Share

Pilihan Sulit

Penulis: Shilla07
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-08 23:13:25
Galih dan Aryo segera membawa Sekar ke rumah sakit, mereka terus berdoa dan berharap jika yang dilakukan belumlah terlambat. Gadis itu masih pingsan tak sadarkan diri. Wajahnya memucat dan tubuhnya dingin.

Sesampainya di rumah sakit, Sekar segera dilarikan di UGD kala itu jam masih menunjukkan pukul 02.00 dinihari. Kedua lelaki itu nampak kelelahan dan tertidur di kursi ruang tunggu.

Keesokan paginya, terdengar suara lelaki yang berhasil membangunkan mereka berdua.

"Permisi, siapa wali pasien atas nama Sekar?" tanya dokter pada kedua lelaki yang nampak saling berebut dan mengaku sebagai pacar.

Tiba-tiba terdengar derap langkah kaki yang kian mendekat, terlihat dua orang sedang berjalan menuju depan ruang UGD.

"Saya ibunya, bagaimana kondisi anak saya dok?" tanya sang ibu yang nampak panik, ia datang bersama anak lelaki yang merupakan adik kandung Sekar.

Sang ibu mendapat kabar saat Aryo tengah perjalanan menjemput Sekar, ia terus mengirim pesan pada sang adik lelaki agar be
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kehampaan

    Sekar masih terus terngiang-ngiang dengan ucapan sang ibu terkait menentukan pilihan hatinya sebab ia sendiri terkadang merasakan nikmatnya mendua. Ia kadang membenci kekosongan, saat ia berada di kota untuk kuliah, Aryo terasa jauh darinya. Ia bosan jika hanya saling mengirim pesan dan menelpon. Kehadiran Galih seolah mengisi ruang hampa yang bersemanyam dihatinya, seolah-olah menyamarkan keberadaan Aryo. Begitu pula saat di desa, Galih sudah tak terjangkau olehnya maka kehadiran Aryo seolah mengisi ruang hampa dihatinya. Begitulah pikiran yang mendera Sekar hingga ia sulit menentukan pilihannya. Di tempat lain, Aryo mulai mendapat pertentangan keras dari ayahnya, akhirnya sang ayah menumpahkan seluruh kekesalan yang selama ini dipendam. "Sudah ku bilang jangan berhubungan dengan perempuan dari desa seberang! Ayah akan mencarikanmu gadis dari keluarga baik-baik!" Bentak sang ayah dengan suara meninggi, ia telah habis kesabaran melihat kelakuan sang anak. "Ayah! Namanya Sekar, di

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rencana Pertunangan

    Aryo nampak pasrah saat dibawa oleh kedua orang tuanya menuju rumah sang kepala desa. Kedua orang tuanya telah sepakat untuk melakukan pertemuan kedua keluarga. Akhirnya mereka sepakar untuk mengunjunginya tiga hari kemudian atau pasca Aryo tiba di rumah. Setibanya di rumah kepala desa, Aryo masih dalam lamunannya. Tak ada rona kebahagiaan di wajahnya seolah ia berada dalam keterpaksaan. Ditatapnya rumah itu, masih tetap terasa hampa namun dia terlihat pasrah menjalani takdirnya. "Selama datang keluarga Pak Wiryo," sambut kepala desa dengan senyum ramahnya. Ia nampak sumringah saat melihat sang calon besan akan memasuki rumahnya. Aryo melangkahkan kakinya secara perlahan, tiba-tiba hawa dingin menyeruak ke tubuhnya, sangat dingin hingga terasa menusuk kulit. Ia menatap sekitar terlihat seorang nenek renta tengah berdiri mengamati setiap pergerakan orang yang datang. "Kedatangan kami kemari untuk membicarakan rencana pertunangan Aryo dan Siti," ungkap sang ayah membuka percakapa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Tamu Istimewa

    Seminggu sudah Sekar berada di rumah, ia berniat untuk kembali berkuliah keesokan harinya. Hari-hari di kampung halaman ia lalui dengan penuh banyak pikiran sebab ia mulai menyadari sudah saatnya ia memilih antara Aryo dan Galih. Dalam masa kebimbangan itu, ia menghindari pesan dan telepon dari kedua lelaki yang teruji tulus mencintainya. Terdengar suara mobil yang diparkir di depan halaman rumah Sekar. Lalu ketukan pintu berulang, menunjukkan ada seorang tamu yang hendak berkunjung ke rumah yang nampak sederhana itu. Sang ibu nampak tengah sibuk memasak makanan untuk makan malam hingga ia seolah tak mendengar ketukan pintu. Sekar yang mulai menyadari hal tersebut bergegas mengintip dari jendela. Sekar terkejut melihat siapa lelaki yang kini berdiri di balik pintu luar rumah. Mulutnya menganga kemudian ditutup dengan kedua tangannya seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Untuk memastikan penglihatan itu ia membuka pintu dan mencoba menutupi keterkejutannya dengan senyum ram

