Beranda / Horor / Perempuan Berkhodam Pesinden / Misteri Pabrik Garmen (8)

Share

Misteri Pabrik Garmen (8)

Penulis: Shilla07
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-27 20:08:30

"Pagi Bu Rika, ini laporan karyawan yang diminta kemarin," ujar Sekar sambil tersenyum ramah meski hatinya muak.

"Bagus juga kerjaan nih anak, apa berkat bantuan Leo?" bisiknya Rika dalam hati.

Meski hatinya begitu membenci Sekar, tentu ia harus profesional. Ia menutup laporan itu lalu memberinya perintah baru.

"Siang nanti aku meeting dengan client di restoran A, tolong siapkan materi dan reservasi restoran itu!" perintah Rika sambil menyerahkan map yang diduga adalah materi untuk meeting bersama client siang ini.

Sekar segera menyerahkan map itu lalu kembali ke ruangannya. Ia mendengus kesal.

"Sialan! Meeting dua jam lagi tapi dia baru memberiku materi saat ini! Apa dia benar-benar ingin aku mati kutu!" Sekar menggerutu di meja kerjanya. Ia memijat kepalanya sebab bingung dengan apa yang harus di lakukannya.

"Sayang, apa kamu butuh bantuanku?" tanya Leo yang muncul bak pahlawan kesiangan.

Sekar segera memberikan senyum terbaiknya, ia menganggukkan kepala berharap staf
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Misteri Pabrik Garmen (9)

    Terdengar dering telepon di ponsel Rika. Wanita yang tampak senang itu berusaha menjamah ponsel yang ada di dalam tasnya. "Siang bu, saya Andre, Pimpinan HR. Saya ingin mengabarkan jika Leo, staf HR meninggal dunia karena serangan jantung," ucap Andre dengan nada panik. "Apa? Kapan?" tanya Rika yang penasaran, ia tak menyangka maut justru menjemput anak buah yang telah ia jadikan penghalang antara Sekar dan Galih. "Setelah kami makan siang, tiba-tiba Leo mengeluh sakit di bagian dada lalu pingsan. Saat kami membawa ke rumah sakit, nyawanya tak tertolong. Diagnosa dokter menyatakan dia terkena serangan jantung," sahut Andre. Rika terdiam. Ia tak menyangka bahwa kepercayaan justru tak berumur panjang. Ia mencoba memanggil khodam yang telah menjaga keluarganya secara turun-temurun. Khodam Ratu Jawa. "Kenapa kau memanggilku?" sapa sang khodam. "Kenapa Leo tiba-tiba meninggal? Setahuku dia tak punya penyakit. Apakah ini berkaitan dengan Sekar?" tanyanya seperti berbisik. Sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Misteri Pabrik Garmen (10)

    POV Sekar Tidak terasa waktu magangku di perusahaan Garmen ini kurang dari dua minggu lagi. Skripsiku juga sudah rampung berkat bantuan dari Sandy, bule yang tengah tinggal bersamaku. Anehnya meski kami tinggal bersama hampir dua bulan, ia tak pernah menyentuhku bahkan bersikap seperti pelindungku. Semenjak kedekatan si bule, Sulastri seperti perlahan menjauh. Bahkan ketika tiap kali aku iseng-iseng memanggilnya, dia tak kunjung juga menampakkan wujudnya, apa ia semedi di gunung lagi? Entahlah. Keberadan Sandy seringkali memudahkan pekerjaanku dalam menuliskan laporan atau pencarian data saat skripsi, maklum saja, dengan wajah tampan yang mempesona tentu membuat setiap orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan ingin berbicara dengannya. "Sekar, aku ingin mengajakmu ke rumah nenek buyutku yang katanya keturunan orang indonesia, apakah kamu bersedia?" tanya Sandy dengan senyum ramahnya. aku hanya menganggukkan kepala, senang jika diperkenalkan dengan keluarga Sandy yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Misteri Pabrik Garmen (11)

