Share

BAB 93: Sebuah Masalah

Author: Asayake
last update Last Updated: 2024-06-12 19:53:49

Dua buah kapal yang membawa Nara dan anak-anak lainnya mulai kembali mendekat ke daratan, suara tawa mereka masih terdengar.

Matahari yang bersinar cerah sudah mulai berada di puncaknya. Floryn memeriksa smartwatch, memastikan jika waktunya Nara pulang tidak terlambat, sudah waktuya Nara pergi tidur siang.

Begitu Nara sudah kembali, dengan sigap Floryn merapikan pakaiannya yang sempat berantakan. “Anda menikmatinya Nona?” tanya Floryn.

Nara mengangguk dengan senyuman cerahnya.

Beberapa menit sebelum pergi ke tempat ini, Floryn mengumpulkan beberapa jenis makanan dari berbagai negara yang dibuat khusus Felix. Floryn menganjurkan Nara untuk membagikan permen cokelat, kue rumput laut dan kue cup keju.

Anak-anak lebih suka makanan yang didominasi manis, asin dan gurih. Tampaknya rencana Floryn cukup berhasil membuat para tamu menyukai Nara.

“Sudah waktunya Anda pulang, Nona. Anda harus beristirahat,” kata Floryn.

“Aku rindu Alfred, ayo temui dia dulu,” ajak Nara melompat menuruni tangga
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
F. Aleshakia
double up thor... penasaran banget lanjutannya
goodnovel comment avatar
puji amriani
up 1 lagi dong kak please
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 94: Kegagalan Rencana

    Floryn menggigit bibirnya menahan ringisan sakitnya kala gigi Nara menusuk permukaan kulitnya dengan kencang sampai membuat tulang ibu jarinya linu sakit berada dalam cengkraman gigitan. Nara kalap, dia tidak tahu bagaimana meluapkan kesedihan dan amarahnya yang menjadi satu, dan kini dia menjadi menjadikan tangan Floryn sebagai pelampiasan begitu kedua tangannya yang ingin memukul kepalanya sendiri ditahan Floryn.Air mata tergenang di pelupuk, mata Nara yang basah berkilau menatap gemetar Floryn yang menahan sakit dalam diam. Floryn segan menghentikannya, dibandingkan membiarkan Nara melukai dirinya sendiri, lebih baik Floryn yang terluka. Dia sudah dewasa, dan dia sudah terbiasa dilukai.Dua pengawal saling melirik terjebak kebingungan, mereka tidak tega melihat Floryn yang kesakitan, disisi lain mereka tidak tahu bagaimana cara menenangkan Nara agar dia berhenti menggigit Floryn.Darah mengucur terjatuh, menodai dagu Nara. “Hentikan Nara!” teriak Alfred menahan lengan Floryn da

    Last Updated : 2024-06-13
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 95: Pertemuan Alfred dan Roan

    “Apa kau tidak berencana menjadikan dia pengganti ayahnya jika nanti pensiun menjadi kepala pelayan?” tanya Nathalia menengok ke belakang, ada sebuah mobil pribadi yang mengikuti rombongan mobil pengawal.Mobil itu ditumpangi Teresia Morgan, kakak dari ibu Steve Morrgan. Teresia tengah disetir secara pribadi oleh Roan, anak tunggal dari seorang kepala pelayan senior keluarga Morgan.“Aku sudah pernah membujuknya Bibi, aku juga membutuhkan dia memantau dermaga. Namun anak nakal itu lebih suka menjadi polisi,” jawab Axel Morgan.“Kau harus membujuknya, sepertinya dia anak yang baik seperti ayah dan ibunya.”“Sulit menemukan seseorang yang bisa kita percaya dalam berbagai hal. David sudah bekerja dengan puluhan tahun mendampingi keluarga kita dari generasi ke generasi, sementara Piper sudah bekerja denganku lebih dua puluh tahun lamanya, tidak ada orang yang bisa bekerja selama itu dengan keluarga kita dengan jujur dan setia,” puji Steve disambut senyuman Axel yang setuju akan pernyata

    Last Updated : 2024-06-13
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 96: Melepasnya

