Tidak terjadi apa-apa!Harusnya William senang mendengar hal tersebut meluncur dari mulut Amanda. Sayangnya, ia sama sekali tak senang. Ia mengutuk otaknya yang meminta kejadian yang tak diinginkan terjadi. Ia penasaran apa yang membuat dirinya yang mabuk bertengkar dengan Wyatt. Lalu, ia juga yakin kalau Amanda merahasiakan sesuatu darinya. Ia penasaran apa itu.“Apa aku boleh pergi ke tempatku bekerja?” tanya Amanda hati-hati padanya.William menyipitkan mata Seingatnya mini market tempat Amanda bekerja tersebut telah dibeli dan alih namakan menjadi milik Amanda. Sudah hampir tiga bulan hal itu terjadi, seharusnya keuntungan dari penjualan di mini market telah masuk ke rekening yang dibuat atas nama Amanda.“Tentu saja. Tapi, aku tidak terlalu suka kalau kamu memakai pakaian para pekerja juga. Bisakah kamu ke sana hanya sebagai perwakilanku saja? Aku akan meminta Inel untuk menemanimu!”Dilihatnya Amand
Amanda berencana mengajak Prisilla pergi bersamanya tadi. Namun, ia mengurungkan niatnya itu. Setelah berhasil membuat Prisilla meloncat-loncat kegirangan menceritakan bagaimana magangnya yang hanya beberapa jam setiap hari kini membuahkan hasil, Prisilla kembali ke kamar karena mendapat telepon dari kedua orang tua dan kakaknya. Pasti akan butuh waktu untuk menceritakan semua kegembiraan yang dirasakan Prisilla dan mendengar temannya itu demikian senang karena akan berpisah membuatnya sedih.Amanda tahu kalau Prisilla sama sekali tidak bermaksud demikian. Namun, ia tetap saja sedih. “Selamat pagi, Nyonya! Tuan Azzar meminta saya bersiap untuk menemani Anda!” kata Inel menyambutnya dengan sopan di depan pintu keluar. Inel hanya beberapa tahun saja lebih muda dari pada Amanda. Begitu lulus dari SMK jurusan perhotelan, gadis itu bekerja direkrut Azzar dan masih bekerja bersama William sampai sekarang. Amanda pernah berusaha berbincang dengan Inel. Akan tetapi, sama halnya saat bicara
Berani-beraninya bocah ingusan itu mengancamku!Jari-jari keriput Wyatt terkepal menahan amarah. Ia tidak peduli dengan Esme, sang istri yang memandangnya dengan kebingungan. Ia menusuk-nusuk makanannya dengan garpu, membayangkan kalau itu adalah wajah William.“Wyatt … apa ada masalah?” tanya Esme padanya.Berkali-kali Wyatt tergoda untuk mengatakan sesuatu yang kejam pada Esme. Namun, ia telah membuat rencana yang amat sangat terperinci hingga saat ini. Hal yang melenceng adalah dengan lumpuhnya Esme dan kemudian selamatnya William saat itu. Andai saja kebalikannya yang terjadi, pasti putra Wyatt dan Esme yang akan mengambil alih harta milik Derrian.Wyatt berdehem, mengatakan pada hatinya bahwa ia hanya perlu bersikap baik pada Esme sedikit lagi saja. Saat Amanda, menantu Esme kemudian telah hamil. Ia bisa mengirim Esme ke sisi suami pertamanya dan William juga ke tempat kakek yang amat menyayanginya.“TId
Cinta itu seperti apa?Tiba-tiba saja di kepala Amanda ada banyak tentang itu. Ia memandangi mesin kasir yang tak akan bisa menjawab pertanyaannya. Ia sudah tidak semangat berada di sini. Namun, ia juga tidak tahu harus ke mana.“Ada apa? Kesal pada orang yang baru saja mengodamu?” tanya Pita ingin tahu.Sejak kedua pria yang mengodanya datang, Amanda memang hanya diam saja.Ia memandang pintu keluar dengan tidak semangat dan terus melakukan itidak terganggu dengan mulai ramainya para pelangan yang datang. Mini market ini telah lengkap isinya sekarang dan terletak di tempat strategis.“Nyonya, bagaimana kalau kita pergi ke dalam ruangan manajer saja?” Inel masuk dan menyibak keramain di kasir.Keberadaan Amanda hanya tampak seperti mascot saja. Ia tak mau tuannya menemukan fakta kalau Inel tidak memperhatikan istri tercintanya.Amanda lekas meloncat turun dari kursinya. “Ide bagus!” seru Amanda.Ia b