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Teror Mengerikan

    Aryo terlihat mencoba memendam amarahnya, ia tak ingin terus menerus dibakar api cemburu mengingat kebersamaannya dengan sang dosen. Ia mulai memikirkan perjodohan yang ditawarkan padanya, tak ada salahnya membuka hati pikirnya. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang dan mulai memasuki area halaman rumah. Aryo memarkirkan mobilnya ke garasi lalu membantu sang ibu membawa beberapa makanan yang diperoleh dari rumah kades desa seberang. Adzan maghrib mulai berkumandang, Aryo bergegas mandi untuk melaksanakan sholat. Tak lupa ia panjatkan doa-doa setelah menyelesaikan ibadah wajibnya. Sebenarnya hatinya masih bimbang, ia tak yakin dengan keputusannya untuk menerima perjodohan itu. Ditengah lamunannya, ia mendengar jendela kamarnya diketuk beberap kali, awalnya ia mengabaikan karena mungkin itu orang iseng. Ketukan itu semakin keras, hingga membuat Aryo penasaran, ia mulai menyibak gorden untuk melihat siapa pelakunya namun nihil. Tak ada seorangpun disana. Terdengar ketukan pintu d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Sebuah Keputusan

    Ibu Sekar tengah memotong sayur, ia nampak bersemangat untuk menyuguhkan sarapan pada tamu istimewa yang tak diundang. Senyumnya mengembang saat melihat perhatian dari lelaki yang berprofesi sebagai dosen itu. Ekspektasinya tinggi, berharap sang dosen kelak berjodoh dengan anaknya agar status sosial mereka dapat meningkat. "Ibu, aku ingin bicara," ujar Sekar sambil membantu sang ibu yang tengah sibuk memasak di dapur. "Ada apa, Nak? katakan saja," jawab sang ibu tanpa mengalihkan pandangannya, ia nampak fokus memotong sayuran. "Aku akan kembali dengan Pak Galih hari ini, aku berencana akan ikut proyek penelitian dengannya. Hasilnya lumayan untuk biaya hidup selama aku berkuliah di kota," ujar Sekar sambil memandangi sang ibu, ia khawatir tidak mendapat persetujuan darinya. "Pergilah, Nak. Dosen itu sepertinya orang baik, dia tidak mungkin aneh-aneh," sahut sang ibu sambil beranjak menuju kompor, ia mulai mengecek terkait tingkat kematangan nasi. Sekar tersenyum melihat reaksi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Permohonan

    Ki Arjuno menghela nafas panjang, masalah yang dihadapi keluarga itu nampak kompleks, tidak sesederhana mengusir gangguan demit dari rumah, tapi juga melepaskan jiwa aryo yang sedang terbelenggu oleh perjodohan yang membawanya menjadi tumbal desa sesat. "Apa bapak melakukan perjanjian dengan kades desa seberang?" tanya Ki Arjuno sambil mengelus-elus jenggotnya yang panjang, usia jelas nampak tak muda tapi kesaktiannya bisa diadu sebab dia adalah satu-satunya keturunan dukun sepuh yang tersakti pada masanya. Kedua orang tua itu saling pandang, mereka nampak ingin menjawab namun masih takut-takut, ia khawatir kejujurannya akan menjadi sebuah kesalahan besar yang sulit termaafkan. Dengan penuh kebimbangan, akhirnya sang ibu mulai bersuara. "Kami berjanji dengan kades desa seberang akan melakukan pertunangan dua minggu lagi dan pernikahan sebulan setelahnya," jawab sang ibu dengan ragu-ragu, ia merasa bersalah sebab menyebabkan sang anak dalam kondisi bahaya. "Kalian sungguh cerobo