    “Tunggu!” panggil Alfred menghentikan langkah Roan. Roan membalikan badan, menghadap Alfred yang berdiri dalam ketegangan dengan suara napas tersenggal tidak berturan.Marah dan terkejut menjadi satu, Alfred tidak menyangka orang yang telah lancang membawa Floryn adalah anak kepala pelayan di kediaman saudaranya.Tangan Alfred terkepal, melihat Floryn yang terkulai lemas dalam pelukan Roan, tangannya yang terluka terayun di udara, dengan jelas Alfred dapat melihat keadaannya yang tidak baik-baik saja.Alfred sangat khawatir dengan keadaannya yang sakit, namun mengapa harus lelaki lain yang lebih dulu mendapatkan kesempatan untuk menjadi sandarannya? Mengapa Alfred selalu hanya menjadi pihak yang mengukir luka dalam hidupnya?Gadis itu miliknya..“Tuan Muda,” sapa Roan dengan sopan. “Kau mau membawa dia kemana?” tanya Alfred tidak dapat mengalihkan perhatiannya dari Floryn.Pelukan Roan menguat. “Saya akan membawa Flo ke rumah sakit, dia sakit dan butuh pertolongan.”Nada hangat Roan

    Last Updated : 2024-06-14
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 97: Melanggar Aturan

    Belaian lembut sebuah tangan membawa Floryn tertidur lelap dalam kenyamanan, bibir pucatnya sedikit melukis guratan senyuman samar.Sebuah mimpi indah datang seperti serbuk gula, membawa kenangan manis tentang masa kecilnya yang bahagia. Suara tawa dirinya yang masih kecil terdengar, dia berlarian diantara bayangan samar wajah hangat ibunya yang sudah mulai dia lupakan.Aroma kue yang keluar dari oven dan lelehan cokelat bisa dia rasakan disetiap syaraf nadinya.Suara Emier yang memanggil terdengar, dia berjalan mencari Floryn yang merangkak bersembunyi di bawah meja mengenakan topinya. Emier harus apel pagi dan mengenakan seragam lengkapnya, namun Floryn mencurinya agar ayahnya tidak pergi bekerja karena ini adalah hari pertamanya masuk taman kanak-kanak.“Sayang, dimana Flo?” tanya Emier.Floryn menutup mulutnya menahan tawa, meihat bayangan kaki Emier yang terlihat diantara taplak meja tipis bermotif bunga.Taplak meja itu tersingkap, Floryn menjerit dengan tawa begitu Emier menem

    Last Updated : 2024-06-15
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 98: Meminta Maaf

    Floryn berdiri di depan pintu kamar Nara. keadaannya terlihat kembali segar setelah mendapatkan obat dan makan dengan banyak. Berkat Roan, segalanya berjalan dengan baik.Mereka berdua sempat mengabiskan waktu bersama untuk saling bercerita mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Dunia benar-benar sempit, setelah dipertemukan dengan cara yang sederhana, Floryn juga baru mengetahui adik dari ayah kandung Roan adalah Piper. Floryn mengetuk pintu beberapa kali sebelum membukanya, dilihatnya Nara yang kini tengah duduk di sisi ranjang tengah melamun karena tidak diizinkan turun sendirian.Ragu-ragu Floryn melangkah masuk dan mengukur situasi untuk mengetahui suasana hati Nara. Floryn khawatir Nara marah padanya atas kejadian siang ini.Nara menengok, melihat kehadiran Floryn yang berdiri dengan kedua tangan tersembunyi di balik punggung. Hari ini Floryn telah pergi hampir tiga jam lamanya, Nara pikir perawat itu tidak akan kembali lagi ke rumah dan memutuskan mengundurkan diri seperti pe

    Last Updated : 2024-06-16
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 99: Mengurungnya

    Rumput-rumput liar bergoyang diterpa angin, cahaya sore yang kekuningan memantulkan warna indah. Villa keluarga Morgan yang terletak di pinggir sungai sudah mulai terlihat dari bukit. “Alfred, apa kau ingat pertemuan pertama kita dulu di bangku menengah pertama?” tanya Melisa memecah keheningan.“Aku melabrakmu di koridor sekolah karena aku marah kau menggeser posisiku dari peringkat satu. Kau marah, dan akhirnya kita saling menyerang dengan melempar minuman hingga membuat guru memanggil orang tua kita. Saat di ruangan bimbingan konseling kita kembali bertengkar karena aku tidak sengaja menyentuhmu, kau marah tidak suka bersentuhan dengan sembarangan orang, kita kembali bertengkar dan saling menjambak rambut hingga ibu kita datang.”“Alih-alih menyelesaikan masalah, ibu kita bersuka cita melakukan reuni dadakan karena mereka sahabat lama, dan mereka berdua mengabaikan kita yang terus bertengkar hingga mengacak-ngacak ruangan bimbingan konseling,” cerita Melisa sambil tertawa menge