    Sandy mengernyitkan dahinya, tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh Sekar. Matanya berbinar menandakan terkejut dan terharu jika yang dikatakan gadis jawa ini adalah kebenaran. "Apakah benar yang kau katakan? Jadi kamu adalah titisan getih wangi yang terakhir?" tanya Sandy sambil memegang tangan Sekar. Sekar hanya menganggukkan kepala, ternyata pengakuannya bukanlah hal yang buruk. "Aku tidak percaya ini! Ya Tuhan, terima kasih! Aku sudah mencarimu sejak pertama kali menginjakkan kaki di indonesia, tanah kelahiran leluhurku yang menyimpan banyak misteri," sahutnya dengan tatapan penuh kesedihan, lalu mengajak Sekar untuk duduk di sebelahnya. "Lukisan ini adalah leluhurku, aku adalah keturunan genarasi ketiga dari Jenderal Van Derr dan Nyai Kartini. Aku ingat saat nenekku bercerita tentang kutukan dari seorang gundik bernama Suratmi. Ia sakit hati akibat buyutku tidak mengajaknya dalam upaya menyelamatkan diri, ia justru dibiarkan sendiri bersama bayi yang baru s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Misteri Pabrik Garmen (12)

    POV Sekar Arum Aku terbangun dari mimpiku, yah... sebuah mimpi yang terasa sangat nyata. Kini aku berada di tengah-tengah pemakaman yang masih berada di area pabrik garmen. Aku menatap sekelilingku yang dipenuhi kerumunan orang berjubah hitam, aku tidak bisa melihat wajah mereka karena malam pekat sangat membatasi penglihatanku. Aku hanya mengandalkan pendengaranku, mencoba memperhatikan apa yang mereka bicarakan. Aku merasa tubuhku sulit digerakkan, ternyata mereka mengkafani tubuhku, mirip seperti mayat yang akan dikubur dengan kain warna hitam. Aku mendengar sesosok manusia berjalan mendekatiku, sepertinya mereka berdua adalah pemimpin sekte ini. Aku terus menerus memanggil Sulastri tapi nihil, aku sama sekali tidak bisa merasakan keberadaannya. "Aku tidak mengira kamu memilih untuk memimpin upacara persembahan ini, apa kamu yakin akan mengorbankan gadis yang begitu kamu cintai?" ujar seorang wanita yang tidak asing di telingaku. "Aku tidak punya pilihan, aku harus memilih di

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kerajaan Raja Jawa (1)

    "Tuan, ada berita buruk! Galih mencoba mengakhiri hidupnya saat ritual penyatuan dua kerajaan utara dan selatan!" tegas Patih Andara, salah satu orang kepercayaan sang raja. "Apa maksudmu? Tidak mungkin Tuan Galih melakukan tindakan sebodoh itu!" sanggah Raja Jawa, khodam yang selama ini membersamai keluarga Galih. "Mata-mata baru saja melihat kejadian saat dia menghunuskan pedang tepat di jantungnya, kecil kemungkinan akan selamat," ucap Patih yang semakin membuat sang khodam cemas. Khodam Raja Jawa segera memutuskan untuk terbang ke alam manusia. Kekuatannya semakin melemah akibat serangan membabi buta dari pihak Kerajaan Ratu Jawa. "Maafkan aku, Tuanku. Aku tidak bisa melindungimu bahkan di saat nyawamu dalam bahaya," gumam sang khodam dengan penuh penyesalan. Flashback sebelum Ritual penumbalan Sekar ... "Apa tidak ada cara lain menyelamatkannya?" tanya Galih yang sebenarnya masih sakit hati dengan kelakuan Sekar yang tega mengkhianatinya dengan bercinta dengan pria la

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kerajaan Raja Jawa (2)

    POV Raja Jawa Aku adalah pelindung keturunan Raden Wijaya. Janji padanya akan aku pegang sampai akhir masa hidupku. Hal ini kulakukan atas seluruh dedikasinya dalam membantu untuk mempertahankan kerajaan yang saat itu di kepung oleh pasukan jin musrik, ternyata di pimpin oleh patihku sendiri. Dulunya aku adalah seorang raja yang dinilai berhasil mensejahterakan rakyatnya. Niatku kala itu hanya untuk penyebaran islam di kalangan jin-jin yang awalnya masih non muslim. Namun, dengan gaya berdakwahku yang dinilai mampu membuat mereka luluh, semakin banyak pengikutku membuat kerajaanku semakin besar pula. Kala itu Patih Baasyir sedang mengalami sakit yang tak biasa, kekuatannya semakin lemah hingga akhirnya tak mampu lagi membantuku dalam menjalankan pemerintahan. Di saat aku kebingungan mencarinya, muncullah pemuda bernama Angkara yang membantuku menumpas beberapa pemberontakan di daerah perbatasan. Aku terpesona dengan pemikirannya yang matang dan gaya komunikasinya yang cakap, h