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Mencari Pertolongan

    Pak Wiryo bergegas menuju rumah Sekar, waktunya tentu tidak banyak, ia harus bergegas mencari pertolongan dalam rangka upaya penyembuhan sang anak. Ia mengendari motor butunya dengan kecepatan tinggi, berharap masih ada waktu bertemu dengan Sekar yang sebenarnya telah pergi selama dua jam yang lalu. Ia segera memarkinkan motornya lalu mengetuk pintu beberapa kali dengan keras, berharap ada yang segera membukanya. "Pak Wiryo, ada perlu apa ke sini?" ungkap Surti, Ibu Sekar. Ia sangat terkejut melihat pria tua yang kini berada dihadapanya nampak gelisah. "Surti, ijinkan aku masuk dan menjelaskan semuanya," Pinta Wiryo dengan sopan, ia merasa harus melakukannya demi sang anak, Aryo. "Iya Pak, silahkan masuk." ucap wanita tua itu, ia merasa kaget atas kehadiran yang pria yang pernah dicintainya di masa lalu. "Kedatanganku ke sini adalah memohon bantuan Sekar atas kemalangan yang menimpa Aryo, pacarnya," ujar Wiryo dengan tatapan sedih, seolah ia tak mampu lagi menutupi perasaanny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kabur

    Sekar mengatakan pada Galih sebaiknya mereka segera pergi dari rumah makan tak biasa ini. Gadis itu merasa ada yang janggal dari rumah makan itu. Namun, ia tak dapat mengatakannya sebab itu hanya berdasarkan firasatnya saja. Mata batinnya belum terbuka sebab sosok khodam itu masih pergi entah kemana. "Pak, sebaiknya kita pergi dari tempat ini, firasatku mengatakan tempat ini menganut pesugihan, coba minta mereka bungkus makanannya," bisik Sekar danp berharap sang dosen mau mendengar permintaannya. Galih yang sudah terlanjur bucin, meski kelaparan akhirnya nurut saja, ia berjalan ke meja kasir dan meminta makanan yang sudah dipesan sebaiknya dibungkus saja. Ketika ia hendak membalikkan badannya, ia dikejutkan dengan penampakan khodam yang selalu mengikutinya. Sang khodam menutup mata Galih dengan tangannya sepersekian detik lalu membukanya. Galih terkejut saat melihat beberapa pocong tengah berdiri di depan pintu, ada juga yang meludah ke beberapa makanan yang sedang di santap ol

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17

Bab terbaru

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Terlanjur Cinta

    POV GalihAku mengutuk diriku sendiri sebab telah membawa Sekar dalam bahaya yang begitu besar. Ia hampir saja mati mengenaskan menjadi tumbal di desa pesinden yang ternyata adalah rencana jahat Sadewa, teman dosen yang juga patner risetku.Awalnya kita semua mengira bahwa Mila adalah orang yang akan dikorbankan sebab ia tengah hamil anak Sadewa, hasil dari hubungan terlarang keduanya, ternyata itu semua di luar dugaan kita. Mila tidak dikorbankan karena janin yang dikandungnya tercampur oleh benih pria lain, hal itu menjadi wajar sebab Teman Sekar merupakan ayam kampus.Ternyata alasan Sadewa memilih untuk menumbalkan Sekar sebab bau getih wangi begitu digemari makhluk halus termasuk jin penguasa desa pesinden itu. Ia membutuhkan wadah untuk terus mengasah kekuatannya yang akan menjadi maksimal jika Sekar bisa di taklukkannya.Untungnya khodam pesinden itu datang tepat waktu setelah sekian lama menghilang. Ternyata dia tengah semedi di sebuah gua dekat istananya sebab terluka parah p

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (10)

    Pertempuran antara Sulastri dan Kadarsih tak terelakkan, mereka saling serang, mencoba melumpuhkan satu sama lain. Sekar tergeletak tak berdaya sebab Sulastri telah beranjak dari tubuhnya. Ia lebih memilih bertarung secara gaib daripada menggunakan tubuh Sekar yang beresiko besar. Galih segera bergegas menyelamatkan Sekar, ia menggendong gadis itu ke tempat yang menurutnya aman yakni mobil milik Sadewa. Pria itu mencoba meraba saku celana temannya yang merupakan dalang di balik seluruh kekacauan ini. Setelah ia menemukannya, bergegas ia memasukkan tubuh sekar ke dalam mobil. Galih mengawasi sekitar, mencari keberadaan Adi dan Mila. Dengan ponselnya ia berharap panggilannya segera di jawab oleh kedua mahasiswanya yang menghilang pasca keributan. Akhirnya panggilannya di jawab oleh Adi, ia sedang bersembunyi di dalam musholla dekat balai desa. Setelah mengabarkan kondisi terkini, Adi bergegas menuju mobil yang terparkir tak jauh dari tempat itu. Galih lega saat melihat Adi sedang bej