    Last Updated : 2024-06-16
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 100: Terbuai

    “Beri aku waktu sepuluh menit,” potong Alfred mengurung Floryn di dinding.Floryn menahan napasnya di dada, posisi Alfred terlalu dekat dengannya hingga sapuan napasnya bisa dia rasakan di ujung kepala, cengkraman lembut tangannya di pergelangan masih tidak terlepas.“Apa mau Anda sebenarnya?” tanya Floryn dengan suara bergetar menahan perasaan yang bercampur aduk. Kehilangan masa remaja di penjara membuat Floryn tidak memiliki pengalaman menghadapi seorang pria, dan cara Alfred mendekatinya terlalu berani hingga membuat Floryn tidak tahu bagaimana cara menanganinya.Sebagai seorang perempuan yang sudah dewasa, Floryn tidak pernah bisa menampik, dia terpesona dengan wajah rupawan Alfred, terkadang dia kagum dengan sosoknya yang terlihat berwibawa tanpa melakukan apapun, pria itu memiliki daya tarik yang luar biasa hingga bisa membuat orang-orang tidak puas melihatnya sekali saja.Disisi lain, Floryn sadar betul itu adalah sebuah kekaguman yang manusiawi, mungkin setiap perempuan yang

    Last Updated : 2024-06-17
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 101: Melepasnya

    “Maafkan saya.”Hati Alfred tertohok cukup sakit mendengar permintaan maaf yang tidak sepantasnya dia dengar setelah ciuman panas yang dilakukan. Eurofia kebahagiaan yang menggelitik perut menghilang dengan cepat. Floryn telah membawanya terbang melayang tinggi, dan secara kejam dia menjatuhkannya dengan keras.Atmosfer disekitar mereka berubah menjadi hening dan dingin..Floryn berbalik, terburu-buru meninggalkan gelasnya di atas meja dan berlari menuju pintu yang terkunci. “Saya ingin keluar, saya mohon buka pintunya,” pinta Floryn memecah kesunyian yang menyakitkan.Alfred mendekat dengan perasaan yang sulit untuk dia pahami saat ini. Dia tidak marah, namun kekecewaan yang asing telah mengganggu hatinya. Ini adalah sebuah kekecewaan yang tidak akan pernah membuat Alfred menyesal dan menyerah, ini adalah perasaan kecewa karena ditolak yang membuat Alfred penasaran, sampai sejauh sesungguhnya Floryn bersedia menempatkan Alfred dalam hidupnya.Dilihatnya punggung rapuh Floryn yang me

    Last Updated : 2024-06-18

Latest chapter

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   END

    Samantha menghisap cerutunya dalam-dalam, wanita itu segera duduk dikursinya menghadap Roan yang telah cukup lama menunggu diruangannya.“Ada apa? Tidak seperti biasanya kau datang ke rumah bordilku,” tanya Samantha dengan suara serak.“Bagaimana kabarmu Samantha?”“Seperti yang kau lihat, selalu berjalan biasa seperti ini.”Seperti apa yang Roan lakukan sebelumnya, dia mengeluarkan sebuah amplop dari jaketnya dan meletakannya di meja kerja Samantha. “Aku ingin menyampaikan titipan dari Flo.”Samantha sempat terdiam melihat amplop diatas mejanya, sampai akhirnya dia bertanya. “Titipan apa?”“Bukalah.”Samantha meninggalkan cerutunya di asbak dan mengambil amplop itu, mengeluarkan selembar cek berisi dua juta dollar.Samantha terperangah kaget sampai tangannya gemetar memegang uang sangat banyak. “Apa maksudnya ini? Jangan bermain-main denganku jika ini tentang uang,” bisik Samantha dengan suara bergetar.Tubuh Roan menegak. “Itu adalah uang hasil dari tuntutan Flo pada kepolisian. Fl

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 256: Hukuman Rachel

    Kabar kematian Floryn tersebar luas kepada banyak orang, kasus pembunuhan dan scenario pembohongan besar yang telah dilakukan Rachel memantik banyak berhatian public untuk ikut turun tangan menuntut keadilan untuknya. Public menuntut untuk hukuman berat kepada Rachel karena dia bertanggung jawab penuh atas kematian Abra dan juga penyebab kematian Floryn. Kabar kematian Floryn akhirnya sampai ditelinga Rachel, alih-alih merasa senang orang yang paling dibencinya telah tiada, justru Rachel mulai dibayangi oleh ketakutan akan hukuman yang semakin berat harus dia jalani didepan mata. Selama dua bulan di dalam penjara, keadaan Rachel terlihat semakin mengkhawatirkan karena dia dikurung dalam ruang isolasi sendirian, dia mengalami delusi parah hingga harus mendapatkan obat penenang. Beberapa kali dia kedapatan hendak melakukan percobaan bunuh diri karena tidak kuat menghadapi tekanan yang begitu menyiksanya. Kenekatan Rachel yang mulai parah membuat kedua tangannya dan kakinya perlu