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Galih

    "Dok, bagaimana kondisi tunangan saya?" tanya Rika yang cemas dengan kondisi pacarnya yang masih kritis dan belum menunjukkan perubahan lebih baik. "Berdasarkan observasi yang sudah kita lakukan, belum ada tanda-tanda kondisi pasien membaik, hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya," sahut dokter yang membuat semua orang yang berada di sana semakin sedih. "Dok, lakukan sesuatu! Aku tidak ingin kehilangan anak lelakiku satu-satunya!" teriak Ibu Galih yang baru tiba di rumah sakit, bersama dengan anak perempuan dan suaminya. "Bu, tenanglah, ini rumah sakit jangan berbuat keributan," ujar Ayah Galih yang mencoba menenangkan istrinya. Tiba-tiba beberapa polisi mendatangi rumah sakit, mereka hendak menangkap Rika atas tuduhan dalang dari menghilangnya orang-orang di pabrik garmen dan kematian para pekerja yang dinilai janggal oleh keluarga. Rika nampak pasrah saat di gelandang ke kantor polisi. Ibu Galih yang mendengar alasan penangkapan, mendadak pingsan sebab shock saat menge

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Galih (2)

    "Bu, tenanglah! Kita ke sini ingin menyampaikan amanat terakhir anak kita agar dia bisa tenang di alam sana, bukan malah membuat keributan seperti ini!" bentak Ayah Galih mencoba menenangkan istrinya yang justru melabrak Sekar. "Pak! Gara-gara menolong gadis ini, anak kita mati Pak! Apa kamu nggak paham perasaanku?" teriak Ibu Galih yang masih berduka, ia memperoleh informasi dari Rika jika ritual itu gagal karena Galih hendak menyelamatkan Sekar dengan mengorbankan dirinya sendiri. "Kalian jika ingin menyakiti anakku, pergilah! Jangan buat kekacauan di rumahku!" bentak Surti yang geram melihat tindakan semena-mena tamu tak di undang itu. "Bu, Maafkan kami, ijinkan saya meminta maaf pada kalian atas nama keluarga saya. Tujuan kami datang ke mari hanya untuk memberikan sebuah surat wasiat dari anak kami, Galih," ujar Ayah Galih dengan wajah penuh kesedihan, menyesal karena tidak bisa menyelamatkan anaknya. Ibu Galih nyaris pingsan, tubuhnya semakin lemah. Dengan kebesaran hati Surt

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04

Bab terbaru

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Siapakah Seruni? (3)

    "Aku bersyukur Mas Aryo bisa selamat dari keluarga sesat seperti itu, lantas apa rencanamu selanjutnya?" tanya Seruni yang mencoba merahasikan identitas keluarganya. "Entahlah, mungkin lebih baik aku fokus mengurus aset-aset orang tuaku, aku adalah anak tunggal. Urusan hati biar waktu yang menentukan," jawab Aryo dengan suara rendah, meski masih sulit melupakan Sekar tapi akal sehat harus tetap jalan. Seruni tersenyum, mencoba menguatkan pria yang baru saja dikenalnya, ia paham bagaimana rasanya ditinggalkan meski konteksnya berbeda, Seruni ditinggal mati pacarnya sedangkan Aryo, ditinggal Sekar demi pria lain. "Bagaimana rencanamu untuk selanjutnya?" tanya Aryo penasaran. "Aku ingin mengunjungi rumah pacarku, untuk berpamitan pada kedua orang tuanya, letaknya tidak jauh dari desa ini, mungkin hanya beberapa kilometer saja," sahutnya. **** "Sekar, apakah temanmu belum pulang?" tanya Surti yang mulai cemas, tamunya pergi dengan Aryo cukup lama. Sekar hanya menggeleng, dia

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Siapakah Seruni? (2)

    Aryo menatap mantan pacarnya dengan senyum khasnya. "Aku ingin bertemu Seruni, apakah bisa aku menemuinya?" tanya Aryo dengan ragu-ragu, hati kecilnya sebenarnya menolak ini karena merindukan Sekar. Sekar melongo mendengar pernyatan dari pria yang masih berdiri di depan pintu. Ia segera berteriak memanggil Seruni, gadis yang baru saja dikenalnya kemarin malam. "Ada apa Mbak?" tanyanya sambil melihat ke depan pintu. Sekar membalikkan badan lalu berkata jika Aryo ingin bertemu dengannya. "Sekar, kau mungkin akan kehilangan mantan pacarmu itu, seperti kau akan kehilangan Galih," bisik Sulastri sambil mengikuti Sekar beranjak dari tempat itu, membiarkan Seruni dan Aryo hanya berdua saja di ruang tamu. "Mas ada perlu apa dengan saya?" tanya Seruni. "Aku hanya penasaran dengan desa seberang yang kemarin kamu ceritakan. Aku pernah hampir menikah dengan salah satu gadis di desa itu tapi gagal," sahutnya dengan tatapan serius. "Benarkah? Apa karena terkendala restu orang tua?"