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (9)

    POV Sulastri Aku memutuskan untuk pergi ke kerajaanku semenjak pertempuran di gedung apartemen melawan hantu noni belanda. Dendam dan cintanya yang begitu besar membuatku kesulitan mengalahkannya meski akhirnya aku berhasil mengusirnya sebab berupaya mengambil alih Sekar. Sekar adalah wadah yang membuat semakin kuat dan awet muda. Dia adalah titisan getih wangi keturunan terakhir Ningsih yang bisa ku manfaatkan. Namun, di akhir hidupnya, cinta membuatnya lemah yang membuatku tak bisa lagi meneruskan perjanjian itu, ia bahkan tewas mengenaskan. Suatu kejadian terjadi begitu saja, di luar kendaliku. Hingga tibalah saat kelahiran Sekar yang sudah ku tunggu-tunggu sejak lama. Akibat pertentangan energi yang begitu kuat, ia seringkali sakit-sakitan dampak dari upaya dedemit yang mencoba menguasai jiwa dan raganya. Surti yang miskin tentu kebingungan, ia takut anaknya mati sia-sia jika tak segera di selamatkan. Kondisi itu aku manfaatkan untuk mempengaruhinya, aku membisikkannya unt

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (8)

    POV SekarAku melihat ke sekelilingku, orang-orang sedang fokus merapalkan mantra-mantra yang dipandu oleh kepala desa. Tubuhku melemah seolah tak berdaya, hanya mata dan pendengaranku yang masih berfungsi dengan baik.Aku mendengar Pak Galih dan Pak Sadewa, sedang membahas ritual sesat ini. Awalnya aku mengira bahwa Mila dan jabang bayinyalah yang akan jadi tumbal tapi dugaanku ternyata salah besar! Aku baru menyadarinya saat Sadewa mulai menjelaskan duduk perkaranya.Ternyata Sadewa sengaja memanfaatkan Galih agar menyeretku dalam proyek terkutuk ini demi bisa membawaku ke desa ini. Sadewa tahu jika Sulastri selama ini menghilang bak di telan bumi. Ini menyebabkan aku yang seorang titisan getih wangi menjadi idaman dedemit karena tubuhku menarik perhatian mereka untuk mengambil alih.Nyai Kadasihlah yang membisikkan semua itu pada Sadewa dengan diiming-imingi kuasa dan pesona tak terbatas, jika ia berhasil menumbalkanku di sini. Mendengar fakta di luar dugaan, air mataku seketika me

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (7)

    "Sekar, aku ingin mengatakan suatu hal, desa ini tidak beres, pak kades adalah dalang di balik semua ini," bisik Adi yang mulai memceritakan kronologi kejadian di saat ia pingsan di dekat pohon bringin. Sekar mendengar dengan seksama sambil sesekali menganggukan kepala tanda memahami apa yang dibicarakan oleh pria yang sudah dua kali terlibat riset dengannya. "Kenapa kalian membicarakan hal sepenting ini tanpa sepengetahuanku?" tanya Galih yang tiba-tiba muncul dari arah luar mendekati Sekar dan Adi yang sedang mengobrol serius di ruang tamu. Mereka berdua hanya tersenyum kecut merasa tidak enak karena telah mengabaikan keberadaan Galih. Sekar akhirnya menceritakan ulang apa yang di dengarnya dari Adi. "Aku percaya pada kalian berdua, kemungkinan janin yang ada di kandungan Mila adalah korban selanjutnya," ungkap Galih memprediksi apa yang mungkin akan terjadi. "Iya pak, saya curiga Pak Dewa sengaja memilih desa ini untuk proyek riset, dia hanya sedang mencari cara untuk men

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (6)

