Share

A Lie

William mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Seluruh tubuhnya seperti habis tabrak truk, sakit. Kepalanya terlebih lagi. Pandangannya sempat berkunang-kunang saat bangun tadi. Ia tak ingat bagaimana caranya pulang semalam. Jelas kalau Stefani yang sudah mengantarnya.

Begitu ia menguasai diri, William menarik punggungnya untuk tegak dan menyadari hanya mengenakan celana dalam saja. Ia tidak ingat pernah membuka pakaian seluruhnya. Ia juga yakin tidak punya kebiasaan tidur telajang.

Apa aku muntah semalam? William bertanya-tanya sambil menyeret dirinya ke tepi ranjang.

Belum sempat menjejakan kaki untuk bisa pergi ke kamar mandi, pintu terbuka dan Amanda masuk dengan nampan. “Sudah bangun?” tanya wanita yang dinikahinya itu sambil tersenyum.

Ia tak yakin dengan penglihatannya sendiri. Pasti efek minuman keras yang sebelumnya diminum masih tersisa. Masalahnya bukan itu saja. Ada keinginan aneh yang mendorong William untuk memeluk Amanda, menempatkan wanita itu di dalam pangkuannya.

“A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status