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 255: Perpisahan

    Semua orang berjalan di hamparan rumput yang hijau dan subur, melangkah di bawah sinar matahari sore yang mulai kekuningan, suara hembusan angin terdengar dikesunyian yang mencekam, daun-daun yang berguguran ketanah seperti tengah bercerita tentang apa yang kini tengah terjadi pada segerombolan kecil orang yang membawa jenazah Floryn menuju tempat peristirahatan terakhirnya.Orang-orang berpakaian putih membawa bunga mawar merah tidak menunjukan tanda-tanda sedang berduka meski pada kenyataannya, ada hujan air mata yang tidak bisa dihentikan seiring dengan langkah yang kian dekat pada tempat dimana Floryn akan dimakamkan.Emier membekap mulutnya dengan kuat, melangkah tertatih kehilangan banyak tenaganya. Dia sudah tidak mampu lagi menampung kesedihannya hari ini, jauh lebih baik jika Emier sakit karena sekarat dibandingkan harus sakit karena penyesalan atas kepergian putrinya.Bahu Emier gemetar, lelaki paruh baya itu membungkuk tidak mampu melanjutkan perjalananya yang tinggal sedik

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 254: Terlambat

    Roan duduk sendirian di kamar tempat terakhir Floryn terbaring tadi malam, pria itu tengah menangis mengenakan pakaian putih yang beberapa jam lalu baru dibelinya. Suara rintihan pria itu terdengar, Roan tahu jika pada akhirnya ini semua akan terjadi, namun dia tidak pernah membayangkan jika rasa sakitnya sangat begitu menyiksa sampai membuatnya ingin berteriak sekencang mungkin.Roan tidak pernah menyangka jika perayaan kesembuhan yang telah Floryn ucapkan kepadanya beberapa jam lalu adalah sebuah perpisahan.Roan mengusap wajahnya yang sudah basah oleh air mata, dengan langka gontainya pria itu berjalan melewati pintu, melihat Floryn yang terbaring dalam keadaan cantik dan tenang.Roan mendekat dengan putus asa, sebanyak apapun dia menangis, hal itu tidak mampu meradakan kesedihan dan sakit yang tengah bersarang didalam dadanya.Roan tahu, ini adalah jalan terbaik untuk Floryn. Tapi tidak untuk orang-orang disekitarnya yang kini harus belajar mengkihlaskan kepergiannya.Tangan Roan

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 253: Cincin

    Air mata Julliet terus berjatuhan membasahi punggung tangannya yang bersarung tangan. Dia dan Samantha tengah membantu mengenakan baju Floryn, memengakan sebuah gaun cantik yang telah Floryn beli dari toko satu jam sebelum kematiannya. “Aku tidak bisa melakukan ini Bibi,” isak Julliet mengusap wajahnya dengan kasar, dia sudah bertahan sekuat tenaga, namun setiap kali dia melihat wajah Floryn, tangisannya selalu terpecah.Julliet masih tidak menyangka jika Floryn akan berakhir seperti ini.Baru beberapa jam yang lalu mereka berbicara sambil menunggu pagi datang, Julliet masih bisa melihat senyumannya yang cantik, suara tawanya yang lembut, bahkan Julliet sempat menggoda Floryn bahwa dia akan mempersiapkan gaun pernikahan sederhananya dengan Alfred.Julliet sama sekali tidak pernah berbikir bahwa gaun yang dibeli Floryn akan digunakan untuk hari terakhirnya.Apakah ini alasan Floryn meminta Julliet untuk tinggal dirumah neneknya? Apakah ini maksud dari Floryn yang telah mengatakan bah