    "Ayah kejam! Sudah menumbalkan ibu dan saudaraku! Kau lah iblis yang sesungguhnya!" teriak Joko yang sudah tak mampu lagi menahan amarahnya, bertahun-tahun ia diam dan selalu pasrah atas semua kejahatan ayahnya. "Dasar anak bodoh! Aku lakukan semua ini untukmu karena kamu sebenarnya adalah anak pilihan! Kamu bisa melebihi aku!" bantah ayah kades yang mulai tersudut, ia nampak ragu sebab sang anak sepertinya sudah di luar kendalinya. "Jangan kau bohongi aku lagi! Gendis mungkin kelak akan kau korbankan juga! Kau sudah tahu jika aku sangat mencintainya tapi aku nggak akan tertipu lagi!" tegas Joko yang sudah tak mampu lagi menahan arahnya, ia perlahan mendekat lalu dengan cepat menusukkan keris itu ke jantung ayahnya. "Kau... Akan menyesel, bodoh!" ucapnya perlahan, lalu meninggal sepersekian detik. Tiba-tiba lukisan itu seolah hidup, keluarlah Pesinden sambil menyanyikan lagu jawa yang diiringi dengan suara gamelan. "Sekar macem-macem aruming wangi, Minggah kadhaton ndhawuh

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (5)

    "Gimana ini? Mana ponselku nggak ada sinyal," ujar Mila sambil menggerak-gerakkan ponselnya agar sinyal bisa masuk. "Mil, itu ada anak kecil main di dekat pohon bringin kita coba tanya mereka aja," ujar Adi yang dibalas anggukan kepala oleh teman risetnya. Adi melangkahkan kaki dengan ragu-ragu, ia merasa semenjak lewat jalanan ini sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan, semua seolah serba mendadak. Tiba-tiba saja ada segerombolan anak kecil yang sedang bermain. "Dek, kalau mau ke arah kontrakan milik pak kades lewat mana ya?" tanya Adi sambil tersenyum ramah, tapi anehnya tak ada seorangpun yang merespon hingga ada seorang yang menepuk bahunya. Anak lelaki itu berjalan perlahan seolah menunjukkan arah pulang. Adi bergegas menghidupkan motornya yang melaju secara perlahan. Mereka akhirnya tiba di rumah kontrakan yang di maksud. Saat mereka hendak mengucapkan terima kasih, sang anak tiba-tiba sudah hilang, seperti lenyap di telan bumi. "Di, kamu ngerasa nggak? Ini sepert

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (4)

    Mila dan Adi baru saja tiba di rumah pak kades, rumah itu terlihat sepi seperti biasanya, tidak ada suara orang yang sedang beraktivitas atau canda tawa anak-anak, rumah sebesar itu hanya dihuni oleh pak kades dan istrinya. Kalaupun ada pembantu, mereka tidak menginap, hanya bekerja dari pagi sampai sore saja. "Assalamualaikum, permisi," ujar Adi berulang kali, mengeraskan suaranya agar penghuni rumah mendengarknya dan segera membuka pintu. Terdengar derap langkah kaki dari dalam rumah seolah sang pemilik tengah bergegas untuk membuka pintu. Saat pintu dibuka terlihat perempuan paruh baya yang usianya sekitar empat puluh tahun. "Kalian mahasiswa yang mau meneliti desa ini? Silahkan masuk dan duduk," ucap ibu kades terlihat ramah, wajahnya terlihat tulus menyambut kedatangan mereka. Mereka duduk di ruang tamu sambil melihat ke sekelilingnya, terlihat foto keluarga di beberapa bufet yang menunjukkan gambar bu kades muda sedang menggendong bayi yang jumlahnya tiga foto yang berja

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Desa Pesinden (3)

    Tim periset terlihat sedang bergegas menuju rumah narsum sesuai kesepakatan semalam tetapi dengan sedikit perubahan. Dewa tidak bisa ikut karena mendadak ada urusan di luar desa yang membuatnya harus meninggalkan teman-temannya. Hal ini menjadikan perubahan pada formasi tim, Mila dan Adi bertugas untuk mewawancarai pak kepala desa sedangkan Galih dan Sekar bertugas untuk mewawancarai tokoh adat. Mereka kompak berangkat pukul 10 pagi setelah melakukan persiapan terlebih dahulu. Mereka menyewa sepeda motor warga agar memudahkan mobilitas selama melakukan proyek riset di desa Bringin atau desa pesinden yang terkenal banyak melahirkan sinden terkenal asal Yogyakarta. Dalam perjalanan tidak ada hambatan berarti sebab mereka sampai tempat tujuan sesuai perkiraan. "Assalamualaikum, permisi," ucap Sekar sambil mengetuk pintu rumah salah satu pesinden senior yang ada di desa tersebut. Tak butuh waktu lama, pintu itu terbuka dengan keberadaan seorang perempuan yang terlihat berusia sekita

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status