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Siapakah Seruni? (1)

    "Seruni, rencanamu berapa lama di desa ini, aku tidak menyangka ternyata kita berada di desa yang jaraknya berdekatan!" ujar Sekar yang merasa senang karena memiliki teman baru.Sekar yang telah lama berada di kota tentu tak memiliki banyak teman desa, kalaupun ada, rata-rata sudah menikah dan pindah ke kota atau desa lain."Aku resign dari pekerjaan di kota karena sedih atas kematian Mas Setyo, pertemuan kami berawal dari kedatangannya ke desaku, dia adalah anak kuliahan yang sedang mengerjakan skripsi. Temanya tentang ekonomi masyarakat desa. Desaku terkenal dengan kesuburannya, tidak pernah mengalami gagal panen walau kemarau," sahutnya dengan senyum manis."Kalau boleh tahu, apa yang membuat pacarmu meninggal?" tanya Sekar merasa penasaran."Dia sakit-sakitan semenjak aku meminta restu keluargaku, aku tidak ingin berprasangka tapi semua terjadi begitu cepat dan sulit untuk mempercayai jika ini adalah sebuah kebetulan," balasnya sambil menatap jalanan dengan tatapan kosong.Tiba-ti

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Terjebak Bus Malam (2)

    "Mbak, aku melihatnya pergi dengan tenang, mungkin pacarmu sudah lega setelah mengungkapkan semuanya, dia sedih saat melihatmu kacau seperti ini," ujar Sekar yang terlihat mencoba menguatkan gadis tersebut. Sang gadis mencoba tersenyum, ia nampak lebih baik. Hawa yang semakin dingin membuat Sekar bergidik, ia bergegas ke toilet untuk buang air kecil. Saat ia berjalan ke belakang dan memperhatikan sekitar, terlihat puluhan makhluk berpakaian hitam sedang duduk di sebelah penumpang yang tengah tertidur. Saat ia memasuki toilet, tiba-tiba Sulastri berbisik,"kau harus keluar dari Bis ini jika masih ingin hidup." Gadis itu terkejut mendengar penuturan sang khodam. Ia bergegas keluar toilet bis. Matanya melotot melihat makhluk berpakaian hitam semakin banyak, terdesak. Ia meminta sopir untuk segera menghentikan Bis karena hendak turun. "Pak! Tolong berhenti di pom bensin depan ya!" pinta Sekar yang mulai panik. "Mbak mau ke toilet atau bagaimana?" tanya sopir. "Saya ingin turun

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Terjebak Bus Malam (1)

    Pov Sekar Aku yang sudah sangat kelelahan terpaksa mendengarkan pria misterius itu bercerita tentang kisah hidupnya yang tragis. Memang menyakitkan untuk mengikhlaskan sesuatu yang masih mengisi hati. "Kenapa kamu tidak berbicara sendiri padanya? Kenapa melibatkanku?" tanyaku ketus, kehidupan asmaraku kacau, buat apa juga repot-repot mengurusi masalah orang lain. "Aku ingin meminjam ragamu agar aku bisa menyampaikan pesan padanya," ujar pria itu lalu merasuki tubuhku secara tiba-tiba. Aku yang hanya seorang diri tanpa Sulastri sudah seperti wadah kosong. Melalui tubuhku, dia berjalan ke depan menghampiri wanitanya. "Seruni," sapanya. "Maaf Mbak, siapa ya?" tanya gadis itu dengan wajah kebingungan. "Aku Setyo, pacarmu!" jawabnya dengan tegas. "Mbak, siapa? Kok bisa tahu nama pacarku? Jangan bercanda ya!" bentak gadis itu marah, ia bahkan berpindah tempat duduk, merasa risih. Arwah pria itu sedih, ia keluar dari tubuhku, ingin kumaki rasanya pria bodoh itu. "Hai, pri

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (10)