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 252: Hari Berkabut

    Langit yang cerah berkabut terhalang oleh air mata. “Roan cepatlah!” teriak Alfred memeluk erat Floryn dengan gemetar, memaksa Roan untuk berkendara lebih cepat meninggalkan toko Luwis.Pikiran Alfred berubah kacau, jantuntungnya berdegup begitu kencang merenggut sebagian kekuatannya karena ketakutannya akan keadaan Floryn semakin tidak baik.“Kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang juga, aku mohon cepatlah!” pinta Alfred penuh permohonan.“Aku sudah berusaha secepat mungkin! Flo bertahanlah, kau akan baik-baik saja,” ucap Roan terdengar getir.Bulu mata Floryn bergerak pelan, kesadarannya yang terenggut telah kembali. Samar-samar Floryn melihat wajah Alfred yang kini tengah menangis, memeluk dalam pangkuan.Ada sakit yang cukup kuat disetiap denyut urat nadinya, kepala Floryn diletupi oleh sesuatu yang tidak dia mengerti. Jika ditanya apakah sakit? Sangat sakit, ini adalah sesuatu yang paling sakit diterima tubuhnya, namun Floryn tidak ingin meringis ataaupun menangis, dia ha

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 251: Membeli Gaun

    Pagi ini matahari cukup cerah dan hangat, mengurangi cuaca dingin dari musim gugur yang masih berlangsung.Floryn duduk disisi ranjang tengah diperiksa oleh dokter untuk memastikan keadaannya sebelum pergi keluar rumah.Ditengah ketenangannya, Floryn diam-diam memperhatikan Alfred yang tengah bersiap-siap. Pagi ini Floryn bisa mendengar suara rengekan Alfred kepada Ali karena tidak terbiasa menggunakan kamar mandi kecil, mendengar rengekannya karena tidak memiliki sarapan yang bergizi.Suara rengekan itu cukup menghibur Floryn yang berada di kamar, pasalnya Alfred tidak mengeluhkan apapun saat berada dihadapan Floryn, dia bersikap sebagai lelaki gantleman. Lucunya saat bersama Ali, Alfred akan mengeong seperti kucing rumahan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Roan.“Keadaannya membaik, beliau bisa pergi,” jawab Edith tersenyum lembut menyembunyikan ada kegetiran dimatanya. “jangan lupa membawa kursi roda untuk berjaga-jaga.”Roan tersenyum penuh kelegaan, pria itu sempat mendekati Floryn

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 250: Pikiran Alfred

    Malam yang dingin begitu sunyi, jam sudah menunjukan pukul dua malam dan semua orang tengah tertidur lelah mengistirahatkan diri ditenda-tenda yang sudah dibangun, tungku perapian dari arang dan kayu masih menyala menyebarkan kehangatan.Di dalam rumah, Floryn bergerak gelisah, seluruh tubuhnya kembali sakit dan sesak meski alat bantu pernapasan terpasang dihidungnya. Floryn diserang oleh mimpi aneh yang tidak jelas, sekuat tenaga dia berusaha untuk bangun dan sadar.Floryn tersentak membuka matanya seketika, bibirnya terbuka bernapas dengan kasar tidak beraturan, seluruh tubuhnya kembali tidak dapat digerakan, sekuat apapun Floryn berusaha, dia tidak dapat melakukannya bahkan sekadar untuk menggerakan jarinya.Semakin sering penyakit itu datang, semakin banyak kemampuan tubuh Floryn yang terenggut.Butuh waktu yang cukup lama untuk Floryn mendapatkan ketenangan, melihat keberadaan Alfred yang tengah tertidur duduk di kursi rotan. Sejak kemarin Alfred tidak mendapatkan waktu beristi

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 249: Gaun

    Roan berdiri di ambang pintu, memperhatikan Alfred yang masih tidak beranjak meninggalkan Floryn, pria itu tengah memijat tangan Floryn yang masih kesulitan untuk digerakan. Sejak kembali sadar, bahkan Floryn belum berbicara sepatah katapun.Tampaknya setelah ditinggalkan Floryn dimalam itu, Alfred mulai takut untuk meninggalkan Floryn dari jangkauan matanya.Roan mengetuk daun pintu sepelan mungkin. “Izinkan aku berbicara dengan Flo. Hanya berdua,” pinta Roan.Dengan berat hati Alfred beranjak pergi memberi ruang.Roan mendekat dengan penuh kehati-hatian, matanya bertemu dengan sepasang mata Floryn yang memandanginya dengan lekat tanpa berbicara sepatah katapun. Dokter bilang jika penyakit Floryn sudah mengganggu ingatannya, karena itulah kini Floryn pikiran Floryn sedang melayang tersesat.Roan tersenyum dan duduk bersimpuh di lantai agar bisa mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Floryn.“Flo,” panggil Roan.Bola mata Floryn bergerak kesisi melihat Roan melalui sudut matanya.“Apa s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status