella telah berubah? Apa karena ucapanku tempo hari itu?' Benak Hamizan pun dilanda tanda tanya

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (119) : Perlawanan Hamizan

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (119)Episode : Perlawanan HamizanSesuai perkiraan, ternyata memang benar adanya bahwa pada hari itu Azizah telah melahirkan seorang bayi mungil berjenis kelamin laki-laki."Maaf, Zakir gak sempet ngasih kabar ke rumah, Umi," kata Muzakir saat ditanyai oleh Umi Afifah. Dia ikut sibuk menemani dan mengurus kelahiran istrinya saat Arumi menelepon. "Baru mau dihubungi, eh … ternyata Umi sudah datang," lanjutnya kembali berkata sambil menatap Hamizan dan Arumi yang turut datang bersama-sama."Iya, gak apa-apa, Nak. Terpenting … Alhamdulillah … akhirnya Azizah sudah melahirkan dengan selamat," timpal Umi Afifah seraya tersenyum bahagia melihat cucu ketiganya.Sementara Azizah sendiri masih tergolek lemas di atas ranjang di samping Muzakir suaminya.Hamizan langsung mendekat dan memperhatikan bayi mungil yang sedang terbari

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (118) : Kecurigaan Seorang Istri

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (118)Episode : Kecurigaan Seorang IstriKini perasaan Hamizan sedikit agak lega setelah mencurahkan permasalahannya pada sang Mertua, Abah Bashori. Tidak lupa, dia juga menceritakan kepada orang tua tersebut bahwa khusus tentang kedua video yang dimaksud, belum akan diberitahukan kepada Arumi dengan alasan yang mendasari."Ya, Abah paham maksudmu, Nak. Tapi bukan berarti Abah mendukung usahamu itu," timpal Abah Bashori lebih lanjut. "Sebagai manusia, terkadang kita dituntut untuk gak terlalu jujur dalam bersikap. Abah ngerti kok, kamu ngelakuinnya karena satu sebab. Itu bagus. Hanya saja, suatu saat … kamu harus selalu terbuka pada keluargamu."Hamizan mengangguk pelan mendengarkan petuah mertuanya. "Satu hal lagi yang harus kamu tahu, Nak," imbuh kembali Abah Bashori, "Arumi itu … suka mencari-cari jalannya sendiri jika hendak mengetahui sesuatu. Dia anak pintar.

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (117) : Lelah Dalam Pasrah

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (117)Episode : Lelah Dalam PasrahTampak jelas sekali jika diperhatikan, sudut kamera yang bergerak-gerak mengambil gambar, itu—pasti—dilakukan oleh pihak orang ketiga. Tidak mungkin Bella melakukannya sendiri, karena posisi dia saat itu sedang (maaf) menindih tubuh Hamizan. Bahkan dengan sengaja mengarahkan mata lensa tepat pada pertautan area aurat inti mereka berdua.Hamizan langsung merasa syok. Tubuhnya gemetar dan langsung menutup layar ponsel.'Tidak mungkin, Yaa Allah. Ini tidak mungkin!' jerit lelaki tersebut pilu. Napasnya sampai terengah-engah sesak. Menyayangkan serta menyesali jika di antara dia dan perempuan tersebut, benar-benar telah terjadi perzinaan farji.Jadi benarkah akibat terjadinya aksi persebadanan tersebut, Bella mengalami kehamilan? Pikir Hamizan.'Dia benar-benar mengandung anakku ….,' membatin kembali suami Arumi tersebut.

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (116) : Teror Kedua

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (116)Episode : Teror Kedua"Kak Izah sudah harus tinggal di sini, Mas. Baru pembukaan tiga," kata Arumi begitu keluar dari ruang pemeriksaan, usai mengantar Azizah ke dalam. "Kita sendiri bagaimana sekarang? Apa ikut menunggu—""S-sebaiknya kita pulang saja sekarang, Dik," tukas Hamizan tampak gagap. Hal tersebut baru disadari oleh istrinya setelah posisi mereka berdua berhadap-hadapan.Sesaat Arumi mengamati raut wajah suaminya, di bawah terpaan cahaya lampu neon di ruang tunggu. Terlihat agak pucat dan tidak tenang berdiri menyandar di dinding."Kamu kenapa, Mas? Ada apa?" tanya perempuan itu ikut merasakan kekhawatiran atas sikap laki-laki yang teramat dia cintai tersebut. Sebentar Arumi menyapu pandangan ke sekeliling tempat. Tidak ada siapa pun terkecuali mereka berdua di sana. "Ada apa sih, Mas? Kamu melihat sesuatu?"Hamizan melirik, tapi hanya sesaa

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (115) : Hubungan Hamizan dan Kiai Bashori Membaik

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (115)Episode : Hubungan Hamizan dan Kiai Bashori MembaikSelama berada di tengah-tengah keluarga Pondok Pesantren Al Ardul Basyariyah, sesekali Hamizan suka ikut terjun membimbing para santri. Hal tersebut sering diperhatikan oleh sang Mertua Kiai Haji Bashori, secara tidak sengaja pada awalnya. Sampai kemudian menyengaja mengintip serta mengawasi kegiatan menantunya itu. Bahkan pernah beberapa kali, suami dari Arumi tersebut didaulat untuk menjadi imam pada saat shalat Maghrib.Kiai Haji Bashori yang pada saat itu baru saja tiba dari bepergian di luar, sesaat terhenyak mendengar lantunan indah suara milik Hamizan membacakan kalam Ilahi.‘Masyaa Allah … sepertinya aku kenal sekali suara imam itu. Hamizan-kah?’ tanyanya di dalam hati. Sejenak laki-laki tua tersebut menajamkan telinga di antara barisan jamaah shalat. ‘Ah, benar … itu memang Hamizan menantuku.’Lantas

DMCA.com Protection Status