    "Bu, Galih juga mengetahui rahasia persekutuanmu dengan Khodam Ratu Jawa! Dia sangat terluka dan kecewa! Aku bisa merasakannya!" teriak Sekar, mencoba mempengaruhi Kinanti. Tiba-tiba petir menyambar, hujan turun dengan deras. Angin berhembus kencang hingga mampu menyibak jendela-jendela yang awalnya tertutup rapat. Tetesan air hujan dari genting yang rusak membuat ruangan itu menjadi basah dan lembab. Sekar tiba-tiba terbangun dari tidurnya, tubuhnya melayang-layang seiring dengan hembusan angin yang semakin kencang. "Aku Sulastri adalah khodam pelindungnya, meski aku bukanlah makhluk yang baik tapi aku tidak sampai hati mengorbankan darah dagingku sendiri!" teriak Sulastri. Khodam Pesinden itu menyentuh pundak Kinanti, seketika muncul penglihatan semasa Galih hidup, betapa pria malang itu sangat menyayangi keluarganya terutama sang ibu! Malam terakhir saat ia melihat sang ibu bersetubuh dengan pria muda adalah saat paling menyakitkan dalam hidupnya! Tubuh wanita tua itu mel

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (9)

    Sekar segera terbangun dari tidurnya, tak menyangka jika dalang di balik menghilangnya pemuda desa adalah ulah dari Ibu Galih! Semua sudah terlambat, sebab kini dia berada di pabrik terbengkalai tempat Ibu Galih melakukan ritual sesat itu. "Sekar! Bukankah khodammu sudah mengingatkan agar kau tidak datang ke desa ini, kenapa kau masih nekat?" tanya Ibu Galih yang kini berdiri dengan tatapan mengintimidasi. Sekar yang tergelatak di lantai hanya beralaskan tikar, mencoba membuka ikatan tali yang membuat tubuhnya sulit digerakkan, kepalanya terasa pusing. "Ibu, kenapa anda tega menumbalkan anakmu sendiri? Galih meninggal karena ingin menyelamatkanku dan dia menutup mulutnya meski mengetahui bahwa anda adalah dalang di balik kekacauan ini?" tanya Sekar penasaran. "Aku tidak pernah menumbalkan anakku! Dia hanyalah anak bodoh yang merelakan nyawanya untuk gadis murahan sepertimu!" sanggahnya dengan mata yang memancarkan sinar merah. "Ibu, mengapa anda mengkhianati Ayah Galih? Buka

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (8)

    Kejadian pertama hilangnya warga desa. "Pak Kades baik ya, hampir tiga bulan sekali selalu mengadakan hajatan," ujar pria berkaos hitam, sambil menghisap rokoknya yang tinggal sebatang."Iya, bahkan bu kades sering datang ke rumahku untuk membagikan sembako," sahut Udin, pemuda desa yang cukup tampan tapi memilih untuk menikah muda."Masak sih? Kok ke rumahku enggak ya?" sahut Suro, pria yang berusia sekitar tiga puluh tahun."Ah ... Kamu kan memang jarang di rumah, tau dari mana kalau bu kades bagi-bagi sembako," ujar Udin diiringi dengan gelak tawa meremehkan.Ketiga pria itu sedang asyik menyantap berbagai cemilan yang tersaji di depannya. Mereka terlihat tidak memperdulikan istrinya yang mengajak pulang. Terlalu asyik dalam iringan musik dangdut.Hajatan di desa itu berlangsung selama dua hari, hari pertama diisi dengan pengajian yang mendatangkan seorang penceramah dari desa lain. Sedangkan hari kedua diisi dengan konser musik dangdut yang sangat meriah karena menghadirkan bidua

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (7)

    Pov Sekar "Aku juga nggak suka dengan dia! Cewek gampangan banget! Belum nikah sudah mau tinggal seatap! Benar-benar nggak tahu malu!" sambung Gina, kakak perempuan Galih yang sejak awal memang tidak menyukaiku. Aku bisa melihat Galih tengah menahan amarah, wajahnya memerah, menatap tajam ke arah ibu dan kakak perempuannya. "Bu, sudahlah! Galih sudah dewasa, dia tahu apa yang diperbuat, biarkan dia memilih jalan hidupnya sendiri! Gina, kamu tidak boleh menuduh orang sembarangan!" bentak Ayah Galih sambil melotot ke arah istri dan anak perempuannya. Dibentak sang ayah, Gina memilih diam. Ia melanjutkan makannya sambil melirik tajam ke arah Galih. "Ayah! Bukankah kamu tahu bahwa hidup kita berkecukupan sampai saat ini karena Khodam Raja Jawa selalu bersama kita! Artinya jika Galih melanggar perjanjian dengan menikahi gadis yang berbeda khodam dengan kita maka hidup kita akan sengsara! Aku tidak mau kita miskin, Yah!" sanggah Ibu Galih. Aku hanya menjadi penonton dalam perdeb

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status