Dibandingkan dengan kisah seramnya, Taman Langsat di siang hari sangat indah. Beberapa orang berjalan cukup jauh dari tempat Amanda duduk. Ia suka suasana sepi di sini. Juga udara segarnya. Apalagi tempat ini lumayan dekat dengan rumah William. Kalau tahu suasananya begini, aku tidak perlu stress setiap kali tidak bisa melakukan apapun, keluh Amanda dalam hati.Amanda menoleh ke arah inel. “Mbak Inel kalau mau jalan-jalan di Ayodya tidak apa. Nanti saya telepon setelah merasa baikan!” katanya mempersilakan.Inel tampaknya terkejut dengan perhatian Amanda, lalu mengeleng. “Saya harus berada di sisi Nyonya, jadi maaf saya akan ke Ayodya lain kali saja,” kata Inel menolak tawaran Amanda.Amanda tidak bisa memaksakan keinginannya pada Inel. Ia paham betul kalau Inel dipekerjakan oleh William. Tapi, ia tidak mau mengekang keinginan siapapun untuk keinginannya sendiri.“Mbak Inel bisa biarkan saya mengitari trak ini sendir
Ke mana dirinya akan dibawa?Awalnya matanya tidak ditutup dan Amanda bisa melihat dengan jelas jalanan kota. Jika seandainya ia bisa menghubungi William, Amanda akan bisa memberitahu jalanan yang dilewati dan di mana pada akhirnya mobil yang membawanya berhenti.Akan tetapi, sebuah telepon datang. Entah apa yang dikatakan si penelepon, mata Amanda ditutup mengunakan dasi usang yang ada di dalam dashboard mobil erat-erat. Tangannya pada akhirnya juga diikat.“Sudah kukatakan kalau kalian tidak mendapatkan apapun jika menangkapku!” kata Amanda.Jika tidak mendapatkan informasi soal ke mana tujuan kendaraan yang membawanya ini. Amanda harus mencari siapa orang yang bertanggung jawab penculikan. William pasti tahu. Entah kenapa Amanda merasa kalau suaminya tersebut memiliki begitu banyak musuh baik di dalam kediaman dan di luar.“Diamlah! Atau aku akan menyumpal mulutmu!” hardik si penculik di telinga Amanda.Ke
Selama ini selain berlagak menjadi anak yang tak bisa melakukan apa-apa sendirian, William juga telah mengumpulkan banyak sekali orang di sekitarnya. Banyak orang berbakat yang akan membantunya untuk melindungi apa yang menjadi miliknya. Selain Inel dan Azzar tentu saja.Namun, ia tak menyangka kalau Inel dan Azzar akan begitu terpengaruh Oleh Amanda. Padahal dibandingkan yang lain keduanya adalah yang paling dipercaya William. Lihat bagaimana Azzar tak logis sekarang. Walau sekilas tampak tenang, Azzar ingin sekali berkendara secepat mungkin untuk sampai di rumah dan menginterogasi semua pelayan yang dimasukan Wyatt ke rumah William. Tangannya mencengkeram setir sangat kuar, hingga kulit telapak tangannya yang terlihat memutih.“Wyatt tidak akan melakukan hal buruk pada Amanda. Dia membutuhkan Amanda dalam keadaan baik untuk negoisasi!” kata William.Dirinya sendiri tidak bisa dianggap sangat tenang. Ia khawatir terjadi sesuatu pada Am
Esme sangat mencintai putranya William, hingga ia mampu menahan diri untuk tidak memberikan kesempatan pada siapapun rasa cintanya pada William. Ia menatap putranya yang sudah hampir sepuluh tahun menatapnya dengan kebencian. Esme benar-benar tidak masalah dengan tatapan seperti itu. Ia sudah membuat semua orang salah paham selama ini.“Dia menculik istrimu?” tanya Esme.Ia sudah menduga hal ini. Hanya saja tak menyangka kalau hal ini akan terjadi secepat ini. William bahkan belum cukup seminggu menikah secara resmi. Namun, Azzar memberitahunya kalau sesuatu telah terjadi pada Amanda dan putranya semalam.“Ibu pasti tahu ini, kan? Ibu sudah bersekongkol dengannya, kan?” tuduh William.Siapapun yang melihat betapa lemahnya Esme di depan Wyatt pasti akan mengira ia benar-benar jatuh cinta pada suaminya yang sekarang. Ia tidak memberi pengecualian selain Azzar yang sejak awal mengetahui semua itu.“Aku tidak tahu apa yang